Part 1

Bright Barista

"Ahh... aku lelah" wonwoo merentangkan tangannya kesamping, tubuhnya seperti mau rontok, ia bekerja 12 jam hari ini.

"Kau tidak ingin cuti?" Mingyu- Sang manajer menghampirinya

"Tidak apa apa, aku suka bekerja disini, lagi pula jika aku cuti aku tidak akan melakukan apapun" wonwoo tersenyum bodoh

"Baiklah, tapi kalau kau ingin libur kau bisa bilang kepadaku, aku tidak mau karyawanku stress dan meminta ganti rugi" 

Wonwoo terkekeh "Siap boss!" 

"Sudah sana pulang ini sudah jam 10 malam, aku takut kau tidak dapat bis terakhir" kata mingyu yang disambut anggukan wonwoo.

Wonwoo pun keluar dari cafe tempat kerjanya, ini memang cita citanya menjadi seorang barista, walapun cafe ini bukan miliknya setidaknya wonwoo masih bisa menyalurkan impiannya kan?

...

Wonwoo tinggal di sebuah apartemen kecil dan sederhana, sebenarnya dengan bekerja di cafe milik mingyu dia bisa menyewa apartemen yang lebih besar dari pada yang ia tempati sekarang, tapi ia memilih untuk menabung uangnya untuk membuka cafe miliknya sendiri.

Ia duduk dibalkon sambil memandangi langit malam, ia menyukai langit malam, terutama bintang. Satu yang wonwoo tahu, bintang tidak akan pernah membiarkan bulannya sendirian. Bintang akan selalu menemani bulannya untuk menyinari malam yang gelap. Dan wonwoo menginginkan itu, dia ingin memiliki seseorang yang selalu ada di sampingnya, selalu menghiburnya, bergantung padanya.

Wonwoo menghela napas panjang, ia kembali kedalam kamarnya dan mulai menyusuri alam mimpi.

...

"Choi Hae Ra" gadis bermata bulat itu menghampiri meja bar, dan mengambil vanilla latte kesukannya dan sepotong tiramisu.

Gadis itu kembali kemejanya dan mulai memakan tiramisunya, sampai ada seseorang yang menepuk pundaknya pelan

"Mark oppa!" Gadis itu tersenyum tipis, kekasihnya benar benar datang seperti janji mereka.

Ini merupakan hal yang lumayan langka ketika seorang mark tidak terlambat saat ingin berkencan.

"Tumben oppa tidak terlambat" ledek hae ra

"Ya sudah kalau begitu lain kali aku akan terlambat lagi dan membiarkanmu menunggu 2 jam" kata mark balik meledek

Hae ra mempoutkan bibirnya dan tersenyum, mark menggusak kepala hae ra lembut.

"Lucu" lalu mark mencubit pelan pipi hae ra

"Jangan dicubit, nanti makin lebar" hae ra menyingkirkan tangan mark dari pipinya lalu mengusap pipinya pelan.

"Gapapa, aku suka" wajah hae ra memanas, pipinya berubah berwarna merah. Mark benar benar bisa membuatnya gila dengan perlakuan sederhana ini.

"Jangan membuatku malu, oppa" 

"Kau menggemaskan saat malu seperti itu" mark tersenyum manis

"Oppa mau pesan apa? Akan aku pesankan" hae ra mencoba mengalihkan topik, kalau topik tadi di lanjutkan sudah pasti jantung hae ra pindah dari tempatnya.

"Apapun asal kau yang pilihkan" 

Hae ra mengangguk dan meninggalkan mark untuk memesankan minuman.

"Aku mau satu iced americano dan satu potong blueberry cheesecake" hae ra sangat tahu kalau mark sangat menyukai americano. Menurutnya mark sangat cocok bila di kombinasikan dengan americano. Gagah, tampan dan mewah. Setidaknya itu yang ada di pikiran hae ra.

...

Wonwoo sebenarnya sudah hafal apa yang mau gadis dihadapannya ini pesan. 1 iced americano ukuran tall dan satu potong blueberry cheesecake.

"Aku mau satu iced americano dan satu potong blueberry cheesecake"

See?

Wonwoo bukan penguntit, hanya saja gadis ini sering datang ke cafe ini dan selalu memesan hal yang sama setiap kalinya. Vanilla latte, tiramisu cake, iced americano dan blueberry cheesecake. 

Wonwoo lalu menyiapkan semua pesanannya dan mengantarkannya kemeja gadis itu.

Iya, diantarkan. Cafenya sedang sepi dan wonwoo bosan hanya terus berdiri di depan kasir.

"Ini pesananmu"

Hae ra dan mark sedikit terkejud, tidak biasanya seorang barista mengantarkan langsung pesanannya ke meja.

"Wonwoo?" 

"Mark hyung, jangan berlaga dramatis" kata wonwoo

"Kau bekerja disini? Kenapa aku tidak menyadarinya?" 

"Kau memang bodoh hyung, karena kau tidak pernah memperhatikan sekelilingmu" kekeh wonwoo

Yang diledek hanya tertawa menyadari kebodohannya. Mark sudah beberapa kali kesini tapi ia tidak menyadari kehadiran wonwoo sama sekali.

"Kau mengenalnya oppa?" Hae ra yang sedari tadi memperhatikan akhirnya membuka suara

"Dia adik kelasku dulu, dia sangat terkenal karena ketampanannya, buktinya saja ia terpilih menjadi pangeran kampus saat masih menjadi mahasiswa baru" mark menceritakan semua yang ia ketahui tentang wonwoo semasa kuliah

"Kau lulusan teknik? Kenapa menjadi barista?" Tanya hae ra yang baru sadar jika mark adalah lulusan teknik dan wonwoo adalah adik kelasnya, berarti wonwoo juga lulusan teknik.

"Karena dia memang menyukai kopi dan ingin menjadi barista, dulu di cafe kampus kami selalu di penuhi mahasiswi karena ada seorang pangeran tampan yang bekerja disana sebagai barista" mark meledek wonwoo lalu menyenggol lengan wonwoo

"Aku memang menyukai kopi, tapi.." 
Obrolan mereka terhenti karena mingyu memanggil wonwoo untuk kembali ketempatnya.

"Ah, maaf aku harus kembali, bos sialan itu sudah memanggilku" mark tertawa dan membiarkan wonwoo kembali bekerja.

"Dia keren oppa" puji hae ra

"Tapi tidak sekeren aku" kata mark sambil menaikan sebelah alisnya.

"Menjijikan" 

Lalu mereka tertawa bersama

...

Waktu sudah menujukkan pukul 4 sore dan mark memiliki pekerjaan yang harus ia kerjakan setelah ini, menjadi pemilik showroom sekaligus bengkel mobil bukan pekerjaan yang santai kan?

"Hae Ra-ya oppa harus kembali sekarang, kau mau tetap disini atau ingin aku antar pulang?" 

"Aku akan disini dulu, aku belum mau pulang oppa"

"Kalau begitu aku akan minta wonwoo mengantarmu pulang ne?" Hae ra hanya mengangguk sebagai jawaban, toh wonwoo bukan orang jahat yang harus ia takuti.

Mark menghampiri wonwoo

"Wonwoo, bisakah nanti kau mengantar hae ra pulang?" 

"Apa tidak apa apa? Aku baru akan pulang pukul 8 hari ini" bukannya wonwoo tidak mau, ia hanya takut hae ra bosan saat menunggunya bekerja.

"Tidak apa apa, aku akan bilang padanya untuk menunggumu"

"Lalu kau kenapa pulang?" 

"Ada pekerjaan, aku titipkan haera padamu ya" mark menepuk pundak wonwoo dan kembali ke meja hae ra

"Dia bilang akan selesai pukul 8 malam, apa kau mau menunggu?" Tanya mark hati hati

"Eum.. tidak apa apa"

Mark tersenyum, menggusak sekali lagi puncak kepala hae ra kemudia menciumnya.

"Bye, love you" pamit mark sambil berjalan menuju pintu keluar

"Love you too" kata hae ra, tidak terlalu keras tapi ia tahu mark pasti mendengarnya.

Wonwoo yang melihat kelakuan pasangan itu hanya bisa menggeleng sambil tersenyum, mungkin ada saatnya ia akan memiliki seseorang yang ia cintai.
.
.
.
.
.
.
TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet