Baby Cakes

This Tie Is Getting Tight Around My Neck

Kau pernah berpikir bahwa tidak hadir dalam pertemuan sosial yang harus Sehun hadiri setiap setengah tahun sekali akan meredakan tatapan tajam serta menghakimi dari rekan bisnis pria itu.

Rupanya tidak.

Sejak kau tiba di pesta milik sahabat baik pria itu, yang digelar Jongin untuk istrinya, orang-orang tidak berhenti menatap dirimu. Semua mata yang penuh dengan rasa menghakimi dan kebencian.

Sehun bilang semua itu karena jumlah berlian yang kau kenakan dan gaun mahal yang ia belikan untuk dirimu, tapi kau tahu bahwa hal itu sepenuhnya salah. Sebenarnya hal itu karena kau adalah sugar baby dari lelaki itu. Mereka tahu bahwa kau hanyalah sebagian dari mahasiswi miskin yang biasanya bekerja paruh waktu di bar yang sering Sehun kunjungi. Begitulah awal dimana kau bertemu lelaki itu dan kisah Cinderella-mu akhirnya dimulai.

Ia meminta dirimu untuk berhenti bekerja disana lantaran ia cemburu kepada semua pria yang berusaha mendekati dirimu setiap kali giliran jadwalmu yang melayani sebagai bartender. Ia bilang akan menyediakan semua hal yang akan kau butuhkan, uang kuliah, makanan, apapun yang kau sebutkan dan ia akan membayarnya semua untukmu. Kau setuju hanya karena bekerja shift di malam hari dan bangun lebih awal di pagi hari untuk pergi kuliah sangat mengorbankan kesehatanmu. Dengan hanya tidur beberapa jam dan nyaris melewatkan jam makan sepanjang waktu, kau jadi sering dibawa ke ruang kesehatan. Menyebabkan dirimu sering melewatkan kelas yang seharusnya bisa kau hadiri. Begitulah bagaimana akhirnya kau kehilangan beasiswa milikmu.

Ketika menit ketiga puluh akhirnya menunjukkan waktu pukul setengah dua belas malam, kau bertanya pada Sehun apakah kalian berdua bisa pulang lebih dulu. Tanpa perlu berpikir, pria itu menyetujui. Merasa bahwa kau tidak terlalu menikmati suasana acara tersebut. Sehun mengucapkan selamat tinggal pada Jongin, lelaki itu dan istrinya memaksa agar kau tinggal lebih lama karena sesungguhnya mereka begitu menyukai kehadiran kalian. Istri Jongin bukanlah salah satu dari sekian orang-orang yang sombong dan egois yang berpikir bahwa kau lebih rendah dari mereka apabila kau tidak memiliki jumlah uang yang sama atau lebih tinggi dari mereka seperti yang kau punya dalam akun bank milikmu. Wanita itu juga datang dari kalangan bawah, memaksa memberi kisah seseorang yang tiba-tiba kaya raya seperti dirimu. Namun hanya hal itu yang memberimu kesamaan dengan wanita itu, perbedaannya adalah wanita itu adalah pemenang dari ajang penghargaan sebagai aktris kecil sebelum akhirnya ia bertemu dengan Jongin. Wanita itu sudah sering muncul dalam acara bisnis sejak umur delapan tahun. Sedangkan dirimu tidak ada apa-apanya selain karena kau hanyalah salah satu anak yatim piatu dan harus sudah mulai bertahan hidup di umur yang masih belia.

Perjalanan di dalam mobil Audi milik Sehun dengan pria itu yang menyetir hanya diwarnai dengan kebisuan. Ia tahu bahwa kau stres dan mungkin saja marah sehingga pria itu tidak ingin memaksamu untuk bicara. Dulu kau pernah sekali berdebat dengan lelaki itu selagi pria itu tengah menyetir dan akhirnya mereka mengalami kecelakaan. Untungnya kecelakaan itu tidak fatal, meskipun pria itu menabrakkan mobilnya ke pohon. Kemudian mereka berdua berjanji untuk tidak pernah berkelahi di dalam kendaraan lagi, meskipun orang yang tengah menyetir bukanlah pria itu.

Sesaat ketika Sehun menghentikan mobilnya di depan vila pria itu, kau dengan cepat segera melepaskan sabuk pengaman dengan kasar dan membuka sisi pintu penumpang. Sebelum kau mampu melangkah keluar, Sehun mencekal pergelangan tanganmu agar berhenti untuk bertindak kasar.

"Apa kau baik-baik saja?"

Ia bertanya padamu, wajahnya penuh kekhawatiran.

"Apa aku terlihat baik-baik saja untukmu?" 

Kau membalas dengan dingin seraya kau memutar pergelangan tanganmu sehingga ia bisa melepaskanmu pergi. Kau mendengar dirinya menghela napas sebelum akhirnya kau menutup pintu mobil dengan keras.

Sehun mendapatimu berada di ranjang yang biasa kalian tempati berdua, melepas berlian besar yang menghiasi tubuhmu. Pria itu hanya bersandar pada badan pintu, melihat setiap pergerakan yang kau lakukan namun perlahan berjalan ke arahmu ketika akhirnya kau mengalami kesulitan untuk melepaskan gaunmu sendiri.

"Biar aku yang melakukannya."

Sehun berkata dan kau tiba-tiba berhenti untuk melakukannya. Kau tahu ia senang melepaskan pakaian yang kau pakai, baik itu ketika kalian sedang bergairah ataupun pada hari normal biasanya. (Bahkan meskipun di malam seperti ini ketika kalian sedang berdebat).

Perlahan namun yakin, ia melepaskan resleting dari belakang. Membiarkan gaun Versace merah yang populer itu jatuh ke tanah, berkumpul di bawah kakimu, meninggalkanmu hanya dengan pakaian dalam namun tanpa sebuah bra. Sehun dengan hati-hati memegang kedua bahumu dan dengan lembut memutarmu agar kau dapat menghadap dirinya. Roman pria itu muram ketika ia melihat parasmu yang sudah dipenuhi oleh air mata. Kau menghapus air mata yang mengalir turun ke bibir, membuat lipstik merahmu berantakan hingga ke pipimu.

"Baby Cakes..."

Panggilan sayang itu terdengar aneh namun juga manis keluar dari mulut pria itu secara natural dan membuat dirimu sedikit terkikik selagi air matamu terus mengalir turun ke wajahmu. Sehun juga ikut terkikik, kemudian menangkup kedua pipimu dengan tangannya yang besar, mengusap air mata dan mengecup bibirmu singkat tanpa henti.

"Oppa..."

Kau bergerak mundur, kedua mata tertutup dengan kedua tangan pria itu yang masih berada di wajahmu. Kedua tanganmu terangkat pada dada miliknya dan kau merasakan jantungnya yang berdegup kencang selagi ia menatap wajahmu penuh sayang.

"Katakan padaku apa yang terjadi, sayangku. Mari kita bicarakan ini. Apa aku telah melakukan hal yang membuatmu kecewa malam ini? Apa karena aku mengobrol terlalu banyak dengan para wanita? Apa karena mereka terus menyentuhku sepanjang pembicaraan?"

Kau dapat melihat kesedihan di kedua mata lelaki itu. Kau juga memiliki pandangan seperti itu ketika ia berpikir bahwa kau sedang cemburu. Ngomong-ngomong kau mudah cemburu sepanjang waktu sama seperti yang dilakukan pria itu, namun malam ini bukan alasan itu yang membuatmu merasa bahwa situasi sedikit kacau.

"Bukan, bukan, Oppa. Bukan seperti itu. Kau tahu aku akan terus terang kalau aku cemburu, aku selalu memberi tahumu."

Kau membalas.

"Lalu karena apa, sweet cheeks?"

Kau membuka bibirmu untuk menjawab namun terhenti dan menutup bibir kembali, berpikir untuk menyusun kata demi kata tersebut secara berhati-hati di dalam kepalamu sebelum merangkainya kembali menjadi sebuah kalimat baru. Hampir dari seluruh kesalahpahaman yang pernah terjadi disebabkan oleh mulutmu yang terlalu pintar berkata-kata, pria itu tidak pernah mengatakannnya namun kau tahu bahwa bahwa ia diam-diam membencinya. Sehun menanti dengan sabar jawaban darimu, sembari mengelus kedua pipimu perlahan dengan kedua ibu jarinya.

"Aku mendengar rumor yang berada di sekitar kita, Oppa. Mereka pikir aku telah memanfaatkan dirimu karena kekayaanmu. Mereka memberi panggilan buruk untukku dibelakang kita. Untukku hal itu tidak masalah, namun mereka juga memberi panggilan untukmu dan-"

Kau menghentikan dirimu sendiri dan menelusupkan bibir bawahmu diantara gigi-gigimu ketika Sehun tidak memberikan reaksi apapun. Kedua tangan lelaki itu kemudian jatuh dari wajahmu dan melingkar turun di sekelilingmu, melingkupi dirimu dalam sebuah pelukan. Kalian berdua bertahan dalam posisi tersebut untuk beberapa saat, Sehun mendorong maju dan mundur kalian secara perlahan seolah ada musik jazz romantis yang bermain sebagai latar musik suasana.

Sehun akhirnya melepaskan dirimu dan membungkuk untuk mengambil gaun malam dari laci kabinet yang ada di belakangmu. Pria itu berdiri lagi, dan gaun malam sutra merah muda favoritmu sudah berada di tangannya.

"Angkat kedua tanganmu,"

Kau dengan cepat menurut, mengangkat kedua tanganmu ke udara dan Sehun memakaikan benda berbahan halus tersebut ke tubuhmu hanya dalam satu gerakan lambat.

"Sayang, tolong lepaskan bajuku. Dasi ini semakin erat melilit leherku."

Sehun berbisik, mengambil kedua tanganmu dan menelusupkkannya ke dalam mantel yang kau pakai. Kau dengan perlahan menelusupkan kedua tanganmu yang kecil ke bahu pria itu, melepaskan material tersebut dan turun melewati tangan sang pria. Selanjutnya kau melepaskan dasinya, dengan perlahan menariknya hingga melewati kepala sang pria selagi lelaki itu melepaskan kancing pertama kemeja merahnya. Kau melanjutkan untuk melepaskan kancing miliknya setelah menjatuhkan dasi pria itu ke atas lantai. Kemudian kau melepaskan ikatan sabuk pada celananya dengan dirinya yang juga melepaskan kemejanya, menyisakan pria itu hanya dengan boxer yang ia pakai.

"Kau tahu..."

Pria itu memulai namun menghentikan kalimatnya perlahan, meraih tanganmu lagi, melingkarkan kedua lenganmu pada lehernya.

"Lompat..."

Kau melompat, mengaitkan kedua kakimu dengan erat di sekitar pinggangnya. Kedua tangan lelaki itu memegang pantatmu dengan aman sembari ia berjalan menuju ke arah tempat tidur.

"Kau tahu?"

"Apa?"

Sehun tersenyum ketika ia menghempaskan kalian berdua dengan lembut ke atas ranjang, membuat dirimu melayang ke atas dan bawah pada ranjang lembut.

"Separuh perempuan yang ada di pesta awalnya adalah pendamping, mereka iri pada perhiasanmu. Pria lain bahkan melihatmu, berharap bahwa istri mereka secantik dirimu. Dan orang lain yang memberi julukan buruk untuk kita?"

Sehun berhenti dan membiarkan kekehan akibat humornya sebelum akhirnya mulai berbicara lagi.

"Mereka hanya terlalu iri karena betapa sempurnanya kita terhadap satu sama lain, my sweet love."

Kau meletakkan kepalamu dengan lembut ke dadanya selagi ia mulai menyenandungkan nada yang selalu membuatmu tertidur setiap malam. Perlahan melayangkan kalian berdua dengan kebahagiaan dan alkohol yang  memenuhi tubuh kalian.

"Dan mungkin suatu hari kita akan meresmikan hubungan kita, sehingga mereka dapat terus membenci kita sampai maut memisahkan kita..."

The End.

 

P.s: Hi! Im back again. For the ones who have read this i really really wanna thank to you b/c you bearing me with me on the most of time. And maybe see you in another story or my own story i guess😭

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet