Lucky One

The Story of Fangirl
Please Subscribe to read the full chapter

"Fansign?!" Teriakku dengan nada tak percaya. Ayolah, apa menurut kalian mendapat kesempatan tersebut mudah? Terlebih lagi ini EXO. Fansign EXO.

"Tidak usah berteriak seperti itu, telingaku masih berfungsi dengan baik." Gerutu temanku, Kim Eunji. Tiba-tiba suatu pemikiran terlintas di benakku. Ku sipitkan mataku melihatnya.

"Jangan bercanda. Ini tidak lucu Kim Eunji. Jangan membuatku terlihat bodoh esok dengan berlari-larian di sepanjang jalan hanya untuk pergi ke Fansign bohonganmu itu." Aku tahu ini tidak mungkin terjadi. Aku baru teringat, sejak kapan EXO mengadakan fansign? Bukankah mereka baru saja mengadakannya 3 bulan lalu? Tidak mungkin secepat ini kan? Toh aku tidak melihat pengumuman resmi dari SM seperti biasanya bila mereka akan mengadakan fansign. Tiba-tiba saja aku merasa kesal karena telah dibohongi dengan embel-embel EXO. Astaga apa aku nampak sebodoh itu bila berhubungan dengan EXO? Kulihat Eunji menghela napas terlihat sama kesalnya dengan diriku.

"Ya Park Jihyun! apa kau yakin kau itu fans EXO?" Mataku melebar mendengar ucapannya. Dia sudah gila ya? Pikirku.

"Apa maksudmu?" Tanpa aba-aba ia menyodorkan handphonenya di depan wajahku. Benar-benar menyebalkan!

"Baca!" Perintahnya.

Untuk sekian kalinya jantungku terasa akan loncat dari tempatnya. Eunji tidak berbohong perihal fansign itu. Ia memperlihatkan pengumuman yang berasal dari Nature Republic. Pengumuman tentang fansign EXO. Memang sudah sejak lama EXO menjadi brand ambassador Nature Republic, dan bodohnya lagi aku tidak mengetahui apapun tentang event ini?!

"Sudah percaya? Jadi kau ingin pergi atau tidak? Jika tidak mau aku akan memberikannya ke yang lain." Ujarnya santai. Dengan cepat aku meraih tangannya dan menggenggamnya erat layaknya drama picisan. Uh menggelikan.

"Tentu saja mau! Gila saja jika aku menolak kesempatan yang mungkin tidak akan pernah datang lagi." Sahutku dengan membara. Rasanya inginku membenturkan kepalaku ke dinding untuk memastikan apakah ini hanya sekedar mimpi? Karena jika iya, aku tidak ingin bangun lagi. Bagaimana tidak, sudah 6 tahun aku mengidolakan EXO, terutama pria itu. Mengingatnya membuatku ingin berteriak sekencang mungkin karena akhirnya aku dapat bertemu dengannya besok. Ya besok!

"Aku tidak akan memberikannya kepadamu bila tanganku remuk." Lamunanku buyar mendengar ucapan datar Eunji. Segera saja kulepaskan peganganku. "Dasar tidak punya hati." Cibirku dengan senyum tertahan.

"Kembali-" Ucapannya terpotong ketika aku memeluknya dengan sangat erat sebagai tanda rasa terima kasihku. Inginku menangis karena rasa senang tapi ia pasti akan mengolok-olokku. Ya sudahlah toh nanti juga aku pasti akan menangis bila semua ini sudah terproses oleh otakku.

Eunji menepuk pelan punggungku, mungkin sebagai balasan atas rasa terima kasihku yang tak ku ucapkan secara langsung. Walau dia tampak tidak berhati, namun ia merupakan sahabat yang paling mengerti diriku. Kulepaksan pelukanku perlahan.

"Kenapa kau mengikuti acara pengundian itu? Kukira kau tidak tertarik dengan EXO." Eunji dari awal memang tidak pernah tertarik dengan EXO maupun grup lain. Jadi ini sedikit mengherankan ketika ia mengikuti pengundian fansign tersebut apalagi aku tidak mengetahuinya sama sekali. Tapi bila ia memang ingin mengikutinya kenapa menawarkan padaku?

"Tentu saja untukmu. Kukira kau tahu tentang event ini jadi untuk jaga-jaga aku juga mengikutinya mana tahu salah satu terpilih. See, setidaknya ini tidak sia-sia." Ia tersenyum tipis sembari melihat handphonenya yang masih menampilkan tentang terpilihnya dirinya untuk mengikuti acara fansign tersebut. Mendengar hal itu membuatku merasa tersentuh. Eunji-ku yang terbaik!

"Ku dengar yang akan hadir hanya beberapa member." Lanjut Eunji. Ucapannya membuatku membeku sebentar. Bagaimana jika-

"Tenang saja, oppa-mu hadir kok. Selebihnya jika tidak salah hanya Chanyeol dan Suho." Entah harus lega atau kecewa mendengar informasi tersebut. Tapi setidaknya aku bisa bertemua dia kan? Tiba-tiba banyak hal yang melintas di pikiranku. Salah satunya adalah apa aku pantas untuk bertemu dengan mereka? Dengannya? Pemikiran itu cukup membuatku takut. Ini terlalu tiba-tiba. Mungkin ini tidak akan semenakutkan itu bila aku sendiri telah mengetahui ini jauh-jauh hari.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Eunji dengan raut khawatir. Apa sejelas itu rasa takutku? Ku gelengkan kepalaku sekilas. "Tidak, hanya sedikit cemas. Eunji-ya apa menurutmu tidak apa-apa bila aku mengikuti fansign ini?" Pertanyaan bodoh.

"Ternyata rasa sukamu sebesar itu ya sampai banyak hal yang membuatmu cemas? Tenang lah, semua orang pantas tidak terkecuali dengan dirimu jadi

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet