An Agreement

Maybe
Please Subscribe to read the full chapter

Hai kawan-kawan, apa kabar?

 

Perkenalkan namaku Amber Liu. Bekerja sebagai Robotics Developer di Microsoft. Kata orang, kehidupanku sangat beruntung. Tinggal di luar negeri, jauh dari negara asalku, memiliki apartemen mewah, bekerja di perusahaan terkemuka, mempunyai karier yang bagus dan mempunyai kekasih yang cantik, yang juga merupakan cinta pertamaku, LunaPark. Kami sudah menjalin hubungan sejak akhir sekolah menengah hingga sekarang.

 

Sekarang, biar aku ajukan pertanyaan untuk kalian semua.

Apakah kamu percaya tentang dunia parallel?

Ya, dunia yang bentuknya sama baik kotanya, orang-orangnya, tapi dengan nasib yang berbeda.

 

Bayangkan, ada orang yang mukanya sama persis denganmu, tapi dengan latar belakang dan nasib yang berbeda.

 

Apakah kamu percaya?

 

Jika kamu tidak mempercayainya, biar aku menceritakan sesuatu tentang itu.

Agar kamu setidaknya membuka pikiranmu untuk kemungkinan itu.

 

 

Umurku 30 tahun, namaku Amber Liu. Aku lulusan universitas negeri dengan jurusan Teknik Elektro.

Aku kini bekerja sebagai dosen di salah satu universitas, untuk unit robotika. Karierku biasa-biasa saja.

 

Status? Single.

Pernah pacaran dengan seorang pria selama 8 tahun, tapi diputusin lewat aplikasi chatting buatan Jepang disaat aku sedang pusing mengerjakan proyek untuk lomba robotika antar universitas senasional.

 

Katanya kita sudah tidak cocok. Lucunya setelah itu, dia berubah penampilannya, yang sangat menandakan dia ternyata gay.

 

Menyebalkan? Iya, bukan karena aku sakit hati sudah diputuskan saat masih cinta. Tapi sebal kenapa pria itu tidak mengaku saja kalau dia gay. Toh kan jadi enak, aku tidak berpura-pura selama 8 tahun ini mencintainya dan kami akan menjadi pasangan yang saling membutuhkan.

 

Berpura-pura? Yes, I don’t like guys. I prefer beautiful or cute girl. Kekeke..

 

Tapi preferensiku ini tentu saja masih belum banyak diketahui orang. Hanya sahabat-sahabat terdekatku dan beberapa teman di sekolah menengahku yang tahu akan hal ini.

 

Aku mempunyai dua orang sahabat baik. Kim Sejeong dan Kim Taeyeon. Mereka sama-sama seorang dosen robotika sama sepertiku, tapi kami bekerja di universitas berbeda. Kim Taeyeon, aku mengenalnya sejak masa sekolah menengah pertama. Sedangkan Kim Sejeong kukenal sejak masa sekolah menengah atas.

 

Kami sama-sama mempunyai proyek besar dan rahasia. Yaitu membuat mesin antar dimensi sekaligus mesin waktu. Dimana mesin ini bisa membuat manusia bukan hanya menjelajah waktu saja, tapi juga antar dimensi. Kami ingin meneliti soal dunia parallel. Jika mesin ini berhasil, maka kami akan menjadi ilmuwan yang akan berguna bagi ilmu pengetahuan dunia.

 

Muluk muluk ya? Mungkin, tapi bermimpi dan berusaha menggapai cita-cita tidak ada salahnya.

 

Kami saling bekerja sama merancang bagian demi bagian mesin itu sejak kami kuliah semester satu. Hingga kini mesin itu sudah cukup sempurna, sudah 98% selesai. Bentuknya seperti tabung vertikal. Kami simpan di gudang rumah Kim Taeyeon.

 

Darimana kami bisa menciptakan mesin ini? Dari tabungan kami masing-masing, hasil kerja kami sebagai dosen dan juga donatur terbaik serta terbesar kami, Jung Soojung.

 

Jung soojung, gadis yang kukenal sejak sekolah menengah. Berasal dari keluarga yang lebih berada dari kami semua. Namun berbeda dengan anak-anak kaya lain yang tampil lebih eksklusif, membentuk gank sendiri. Dia sama sekali tidak seperti itu. Dia sangat humble dan malah bergabung bermain dengan kami. Anak-anak yang termasuk bisa dibilang ‘geek’ dan bukan dari gank populer.

 

Aku dan Jung Soojung bersahabat cukup lama. Kami saling memahami dan mengerti satu sama lain. Walaupun aku dan Soojung berbeda sekolah tingkat atas dan universitas, karena dia memutuskan untuk kuliah di luar negeri. Persahabatan kami tetap kuat. Dia sering menghubungiku lewat Skype dan Aplikasi Messenger lain yang terkait dengan email. Pada waktu itu ponsel belum sepintar sekarang, kami hanya terhubung via PC.

 

Hingga sampai pada awal-awal masa kuliah, aku menyadari perasaanku berbeda terhadap Soojung. Aku menyayanginya lebih dari sekadar sahabat. Aku yang menyadari perasaanku itu memutuskan untuk bercerita pada sahabat-sahabatku. Mereka tertawa dan mengatakan sudah dari dulu menyangka itu pada kami. Mereka bahkan sering meledekku ketika kami berdua berjalan. Katanya sudah cocok. Soojung pun ketika diledek denganku pun biasa-biasa saja. Tidak menunjukkan sikap tidak suka diledek denganku.

 

Kata duo Kim, Soojung juga menyukaiku. Tapi kami sama-sama takut menyatakan perasaan. Takut jika hubungan kami nantinya akan berubah. Akhirnya kami terjebak dalam hubungan yang bukan teman juga bukan pacar. Dan hal itu makin membuatku diledek oleh duo Kim itu.

Pada suatu hari yang panas di akhir minggu, aku dan duo kim sedang mencoba mengetes program yang telah kami buat pada mesin itu. Mesin sudah dinyalakan. Sudah tidak ada konsleting listrik lagi dan program sedang coba diaktifkan.

 

“Wah… sebentar lagi kita akan jadi ilmuwan terkenal karena menciptakan mesin ini. Kita akan masuk majalah Times dan akan ditawari ikut bergabung dengan MENSA atau malah Illuminati.”, ucap Taeyeon tertawa pada kami.

<
Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet