It Has Been Yours

Clarity

[Chapter 2 – It Has Been Yours]

.             

.

“Eeeh, Baekkie juga mau, hyuungg~”

“Aah, hyuungg~ Nasi Baekkie habis,”

“Hyuungg~ Baekkie ingin makan yang manis-manis,”

“Ini apa, hyung? Lucuuu~”

“Whooaa, bajunya keren, hyuungg!”

“Laper, ih, hyuungg”

“Hyuungg, mau,”

“Kepingin itu, hyung”

“Untukku, ya?”

“Boleh buatku?”

“Jadi punyaku saja, oke?”

.

.

.

Kata-kata itu sudah sangat sering kudengar…

.

.

.

Baekhyun adalah tetanggaku yang umurnya hanya berjarak setahun lebih muda dariku. Bagiku yang anak tunggal, memiliki saudara kecil yang bisa kulindungi adalah hal yang membanggakan. Baekhyun, dia terlalu berharga untukku.

Karena aku sayang padanya. Semua milikku adalah milik Baekhyun. Aku akan memberikan semua yang kumiliki untuk Baekhyun. Bahkan hatiku adalah miliknya.

Benar, aku jatuh cinta pada adikku ini. Aku tidak ingat tepatnya sejak kapan, tapi hari itu membuka mataku. Menyadarkanku bahwa aku memang menyukai Baekhyun tanpa alasan yang jelas.

“Bikin cemburu saja, aku juga ingin punya pacar,”

Sebelumnya, kupikir punya pacar akan mengurangi kesanggupanku untuk memenuhi permintaan Baekhyun. Kupikir punya pacar akan membuatku berkata ‘tidak’ padanya.

Tapi sebaliknya, aku malah menawarkan pacarku padanya. Membuatku sadar, bahwa aku menyukai anak ini lebih dibanding pacarku sendiri. Pacar, hanya mainan buatku untuk mengukur seberapa banyak rasa suka dan sayangku pada Baekhyun.

Apakah aku bisa memberi cewek ini padanya? Apakah aku sanggup melepas cewek ini untuknya? Sampai batas mana aku bisa memberikan milikku pada Baekhyun?

Aah, ternyata aku sangat menyukai Baekhyun sampai-sampai tidak ada yang tidak ingin tidak kuberikan padanya. Nggak ada yang lebih berharga dari Baekhyun bagiku.

Aku selalu memberikan milikku untuk Baekhyun, tapi aku tidak pernah meminta balasan.

Bahkan jika Baekhyun menyukai pacarku, aku baik-baik saja. Karena aku pun akan memberi Baekhyun kebahagiaan. Dan aku pun sanggup untuk memberikan itu. Memberikan Baekhyun kebahagian yang tidak.. berasal dariku..

Seharusnya begitu.

Tapi aku merasakan sakit setiap melihat Baekhyun bahagia dengan apa yang bukan berasal dariku.

Kenapa? Bukankah aku tidak memerlukan balasan darinya? Lalu, apa yang kurang untukku? Aku sudah memberikan semuanya, dan Baekhyun pun juga sudah menerimanya—

Ah, benar. Selain memberi semuanya pada Baekhyun, aku juga ingin dia menerima semua yang kuberikan.

Termasuk..

Hatiku.

.

.

“Hyung, aku ingin punyamu..”

“Ah, apa? Sehun? Sudah kukasih ka—“

“Hatimu. Aku ingin hatimu, hyung.”

M-mworago?”

Dia menghapus air matanya, menatap lurus ke dalam mataku. Detik kemudian, aku langsung memahami situasi ini.

Tuhan, aku nggak percaya ini. Yang bodoh itu.. dia atau aku, sih? Dia menangis barusan.. karena ini? Pfft..

“H-haha. Bodoh,” gumamku, berusaha menahan tawa. Semburat kekecewaan terpancar jelas di wajahnya sementara aku tidak bisa manahan perasaanku. Perasaan yang meluap keluar dan menggelitik ini, perasaan bahagia ini.

Dan perasaan Baekhyun.. Kenyataan bahwa dia menginginkan apa yang sebenarnya sejak lama tanpa sadar telah kuberikan padanya.

“Tidak.. bisa, ya?”

Dia masih tidak memahamiku, ternyata eh? Kalau ini semua masih kurang untuknya, akan kuberikan tindakan. Agar dia sadar, bahwa semua itu telah menjadi miliknya.

Kuhempas tubuhnya ke tempat tidur dan menahan posisinya di bawahku. Lalu tanpa membuatnya bingung lebih lama, aku menangkup wajahnya dan memberinya ciuman. Hal yang sudah sangat lama ingin kuberikan padanya, tapi tidak pernah tersampaikan karena aku ragu dia akan menerimanya.

Hal yang kadang kulampiaskan pada orang lain karena tidak tersampaikan pada Baekhyun. Pada Sehun misalnya.

Dan ditolak oleh Baekhyun adalah hal paling mengerikan yang tidak ingin kutemui, karena itu aku tidak pernah memberitahunya bahwa sudah lama aku memberikan diriku sendiri untuknya. Memberikan hatiku untuknya.

Nah, sekarang pembatas beberapa hal yang tidak bisa kuberikan padanya sudah tidak ada. Banyak hal yang ingin kulampiaskan dan kubuat dia merasakannya karena sudah terlalu lama kutahan.

Kudekap tubuhnya erat dan Baekhyun membalas dekapanku tak kalah erat. Ada kebahagian aneh yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.

Kebahagiaan bahwa semua yang kuberi pada Baekhyun ternyata tersampaikan. Kebahagiaan bahwa Baekhyun menerimaku, kebahagiaan yang lebih berharga daripada perasaan bahagia ketika aku hanya memberi dan terus memberi pada Baekhyun.

“Lu hyungg~”

“Ya?”

“Sekarang hyung juga milikku?”

“Tentu saj—“

“Baekhyunnaa~ Aku tadi mencari Luhan hyung ke rumahnya, tapi kata Minseok hyung, dia ada di si—“ Sehun terlihat menggigit bibirnya sendiri, tidak percaya melihat pemandangan di hadapannya. Aku sedikit takut ketika dia mengeluarkan smirk, “Uke x uke, eh?”

.

.

—TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet