Chapter 18

Midget Bodyguard (SNSD Ver.)

Di halaman belakang Yoona dan Taeyeon bersembunyi di balik tembok sembari mengintip Krystal dan Sulli yang kini saling berpelukan lagi.

“Taengoo, sepertinya ada sesuatu di antara mereka.”

“Maybe!” Keduanya fokus mengintip mereka.

“Jadi selama ini kau tinggal di Seoul aish! Kau pergi tanpa meninggalkan jejak, aku mencoba menghubungimu tapi nomormu tidak aktif sampai saat ini.”

“Sebelumnya aku minta maaf, aku pergi bukan tanpa alasan Krys. Setelah lulus dari SMP aku mendapat beasiswa untuk sekolah di Seoul dan itu dadakan. Saat itu aku langsung pergi karena harus mengurus semuanya sampai lupa untuk memberitahumu. Mengenai nomorku, ponselku hilang saat turun dari stasiun.”

“Jadi begitu, aku mengerti sekarang. Kita punya janji untuk menjalin hubungan setelah duduk di bangku SMA, kau malah pergi sampai membuat aku patah hati.”

“Hahaha aku jadi merasa bersalah padamu. Tapi ngomong-ngomong, kau ada hubunganmu apa dengan Taeyeon-ssi?”

“Dia bibiku Sulli. Santai tidak perlu merasa bersalah, yang terpenting sekarang kita sudah bertemu dan aku ingin menagih janji kita.” Sulli merasa tersipu dan Krystal pun menggenggam tangannya. Mereka saling bertatapan hingga membuat Yoona merasa ingin mengganggu momen itu.

“Lihatlah tatapan mata mereka penuh dengan cinta. Sepertinya akan menyenangkan jika kita mengganggu mereka.” Yoona menyeret Taeyeon menghampiri mereka.

“Ekhem!” Keduanya langsung memisahkan jarak.

 “Mengapa kalian bisa ada di sini?” Yoona dan Taeyeon tersenyum polos.

“Ada sesuatu di antara kalian ya?” Pertanyaan Yoona membuat keduanya mendadak gugup.

“Eaaah kalian terlihat tegang sekarang. Sulli-ah tadi aku melihat kalian saling bertatapan begitu dalamnya. Aku tau pasti kalian saling menyukai ya?” Goda Yoona.

“Sebelum menjawab pertanyaanmu aku ingin memberitahu bahwa Eonnie dan Taeyeon-ssi saling mencintai satu sama lain juga kan?” Kini Yoona dan Taeyeon yang terlihat gugup.

“A-apa kau bilang?” Yoona menatap Taeyeon yang tengah menatapnya sekarang. Melihat mereka saling bertatapan membuat Sulli tersenyum evil.

“Lihat Krys, dua orang yang saling mencintai ini sedang bertatapan sekarang.” Sontak perkataan Sulli membuat keduanya langsung menoleh ke aranya.

“Mencintai si cebol ini? Hahahaha aku akan memilih bunuh diri dari pada mencintainya.” Yoona langsung menyilangkan tangan dengan percaya diri.

Mulai lagi, jelas-jelas aku tau kau mencintaiku Yoona.

“Kau pikir aku juga mencintamu? Ewh aku lebih memilih mencintai Tiffany yang cantik dan pintar dari pada anak sekolahan yang sudah tua seperti dirimu.” Godanya yang seketika membuat Yoona melotot marah ke arahnya.

“Aku juga lebih memilih mencintai Ji Changwook Oppa dari padah gadis cebol sepertimu. Dia seorang guru taekwondo, gagah dan tampan, levelnya jelas jauh berbeda denganmu.” Kini Taeyeon yang merasa marah sembari melotot padanya.

Apa-apaan? Dia berani sekali membedakan polisi dengan mantan guru taekwondonya.

“Apa lihat-lihat? Kau cemburu hah?” Dengan menggeretakan gigi Taeyeon berjalan melewatinya sembari menyenggol bahunya. Tidak terima Yoona membalasnya dengan menyenggolnya dari belakang hingga tubuh mungilnya menabrak tiang lampu.

“YAH!” Taeyeon memukul kepalnya kemudian Yoona membalasnya dan seterusnya seperti itu, saling beradu fisik hingga mereka memasuki kamar masing-masing. Sementara di luar Sulli dan Krystal kini tertawa dengan keras setelah menyaksikan pertempuran itu.

***

 

 

Mendapat pesan pertemuan dengan Tiffany membuat Taeyeon pergi dari rumah dengan diam-diam karena tidak mau di ketahui oleh Yoona. Setelah berhasil keluar dia langsung menemui Tiffany di cafe sahabatnya dan mengobrol dengan lepas.

“Senang rasanya aku medapat jatah libur selama seminggu di sini, jadi aku bisa menemuimu setiap harinya.”

“A-ahhh ne.”

“Taetae, sebenarnya aku juga ingin mengatakan sesuatu padamu.”

“Apa itu?”

“Kita bicarakan di tempat lain, di sini terlalu ramai.” Taeyeon hanya mengangguk setuju dengan sedikit ketidak enakannya.

Jangan sampai dia memintaku untuk berkencan dengannya, aku sudah punya Yoona.

“Disekitar sini ada taman kan? Sebaiknya kita pergi ke sana.”

“Ne.” Keduanya pun mulai berbenah. Tidak sadar Sunny yang berdiri tidak jauh dari mereka diam-diam menguping pembicaraan mereka dengan senyuman idiotnya. Setelah tidak mendengar apa-apa lagi dia pun kembali ke tempatnya.

“Sepertinya gadis ini akan jadi penghalang untuk hubungan Yoona dan Taeyeon.  Dia juga akan membicarakan hal yang penting di tempat lain. Woah jangan-jangan… Aku tidak akan membiarkannya.”

“Apanya yang tidak akan kau biarkan?”

“Soo, kau mengagetkanku saja.  Aku baru saja menguping pembicaraan temanku.”

“Sejak kapan kau suka menguping pembicaraan seseorang?”

“Sejak aku penasaran dengan gadis yang bersama Taeyeon itu. Sepertinya dia mencoba mengajak Taeyeon untuk berkencan dengannya.”

“Dari mana kau tau?”

“Aish aku kan menguping pembicaraan mereka.” Obrolan mereka pun terpotong karena Taeyeon menghampiri keduanya.

“SooSun couple, mianhae aku harus pergi sekarang. Aku pamit dulu ya, bye!”

“No problem, bye!” Keduanya menyaksikan Taeyeon hingga tubuhnya menghilang di balik pintu.

“Soo kau ingin melakukan sesuatu untuk Yoona bukan? Aku rasa ini waktu yang tepat.”

“Ne, lalu apa yang harus aku lakukan?”

“Pinjam ponselmu, palli.” Sooyoung menyerahkan ponselnya kemudian mulai mengetik sesuatu.

To Yoona: Hei deer, ini aku Sunny. Kau harus tau saat ini aku sedang melihat pengawalmu perpegangan tangan dengan Tiffany dan mereka begitu mesra. Barusan juga aku mendengar Tiffany akan mengatakan sesuatu kepada Taeyeon. Aku sudah menebak dia pasti akan mengambil Taeyeon darimu. Jika kau tidak ingin kehilangannya maka susul mereka ke taman yang tidak jauh dari cafeku sebelum terlambat, right now!!!

Sunny mengembalikan ponselnya dengan cekikikan.

“Hahahaha aku tidak percaya kau mengirim pesan seperti ini padanya. Your jenious!” Sooyoung langsung mengacak-ngacak rambutnya dengan gemas. Tidak lama mereka mendengar seseorang baru saja masuk dengan membanting pintu cafe.

“DI MANA TAEYEON?” Yoona langsung mengguncang-guncang tubuh Sunny.

“Kau seperti hantu saja tiba-tiba muncul.”

“Karena aku kebetulan sedang mencari Taeyeon di luar. Cepat katakan di mana dia?”

“Aku kan sudah memberitahumu. Dia pergi ke taman bersama Tiffany.”

“Astaga aku lupa!” Yoona berlari namun kemudian bertabrakan dengan Yuri dan Seohyun di depan pintu.

“Aish kalian ini.” Yoona pun kembali berlari.

“Dia kenapa?”

“Cemburu dengan pengawalnya. Aku akan menyusul Yoona, kalian mau ikut?” Ajak Sooyoung dan mereka mengangguk setuju.  Setelah berhasil menyusul Yoona mereka berhenti di taman dan ikut bersembunyi bersamanya di balik semak-semak.

“Yoong, di mana pengawal imutmu itu?” Tanya Yuri dengan pensaran.

“Itu, dia sedang duduk dengan Tiffany aish!” Mereka kemudian melihat Tiffany menyenderkan kepalanya di bahu Taeyeon.

“Berani sekali si jalang itu menyenderkan kepalanya di bahu my Tengoo!” Semua temannya menahan tawa mereka sekaligus terkejut melihat Yoona menyambar daun dan melahapnya dengan gemas.

“Aku bersumpah tidak akan menolongmu jika kau keracunan!” Yoona menatap Yuri dengan kerutan kemudian menyemburkan daunnya. Gelak tawa pun keluar dari mulut mereka bertiga.

“Aish rasanya pahit huek.”

“Lihatlah Yoona, sekarang Tiffany memeluk pengawalmu?” Dengan geram Yoona meraih batu namun namun Sooyoung segera menahannya.

“Kau melemparnya maka kau akan membunuh salah satu dari mereka. Seberapa cemburu kau dengan Taeyeon-ssi hingga kau bersikap seperti ini huh?” Yoona sontak melebarkan matanya.

“Cemburu katamu? S-siapa yang cemburu?”

“Sudahlah jangan mengelak, aku tau kau cemburu padanya. Kau mencintai Taeyeon-ssi kan?” Seringhai muncul di wajah Sooyoung merlihat Yoona yang tampak gugup sekarang.

“A-apa sih kau ini.” Yoona pun memalingkan wajahnya dan kembali fokus melihat Taeyeon. Kali ini dia melihat Tiffany menyentuh pipinya dengan gemas.

“Aku tidak tahan!” Yoona langsung melepas sepatunya dan meleparnya.

BUK!

Mereka terdiam melihat sepatu itu melayang mengenai seseorang yang berjalan kaki.

“Siapa yang melempar ini?” Panik, buru-buru Sooyoung menarik Yoona dan menyembunyikan tubuh mereka.

“Lihat apa yang kau lakukan? Ketahuan tamatlah riwayatmu Yoona.”

“M-mianhae, habis aku sangat kesal.”

“Sudah jelas kau cemburu dengannya kan makanya kau kesal?” Sooyoung kembali menggodanya kemudian mendapat tinju darinya.

“Aish kau ini kejam sekali.”

“I don’t care. Apa orang itu sudah pergi?”

“Aman.” Seru Seohyun dan mereka kembali mengintip.

“Apa yang mereka bicarakan ya aku ingin mendengarnya.”

“Sembunyi saja di belakang mereka, kau pasti bisa mendengarnya dengan jelas.” Celetuk Yuri.

“Pabo, sama saja bunuh diri. Serius aku ingin mendengar apa yang mereka bicarakan.” Sebuah ide pun terlintas di kepala Sooyoung. Dia meraih ponselnya kemudian memanggil nomor Yoona.

“Ige mwoya?”

“Angkat, aku ada ide.” Yoona mengangkatnya kemudian Sooyoung memasang headsetnya.

“Tunjukan kemampuanmu Yoona. Taruh ponselmu di belakang mereka dan aku akan merekam pembicaraan mereka sehingga kau bisa mendengarnya nanti.”

“M-mwo? Apa tidak ada cara lain?”

“Hanya ini satu-satunya cara yang terbaik.” Yoona mendesah kemudian merayap dengan perlahan tapi tidak lama dia kembali merayap mundur.

“I can’t, aku takut ketahuan.”

“Payah!” Celetuk Seohyun sembari merebut ponselnya. Dia berjalan ke arah Taeyeon dengan santai kemudian menyimpan ponselnya di belakang mereka tanpa ketahuan.

“Daebak, Seo memang sesuatu.” Mereka pun menggelengkan kepalanya hingga Seohyun kembali bergabung.

“Sekarang aku akan merekamnya, kau tunggu saja Yoona.” Yoona mengangguk dan Sooyoung mulai merekam pembicaraan mereka sembari mendengarnya.

“Taetae apa kau akan marah jika aku mengatakannya?”

“Untuk apa aku marah. Memangnya kau akan mengatakan apa?”

“Langsung saja, aku menyesal tidak menerima cintamu demi pekerjaanku di Amerika. Aku selalu merasa bersalah setiap kali mengingatmu dan terkadang aku ingin pulang untuk menebusnya. Tapi apa daya, aku sudah terikat dengan kontrak panjang. Saat aku mendapatkan pekerjaan di sini aku sangat senang karena aku berniat menebus semuanya.”

Kau sudah terlambat Fany-ah.

Taeyeon menelan ludahnya dalam-dalam sementara Sooyoung langsung melirik Yoona dengan kasihan. Tiffany kemudian menyentuh tangannya.

“Aku ingin kita bersama sebagai pasangan kekasih. Apa kau bersedia? Aku sangat mencintaimu Taetae.”

Taeyeon kembali menelan ludahnya dalam-dalam sementara Sooyoung menatap Yoona yang terlihat kesal. Detik selanjutnya hening sesaat hingga Tiffany menyentuh bahu Taeyeon dengan mengerti.

“Sudah aku duga pasti kau merasa sulit untuk menjawabnya. It’s okay, kau tidak perlu menjawabnya sekarang.  Aku bersungguh-sungguh aku sangat mencintaimu Taetae dan aku berharap bisa mendapatkan jawaban secepatnya.” Tidak ingin mendengar lebih jauh Sooyoung mematikan telephonnya.

“Sudah? Apa yang mereka bicarakan?” Sooyoung menatap Yoona dengan ragu-ragu.

“Kau yakin ingin mendengarnya?"

"Tentu saja aku yakin."

"Aku harap kau sabar setelah mendengarnya.” Sooyoung menyerahkan ponselnya kemudian Yoona langsung mendengar rekamannya. Detik selanjutnya dia terdiam tanpa ekspresi sembari melihat ke arah Taeyeon.

“A-andwae Taengoo.” Matanya kemudian melihat Tiffany baru saja mencium pipinya. Sontak dia dan teman-temannya langsung menutup mulut dengan tidak percaya.

“Dasar gadis sialan!” Yoona menyerahkan ponselnya kembali.

“Apa Sunny menjual banyak bir?”

“Ne memangnya kenapa?” Yoona tidak menjawabnya kemudian berlari meninggalkan lokasi.

“Aku tau setelah ini dia akan mabuk-mabukan. Kasihan Yoona kita, dia pasti sakit hati setelah menyaksikan ciuman barusan.”

“Ne, aku jadi kesal dengan gadis itu. Si imut Taeyeon hanya cocok untuk Yoona kita.”

“Kau benar Yul.”

“Kalau begitu aku akan pergi. Kau mau ikut Seo?” Seohyun mengangguk dan mereka berpamitan menunggalkan Sooyoung sendirian.

“Sepertinya aku harus melakukan sesuatu.” Dengan menyeringhai dia berjalan sembari mengambil sepatu dan ponsel Yoona. Selanjutnya dia berdiri di hadapan Taeyeon dan Tiffany.

“S-sooyoung! Apa yang kau lakukan di sini?”

“Kau harus pergi sekarang. Yoona baru saja mabuk-mabukan di cafe Sunny dengan seorang pria. Jika kau menyayanginya maka bawa dia pulang dan jangan biarkan pria itu menyakitinya. Ini sepatu dan ponsel Yoona, tolong berikan padanya.”

“M-MWO?” Taeyeon langsung menyambar ponsel dan sepatunya kemudian berlari meninggalkan dua orang yang saling bertatapan sinis sekarang.

“What?” Tanya Sooyoung dengar seringhainya.

“Kau baru saja merusak kesempatanku dengannya.”

“Really? Ohhh I’m sorry putri cantik. Temanku lebih penting baginya dan sudah seharusnya aku melakukan hal ini untuk dirinya. Bye putri cantik!” Sooyoung memberi kiss bye sebelum melarikan diri sementara Tiffany mengepalkan tinjunya dengan tidak percaya.

“Gadis itu lebih penting baginya? Jangan bercanda. Kita lihat saja nanti, siapa yang akan menang."

 

***

 

BRUK!!!

Taeyeon membuka pintu cafe dengan terengah-engah. Dia melihat-lihat sekeliling cafe dan menemukan Yoona tengan sibuk meneguk sebotol bir. Sunny yang berada di sampingnya langsung melambaikan tangan agar Taeyeon segera menghampirinya. Ada sedikit kerutan di keningnya karena dia tidak melihat pria yang di sebutkan Sooyoung tadi.

“Astaga dia menghabiskan bir sebanyak ini Sunny?”

“Ne, dia menyeramkan juga Taeng sampai aku kewalahan menahannya.”

“Lalu di mana pria yang bersamanya?”

“Pria siapa? Dia di sini bersamaku.” Taeyeon kembali mengerutkan keningnya.

“Sooyoung bilang dia mabuk dengan seorang pria?” Sunny pun tertawa keras.

“Sepertinya aku tau maksud my babe Soo. Serius dia mabuk sendirian. Dia tiba-tiba datang dengan marah-marah dan menyebut namamu lalu menyambar beberapa botol bir dan berahir seperti ini. Kau tau apa yang terjadi denganya?” Taeyeon menatap Yoona yang kini sudah terkapar dia atas meja.

“A-aku tidak tau. Sooyoung tiba-tiba datang saat Tiffany mencoba mengajakku untuk  berkencan dengannya. Dia bilang Yoona sedang mabuk dengan seorang pria.” Sunny kembali tertawa.

“Arasseyo. Dia seperti ini pasti karena cemburu padamu. Sebelumnya aku minta maaf Taeng, saat kau dan gadis itu pergi aku mengirim pesan padanya bahwa kau sedang berkencan dengan gadis itu. Kau tau? Dengan cepat dia datang dengan raut wajah ketakutan dan langsung berlari untuk menyusulmu.”

“Hahahaha pantas saja. Sepertinya dia sudah melihat dan mendengar semuanya.”

“Memangnya apa yang kalian lakukan?”

“Selain memintaku untuk berkencan dengannya Tiffany tiba-tiba menciumku, tidak lama setelahnya Sooyoung datang menganggu kami dan aku sangat bersyukur bisa lari darinya.”

“Woaaaa... Aku mengerti sekarang. Aku rasa Yoona mencintaimu dan kau mencintainya juga kan?”

“Aku sudah tau dia mencintaiku, hanya saja dia terlalu malu untuk mengakuinya. Aku juga sangat mencintainya dan rasanya aneh aku mencintai gadis yang lebih muda lima tahun dariku.”

“Hahaha cinta tidak mengenal usia Taeng. Lagi pula kalian terlihat seperti sebaya dan aku akan sangat setuju jika kalian bersama hehehe. Sebaiknya kau bawa dia pulang, dia sudah terlalu banyak minum.”

“Aku senang mendengarnya. Tapi ini jadi rahasia kita ya, jangan beritahu siapa-siapa kecuali Sooyoung.”

“Tenang rahasiamu aman.” Taeyeon kemudian mengeluarkan uang dan membayar semua birnya.

“Taeng ini terlalu banyak.”

“Ambil saja untukmu.”

“Kau baik sekali, gomawo.” Taeyeon kemudian meminta bantuan Sunny untuk mengangkat tubuh Yoona ke atas punggungnya. Dia berpamitan kemudian membawanya pulang ke rumah. Sesampainya di kamar dia langsung menjatuhkannya ke atas tempat tidur.

“Kau benar-benar merepotkan Yoona.” Taeyeon pun duduk di sampingnya sembari mengusap wajahnya.

“T-taengoo?”

“Hmm, aku di sini sayang.”

“Kau menyakiti hatiku haish!”

“Aku tau.”

“Kau menyebalkan. Kau tau aku mencintaimu tapi kau malah bermesraan dengan wanita lain.” Taeyeon langsung tersenyum konyol setelah mendengar pengakuannya.

“Andai saja kau mengatakannya dalam keadaan sadar, aku langsung pingsan mungkin hehehe.” Detik selanjutnya dia melihat Yoona tampak tidur tenang. Melihat bajunya yang tampak kotor membuat Taeyeon melepas pakaiannya dan menggantinya sembari menahan hasrat seksualnya setelah melihat tubuh mulus Yoona. Setelah selesai dia mengelus pangkal kepalanya dan mencolek-colek pipinya.

“Aku juga mencintaimu anak nakal. Besok tanggal merah, aku akan membawamu ke suatu tempat dan kita selesaikan di sana.” Dia mengecup pangkal kepalanya lalu pergi menuju kamarnya.

 

 

TBC

 

 

 

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kidleader_tae #1
Chapter 21: YoonTae 😍😘
deer_yoongie_
#2
Chapter 22: Waahhhhh..... :'( dan cerita ini pun berakhir.. terima kasih author yang telah menemani jiwa yoontae saya selama beberapa waktu. Cerita author-nim bagaikan oase di tengah gurun... hehe Sekali lagi terima kasih. Akan tetap setia menanti update cerita yoontae yang sedang berjalan, atau pun yang baru *ngarep hihi
Yoongie02
#3
Chapter 22: Ommo udah ending aja T_T
Coba di akhir bad scenenya lanjut thor *otak mesum dasar haha..
Yoongie02
#4
Chapter 21: My favorite part pas Yoona narik cd Taeyeon pake giginya.. kebayang wajah menggodanya kaya apa haha
deer_yoongie_
#5
Chapter 21: Menunggu sesi kedua.. HAHAHA
yy_101
#6
Chapter 21: THATS SO HOOOOOTTT!!!!
Yoongie02
#7
Chapter 20: Chapter ni byk kissnya >_< Iya thor adegan itu dong haha
taetae_sone
#8
Chapter 20: Everytime kiss hoihoi dong thor *kabur :v
deer_yoongie_
#9
Chapter 20: yeeaayyy akhirnya... umm setelah yoona lulus........ lanjutkan dengan kehidupan mereka di rumah taeng, OK author-nim? hehehe woahhh terima kasih atas update-annya. author jjang!! :D