Chapter 9

LOVE ME LIKE YOU DO (SNSD VER.)

Yeoido Park

Setelah menempuh perjalanan cukup jauh pasangan Yoona dan Tiffany tiba di lokasi yang mereka kunjungi yaitu taman Yeoido Park. Mereka berkencan sembari duduk di bawah pohon bunga sakura dan mengobrol hal-hal romantis di sana. Di sisi lain, dari kejauhan Taeyeon yang sedari tadi mengikuti mereka mendesah menyaksikan Yoona tampak begitu bahagia dengan Tiffany.

Salah besar aku mengikuti mereka, ujungnya aku malah semakin sakit melihat mereka seperti itu.

"Haaah!" Taeyeon pun menyenderkn kepalanya tiang lampu sembari memejamkan matanya.

Aku bingung dengan perasaanku sekarang. Rasa takut dan kecemburuanku berbeda dari biasanya. Apa mungkin... Halah aku tidak mungkin mencintai perempuan, ini hanya terlalu terbawa perasaan mungkin.

Jigeum tteonandamyeon good, good, good, yeah... Manage dwil modeun geon great, great, yeah 

Dering ponsel membuat Taeyeon membukakan matanya lalu tersenyum karena Minho menelponnya.

"Yeoboseyo?"

"Cantik, manis, imut, sedang apa kau sekarang?"

"Mengapa aku begitu geli mendengarnya hehe. Saat ini aku sedang berbicara dengan pria yang bernama Minho di telephone." Minho terkekeh.

"Itu sudah jelas bodoh. Aku berencana mampir ke rumahmu tapi sayang nanti malam ada meeting dadakan dan batal untuk bertemu denganmu lagi, menyebalkan."

"Dunia kerja memang seperti itu."

"Hmm tapi besok aku berjanji akan mengajakmu berkencan. Aku ingin membicarakan sesuatu yang penting padamu dan semoga kau punya waktu senggang besok."

Berkencan dan membicarakan sesuatu yang penting? Jangan bilang dia akan...

Tidak sadar hati Taeyeon berdenyut.

"Besok aku pulang jam tiga sore, kau bisa jemput aku langsung dari kampus."

"Baiklah, sampai bertemu besok. Muach!" Taeyeon hanya cekikikan mendengar suara kecupan darinya. Setelah memasukan ponselnya ke dalam tas ia kembali menatap Yoona yang kini menyenderkan kepalanya di bahu Tiffany. Baru saja merasa senang hatinya kembali sakit lagi hingga ia memutuskan untuk pergi karena tidak mau terlarut dalam kesedihannya.

***

 

Next day~

14:30PM

Dalam perjalanannya untuk pulang, Yoona melihat Bora sedang sibuk memainkan ponselnya sembari bersandar ke tembok. Teringat dengan apa yang di dengarnya kemarin ia merasa penasaran dan memutuskan untuk menghampirinya.

"Bora, bisa bicara sebentar?"

"Hmm, apa itu?"

"Kita bicara di tempat sepi." Keduanya pergi ke lantai bagian paling atas lalu duduk di tangga.

"Apa yang akan kau bicarakan?"

"Aku sudah mendengarnya dari Tiffany bahwa kau tau kami pacaran. Aku cukup terkejut setelah mendengarnya dan walau dia sudah menjelaskannya tapi aku masih penasaran bagaimana kau bisa tau dengan sendirinya? Kau juga tidak mempermasalahkan hubungan kami."

"Tatapan mata kalian, bahasa tubuh kalian dan cara kalian berinteraksi menunjukan bahwa kalian bukan sekedar teman. Walau pun begitu aku tidak peduli dengan status kalian karena kita adalah teman. Aku sering melihat gadis lesbian di sekitarku dan aku sudah terbiasa dengan hal itu."

"Daebak! Tidak sia-sia dulu kau belajar ilmu psikolog. Tapi apa kau mengetahui sesuatu yang lainnya selain dari itu?" Bora sedikit berpikir.

"Aku rasa hanya itu."

"Berarti kau tidak tau sekian lama sebelum Tiffany datang aku sebenarnya mencintai Taeyeon."

"ARE YOU SERIOUS?" Yoona mengangguk.

"Woah, bahkan aku tidak menyadarinya selama ini. Jadi sekarang kau mencitai dua orang sekaligus begitu?"

"Benar sekali dan aku merasa bingung setiap kali memikirkannya."

"Aku jadi penasaran bagaimana ceritanya?" Yoona menarik napasnya sejenak.

"Dulu aku dan Tiffany menjalin kasih saat kami duduk di bangku sekolah menegah atas dan berpisah karena suatu masalah. Setelah satu tahun berpisah, aku bertemu dengan Taeyeon dan mulai menyukainya. Entah mengapa aku sangat mencintainya dan sayangnya aku kecewa karena mengetahui fakta bahwa Taeyeon gadis lurus. Aku juga kecewa karena dia tidak menyukai gadis lesbian. Akhirnya aku hanya memendam perasaanku selama tiga tahun ini dan itu cukup menyakitkan bagiku."

"Aku mengerti sekarang. Tapi bagaimana dengan Tiffany?"

"Kesalah pahaman membuatku meninggalkannya dan tidak memperdulikannya selama empat tahun. Tapi setelah mendengar semua penjelasannya aku sangat menyesal karena tidak mau mendengarnya dan malah menyiksanya. Bahkan aku pernah mencoba menjebloskannya ke dalam penjara atas tuduhan pencurian celana dalam, konyol bukan?"

"Buahahaha! Itu kasus yang paling konyol yang pernah aku dengar. Lalu selanjutnya?"

"Karena ingat memori empat tahun lalu, aku masih sangat mecintainya dan akhirnya aku kembali padanya dan sangat merasa bersalah atas semua yang aku perbuat. Walau aku kembali padanya aku tidak bisa menghilangkan perasaanku terhadap Taeyeon dan Tiffany juga tau aku mencintainya."

"Dia tau? Lalu mengapa kalian terlihat baik-baik saja?"

"Dia gadis yang sangat baik. Dia memberiku pilihan dan tidak menghalangiku untuk tetap dekat dengan Taeyeon sampai aku menghilangkan perasaanku padanya. Tapi sayangnya aku malah tidak bisa berhenti mencintainya bahkan saat ini aku selalu di buat cemburu dengan keduanya. Menurutmu bagaimana Bora?"

"Aku sangat mengerti dengan perasaanmu. Menurutku itu salah! Jika aku menjadi Tiffany aku sangat sakit hati mengetahui kekasihnya mencintai orang lain juga. Di hadapanmu mungkin Tiffany baik-baik saja dengan hal itu, tapi di dalam hatinya aku tau dia sakit hati. Aku paham mengapa dia membiarkanmu tetap dekat dengan Taeyeon karena dia tidak mau kehilangan dirimu yang kedua kalinya."

"Kau benar, aku memang gadis jahat."

"Aku tidak tau harus bertanya apa lagi. Aku jadi kasihan dengan Tiffany sekarang dan mungkin aku harus memisahkan kalian agar dia tidak menderita."

"What you say?" Yoona melotot padanya dan kesempatan Bora untuk menggodanya lagi.

"Hahahaha kau bilang kau mencintai Taeyeon bukan? Cepat atau lambat kau harus memilih salah satunya Yoona. Biarkan aku mengencani Tiffany dan kau dengan Taeyeon, bagaimana?"

"NO! SHE'S MINE, ONLY MINE!"

"Woa woa woa... Really? What about Taeyeon?"

"Taeyeon... D-dia juga milikku."

"Kau benar-benar evil. Tuhan itu maha adil, lama-lama kau pasti kehilangan salah satunya karena rakusnya hatimu."

"Jika itu tidak terjadi?"

"Maka aku akan berusaha merebut Tiffany dari tanganmu dan hanya aku satu-satunya yang mencintainya." Berdecak kesal, Yoona menyerangnya dengan memukul-mukul kepalanya dengan menggunakan tas kecilnya.

"AKU MENYESAL MENCERITAKAN SEMUANYA PADAMU!"

"A-ampun Yoona, kau seharusnya tau aku hanya bercanda."

"I DON'T CARE!"

BAK BIK BUK!

"LARI!!!"

"YOON BORA!!!"

***

 

Angin sore bertiup kencang dan mengibaskan rambut gadis yang berdiri di bawah pohon sembari menangkap dedaunan yang berjatuhan. Tidak lupa dia mengeluarkan senyumannya sembari menengok ke kiri kanan, menunggu seseorang datang menemuinya. Dari kejauhan orang yang di tunggu akhirnya muncul dengan berlari menghampirinya.

"Hallo Taeyeon cantik, apa kau menunggu lama?"

"Hei Minho, tidak sama sekali. Dimana mobilmu?"

"Aku sengaja tidak membawanya. Berkencan sembari berjalan dengan berpegangan tangan sangatlah romantis di banding naik mobil hehehe."

"Gombal!" Taeyeon tersipu.

"Ya sudah, kita pergi sekarang." Minho menggenggam tangan mungilnya dan hal itu semakin membuatnya tersipu karena ini pertama kalinya ia berkencan dengan seorang pria. Di sisi lain Yoona yang tidak sengaja melihat keduanya melebarkan matanya melihat tangan Taeyeon di genggam dengan romantisnya oleh pria yang tidak di sukainya. Rasa cemburu dan penasaran pun membuat ia mengikuti mereka dari belakang.

Waktu cepat berlalu dan mereka mulai lelah karena berjalan cukup jauh. Tidak ingin melihat Taeyeon kelelahan, Minho menggendongnya dengan romantis dan hal itu semakin membuat Yoona cemburu bukan main.

"Beraninya dia melakukan itu dengan Taeyeon. Dia milikku dan aku bersumpah aku ingin membunuh pria itu sekarang juga!" Dia memutuskan untuk berlari menghampiri mereka namun mereka malah naik ke dalam taksi.

"Ottoke? A-aku bisa kehilangan mereka." Buru-buru ia menjegat taksi yang lewat dan masuk dengan terburu-buru.

"Tolong ikuti taksi itu, palli!"

"Ne agassi."

Cukup lama menempuh perjalanan, mereka pun tiba di Namsan Seoul Tower. Dan ketika turun dari taksi Yoona sedikit merasa kesal karena dulu ini tempat kencan favoritnya bersama Tiffany dan sekarang ia harus melihat Taeyeon berkencan bersama orang lain di tempat favoritnya.

"Awas kalian!" Dia kembali mengikuti mereka.

Setelah menemukan bangku kosong, Minho mengajak Taeyeon duduk dan membiarkannya beristirahat sejenak sembari menikmati pemandangan yang indah. Di sisi lain mereka tidak sadar dengan seseorang yang sibuk menatap sinis mereka sembari bersembunyi di balik tembok.

"Minho, kau bilang ada yang ingin kau bicarakan?"

"Rupanya kau tidak sabar ingin mendengarnya." Pukulan kecil pun melayang.

"Itu karena kau bilang itu hal penting." Minho hanya tersenyum kemudian menarik napasnya lalu berbalik menatap wajah Taeyeon.

"Secepatnya setelah kau lulus kau pasti membutuhkan pekerjaan. Di kantorku sekarang aku tidak punya asisten dan aku sengaja tidak mencarinya karena aku selalu memikirkanmu. Aku selalu membayangkan bagaimana jika kau menjadi asistenku dan bekerja denganku sepanjang hari. Sampai akhirnya aku di pertemukan kembali denganmu, aku sangat senang dan mungkin bisa mewujudkan keinginanku. Maka dari itu..." Minho meraih tangannya.

"Setelah kau lulus nanti, jadilah kekasihku. Kita bekerja di tempat yang sama dan kita membangun sebuah keluarga di masa yang akan mendatang nanti. Bagaimana, kau mau melakukannya?" Teyeon terdiam sembari merasakan hatinya yang berdebar.

Oh my god hatiku...

Melihat respon Taeyeon yang hanya diam dengan pikirannya membuat Minho terkekeh.

"Aku tau dulu mungkin aku terlihat buruk dan menjengkelkan tapi sungguh, aku berubah sekarang dan aku bisa menjamin itu."

"B-bukan itu masalahnya, tapi... Kau s-serius dengan perasaanmu padaku?" Jitakan kecil pun melayang.

"Pabo! Kau lupa dari dulu aku tergila-gila padamu?"

"A-hahahaha aku lupa tentang itu."

"Jadi bagaimana, kau mau? Aku tidak memintamu untuk jadian sekarang jadi santai saja sampai kau lulus kuliah karena aku juga sibuk dengan pekerjaanku."

Kau benar-benar berubah sekarang, bahkan membuat jantungku berdegup dengan kencang.

Dengan malu-malu Taeyeon mengangguk dan kemudian mendapat pelukan hangat dari Minho.

"Gomawo Taeyeon, penantianku tidak sia-sia."

"Ne aku hargai itu." Mereka melepas pelukannya kemudian saling menatap satu sama lain.

"May i kiss you Taeyeon?"

"Aku ingin mendengar sesuatu dulu dari mulutmu hehe."

"I love you!" Taeyeon tersenyum kemudian memejamkan matanya. Saat itu juga Minho mencondongkan tubuhnya dan mencium manis bibir Taeyeon.

"T-taeng!" Yoona yang menyaksikan adegan tersebut menyentuh dadanya yang terasa sakit sampai akhirnya ia tidak kuasa menahan air matanya lalu berlari meninggalkan tempat.

***

 

Berjalan sempoyongan dengan isak tangis yang tidak kunjung berhenti membuat Yoona menjatuhkan tubuhnya ke tanah sembari menyandarkan punggungnya ke pohon. Lelah menunggu cinta yang tidak terbalas dan sakarang ia harus kehilangan orang yang di cintainya. Dalam pedihnya ia berharap ini hanyalah mimpi namun kenyataannya itu bukanlah mimpi dan selama berjam-jam ia terdiam dalam kesendiriannya dengan tatapan kosong.

Cepat atau lambat kau harus meilih salah satunya Yoona. Tuhan itu maha adil, lama-lama kau pasti kehilangan salah satunya karena rakusnya hatimu.

Kata-kata yang di ucapkan Bora pun muncul di kepalanya.

"Dia benar dan sekarang hal itu memang terjadi, daebak." Sembari menarik napas Yoona menyeka air matanya kemudian berdiri.

"Bagaimana pun juga ini sudah terjadi dan aku harus kuat. Aku harus memutuskan ini sekarang juga dan aku harap dia sudah pulang sekarang." Setelah kembali menyeka air matanya, ia pun memutuskan untuk pergi menemui Taeyeon ke rumahnya.

Sementara di rumahnya, Taeyeon yang baru saja pulang sibuk tersenyum-senyum sendiri sembari mondar mandir tidak jelas di ruang tamunya. Tidak lama senyumannya itu pudar karena terkejut dengan kemunculan seseorang di balik pintu rumahnya.

"Yoona!"

"Taeng!" Dia menatap Taeyeon dengan sedih.

"Apa terjadi sesuatu? Matamu begitu sayu seperti sudah menangis." Cemas Taeyeon menghampirinya dan kembali di kejutkan karena Yoona memeluknya dengan tiba-tiba. Sekali lagi air matanya jatuh membasahi pipinya.

"Yoona kau baik-baik saja? Ceritakan padaku apa terjadi sesuatu padamu?" Yoona enggan menjawabnya dan semakin mempererat pelukannya. Hal ini membuat Taeyeon merasa bingung dengan apa yang terjadi dengannya.

"Hei kau membuatku sangat khawatir. Jawab aku kau kenapa?"

"Jebal jangan bertanya dan biarkan aku diam dalam posisi ini." Taeyeon mendesah kemudian membalas pelukannya sembari menepuk-nepuk punggungnya.

Mulai dari sekarang aku rela melepaskanmu dan membiarkanmu berbahagia dengan orang lain. Terimakasih untuk semua momen bahagia yang pernah kita lalui bersama. Aku putuskan sekarang, aku tidak akan mencintaimu lagi dan aku akan menghapus namamu dari hatiku.

Dengan sedikit terisak ia melepas pelukannya kemudian memandang wajah Taeyeon yang terlihat sangat cemas.

"Gwenchana?" Yoona meresponnya dengan senyuman kemudian mencium bibir Taeyeon dengan lembut. Tidak ada perlawanan dari Taeyeon karena tubuhnya menegang sampai akhirnya Yoona melepas ciumannya dan kembali memandang wajahnya yang terlihat terkejut.

"Selamat tinggal Taeng." Yoona melagkahkan kakinya dari rumah Taeyeon.

"M-mwo?" Taeyeon tersadar dengan apa yang terjadi kemudian lari mengejar Yoona dengan penuh pertanyaan.

Tap!

Dia menghentikan langkahnya di depan pintu gerbang sembari menoleh ke kanan kiri namun dan dia tidak menemukan Yoona.

"Kemana perginya dia? Cepat sekali menghilangnya. Aku jadi bingung maksud yang tadi itu apa?" Taeyeon mencoba memikirkan apa yang terjadi barusan.

"Selamat tinggal? Apa lagi maksudnya itu? Haaah sepertinya aku harus menemuinya besok." Dengan menggaruk kepalanya ia kembali masuk ke dalam rumahnya.

***

 

Di kediamannya, Tiffany sibuk membaca buku bahasa Korea sembari mencoba menerjemahkan hangul dari setiap lembarannya. Tidak lama ia mendengar suara pintu terbuka dan mendengar derap langkah kaki seseorang memasuki rumahnya.

"Itu pasti my Yoong." Dia menghentikan aktifitasnya kemudian bangkit dari kursinya.

Tap!

"Fanny." Tiffany mengeluarkan kerutan melihat wajah Yoona yang tampak berbeda.

"Are you okay?" Tiffany menyentuh pipinya sembari melihat matanya yang sayu.

"Mianhae."

"Apa yang terjadi? Mengapa kau meminta maaf?" Yoona menarik nafasnya.

"Mianhae atas semua kesalahan yang pernah aku lakukan padamu. Mianhae jika aku selalu membuatmu merasa sakit hati karena keegoisanku. Mianhae karena aku terlalu bodoh menduakan perasaanku di saat kita saling menjalin kasih. Kau adalah gadis yang sangat baik dan setia dan tidak seharusnya aku menyakitimu. Aku menyesal dengan semua itu dan mulai dari detik ini aku hanya mencintaimu dan jangan pernah tinggalkan aku dalam keadaan apa pun." Tidak terasa air matanya kembali jatuh membasahi pipinya.

"Yoong." Tiffany menyeka air mata yang membanjiri wajah cantik Yoona.

"Aku tau kau sangat mencintaiku dan tanpa meminta pun aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Gomawo untuk mencintaiku sepenuh hatimu, aku juga mencintaimu lebih dari apa pun." Tiffany mengecup bibirnya dengan penuh kasih sayang dan kemudian mereka berpelukan.

TBC

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
taena90 #1
Chapter 15: I love this story, udah ending aja :D tapi saya seneng endingnya yoontae ❤ tetep berkarya ya thor, awalnya saya cuma silent reader, tapi setelah baca ff2mu saya ga bakal jadi silent reader lagi :)
deer_yoongie_
#2
Chapter 15: yeahhhh.... yoontae happy ending is the best story ever! Thank you author-nim for make such a beautiful story :) saya tunggu cerita yoontae selanjutnya dan aku pastikan akan menjadi pembaca setia! hehehe once more, kamsahamnida :)
yy_101
#3
Chapter 14: Finally yoontae bed scene errr hot *_*
Yoongie02
#4
Chapter 14: DAMN SO HOOOTTT!!!!
Good job Taeyeon, jempol jg buat authornya >_<
deer_yoongie_
#5
Chapter 13: Semoga rencana taeyeon berhasil. Go go taengooa!!! Haha
taetae_sone
#6
Chapter 13: Update juga. Semoga rencana taeyeon untuk menperkosa yoona berjalan mulus *sambil nyengir mesum wkwkwk
Yoongie02
#7
Chapter 13: Ommo! Taeng mencoba memperkosa yoona? Ga sabar nunggu next chapternya >_<
Taengislove89
#8
Please write the English version of this!
taetae_sone
#9
Chapter 12: Ampe jatoh ke got, gemes bacanya... Taeyeon mulai agresif tapi kasian nasibnya sial mulu wkwkwk
yoonalovetaeng #10
Chapter 11: Ayo taeyeon hancurkan hubungan yoonfany :D saya suka fanfic2mu thor, tetep update fanficnya pake bahasa Indonesia ya :D