Chapter 4

LOVE ME LIKE YOU DO (SNSD VER.)

05:30AM

Dengan mata yang masih terasa ngantuk juga kepala yang terasa pusing, Yoona berjalan menuju rumahnya dengan sedikit sempoyongan.

"Hoam!" Dia kemudian memukul-mukul kepalanya yang terasa sakit. Tadi malah setelah kejadian tabrakan bibir Taeyeon langsung tidak sadarkan diri sementara dirinya langsung menghabiskan tiga botol bir sekaligus hingga membuatnya terkapar di lantai ruang tamu. Setelah terbangun dari tidurnya dia memutuskan untuk pulang saja karena rasa sakit di kepalanya. Tidak sadar ciuman yang di berikan Taeyeon semalam membuatnya tersenyum konyol hingga ia tiba memasuki rumahnya.

BRUK!

"Hoaaaam!"

"WHERE WERE YOU LAST NIGHT?" Yoona terperanjat kaget melihat kekasihnya kini tengah menatap tajam dirinya di sofa.

"F-fany, sejak kapan kau ada di sini?"

"Kemarin. Berkali-kali aku menelponmu dan kau tidak mengangkatnya. Aku juga menunggumu semalaman di sini dan kau tidak pulang, menyebalkan!" Yoona menelan ludahnya.

"Dari mana saja kau semalaman?"

"I-itu semalam a-aku... Aku... Bermain game di rumah Taeyeon ne bermain game." Tiffany menyipitkan matanya dengan curiga.

"Bermain game hingga pulang pagi? Dan itu di rumah Taeyeon?"

"N-ne, mianhae."

"Kau bersenang-senang bersamanya semalaman hingga mengacuhkan teleponku?"

"Itu k-karena nada dering ponselku di matikan." Tiffany bangkit dari tempat duduknya kemudian berdiri di hadapan Yoona.

"Entah mengapa aku mencium sesuatu yang mencurigakan." Sekali lagi Yoona menelan ludahnya dan Tiffany yang merasa kesal akhirnya berjalan melewatinya.

"Chakkaman, kau mau kemana?"

"Pulang, i hate you!" Jawabnya dengan nada kesal.

"Wait, i'm sorry." Dengan cepat Yoona merangkul tangannya kuat-kuat.

"Let me go!"

"NO!"

"Yoon-" Yoona menotongnya dengan ciuman lembut di bibirnya. Rasa kesal yang di rasakan Tiffany pun seketika menghilang sampai akhirnya ia mencium sesuatu yang menyengat. Dia kemudian menarik diri dari ciuman sembari memperlihatkan kerutan di keningnya.

"Kau habis minum? Kau bau alkohol!"

Gawat!

"Hehehe i-itu karena semalam aku kalah dan harus minum hingga aku mabuk dan terkapar di rumah Taeyeon. I-itu sebabnya aku tidak pulang dan kau tau aku tidak biasa minum. Aku juga tidak melakukan hal-hal lain selain dari itu, sungguh." Akhirnya Tiffany mengangguk mengerti.

"Lain kali jangan kau ulangi."

"Hmm aku janji. Duduklah Fany, aku akan membuat sarapan untukmu."

"Wait, aku harus melakukan sesuatu terlebih dahulu padamu."

"Hah?" Tiffany tersenyum nakal kemudian menyeretnya menunju kamar mandi.

"H-hoi apa yang akan kau lakukan?" Tiffany mendorongnya ke dinding kamar mandi kemudian mulai melepas kancing bajunya.

"W-wait! Wajahmu terlihat mesum sekarang!"Yoona menyingkirkan sentuhan tangannya.

"Be quite!"

"Shiro! Apa kau mau memperkosaku?" Dengan tatapan nakalnya Tiffany kembali melepas kancingnya dengan paksa.

"A-andwae Fany-ah, aku belum siap dengan hal ini."

"But i'm ready babe!"

"AAAAA... HELP ME!!!" Tiffany mengeluarkan tawanya sembari melepas kemeja dan roknya tanpa perlawanan.

"Suaramu terlalu keras, tetangga bisa mendengar permainan kita."

"Someone please help me!" Tiffany kembali tertawa dan kini tubuh Yoona hanya tertutup pakaian dalam saja.

"Gadis pintar! Sisanya giliranmu dan cepat bersihkan dirimu dari bau alkohol ini. Aku menunggumu untuk membuat sarapan."

"Kau tidak jadi memperkosaku?"

"Hahahaha idiot! Jika berniat aku akan melakukannya dari dulu. Cepatlah, aku akan menunggumu." Yoona meninggalkan dirinya dengan gelak tawanya.

"Save!"Yoona mulai membersihkan dirinya.

***

 

BRUK!

Taeyeon membanting pintu mobilnya kemudian berjalan menuju tempat biasa ia berkumpul. Dari jauh dia melihat Yoona dan Bora duduk sembari memainkan ponselnya. Tidak membuang waktu ia berlari dengan memberikan pelukan hangat untuk Yoona.

"Annyeong!" Rasanya seperti tersengat listrik merasakan pelukan hangat dari Yoona.

"T-taeng, annyeong!" Mengingat ungkapan cinta dan ciuman semalam membuat Yoona menggigit bibirnya dengan gugup.

"Semalam aku mabuk berat. Apa kau pulang setelah itu?"

"Hmm, aku juga memindahkanmu ke kamar." Taeyeon melepas pelukannya kemudian duduk di sampingnya.

"Gomawo dan apa kau pulang dengan keadaan mabuk? Aku melihat botol bir berserakan di ruang tamu."

"Hehehe ya aku mabuk juga tapi aku pulang dalam keadaan sadar. Ngomong-ngomong, kau ingat sesuatu semalam?"

"Tentu, semalam aku bermimpi menarik seorang model terkenal ke dalam pelukanku, Gigi Hadid. Saat itu juga aku mengatakan i love you dan menciumnya woah itu seperti nyata hahaha!" Kini Yoona melebarkan matanya dengan tidak percaya.

J-jadi... Itu bukan untukku? Menyedihkan sekali hidupku hiks!

Yoona menunduk kecewa. Dari belakang mereka Sooyoug dan Tiffany muncul dengan membawa beberapa kantong makanan di tangan mereka.

"Morning guys!" Keduanya menaruh semua kantong di atas meja kemudian Tiffany duduk di samping Yoona sembari mencolek pipinya.

"Aku lihat akhir-akhir ini YoonTae telah berubah menjadi YoonFany!" Celetuk Bora yang kemudian mendapat tatapan silau dari Taeyeon.

"Itu memang sudah berubah semenjak si Patini ini datang." Jawabnya sembari menunjuk Tiffany.

"Namaku Tiffany!"

"Aku tidak perduli dan aku hanya ingin memanggilmu Paini, sesuai dengan wajahmu yang jelek, bleee!" Kini Tiifany menatapnya dengan senyum sinis.

"Setidaknya aku sangat cantik bagi Yoona. See, kami sangat cocok bukan? Berbeda denganmu, kau cebol seperti kurcaci dan tidak cocok dengannya."

"Setelah merebut sahabat terdekatku sekarang kau berani mengatakan hal itu? Aku bersumpah aku ingin membunuhmu sekarang."

"Do it if you can." Taeyeon berdecak kesal kemudian mendekatinya.

"KYAAAAA!!!" Tiffany berteriak karena Taeyeon baru saja mencengkram kepalanya sembari menggigit telinganya.

"WHAT ARE YOU DOING?"

"Bleeeee!" Taeyeon langsung melarikan diri sementara yang lainnya tak kuasa menahan tawa mereka.

"AKU TIDAK AKAN MEMBIARKANMU LOLOS CEBOL!" Tiffany mencoba mengejarnya namun Yoona segera menahannya.

"Lepaskan, aku ingin menghabisinya!"

"Don't, biarkan saja dia."

"Setelah apa yang dia lakukan kau menyuruhku untuk membiarkannya? Oh please dia baru saja menggigit telingaku, aku harus membunuhnya sekarang juga." Tiffany mencoba mengejarnya kembali namun tangan cepat Yoona menariknya duduk.

"Aku bilang biarkan saja. Aku yang akan menghukumnya nanti." Belaian tangan lembut Yoona di kepalanya akhirnya membuat Tiffany menurutinya.

“Bagaimana bisa kau memiliki teman seperti dia?”

“Aku juga tidak tau. Dia memang seperti itu, menyebalkan. Semakin lama kau mengenalnya kau akan terbiasa dengan sikapnya yang seperti itu.”

“I don't think so.” Yoona hanya tertawa kecil sembari mencubit pipi Tiffany.

***

20:30PM

 

Seseorang memasuki halaman rumah Taeyeon dan masuk tanpa mengetuk pintu. Melihat pemilik rumah sedang sibuk bermain play station, orang itu tertawa nakal kemudian mendekatinya dengan memukul kepalanya.

“Hoy!”

“Awch!” Melihat siapa yang memukulnya Taeyeon menghentikan aktifitasnya.

“Datang seperti hantu, ada apa?” Yoona hanya tersenyum nakal kemudian menyerang Taeyeon dengan mengigit telinganya.

“YAH YOONA!”

“Hahahahaha kena kau!”

“Apa yang kau lakukan? Mengapa kau mengigit telingaku?”

“Memberimu hukuman karena menggigit telinga Tiffany.” Mendengar namanya membuat Taeyeon memutar bola matanya.

“Kau datang kemari hanya untuk membalaskan dendam si Patini itu? Oh my god, betapa kasihannya aku. Setelah membuangku sekarang kau sangat memperdulikannya huhuhu.” Yoona meresponnya dengan tawa dan pukulan kecil di bahunya.

“Mianhae, aku hanya bercanda. Aku melakukan itu karena merindukan momen berduaan denganmu.”

“Sudah jelas kau berbohong! Kau hanya membalaskan dendam si Patini itu, jangan berpura-pura merindukanku.” Sekali lagi Yoona tersenyum nakal dan kembali mengigit telinga Taeyeon dengan gemas.

“YOONA!!!” Taeyeon mendorong tubuh Yoona kemudian balik mencoba membalasnya dengan hal yang sama.

“AMPUN!” Taeyeon menindih tubuhnya dan menahan kedua tangannya yang mencoba memberontak.

“Rasakan pembalasanku!”

“Kyaaaaa!” Taeyeon akhirnya berhasil menggigit telinganya dengan senyuman puas.

“It's hurt.”

“Siapa suruh kau yang memulai.”

“Menyingkirlah dari tubuhku, kau berat!” Taeyeon malah sengaja memperkuat cengkraman tangannya agar Yoona tidak bisa lepas darinya.

“Aku tidak akan melepaskanmu sebelum kau membuang jauh-jauh si Patini itu.”

“I hate you.”

“Tidak, kau mencintaiku.”

“No, i hate you.”

“Really? I love you.”

Kalimat terakhir membuat Yoona terdiam sembari menatap wajahnya. Taeyeon tersenyum tipis kemudian melepas cengkramannya lalu menenggelamkan wajahnya di dadaYoona sembari memeluk tubuhnya yang hangat.

“Aku rindu bercanda tawa setiap waktu denganmu, jadi biarkan kita seperti ini sekarang.”

OH MY GOD.. OH MY GOD.. OH MY GOD!

“M-me too.” Yoona membalas pelukannya dengan wajah yang mendadak memerah karena menahan rasa senangnya. Dari luar melalui kaca jendela, Tiffany yang baru saja tiba memalingkan wajahnya setelah melihat kekasihnya dalam pelukan orang lain. Karena ia tidak menemukan Yoona di rumahnya diam-diam ia sengaja mencarinya melalui bantuan gps ponsel sampai ia menemukannya di rumah Taeyeon. Tidak ingin berlarut dalam kesedihan, ia berbalik badan untuk pergi.

“What are you doing here?” Seseorang yang datang tiba-tiba mengejutkannya.

“B-bora!” Melihat wajahnya yang terlihat sedih membuat Bora mendekatinya sembari melihat ke arah jendela.

“Owh, rupanya itu.” Bora akhirnya mengerti.

“I will go.”

“Wait!”

“What?”

“We need to talk.” Bora meraih tangannya dengan lembut kemudian membawanya ke samping rumah Taeyeon. Ada perasaan aneh ketika Bora menggandeng tangannya sampai mereka tiba di lokasi.

“Apa yang akan kau bicarakan?” Senyuman nakal muncul di wajah Bora. Dia sedikit mendorong tubuh Tiffany ke tembok lalu menatap wajahnya dengan tatapan yang menggoda. Melihat sikap Bora yang seperti ini membuat Tiffany mendadak gugup sekaligus aneh.

“Katakan apa yang ingin kau bicarakan dan jangan menatapku dengan tatapan seperti itu.” Bora terkekeh.

“Aku hanya ingin bertanya apa kau seorang...” Tangan nakal Bora masuk ke dalam roknya dan membelai paha putih Tiffany.

“Lesbian?”

“Hentikan!” Tiffany menepis kasar sentuhannya dengan terkejut.

“Hoi hoi santai, aku hanya ingin memastikan apa tebakanku benar atau salah?”

“What you say? Yang kau lakukan itu perbuatan yang tidak sopan.” Tiifany hendak pergi namun Bora menahannya dengan menarik tangannya dan mengembalikannya ke posisi semula.

“Just let me go!” Bora menggelengkan kepalanya.

“Kau belum menjawab pertanyaanku. Apa benar kau seorang lesbian? Dan juga ada hubungan apa kau dengan Yoona? Dari yang ku lihat kalian seperti pasangan kekasih, right?”

Bagaimana dia bisa tau?

“Dan kau terlihat sedih karena melihat Yoona berada dalam pelukan orang lain, right?”

Siapa kau sebenarnya?

Rasa gugup membuat Tiffany menelan ludahnya.

“Itu yang ingin kau bicarakan? Stupid question.” Tiffany akhirnya mendorong tubuh Bora dan meninggalkannya sendiri.

“Kau pasti bertanya-tanya mengapa aku bisa tau. Aku pernah belajar ilmu psikolog dan aku seperti melihat kau bukan gadis normal.” Dengan wajah tanpa berdosa Bora meninggalkan tempat dan berjalan menghampiri dua orang yang asik dengan dunianya. Menyadari kedatangan Bora keduanya tetap di posisi tanpa melihat ke arahnya.

“Mau apa kau kemari?”

“Tentu saja untuk mengerjakan tugas kita bodoh! Berhenti bermesraan, aku ingin menyelesaikan tugas kita hari ini.”

“Kau mengganggu saja. Aku masih belum puas merasakan dadanya yang empuk!” Sadar dengan apa yang di katakan Taeyeon barusan, Yoona menyingkirkan tubuh mungilnya dengan kasar sembari menutupi dadanya dengan tangan.

“Byuntaeng jadi itu hanya modusmu hah?”

“Hahahahahahaha aku ketahuan.” Berdecak kesal, Yoona memukul kepalanya.

TING TONG!

“Siapa lagi yang datang?” Taeyeon bangkit lalu membukakan pintunya.

DEK!

"Aku menemukanmu, Taeyeon-ssi!" Taeyeon terdiam sesaat melihat pria tampan dengan pakaian yang rapih di hadapannya.

"C-choi Minho! Is that you?"

"Yes i am." Keduanya saling bertatapan kemudian Minho tersenyum nakal lalu memeluk tubuh mungil Taeyeon dengan gemasnya.

"I MISS YOU SO MUCH CEBOL!" Serunya dengan girang hingga membuat Yoona membelalakan matanya melihat Taeyeon dalam pelukan orang yang tidak di kenalnya.

“MINHO, DO YOU REMEMBER ME?” Teriak Bora mengalihkan perhatiaanya.

“Hei Bora, of course. Long time no see!” Pria yang bernama Minho itu juga memeluk tubuh Bora sekilas.

"Chakkaman, apa kau benar-benar Minho? Kau benar-benar berbeda dari yang terakhir kali ku lihat?" Taeyeon memperhatikannya dari atas sampai bawah.

"Berbeda? Lebih tampan maksudmu? Hahaha ya ini memang aku, pria yang selalu gagal mendapatkan hatimu.”

"Hahahaha masuklah.” Taeyeon mempersilahkan duduk di ruang tamu dan dari belakang Yoona mengikuti mereka dengan beribu-ribu pertanyaan.

“Hei Minho, aku jadi kagum melihat dirimu yang sekarang hahaha!”

“Gomawo. Aku sudah berubah semenjak memimpin perusahaan ayahku.”

“Aku senang mendengarnya.”

“Siapa kau?” Pertanyaan Yoona mencuri perhatian semuanya.

“Perkenalkan aku Choi Minho, pria yang dulu mengejar-ngejar si cebol ini.” Tidak sadar Yoona merasa cemburu mendengarnya.

“Ah kau belum pernah mendengar ceritanya Yoona. Dulu mereka satu sekolah dan Minho adalah pria pertama yang bersih keras mengejar Taeyeon sampai ia tidak pernah berhasil mendapatkannya hahahaha!”

“I hate you Bora!”

“Owh.”

“Dan lihatlah chemistry mereka, terlihat cocok bukan?” Sekali lagi Yoona merasa sangat cemburu dan dengan malu-malu Taeyeon menendang kaki Bora.

“Umh Minho, bagaimana kau bisa menemukan rumahku?”

“Aku bertemu teman sekelasmu dulu dan dia memberikan alamat rumahmu yang sekarang. Dia juga memberitahuku dimana tempat kuliahmu dan kebetulan aku akan kuliah di sana. Apa banyak wanita seksi di sana?”

“Mulai, aku rasa kau tetap mesum.”

“Hahahahaha!” Mereka bertiga melanjutkan obrolan mereka hingga tidak sadar mereka telah mengacuhkan Yoona yang mempoutkan bibirnya sekarang.

“Ekhem, Taeng aku pamit pulang saja.”

“Eh, apa bisa kau tinggal sebentar? Aku tidak bisa mengantarmu pulang saat ini.”

“Gwenchana, nikamti saja reuni kalian. Aku pulang!”

“Hati-hati di jalan.” Yoona mengangguk kemudian menutup pintu. Bukannya pergi ia malah berlari dengan mengendap-endap ke arah jendela dan mengintip mereka dari luar jendela.

Taeng dia pria yang tampan oh my god! Jangan bilang setelah bertemu kau akan berpacaran dengannya? Andwae i’m going crazy!

Yoona terus memperhatikan mereka dengan sangat gelisah. Mereka terlihat sangat senang dengan tertawa lepas saling merangkul satu sama lain sampai akhirnya Taeyeon meninggalkan Bora seorang diri dan membawa Minho ke ruangan atas yang merupakan kamar tidurnya.

Apa yang akan kalian lakukan? Mengapa kau membawanya ke atas? Jangan bilang kau akan tidur dengannya? Hoi your mine Kim Taeyeon, only mine!

Rasa tidak tahan akhirnya membuatnya pergi meninggalkan rumah Taeyeon dengan berjalan sembari menggeretakan kakinya secara terus menerus.

TBC

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
taena90 #1
Chapter 15: I love this story, udah ending aja :D tapi saya seneng endingnya yoontae ❤ tetep berkarya ya thor, awalnya saya cuma silent reader, tapi setelah baca ff2mu saya ga bakal jadi silent reader lagi :)
deer_yoongie_
#2
Chapter 15: yeahhhh.... yoontae happy ending is the best story ever! Thank you author-nim for make such a beautiful story :) saya tunggu cerita yoontae selanjutnya dan aku pastikan akan menjadi pembaca setia! hehehe once more, kamsahamnida :)
yy_101
#3
Chapter 14: Finally yoontae bed scene errr hot *_*
Yoongie02
#4
Chapter 14: DAMN SO HOOOTTT!!!!
Good job Taeyeon, jempol jg buat authornya >_<
deer_yoongie_
#5
Chapter 13: Semoga rencana taeyeon berhasil. Go go taengooa!!! Haha
taetae_sone
#6
Chapter 13: Update juga. Semoga rencana taeyeon untuk menperkosa yoona berjalan mulus *sambil nyengir mesum wkwkwk
Yoongie02
#7
Chapter 13: Ommo! Taeng mencoba memperkosa yoona? Ga sabar nunggu next chapternya >_<
Taengislove89
#8
Please write the English version of this!
taetae_sone
#9
Chapter 12: Ampe jatoh ke got, gemes bacanya... Taeyeon mulai agresif tapi kasian nasibnya sial mulu wkwkwk
yoonalovetaeng #10
Chapter 11: Ayo taeyeon hancurkan hubungan yoonfany :D saya suka fanfic2mu thor, tetep update fanficnya pake bahasa Indonesia ya :D