01-end

I Miss U

Ini butuh waktu yang cukup lama agar mereka bisa bertemu. Hanya berdua. Empat Mata. Menyisipkan waktu diantara sibuknya jadwal mereka itu hampir tak mungkin. Tapi sepertinya Tuhan memberikan kesempatan kecil kepada mereka. Itu adalah sebuah keajaiban. Tak ada yang dilebih – lebihkan itu semua adalah kenyataan.

Jinyoung hampir tiap malam menelfon pacarnya saat ia berada di Jepang melakukan promosi dengan Got7. Mendengarkan suaranya, tawa nya dan tentu saja kalimat ‘aku sangat merindukanmu’ darinya adalah hal yang sangat menyenangkan tapi juga sekaligus menyedihkan karena ia tak bisa benar – benar bertemu. Itulah mengapa saat mereka saling berbalas pesan dan sadar akan sebuah kesempatan untuk bertemu, Jinyoung dengan semangat yang mengatur dimana dan jam berapa mereka akan bertemu.

Sedangkan bagi Jisoo, melakukan comeback kali ini begitu sangat menyenangkan tapi juga tersibuk dari comeback sebelumnya. Dengan popularitas Blackpink yang terus naik, tawaran begitu banyak datang. Entah itu kepada grup nya atau dirinya sendiri. Hingga hampir tiap hari dia hanya bisa tidur selama 4 jam saja. Walaupun ia sadar bahwa popularitas itu sangat baik kadang ia merasa tak tahan dengan rutinitas itu. Setiap hari dari lokasi syuting ini, ke tempat pemotretan majalah itu, dari studio ini ke studio radio itu, membuat kepalanya sering pusin, juga tubuhnya yang semakin lama tak bugar lagi, tak membantu nya sama sekali. Dan ia sadar bahwa ia mencapai puncak stress. Satu hal yang ia inginkan sekarang, bertemu dengan Jinyoung.

Jadi disinilah mereka, pukul 11 malam. Di sebuah kedai kopi kecil yang buka hingga dini hari. Yang letaknya tak jauh dari apartemen Blackpink.

Mereka berdua memakai jeans, jaket yang tebal. Tak ada rencana untuk memakai baju couple. Mereka hanya memakai pakaian se-standar mungkin agar tak mencuri perhatian orang lain atau lebih tepatnya fans mereka.

Setengah jam lalu, Jinyoung berdiri di pinggir trotoar jalan. Ia menurunkan topinya lagi agar menutupi wajahnya. Sebenarnya tak begitu banyak orang yang berlalu lalang saat itu. Hanya satu dua pejalan kaki saja. Tapi ia merasa tak nyaman. Berkali – kali ia melihat ke arah layar Handphone nya untuk mengecek pesan, karena sekarang Jisoo sudah 10 menit terlambat dari jam janjian. Ia merasa khawatir kalau Jisoo ketiduran, melihat bahwa pesan terakhir yang ia kirimkan tidak ia balas, tapi melihat bahwa ada tanda ia sudah membaca pesan itu, Jinyoung merasa lega. Satu tangannya ia masukan kedalam kantung celananya, menjaga agar telapak tangannya tak membeku. Udara malam ini sangat dingin apalagi jika kau hanya berdiri diam di pinggir trotoar tak melakukan apa – apa hanya mengecek HP mu.

Seorang wanita terlihat berlari ke arahnya. Jinyoung tersenyum lebar. Dari gerak tubuhnya dan postur tubuh yang ia sangat hafal, ia tahu bahwa wanita itu adalah Jisoo.

Hanya beberapa langkah sebelum mendekat ke Jinyoung, Jisoo menghentikan langkahnya. Memandang laki – laki di depannya sesaat dengan senyum lebar, ia yakin bahwa itu Jinyoung dari kejauhan karena dia sudah hafal betul bagaimana dia, tapi untuk memastikan lagi dan tidak salah orang ia melakukan itu.

Sang laki – laki tak ada bedanya, seolah senyum tak bisa hentikan di wajahnya. Jisoo melangkah kan kakinya pelan mendekati Jinyoung. Ia tak akan bertingkah sok jual mahal kali ini. Karena sekarang bukanlah waktu yang tepat itu, sehingga saat ia sudah begitu dekat dengan Jinyoung, ia menyelipkan kedua tangannya di pinggang sang laki – laki dan melingkarkannya di tubuhnya. Memelukanya dengan erat.

Ia begitu sangat rindu. Hingga pada titik saat ia memeluknya seperti ini Jisoo ingin menangis. Tapi ia dengan kuat menahannya. Sekali lagi ia berfikir, bahwa sekarang bukan hal yang tepat. Dan ia ingin malam ini hanya diisi dengan hal – hal yang membuat mereka tersenyum.

“Aku sangat merindukanmu”

Pelan, tapi Jinyoung masih bisa mendengarnya. Sang laki – laki melingkarkan lengannya juga ke tubuh Jisoo, membuat mereka lebih dekat lagi. “Na do”

Itu seperti beban yang ada fikirannya untuk sementara waktu terangkat. Semua terasa lebih ringan. Dan ia merasa sangat nyaman sampai ketika saat ia merasakan Jisoo melepaskan pelukannya pelan, Jinyoung mengerutkan alisnya. Ia tak menyukainya, dia ingin lebih lama lagi.

Jisoo yang melihat ke arah Jinyoung yang ekspresi wajah seperti itu, tertawa. “Wae? Kenapa kau melihatku seperti itu?”

Jika merasakan pelukannya sudah sangat menyenagkan, mendengar tawanya sekarang secara langsung membuat Jinyong merasakan jantungnya berdegup. Tapi melihat sang wanita yang masih tersenyum dengan bibirnya itu, membuat ia ingat akan sesuatu. Keinginan itu kembali lagi.

Jinyoung merendahkan kepalanya. Jisoo tersentak kaget, sang wanita terlihat mengerti apa yang akan dilakukan Jinyoung. Ia memiringkan wajahnya agar topi yang ia pakai sekarang tak menghalangi dan mendekat kan wajahnya ke arah Jisoo lagi.

Sampai akhirnya bibir mereka bertemu.

Jisoo menutup matanya. Dia tak akan bohong bahwa ini juga salah satu kenapa ia begitu merindukan Jinyoung. Bibirnya terasa hangat dan lembut. Membuatnya ingin merasakan lagi  dan lagi.

Itu terjadi secara singkat saja jika dibanding dengan ciuman mereka yang lain. Jisoo baru saja merasakan sebuah kupu – kupu yang terbang di perutnya. Ketika tiba – tiba Jinyoung menyudahi ciuman itu. Jisoo membuka matanya. Sang laki – laki melihatnya tersenyum. Jisoo terdiam.

“Wae? Kenapa kau melihatku seperti itu?” kata Jinyoung pelan, lalu tertawa.

Jisoo ikut tertawa menyadari kalimat yang digunakan Jinyoung.

Mereka impas.

Mereka berdua terdiam  saat tiba – tiba suara aneh berbunyi dari perut Jisoo. Jinyoung tak bisa menahannya tapi ia tertawa lagi, kali ini lebih keras. Jisoo cemberut.

“Oke, ayo kita pergi.” Kata Jinyoung, sambil menggangdeng tangan Jisoo berjalan pergi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

-MayJune-

 

>.< semoga kalian suka!! subscribe & comment juseyoo~~ ^^

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
andinitiaras
#1
Chapter 1: Lanjutkan lagi authornim<3
Xylian
#2
Chapter 1: Woahh >< lanjutin author nim