khunyoung >< uLtra Lover

Description

 

ULTRA LOVER

Pairing  : khunyoung / khunwoo

 

Suasana dorm benar-benar sepi, sudah hampir beberapa bulan ini para member 2PM sibuk dengan Tur Asia dan jepang mereka. Dan rencananya hari ini mereka akan  kembali ke korea setelah berhasil menyelesaikan konser terakhir mereka di fukuoka.

 

(khunyoung)

Seorang namja dengan muka ditekuk memasuki dorm dengan terburu-buru, sedangkan  yang lain masih sibuk menurunkan barang dari dalam mobil.

“wooyoung ah! Mau kemana kau? Bisakah kau membantu kami membawa ini?” teriak junsu

“aku harus kebelakang hyung, benar-benar kebelet sejak tadi dibandara.” Teriak wooyoung sambil berlari kebelakang.

“heh! anak itu pintar sekali mencari alasan.” Gerutu junsu sambil terus membantu yang lain menurunkan barang.

Setelah semua barang dimasukkan, para member ini memasuki kamar masing-masing. Junho langsung bersiap mandi, chansung masih merebahkan tubuhnya ditempat tidur sambil makan cemilan. Taecyon duduk disofa ruang tamu yang tampaknya sedang asyik menelpon seseorang, junsu sibuk merapikan barang-barangnya yang berserakan dimana-dimana, nickhun terlihat sedang membuka twitternya mungkin sedang menulis status, dan wooyoung sedang mencoba memejamkan mata karena sudah beberapa hari ini dia kesulitan untuk tidur. Semua kembali menjadi karakter yang sebelum-sebelumnya. beberapa jam kemudian manajer mereka menelpon dan mengatakan kalau nanti dia akan kedorm untuk memberi tahu jadwal mereka kedepan.

“wohooo!!! Awal tahun 2012 yang menyenangkan sekaligus melelahkan.” Seru chansung

“taec hyung, tanyakan pada manajer apakah kita punya jadwal dieropa? Aku ingin sekali liburan.” Ucap wooyoung dengan raut mukanya yang polos.

“bukankah kita bisa liburan dimana saja?” sambung junho

“aku tahu, tapi kali ini aku ingin ke eropa.” Jawab wooyoung.

“aneh sekali kau, belum saatnya kita liburan.” Kata junho.

“ya wooyoung ah, tenang saja kalau tahun ini aku bisa meluncurkan single lagi aku akan membawamu liburan.” Kata junsu

“benarkah?” wooyoung menatap junsu dengan harapan kata-katanya sungguhan.

“iya.” Jawab junsu

“apakah kau juga akan membawaku?” Tanya junho dengan muka polos

“tentu saja, aku akan membawamu dan wooyoung.” Jawab junsu lagi.

“kenapa kau hanya peduli pada junho dan wooyoung? Aku kan maknae disini.” Chansung merasa tersinggung karena junsu tidak menyebut namanya.

“aissssh! Kau seperti anak kecil.” Junho angkat bicara.

Sementara taecyon sibuk dengan handphonnya dan nickhun hanya diam sesekali tertawa melihat tingkah keempat temannya. Nickhun tak memberi komentar apapun hingga akhirnya junsu melontarkan subuah guyonan yang membuat member lain terdiam dan menoleh kearahnya.

“sebentar lagi natal aku ingin kita diundang untuk acara show yang mengadakan game kiss.” Kata junsu tiba-tiba.

“kau pasti sudah gila.” Kata taecyon dengan mulut menganga.

“siapa yang ingin kau cium?” chansung rupanya penasaran.

“junho.” Jawabnya jujur.

“oh God! Aku tidak ingin melakukan itu denganmu. Jangan sampai itu terjadi.” Kata junho sambil tersenyum geli.

“hahahaha…….. aku juga ingin melakukan itu.” Chansung menambahkan

“apakah kau juga ingin menciumku?” Tanya junho.

“tidak, sudah lama aku ingin mencium wooyoung, kalau kita ikut acara itu lagi aku ingin kesempatan kali ini mencium wooyoung. Aku pernah melakukannya sekali dan aku ingin mencobanya lagi” Dengan seribu ekspresi chansung  menunjukkan keinginannya hingga membuat wooyoung meringis geli.

“ kita seperti ganti couple saja. Chanho couple sekarang sudah ganti” Nickhun menambahkan.

“ne, sebaiknya kau gemparkan korea dengan y couplemu.” Ucap junho pada chansung sambil melirik taecyon. (y couple = taechan/taecyon&chansung)

“y couple? Lalu kau?” Tanya wooyoung.

“aku dan junsu hyung adalah jun brother, kami ganteng, suara juga lumayan mirip.” Kata junho sambil melirik junsu malu.

“aku dan teacyon y couple? Wow! Aku terharu, thanks guys udah ngasih predikat itu pada kami.” Chansung kegeeran sambil cengengesan.

“apakah ini maksudnya coupleku khun hyung lagi?” kata wooyoung merengek.

“kenapa? Keberatan?” Tanya nickhun tak suka, matanya menatap tajam kearah wooyoung.

“tidak, aku menyayangimu hyung.” Jawab wooyoung takut. Wooyoung merasa nickhun akan memakannya jika dia bilang iya.

Entah sejak kapan wooyoung terlihat lebih dingin terhadap nickhun, biasanya hanya pada khunlah dia berusaha memanjakan dirinya, mencari perhatian seperti anak kecil pada orang yang lebih dewasa. Tapi sekarang dia seperti sudah cukup mandiri untuk melangkah sendiri tapi juga tidak begitu pada junsu, dia tetap seperti anak kecil saat bersama hyung tertuanya itu.

“kalian seperti orang yang sedang bercerai saja. Harusnya kalian selalu romantis” Kata junsu

“I,m real man hyung.” Kata wooyoung manyun, wajahnya berubah serius seketika.

“siapa yang menganggapmu gak normal? Kau serius sekali, kalau kau tidak normal berarti aku juga begitu.” Nickhunpun berubah serius.

“bukan begitu maksudku. Tak kan ada yang akan menganggapmu seperti itu. Kau seperti malaikat buat orang lain tapi lain halnya denganku.” Wooyoung menegaskan dengan maksud membela dirinya sambil agak meninggikan suaranya. Semua member jadi terdiam melihat khun dan woo.

“maaf, aku bahkan tidak suka membuka internet belakangan ini karena pembahasan mereka terus saja tentang kita berdua.”

“wooyoung ah! Sudah ku bilang sebaiknya kau denganku.” Kata chansung bercanda yang mendapat pelototan dari junho. (Dalam situasi seperti ini chansung masih sempat-sempatnya bercanda ckckckc.)

“apa ini? (taecyon melihat woo&khun bergantian) pembicaraan kalian gak penting sebaiknya aku istirahat saja.” Kata taecyon sambil berdiri dan masuk kekamarnya diikuti oleh junho yang mulai bosan dengan canda yang diakhiri dengan kesalah pahaman seperti ini. Sementara junsu menepuk pundak wooyoung sambil merebahkan tubuhnya di sofa dan chansung menyandarkan dirinya dipunggung wooyoung. Nickhun menelungkupkan mukanya disofa, mencoba mengontrol emosinya dan mencoba mengerti kemauan wooyoung. nampaknya wooyoung sudah mengerti dengan baik bagaimana cara dia menarik perhatian seorang wanita, mungkin itu alasan dia seperti itu.

‘sudahlah, sebaiknya kalian istirahat saja.” Kata junsu. Wooyoungpun menyingkirkan kepala chansung dan pergi kekamarnya tapi chansung berlari mengikutinya.

Hanya tinggal nickhun dan junsu saat ini. Nikhun terus saja mencoba tenang dan menanggapi hal ini biasa saja, seperti yang dikatakan taecyon kalau ini bukanlah pembicaraan penting tapi entah kenapa dia merasa tersinggung.

“kau marah pada wooyoung” Tanya junsu.

“entahlah aku sedikit tersinggung.” Jawab nickhun datar.

“mengertilah, dia sekarang sedang mencoba untuk menjadi pria dewasa, aku pikir itu wajar jika dia ingin imagenya terlihat manly.”

“I know it.”

“kalau begitu bicaralah padanya seperti teman dekat satu tahun yang lalu. Sekarang kalian seperti orang yang baru saja kenal.”

 

(wooyoung)

Sudah jam segini tetapi mataku masih saja belum bisa dipejamkan mungkin karena belakangan ini jarang tidur jadi kebiasaan itu dibawa sampai sekarang, aku mencoba membuka internet melihat beberapa komentar dari fansku rupanya banyak sekali yang menginginkanku untuk aktif ditwitter. Setelah bosan mengotak-atik internet akupun keluar kamar untuk mencari sesuatu yang bisa membuatku mengantuk, tetapi saat melewati kamar junsu aku jadi berpikir mending aku tidur dikamarnya saja siapa tahu dia masih belum tidur jadi aku bisa minta dinyanyikan lagu olehnya, suara junsu bagus saat di dengarkan sebelum tidur. Akupun mengetok pintunya dan kebetulan pintunya memang tidak dikunci jadi aku bisa masuk, sambil merengek akupun membangunkannya dan minta ijin untuk tidur bersamanya.

“junsu hyung, bolehkah aku tidur bersamamu. Aku akan tidur dibawah tapi kau harus menyanyikan lagu untukku.” Rengekku, junsu tetap memejamkan matanya meskipun aku tahu dia mendengar ucapanku.

“bisakah kau tidak menggangguku.” Katanya seperti orang mengigau.

“aku tidak bisa tidur, nyanyikanlah satu lagu untukku.” Aku bersikeras membujuknya.

“wooyoung ah! kau kan bisa mendengarkan suaraku lewat HP (MP3/MP4)!” bentaknya sambil tetap memejamkan matanya.

“aisssh! Kenapa kau jadi berteriak, aku kan bisa mendengar suaramu meskipun pelan.”

“ya! Tidurlah disini kalau kau mau tetapi kalau tidak mending kau kekamarnya taec atau chansung atau nickhun. Lagian biasanya kan kau tidur dengan chansung kenapa tidak sama dia saja.”

“aku juga biasanya tidur denganmu.”

“ya! wooyoung ah, aku mengantuk sekali cobalah tidak mengganggukku. Lagian sekarang sudah jam 02.00 tidak seharusnya kau usil seperti itu.”

“baiklah aku akan mengganggu nickhun hyung saja, dia tidak pernah marah padaku jika aku mengganggunya.”

“cepatlah pergi sana.”

Junsu hyung benar-benar suka ngomel, aku tahu dia tidak sedang marah padaku tetapi aku juga tahu sepertinya dia kesal karena aku telah mengusik ketenangannya. Akupun keluar dari kamar junsu dan berniat pindah tempat kekamar khun hyung tetapi setelah aku menuju kekamarnya aku melihat dia sedang diruang tamu dan matanya focus didepan layar laptop, akupun menghampirinya.

“hyung.” Rengekku sambil duduk disebelahnya, dia tidak menjawabku dan tetap focus pada laptopnya.

“aku tidak bisa tidur dikamar, bolehkah aku tidur denganmu?” kataku dengan muka sepolos mungkin agar dia kasihan padaku.

“aku sedang tidak mengantuk, kalau kau mau tidur dikamarku pergilah kesana duluan.’’ Ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop. Sikapnya dingin aku jadi bertanya-tanya dia benar-benar focus pada laptopnya atau dia masih marah dengan kejadian tadi sore aku juga tidak tahu yang jelas aku tidak mau tahu.

“khun hyung.” Kataku lagi sambil menarik-narik lengan bajunya. Aku mungkin terlihat seperti anak kecil yang berusaha membujuk orang tuanya agar dibelikan mainan. Aku melihat layar laptopnya, terlihat banyak desain sepatu yang dia lihat sepertinya dia ingin memesan salah satunya akupun menyandarkan kepalaku dibahunya dan mencoba tidur disana.

“wooyoung ah! Pindahlah kekamarku duluan nanti aku menyusul.” Perintahnya. Aku diam saja dan tetap memejamkan mata, bersama dengan nickhun hyung seperti aku bersama ibuku tetapi aku juga tidak suka kalau kedekatan kami disalah artikan. Mengingat hal itu lagi aku jadi ingin balik kekamar junsu atau junho atau chansung, tidak dengan nickhun.

“hah, kita kayak suami istri saja. Sudahlah, aku mau tidur dikamar chansung saja.”

“mulai lagi.” Kata nickhun singkat sambil menatapku aneh.

“apakah perlakuanku padamu akhir-akhir ini mengganggumu?” tambahnya lagi.

“kenapa kau bertanya seperti itu? Aku hanya merasa itu aneh.”

“kau yang aneh! aku sama sekali tidak merasa aneh dengan hubungan kita.”

“hubungan kita? Kita teman bukan?”

“memangnya kau pikir aku menganggapku siapa? Kekasih? Heh! Aku cukup tampan untuk mendapatkan wanita manapun.” Katanya angkuh

“cih, sombong sekali.” Aku mencibir

“aku bahkan sudah berpikir bagaimana caranya jadi pria yang baik dan suami yang baik untuk istriku kelak.” Lanjutnya lagi

“kau sudah berpikir sejauh itu? Dengan Victoria? Issshh aku merasa kau berubah semenjak menikah dengannya. Dia telah membuatmu jatuh cinta?” kataku pura-pura manyun untuk mengetes reaksinya.

“memangnya kenapa? Apa urusanmu, aku rasa dia wanita yang baik. Saat ini aku masih menjaga reputasi karierku jadi aku tidak mau mengambil resiko untuk mengatakan perasaanku yang sebenarnya padanya. Aku harap dia tetap sendiri sampai nanti masa kontrakku habis.” Ucapnya tegas tetapi kesannya terlalu memaksa dan sedikit pamer.

“woow, kau membuatku cemburu.” Kataku cemberut dan tetap penasaran dengan reaksinya.

“cemburu? Kau cemburu padaku atau Victoria?” dia mengerutkan kening sambil menatapku dalam-dalam.

“aku cemburu pada Victoria karena telah mengambilmu dariku, hiks!” candaku dengan pura-pura menangis, tiba-tiba nickhun hyung tertawa dan menggetok kepalaku.

“hahahaha sepertinya kau akan lebih cocok jadi istriku daripada Victoria.” Katanya sambil tertawa.

“apa? Apa aku lebih cantik dari dia?”

“tidak, kau lebih tahu bagaimana cara membuatku tertawa daripada dia.”

“aissh! Kata-katamu seperti orang yang sedang mengungkapkan perasaannya secara tidak langsung.”

“hahahaha aku memang sedang melakukannya. Apakah kau mau menjadi pasanganku?”

“hahaha kau gila khun hyung. Hey, dengarkan aku. Aku tidak suka kau bicara seperti itu. Ini lucu tapi geli juga kalau dibayangin. Lupakan, aku ingin tidur dikamar chansung saja.” Akupun beranjak dan mencoba melangkah pergi.

“wooyoung ah! I love you!” Teriaknya sambil tertawa guling-guling ciri khasnya. Aku tahu dia sedang menggodaku dan hanya candaan yang tak jelas. Akupun merasa sudah cukup mengantuk setelah tidak terasa 1jam bersama khun hyung membicarakan hal tidak penting. Aku mencoba membuka kamar junho tetapi dikunci akhirnya aku membuka kamar chansung yang ternyata tidak dikunci akupun masuk dan tidur. Zzzzzzzzzzzzzz!

 

(khunyoung)

Jam 8 pagi setelah mereka selesai latihan merekapun memilih restoran dekat dorm sebagai tempat hang outnya. Chansung memilih tempat duduk duluan dia memilih tempat yang agak dekat dengan pintu masuk kemudian di ikuti junsu, junho, wooyoung, nickhun dan taecyon.

“chansung ah, kita ke gym yuks!” ajak taecyon.

“itu ide yang bagus, sudah lama juga aku tidak kesana. Khun hyung mau ikut?” Tanya chansung melihat nickhun yang lagi sibuk rebutan kursi dengan junho.

“mwo? Kemana? Sepertinya ntar sore aku punya janji dengan siwon dan brian, kami mau main golf bareng.” Kata nickhun sambil melanjutkan guyonannya dengan junho sementara wooyoung hanya sibuk melihat daftar menu makanan yang akan dipesannya.

“junsu hyung sekali-kali ikutlah kami ke gym.” Ajak chansung lagi pada junsu.

“nanti sore aku ada janji latihan vocal dengan JYP hyung.” Jawab junsu singkat.

“apakah kau akan membuat lagu baru?.” Tanya wooyoung penasaran.

“tidak, kenapa kau berpikir seperti itu?” junsu kaget dengan pertanyaan wooyoung.

“aku hanya bertanya.” Wooyoungpun melanjutkan mencari menu makanan yang ingin dia pesan. Kemudian menunjukkan kepelayan restoran yang dari tadi berdiri diantara para member 2PM.

“kalau kau mau buat lagu baru, ajak aku juga ya?”  junho yang sedang bercanda dengan nickhun ikut menimbrung.

“aku akan selalu membawamu, tenang saja.” Kata junsu memandangi junho dengan muka seriusnya.

“kau kebanyakan janji, aku saja kurang percaya pada janjimu.” Kata taecyon tersennyum sinis.

“hey, memang janji apa yang tidak aku tepati padamu?”

“heh! Lupakan saja.” Taecyon mengalihkan pembicaraan.

“kau berjanji apa padanya?” Tanya wooyoung hati-hati.

“aku bilang lupakan!” Taecyon meninggikan suaranya.

“jangan bicara seperti itu pada wooyoung.” Nickhun yang ada didekat taecyonpun membela wooyoung. Dia memang tidak pernah terima kalau ada dari member lain yang memarahi wooyoung.

“aku tidak bicara kasar padanya kok.” Suara taecyon melembut. Wooyoung tersenyum penuh kemenangan  karena merasa ada yang membelanya. Taecyon melirik wooyoung dengan muka tidak suka.

“jangan mengejekku seperti itu.” Gumam taec

Junho malah tertawa melihat tingkah kikuk taecyon, seorang taecyon bisa-bisanya takut pada gertakan seorang nickhun tetapi memang menurut junho sendiri saat nickhun sedang marah wajah malaikatnya tidak akan terlihat lagi dan akan berubah menjadi sangat menakutkan.

“mukamu lucu sekali.” Ledek junho pada taecyon sambil tertawa ngakak.

“sudah-sudah, aku minta maaf tapi kalian harus ingat jangan pernah marahin wooyoung lagi.” Nickhun yang menyadari hal itu karenanya langsung minta maaf.

“ayo kita makan saja, makanannya sudah datang aku pikir aku tidak ingin diet lagi sampai awal 2012. Karena sudah lama sekali aku tidak makan sebanyak ini.” Kata chansung langsung melahap makanan didepannya.

“ciiiieeh……  kapan kita tidak pernah makan sebanyak ini? Perasaan kita tidak pernah lepas dari makanan banyak dan enak.” Junsu berkomentar tanpa memalingkan wajahnya dari makanan.

“aku bercanda.”sahut chansung.

Mereka berenampun berhenti bicara dan focus pada makanannya sendiri-sendiri kecuali junho dan wooyoung yang sibuk saling tukar ayam. Apa banget deh mereka ini J

 

*****

Sore itu hanya ada wooyoung dan junho di dorm, member yang lain sibuk dengan janji mereka masing-masing. Junho pun saat itu sibuk menelpon orang tuanya dan bercerita banyak hal tentang kegiatannya beberapa minggu belakangan ini sedangkan  wooyoung dia berusaha terus mematangkan skillnya dalam bermain piano karena dia ingin suatu saat nanti bisa menciptakan sebuah karya bagus seperti junsu. Dia terus latihan, terkadang kalau ada waktu nickhun selalu membantunya. Junho melihat wooyoung yang sedang menghayati sekali lantunan nadanya padahal menurutnya itu biasa saja, kemudian junho menghampirinya dengan pura-pura menanyakan kapan dia akan pulang.

“wooyoung ah! Kapan kau pulang ke Busan?” Tanya junho tiba-tiba, tak jelas apa maksudnya.

“mwo? Pulang? (wooyoung mengerutkan kening) nanti malam aku bisa pulang, besok juga aku bisa pulang (kata wooyoung merasa heran). Aku sangat merindukan ibuku.” Lanjutnya kemudian sambil menarik beberapa cm bibirnya (ekspresi cute).

“hahahaha jangan pasang muka seperti itu, mending kau telepon manajer dulu kalau mau pulang dan sebaiknya jangan pulang sekarang. Hmm… bagaimana kalau kita keluar, aku pikir kita harus makan malam sekaligus cuci mata.”

“kau aneh sekali, kenapa tiba-tiba mengajakku makan dan menanyakan kapan aku pulang lagian kalau hanya kita berdua yang keluar itu tidak seru.”

“haha tadi kau serius sekali jadi itu hanya sekedar basa-basi dariku dan habisnya yang lain sibuk sendiri, 2AM juga sekarang dijepang. Wonder girls lagi di Singapore, miss A di china, JYP sibuk berpikir,  jadi hanya kita berdua. Lagian juga kenapa tadi kita tidak ikut chansung saja kegym”

“heh, aku lebih suka ikut khun hyung bermain dengan teman-temannya.”

“kau ini, berhentilah tergantung padanya. Kalian seperti pasangan kekasih saja.”

“jangan katakana itu pada kami, kami tidak seperti itu. Aku menyayanginya sebagai saudara laki-lakiku!” wooyoung langsung marah dengan perkataan junho, mukanya memerah dan dia beranjak dari tempat duduknya.

“hey! kau marah? Aku minta maaf, belakangan ini kau selalu marah saat dikaitkan dengan khun hyung. Aku hanya bercanda.” Junho memasang muka anehnya sambil mengejar wooyoung.

Wooyoungpun memalingkan mukanya dengan memasang muka garang.

“apakah kau senang saat kau dengan chansung dan junsu hyung diberitakan real?” Tanya wooyoung tajam.

“ (sejenak junho terdiam) chansung manis dan junsu keren.” Jawab junho kemudian.

“ aku tidak sedang menanyakan penampilan mereka, kau mau dibilang kalau hubungan kalian itu nyata?”

“hehe, ayolah! ini hanya sekedar hiburan untuk para fans. Aku senang melakukannya dan aku tidak berpikir itu adalah beban, ingat manajer sudah pernah bilang pada kita kalau ini tidak akan ada pengaruhnya untuk hidup kita, karier kita.” Junho menjelaskan.

“ saat seperti ini aku berpikir sebaiknya tidak menjadi artis.”

“ya wooyoung ah! Jangan kejadian jay waktu itu terulang lagi, berhentilah menganggap semua ini serius. Kita ini artis jadi wajar kalau kita bahkan tidak punya kehidupan nyata sedikitpun, semua sudah ada skenarionya mau tidak mau kita harus mengikuti permainan ini. Kau seperti anak kecil saja.” Kata junho agak marah, kali ini junho memang terlihat lebih dewasa daripada wooyoung jadi tidak terlihat sedikitpun kalau dia lebih muda dari wooyoung. Wooyoung hanya terdiam sambil menggigit bibirnya, dia tampak sedang memikirkan dalam-dalam perkataan junho.

“kau benar, kita artis bahkan artis top dikorea dan beberapa Negara di dunia. Hidup kita adalah scenario tertulis. Semua diatur semenarik mungkin untuk menciptakan sensasi luar biasa, aku baru sadar itu. (mata wooyoung menerawang) oh tidak, aku sudah tahu itu tapi aku mengingkarinya, aku mungkin memang harus benar-banar menjadi artis. Heh! Apakah harus seperti ini? (ucapnya tersenyum sinis) baiklah, aku akan mengikuti permainan ini.” Lanjutnya dengan tatapan kosong.

Ada tekad dari seseorang disana namun juga ada penyesalan dari salah satunya, junho merasa menyesal telah mengatakan hal yang sepertinya sudah cukup dimengerti orang itu (wooyoung). Namun diluar sana masih ada juga seseorang yang merasa sedih mendengar hal itu, sedih karena semuanya tak akan seperti sediakala, sedih karena itu adalah sebuah keegoisan. Dia berbalik dari pintu ruang tamu dan menaiki tangga memasuki kamarnya dengan muka muram, dia menggigit bibirnya dan tatapannya sangat sendu.

 

(nickhun)

Handphonku berdering, ku lihat layar handphon dan itu sebuah pesan dari Victoria dengan penasaran aku cepat-cepat membuka isi pesannya.

“oppa, bagaimana kabarmu? Sudah dua minggu ini kita jarang kirim pesan.” Sms vic. Akupun langsung membalasnya.

“baik, kabarmu sendiri? Aku sibuk dijepang.” Jawabku.

“aku baik, arasso aku tahu kau sedang sibuk. Kau sudah tahu kabarnya?” balas vic lagi selang beberapa menit kemudian.

“kabar apa?”

“ kita akan jadi MC di MBC pada akhir tahun nanti. Memangnya manajermu belum memberi tahumu?”

“tidak, itu pasti akan menyenangkan kita bisa bertemu lagi.”

“iya, baiklah aku sekarang sibuk tapi aku rasa perlu memberi tahumu sekaligus tahu kabarmu kalau begitu sampai ketemu nanti difestifal, bye.”

“ne, bye.”

Victoria, istriku. Heh! Itu hanya dalam sebuah acara saja, aku masih muda tetapi sudah pernah merasakan bagaimana rasanya mempunyai istri sebaik dia, sudah merasakan indahnya berumah tangga, itu terkadang membuatku iri pada diriku sendiri. Saat bosan dengan duniaku saat ini akupun kadang ingin menjadi orang biasa seperti peranku saat menjadi seorang suami tetapi saat dipikir lagi inilah dunia yang benar-benar aku inginkan sebelumnya, ini impianku kenapa aku harus merasa bosan, ini pilihanku semua orang mendukungku kenapa aku harus mundur? Aku punya semuanya, aku yakin akan mendapatkan pendamping hidup yang lebih baik dari Victoria terkadang aku berpikir aku bisa mendapatkan semua cewek top korea jangankan Victoria, aku juga bisa menarik perhatian yoona, bekah, Jessica, sohee, suzy,  jia, yoon eun hye dll. Huh! Aku terlalu percaya diri J. Tiba-tiba pintu kamar terketok membuyarkan lamunanku.

“siapa?” tanyaku.

“chansung.”

“bukalah, tidak aku kunci.”

“hyung ada manajer dibawah, kita disuruh kesana tetapi junsu belum datang.”

“baiklah, sebentar lagi aku turun.”

Dengan malas akupun turun keruang tamu menemui manajer dan para perangkatnya.

Manajerpun menjelaskan secara rinci jadwal mereka di KBS, SBS, MBC dan acara-acara lainnya. Dia juga menjelaskan waktu latihan kami, aku mendengarkan dengan malas-malasan, aku lihat junholah yang paling semangat menanggapi manajer, taecyon sebenarnya juga tetapi dia lebih sibuk mengotak-atik handphonenya, wooyoung memandang manajer sambil memain-mainkan bibirnya kebiasaan yang dia lakukan saat sedang bosan atau stress, chansung sedang bersandar dibahu wooyoung sambil sesekali meremas-remas tangan wooyoung, anak itu terlihat senang sekali berada didekat wooyoung.

“baiklah, aku rasa itu saja. Besok kita mulai latihan sekarang istirahatlah.” Kata manajer sambil beranjak dari tempat duduknya.

“ne hyung.” Jawab junho dan taecyon bersamaan. Sedangkan wooyoung hanya mangguk-mangguk dan chansung diam saja sama seperti aku yang hanya diam saja.

Saat sadar kulihat  manajer sudah keluar dari pintu dorm, teman-teman yang lain sudah beranjak  kecuali taceyon yang sibuk bicara ditelepon.

“ya, sebenarnya siapa yang kau telepon?” tanyaku penasaran pada taecyon yang memang ada didepanku.

“apa itu penting?” bisiknya dingin.

“hey, kau selalu membuat skandal dengan banyak wanita bagaimana itu tidak menjadi penting.” Kataku sambil tersenyum kecil.

“kau sendiri? Kita tidak jauh berbeda bukan, lihat saja nanti aku yakin gosip baru akan beredar dan kau akan tahu.” Bisiknya lagi sambil tertawa tetapi menutup gagang handphonnya seolah-olah kata-katanya takut terdengar orang yang sedang diajak bicara.

“kau senang sekali digosipkan.”

“salah mereka, kita kan hanya berteman kenapa diberitakan dan dipermasalahkan.”

“paparazzi mana tahu kau itu berteman atau apa, yang mereka tahu adalah apa yang mereka lihat.”

“kau ini lama-lama seperti junsu.” kata taecyon sambil berlari kearah jendela dorm. Dia sepertinya khawatir pembicaraan kami terdengar. Tetapi aku masih penasaran siapa target selanjutnya.

Aku menuju dapur untuk mengambil sebuah  minuman, aku melihat chansung sedang melihat kearahku sambil menuangkan minuman buat wooyoung.

“khun hyung, mau minum?” dia menawarkan segelas minuman.

“gomawo, kalian sudah makan.” Tanyaku.

“belum.”

“sudah.” Jawab chansung dan wooyoung bersamaan, wooyoung bilang sudah dan chansung bilang tidak.

“aku belum makan bagaimana kalau kita keluar makan.” Ajakku

“itu ide bagus, wooyoung kau ikut kan?”

“aku sudah makan.”

“ayolah, kita makan diluar sambil mencari udara segar.” Pinta chansung

“kenapa tidak mengajak junho saja, tadi dia mengajakku makan diluar bareng tetapi aku menolak, coba saja kau Tanya dia lagi.”

“baiklah.” Chansung beranjak meninggalkan kami.

Wooyoung meneguk habis minumannya seperti orang yang sedang minum alcohol saja padahal itu hanya minuman biasa.

“apakah itu dingin? Sisakan sedikit untukku” pintaku pada wooyong yang membuatnya melihat aneh kepadaku.

“mwo? Kau kan sudah diberi segelas oleh chansung kenapa kau masih meminta jatahku?” katanya angkuh.

“hey, kau tak perlu marah. kenapa kau selalu dingin saat berbicara denganku?”

“sessh! Pertanyaan yang selalu sama dari semua orang. Apa memang benar aku dingin padamu, aku tidak merasa aku berubah. Aku hanya….”

“arasso, jangan paksakan dirimu. Aku mengerti apa yang kau pikirkan.” Kataku lalu meneguk habis minuman yang ada di depanku, sepertinya aku butuh alcohol.

“maaf.” Ucapnya sambil menundukkan kepala, sepertinya dia merasa tak nyaman dengan semua ini.

“jang wooyoung katakan padaku apa yang kau takutkan.”

“hm? Aku tidak sedang ketakutan.” Candanya mengalihkan perhatian.

“aku serius.”

“hyung, apa yang kau pikirkan? Aku tidak mengerti.”

 “katakana saja sejujurnya padaku jangan pada orang lain.”

“aku benar-benar tidak mengerti apa yang kau bicarakan.”

“berhentilah bersikap bodoh, berhenti juga bersikap seolah-olah tidak ada apa-apa.”

“memangnya ada apa? Apakah kita bermasalah?”

 “wooyoung ah!” bentakku. Wooyoung terlihat kaget dan menundukkan kepala.

“maafkan aku.” Kataku kemudian saat sadar telah membentaknya.

“aku hanya ingin kau terbuka padaku, jangan tutupi apapun dariku.”

“khun hyung”

“wooyoung ah, aku minta maaf kalau telah membuatmu merasa tidak nyaman dengan semua ini. Mungkin ini salahku karna tak bisa memahami kemauanmu.”

“hyung maafkan aku.” Wooyoung memelukku erat dan disaat yang bersamaan datang junho dan chansung. Aku kaget melihat mereka berdua didepan kami. Junho melongo sedangkan chansung cemberut. Aku segera melepas pelukan wooyoung, wooyoung yang menyadari kedatangan junho dan chansung pun jadi salah tingkah terlihat dari wajahnya yang merona malu.

“ah, lupakan saja. Anggap aku tidak melihat apa yang kalian lakukan.” Kata junho sambil menuju kulkas.

“aisssh! Inilah yang tidak aku inginkan.” Raut wajah wooyoung berubah cemberut.

“tidak seperti yang kalian pikirkan.” Kataku ragu, ragu mereka akan percaya padaku.

“aku harap begitu.” Kata chansung sinis.

Kami berempatpun terdiam, tak ada satupun yang berbicara sampai kurang lebih 10 menit. Ntah apa yang membuat kami diam tetapi memang tidak ada kata-kata yang bisa kami lontarkan sampai pada akhirnya taecyeon datang mengambil segelas air putih dari kulkas.

“kalian kenapa diam?” Tanya taecyeon bingung melihat kami berempat.

“hey, kalian kenapa? Apa ada masalah?” tanyanya lagi menyelidik kearahku.

“tidak ada apa-apa kok, kami hanya sejenak merenung sebelum akhirnya kembali keaktivitas sebelumnya.” Kata junho dengan hati-hati.

“oh, baguslah. Kalian terlihat dewasa kalau seperti ini terus.”

“benarkah? Kalau begitu sudahi saja renungan ini karena aku tidak ingin terlihat tua.” Kata junho dengan candaannya, aku tahu dia sedang berusaha mencairkan suasana.

“aku sedang serius bertanya winter child.”

“berhentilah memanggilku dengan sebutan itu. Aku rasa aku tidak jadi ikut makan diluar, aku ada janji mendadak.” Kata junho tiba-tiba.

“kalian mau keluar? Kenapa tidak mengajakku?” Tanya taecyon

“kau sendiri sibuk dengan kekasih barumu.” Jawabku mencoba ikut mencairkan suasana.

“apa? Kau mengungkit itu lagi. Tidak bisakah kau percaya padaku.”

“ne, aku percaya tetapi hanya sedikit.” Kataku

“kali ini aku akan diet lagi. Aku juga tidak jadi makan diluar.” Kata chansung dengan mukanya yang tetap cemberut. Kenapa dengannya? apa dia cemburu? Heh! Kata-kata ini terdengar tidak pantas untuk pria sekeren kami. Dan pada akhirnya kami memutuskan untuk tetap di dorm dan istirahat. Semua bergegas kekamar masing-masing kecuali wooyoung yang sibuk rebutan remot dengan junggam (kucing chansung).

“kau tidak bisa tidur lagi?”

“ini kan masih jam 10. Terlalu dini untuk tidur jam segini, aku tidak terbiasa.” Jawab wooyoung

“gimana kalau kita keluar saja.’ Ajakku

“tapi jangan berdua.” Pintanya

“tidak, kita berdua saja.” Wooyoung menatapku penuh selidik, entah apa yang dia ingin ketahui tetapi aku rasa dia mencurigaiku akan sesuatu. Heh! Jangan bilang dia curiga kalau aku menyukainya. Anak ini seperti benar-benar takut padaku sekarang.

“wooyoung ah, bersikaplah manis dan cute padaku.” Bisikku ditelinganya. Wooyoung gelagapan semakin terihat ketakutan.

“kau…”

“aku bercanda.” Potongku sebelum dia berkata sesuatu.

“ah hyung kau membuatku khawatir.” Ucapnya pucat. Aku jadi semakin serba salah menyikapinya. Dia benar-benar akan menjaga jarak denganku jika ada sesuatu terjadi diantara kita.

 

(khunyoung)

Tidak ada istirahat untuk minggu ini sampai akhir tahun, setiap hari latihan dan pemotretan selain itu juga mereka sibuk menjadi bintang iklan dari beberapa produk makanan dan gadget. Kesibukan yang seperti itu sudah menjadi rutinitas.

             *Natal dan tahun barupun  berlalu, tak banyak yang bisa diceritakan karena memang semua hanya dilewati dengan sibuk latihan bahkan terkadang jarang pulang kedorm gara-gara jadwal yang padat. Acara yang ditunggu-tunggu dipenghujung tahunpun terlewati dengan sangat memuaskan, selain itu mereka juga merayakan ulang tahun taecyon bersama kecuali chansung yang waktu itu sidang pemotretan diluar kota. Tahun ini 2PM tak membawa piala dalam kategori apapun tetapi meski sedikit mengecewakan mereka memiliki kepuasan tersendiri, bagi 2PM support dari hottest adalah segalanya. Melakukan semua ini adalah keinginan mereka, mereka senang melakukannya meski tanpa penghargaan sekalipun. Memberikan usaha terbaik yang mereka bisa dan membuat semua merasakan semangat 2PM itu sudah cukup.

“jadwal sudah diatur, bahkan kita punya waktu libur tapi kapan pastinya belum tahu.” Katajunsu sambil memberi makan kucing chansung.

“besok aku kejepang, ada jumpa pers dengan media jepang tentang film baruku.” Kata nickhun.

“besok free?” Tanya chansung

“sepertinya begitu, bagaimana kalau kita jalan-jalan?” ajak junho pada chansung.

“itu ide yang bagus, kita jalan-jalan.” Wooyoung menyetujui.

“JYP hyung punya konsep baru jadi kita harus latihan.” Kata junsu memandangi ketiga dongsaengnya.

“ahhhh, kapan kita liburan?” rengek wooyoung.

“gimana kalau kita berdua diam-diam liburan, tapi ingat jangan bilang-bilang yang lain.” Bisik chansung tetapi masih bisa didengar orang sepenjuru dorm, spontan semua mata melotot aneh kepadanya dan wooyoungpun mengetok kepalanya.

“aku hanya bercanda, kalian tidak perlu melihatku seperti itu.” tambahnya kemudian.

“kau kelihatan sedang tidak bercanda.” Kata nickhun dengan tatapan menyelidik, seram.

“hey, apa yang kau katakan hyung? Kau membuatku takut, jangan memandangku seperti itu.” Elak chansung menghindari tatapan nickhun.

“memangnya kau mau mengajak wooyoung kemana?” Tanya nickhun, tampaknya dia sedikit penasaran.

“paling juga makan, sebaiknya kau mengajakku saja. Kita bisa makan bersama.” Pinta taecyon dari arah kolam renang.

“cieh! Kau ini, jangan coba-coba menyaingi selera makanku.” Ucap chansung pura-pura manyun.

“junho mengajakmu kenapa tidak dengan dia saja.” Kata nickhun lagi.

“hahaha hyung, sepertinya kau tidak suka kalau aku jalan berdua dengan wooyoung.”

“aku tidak bilang seperti itu.”

“tapi intinya kau mencurigaiku kan?”

“tidak juga.”

“ah kau mencoba membohongiku, selama beberapa tahun ini aku bersamamu mana mungkin aku tidak tahu apapun.”

“chansung ah, kau lucu sekali. apa yang kau katakan?” Nickhun merasa terjebak diapun melirik wooyoung dengan khawatir tetapi rupanya anak itu terlihat biasa saja malah asyik ngegodain kucing chansung yang sedang diberi makan oleh junsu. Bukan hanya nickhun, junho dan junsupun melirik wooyoung dengan khawatir karna biasanya anak itu akan marah jika digojlokin dengan nickhun, tapi akhirnya wooyoung sadar kalau semua mata tertuju kearahnya.

“kenapa dengan kalian? Junho? Junsu hyung? Khun hyung? Kenapa kalian?” tanyanya polos.

“tidak, aku hanya gemes saja melihatmu mengganggu jeanggum  yang sudah ku kasih makan.” Jawab junsu. Junho sendiri memilih mengalihkan perhatian pada TV dan pura-pura tidak mendengar apa-apa.

“santai saja, aku tidak akan marah.” Kata wooyoung kemudian sambil tersenyum cute.

“kau sudah tidak sensitive lagi?” Tanya junsu penasaran.

“maksudmu apa?” wooyoung mulai manyun.

“ah lupakan, yang penting jangan seperti waktu itu lagi.” Tambah junsu

“tidak akan lagi, aku sudah cukup yakin kalau khun hyung sedang punya wanita incaran.”

“kau yakin sekali, kaulah incaranku.” Goda nickhun.

“aishh! Berhentilah menggodanya, tidak cukup kau merayu banyak wanita? Wooyoung saja kau rayu.” Protes chansung.

“chansung ah, sini ku peluk. Kau baik sekali padaku.” Wooyoung mendekati chansung dan memeluknya. Sontak saja membuat semua member mencibir apalagi nickhun yang shock melihat hal itu.

“apa ini? Kau menghindariku tapi kau memberi perhatianmu pada chansung, kau pikir kita bisa ganti couple.” Nickhun kesal.

“hahaha biarkan saja dia seperti itu yang penting kita bahagia bisa menyatukan cinta kita.” Chansung pamer tanpa melepas pelukannya sampai membuat wooyoung sesak napas.

“cieh! Kalian memalukan sekali! Pergi sana jangan seperti itu disini!” teriak nickhun mengejar chansung sambil melemparinya bantal. Jun brother, wooyoung dan taecyon tertawa terpingkal-pingkal melihatnya. Melihat mereka seperti itu menandakan kekerabatan mereka sangat kuat, senang sekali melihat suasana seperti itu.

 

(wooyoung)

Aku senang karna sekarang aku sadar  ternyata pemikiranku selama ini salah, apa yang ku takutkan sebenarnya sangat berlebihan, nickhun hyung seperti kakak kandung buatku,  hal apa yang tidak dia lakukan untukku? semua dia lakukan tetapi dia juga akan melakukan hal serupa pada siapapun yang  dianggapnya dekat dengannya. Ini wajar, akulah yang terlalu berlebihan.

“wooyoung ah, kenapa kau disini?” Tanya taecyon

“kau sendiri? Bukannya kau bersama yang lain kekantor JYP?” aku balik bertanya.

“kau belum menjawabku kenapa kau Tanya balik?” kata taecyon tak mau kalah, tiba-tiba muncul khun hyung dari belakang taecyon. Aku mengernyitkan kening, kenapa mereka disini? Seharusnya malam ini mereka kekantor JYP.

“baiklah, aku memang tidak mau kesana karna aku sedang tidak enak badan. Aku sepertinya akan demam. Lalu kalian?  Kenapa kalian disini?” kataku.

“Eeee………”

“kami sengaja tidak ikut karena taecyon punya acara lain, jadi aku berbohong pada JYP hyung dengan mengatakan dia sakit.” Nickhun memotong pembicaraan taecyon karena taecyon sendiri sepertinya memilih untuk membohongiku juga.

“aisssh! Kau ini selalu begitu.”

“sudahlah, ini rahasia kita. Sekarang aku mau keluar  dulu tapi ingat kalau JYP hyung sampai tahu berarti kalian yang mengadukannya.”

“aku benci berbohong demi kau, kau terlalu mendramatisir keadaan padahal mungkin saja urusanmu itu tidak begitu penting.” Nickhun hyung mengomentarinya dengan tidak suka.

“aku minta maaf kalau membuat kalian terlibat tapi ini memang penting hehehe.” Kilahnya sambil cengengesan kemudian berlari keluar meninggalkan kami dengan kesal.

“apa sebenarnya yang dia lakukan?” tanyaku pada khun hyung.

“sepertinya dia punya teman kencan rahasia.” Jawab khun hyung tanpa mengalihkan pandangannya dari pintu.

“ah, aku ingin punya teman kencan sepertinya.”

“mwo?” mata khun hyung terbelalak.

“kenapa?” tanyaku.

“kaukah ini?” khun hyung memegang pipiku.

“hey, apakah aku salah?”

“aku tidak percaya kau mengatakan ini didepanku.”

“bukankah seharusnya kau bangga pada dongsaengmu ini.”

“iya, tapi aku khawatir kau akan lebih dewasa daripada aku.”

“apa kau juga khawatir aku akan mengalahkan pesonamu?”

“huem, aku sangat khawatir kau lebih semuanya dariku.”

Khun hyung tersenyum manis padaku, sesekali dia menarik hidungku. Aku menghindar karna kalau tidak hidungku akan merah. Tapi dia malah memegang tanganku dan sesekali menggigitnya, seprtinya dia gemes melihatku. Saat seperti ini dia terlihat seperti anak kecil tetapi kadang-kadang dia sangat dewasa menghadapiku, malah saking dewasanya aku canggung padanya tapi kalau sudah seperti ini sama sekali aku tidak segan padanya. Dia menatapku sambil tersenyum semanis mungkin, kalau melihat dia seperti ini terus aku mungkin akan benar-banar menyukainya. Selama ini aku sadar akan pesonanya tetapi aku tidak sadar daya tariknya terhadap orang lain sangat kuat pantas saja semua wanita mengidolakannya dengan berlebihan.

“hey, mukamu memerah. Sekarang jadi aku yang khawatir, aku benar-benar khawatir kau menyukaiku.” Kata khun hyung membuatku kikuk.

“aku hanya berpikir bagaimana caranya bisa menarik perhatian dengan daya tarik yang sangat menarik sepertimu. Lagian aku heran kenapa mereka hanya menilai seseorang dari muka, padahal kalau tidur kau ngorok.” Ejekku mencoba membalas rasa Maluku.

“wooyoung ah, selain mukaku ganteng aku juga baik, pintar dan tentu saja romantic. Lagian orang lain tidak tahu bagaimana caraku tidur, kau ini ada-ada saja kau juga pernah ngorok.”

“tapi aku juga menarik, kenapa fansmu lebih banyak? Aku cute dan aku juga baik. Tapi mungkin orang lain tidak tahu aku baik (muka manyun) aku juga bisa seperti Jason, aku suka sekali dengan karakter Jason.”

“hey, Jason itu dirimu sendri.”

“kenapa? Aku suka pada karakter Jason, apa kau tidak suka?”

“aku lebih suka wooyoungku.”

“wooyoungmu? Aku milik  ang angle, apakah kau ang angle?” ang angle sebutan fans untuk wooyoung.

“tidak, aku lebih dari ang angle.”

“kau familyku?”

“kita kan memang family di2PM.”

“jadi kalau begitu kau juga suka Jason?”

“aku suka wooyoung and Jason.” Kata khun hyung setengah berbisik kemudian memelukku, aku diam saja tapi khun hyung tidak melepas pelukannya meskipun ini terlalu lama untuk orang yang sekedar berpelukan biasa. Tiba-tiba rasa khawatir itu muncul lagi tetapi aku tidak mau gila karna ini, berkali-kali aku meyakinkan diriku kalau aku sendirilah yang terlalu berlebihan.

“jangan seperti ini kita hanya berdua.” Akupun angkat bicara tetapi khun hyung sepertinya tak perduli. Sekali lagi aku berpikir akulah yang terlalu berlebihan padahal khun hyung biasa saja.

“apa kau tidak nyaman saat bersamaku seperti ini?” Tanya  khun hyung tiba-tiba tanpa melepas pelukannya dariku.

“tidak, aku malah merasa damai. Kau seperti ibuku.” Kataku ragu, tentu saja aku merasa lebih damai saat bersama ibuku.

“kalau begitu biarkan seperti ini sebentar saja.”

“khun hyung.” Aku membiarkannya memelukku meski sebenarnya perasaanku sudah berkecamuk tak menentu.

“yang orang lain lihat tidak semuanya benar tentang kita, terlebih tentang aku. Mereka pikir aku punya semuanya.”

“kau memang punya semuanya hyung.” Suaraku tercekak kaku.

“iya, aku punya semuanya tetapi aku tidak punya satu hal.” Sambungnya, aku takut dia melanjutkan dengan kata-kata aneh makanya aku berusaha mengalihkan perhatian.

“khun hyung,  apakah itu tandanya kau tidak mensyukuri yang kau punya?”

“aku sangat berterimakasih dengan semua yang ku miliki sekarang tetapi ada satu hal yang aku inginkan.”

“khun hyung bisakah kau melepas pelukanmu, aku tidak bisa bernafas.”

“sebentar lagi, aku butuh curhat sampai aku benar-benar lega.” Dia semakin mempererat pelukannya.

“khun hyung.”

“saat tahun baru aku mencoba merenung, mengingat ulang  diriku selama beberapa tahun kebelakang. Melihat perjalananku dari bawah membuatku benar-benar lelah, dan malam itu aku mengajak seorang wanita kesuatu tempat makanya aku tidak ikut pulang dengan kalian. Aku mengajaknya dan mencoba membagi semuanya dengannya, aku ingin berontak dengan kepenatan yang selama ini tersimpan rapat karna aku memang harus terlihat sempurna”

“kau…” aku merasakan apa yang dia rasakan karna akupun tak jauh berbeda dengannya.

“aku berusaha membuat diriku nyaman bersamanya.” Dia terus saja bercerita.

“apakah dia Victoria? Atau….” Potongku penasaran.

“apa yang kalian lakukan? Heh! Aku tidak menyangka kau akan sejauh itu.” Tambahku lagi.

“(dia terdiam) aku tidak melakukan apa-apa, rencanaku aku urungkan dan akupun  pulang menyusul kalian.” Lanjutnya kemudian setelah beberapa detik terdiam.

“benarkah?”

“karna bukan itu tujuan utamaku.”

“lalu sebenarnya apa yang kau inginkan?”

“kedamaian.” Bisiknya lembut ditelingaku hingga membuatku merinding.

“lalu?”

“(dia terdiam lagi) lalu, sekarang aku baru sadar….” Ucapnya kemudian diam lagi.

“sadar kalau aku damai berada dipelukanmu.” Lanjutnya.

“khun hyung kau….” Aku mencoba melepaskan diri tetapi dia lebih kuat dariku.

“khun hyung jangan seperti ini, aku sekarang merasa takut lagi padamu.”

“aku mohon jangan menghindariku, kau yang kubutuhkan saat ini. aku butuh  kau yang dulu, bisakah kita sedekat dulu?”

“jangan bercanda seperti ini.”

“aku serius.”

“khun hyung tolong jangan seperti ini, bersikaplah wajar padaku.”

“wooyoung ah kenapa kau tidak mengerti?” Dia melepas pelukannya dan menatapku, matanya memerah. Apakah ini tandanya dia sedih? Hufh, aku tidak bisa percaya ini.

“khunhyung kau pikir hanya kau yang merasa seperti itu, aku juga seperti itu bahkan mungkin keempat teman kita merasakan hal yang sama. Aku pikir karna kau pintar kau bisa mengendalikan semuanya dengan mudah dibanding teman yang lainnya ternyata penilaianku salah. Aku tidak habis pikir dengan tingkahmu ini.”

“wooyoung ah, please mengertilah.” Matanya berkaca-kaca dan wajahnya mulai  mendekati wajahku. Aku jadi berpikir lama-lama dia akan menciumku, dia sekarang tidak terlihat seperti nickhun diatas panggung ataupun dilayar kaca seperti biasanya.

“khun hyung.” aku tidak tahu harus bagaimana. akupun memeluknya daripada terjadi hal yang lebih memalukan lagi jadi mendingan berpelukan, ku belai rambutnya karna ku pikir dia sekarang sedang butuh perhatian.

“dengan begini  aku merasakan kedamaian, teruslah seperti ini. apakah kau juga merasakan hal yang sama?” pertanyaan khun hyung membuatku deg-degan. Aku sendiri bingung apa yang aku rasakan, tetapi yang jelas aku sangat canggung melakukan ini dengan perasaan yang tidak seperti biasanya. Aku merasa ini berbeda, kita tidak sedang berpelukan karna bahagia atau beduka tetapi karna perasaan tertentu.

“khun hyung apa yang kau katakan?” bisikku.

“jawablah.”

“ini seperti bukan dirimu.”

“tolong jawab.”

“Khun hyung ada apa denganmu?”

“wooyoung ah tolong jawab pertanyaanku.”

“khun hyung ini salah.” Ucapku gugup.

“aku tidak perduli.” Bisiknya lirih, DEG!!!

Foreword

readers bisa cari lanjutannya di link ini ajah..................... maaf sebelumnya cz yg ini sempat lupa pasword :p

http://www.asianfanfics.com/story/view/210459/ultra-lover-2pm-khunwoo-khunyoung-wooyoung-nickhun

Comments

You must be logged in to comment
longcat #1
wah aku baru baca, menarik nih
woobaby tentukan sikapmu nak..
roman2ny channie suka jg sama woo yaa?
uhh kasian junho wkwkw
cepetan update yaaa aku tunguuu hohooho