Chapter 9

LOVE ME LIKE YOU DO!

Disneyland Tokyo.

Tiga orang gadis begitu antusias melihat suasana di taman bermain Disneyland yang saat ini sedang ramai di kunjungi banyak orang. Tidak mau mebuang-buang waktu mereka pun berkeliling kemudian melihat atraksi keluarga seperti Jungle Cruise, Pirates of Caribbean, Micro Adventure dan lainnya. Tidak lupa juga mereka berfoto-foto dengan beberapa karakter disney. Selama bersenang-senang Haruka dan Minami begitu akur karena sedari tadi mereka saling berinteraksi dengan gembira hingga mereka puas menghabiskan waktu kebersamaannya di sana. Tidak sadar jam sudah menunjukan pukul lima sore. Mereka pun pergi dari sana dan memutuskan untuk berkunjung terlebih dahulu ke pulau romantis di Odaiba.

"Yatta, kita sampai." Atsuko dan Haruka keluar secara bersamaan sementara Minami memilih diam di mobil karena rasa lelahnya.

Tok tok!

Dia membukakan kaca pintunya.

"Kau tidak turun?"

"Tidak Atsuko-san, aku di mobil saja."

"Kau yakin?" Minami mengangguk.

"Ya sudah, aku tidak akan lama." Dia menyaksikan Atsuko berlari dengan menggengam tangan Haruka.

Salah aku ikut dengan mereka. Walau menyenangkan ujung-ujungnya tetap sakit melihat mereka seperti itu.

"Haaah!" Minami menyenderkn kepalanya dengan memejamkan matanya.

Aku bingung dengan perasaanku sekarang. Rasa takut dan kecemburuanku berbeda dari biasanya. Apa mungkin... Halah aku tidak mungkin mencintai perempuan, ini hanya terlalu terbawa perasaan.

Daisuki da kimi ga daisuki da, boku wa zenryoku de hashiru 

Dering ponsel akhirnya mengalihkan perhatian Minami. Dia membuka matanya lalu tersenyum karena Yuko menelponnya.

"Moshi-moshi?"

"Cantik, manis, imut, sedang apa kau sekarang?"

"Mengapa aku begitu geli mendengarnya hehe. Saat ini aku sedang berbicara dengan pria yang bernama Oshima Yuko di telephone." Yuko terkekeh.

"Itu sudah jelas bodoh. Aku berencana mampir ke rumahmu tapi sayang nanti malam ada meeting dadakan dan batal untuk bertemu denganmu lagi, menyebalkan."

"Dunia kerja memang seperti itu."

"Hmm tapi besok aku berjanji akan mengajakmu berkencan. Aku ingin membicarakan sesuatu yang penting padamu dan semoga kau punya waktu senggang besok."

Berkencan dan membicarakan sesuatu yang penting? Jangan bilang dia akan...

Tidak sadar hati Minami berdenyut.

"Besok aku pulang jam tiga sore, kau bisa jemput aku langsung dari kampus."

"Baiklah, sampai bertemu besok. Muach!" Minami hanya cekikikan mendengar suara terakhir.

Sekitar tiga puluh menit menghabiskan waktu bersama, Atsuko dan Haruka kembali ke mobil.

"Kita pulang sekarang." Minami mengangguk kemudian menancapkan gasnya.

***

14:30pm

Dalam perjalanannya untuk pulang Atsuko melihat Yui sedang sibuk memainkan ponselnya sembari bersandar ke tembok. Teringat dengan apa yang di dengarnya kemarin ia merasa penasaran dan memutuskan untuk menghampirinya.

"Yui, bisa bicara sebentar?"

"Hmm, apa itu?"

"Kita bicara di tempat sepi." Keduanya pergi ke lantai bagian paling atas lalu duduk di tangga.

"Apa yang akan kau bicarakan?"

"Aku sudah mendengarnya dari Paruru bahwa kau tau kami pacaran. Aku cukup terkejut setelah mendengarnya dan walau dia sudah menjelaskannya tapi aku masih penasaran bagaimana kau bisa tau dengan sendirinya? Kau juga tidak mempermasalahkan hubungan kami."

"Tatapan mata kalian, bahasa tubuh kalian dan cara kalian berinteraksi menunjukan bahwa kalian bukan sekedar teman. Walau pun begitu aku tidak peduli dengan status kalian karena kita adalah teman. Di Jepang gadis lesbian di mana-mana dan aku sudah terbiasa dengan hal itu."

"Sugoi! Tidak sia-sia dulu kau belajar ilmu psikolog. Tapi apa kau mengetahui sesuatu yang lainnya selain dari itu?" Yui sedikit berpikir.

"Aku rasa hanya itu."

"Berarti kau tidak tau sekian lama sebelum Paruru datang aku sebenarnya mencintai Minami."

"MAJI?" Atsuko mengangguk.

"Woah, bahkan aku tidak menyadarinya selama ini. Jadi sekarang kau mencitai dua orang sekaligus begitu?"

"Benar sekali dan aku merasa bingung setiap kali memikirkannya."

"Aku jadi penasaran bagaimana ceritanya?" Atsuko menarik napasnya sejenak.

"Dulu aku dan Paruru menjalin kasih saat kami duduk di bangku sekolah menegah atas dan berpisah karena suatu masalah. Setelah satu tahun berpisah, aku bertemu dengan Minami dan mulai menyukainya. Entah mengapa aku sangat mencintainya dan sayangnya aku kecewa karena mengetahui fakta bahwa Minami gadis lurus dan dia tidak menyukai gadis lesbian. Akhirnya aku hanya memendam perasaanku selama tiga tahun ini dan itu cukup menyakitkan bagiku."

"Aku mengerti sekarang. Tapi bagaimana dengan Paruru?"

"Kesalah pahaman membuatku meninggalkannya dan tidak memperdulikannya selama empat tahun. Tapi setelah mendengar semua penjelasannya aku sangat menyesal karena tidak mau mendengarnya dan malah menyiksanya. Bahkan aku pernah mencoba menjebloskannya ke dalam penjara atas tuduhan pencurian celana dalam, konyol bukan?"

"Buahahaha! Itu kasus yang paling konyol yang pernah aku dengar. Lalu selanjutnya?"

"Karena ingat memori empat tahun lalu, aku masih sangat mecintainya dan akhirnya aku kembali padanya dan sangat merasa bersalah atas semua yang aku perbuat. Walau aku kembali padanya aku tidak bisa menghilangkan perasaanku terhadap Minami dan Paruru juga tau aku mencintainya."

"Dia tau? Lalu mengapa kalian terlihat baik-baik saja?"

"Dia gadis yang sangat baik. Dia memberiku pilihan dan tidak menghalangiku untuk tetap dekat dengan Minami sampai aku menghilangkan perasaanku padanya. Tapi sayangnya aku malah tidak bisa berhenti mencintainya bahkan saat ini aku selalu di buat cemburu dengan keduanya. Menurutmu bagaimana Yui?"

"Aku sangat mengerti dengan perasaanmu. Menurutku itu salah! Jika aku menjadi Paruru aku sangat sakit hati mengetahui kekasihnya mencintai orang lain juga. Di hadapanmu mungkin Paruru baik-baik saja dengan hal itu, tapi di dalam hatinya aku tau dia sakit hati. Aku paham mengapa dia membiarkanmu tetap dekat dengan Minami karena dia tidak mau kehilangan dirimu yang kedua kalinya."

"Kau benar, aku memang gadis jahat."

"Aku tidak tau harus bertanya apa lagi. Aku jadi kasihan dengan Paruru sekarang dan mungkin aku harus memisahkan kalian agar dia tidak menderita."

"What you say?" Atsuko melotot padanya dan kesempatan Yui untuk menggodanya lagi.

"Hahahaha kau bilang kau mencintai Minami bukan? Cepat atau lambat kau harus memilih salah satunya Atsuko. Biarkan aku mengencani Paruru dan kau dengan Minami, bagaimana?"

"NO! SHE'S MINE, ONLY MINE!"

"Woa woa woa... Really? What about Minami?"

"Minami... D-dia juga milikku."

"Kau benar-benar evil. Tuhan itu maha adil, lama-lama kau pasti kehilangan salah satunya karena rakusnya hatimu."

"Jika itu tidak terjadi?"

"Maka aku akan berusaha merebut Paruru dari tanganmu dan hanya aku satu-satunya yang mencintainya." Berdecak kesal, Atsuko menyerangnya dengan memukul-mukul kepalanya dengan menggunakan tas kecilnya.

"AKU MENYESAL MENCERITAKAN SEMUANYA PADAMU!"

"A-ampun Atsuko, kau seharusnya tau aku hanya bercanda."

"I DON'T CARE!"

BAK BIK BUK!

"LARI!!!"

"YOKOYAMA!!!"

***

 

Angin sore bertiup kencang dan mengibaskan rambut gadis yang berdiri di bawah pohon sembari menangkap dedaunan yang berjatuhan. Tidak lupa dia mengeluarkan senyumannya sembari menengok ke kiri kanan, menunggu seseorang datang menemuinya. Dari kejauhan orang yang di tunggu akhirnya muncul dengan berlari menghampirinya.

"Halo Minami cantik, apa kau menunggu lama?"

"Yuko, tidak sama sekali. Dimana mobilmu?"

"Aku sengaja tidak membawanya. Berkencan sembari berjalan dengan berpegangan tangan sangatlah romantis hehehe."

"Gombal!" Minami tersipu.

"Ya sudah, kita pergi sekarang." Yuko menggenggam tangan mungilnya dan hal itu semakin membuatnya tersipu karena ini pertama kalinya ia berkencan dengan seorang pria. Di sisi lain Atsuko yang tidak sengaja melihat keduanya melebarkan matanya melihat tangan Minami di genggam dengan romantisnya oleh pria yang tidak di sukainya. Rasa cemburu dan penasaran pun membuatnya mengikuti mereka dari belakang.

Waktu cepat berlalu dan mereka mulai lelah karena berjalan cukup jauh. Tidak ingin melihat Minami kelelahan, Yuko menggendongnya dengan romantis dan hal itu semakin membuat Atsuko cemburu bukan main.

"Beraninya dia melakukan itu dengan Minami. Dia milikku dan aku bersumpah aku ingin membunuhnya sekarang juga!" Dia memutuskan untuk berlari menghampiri mereka namun mereka malah naik ke taksi.

"Yabai, aku bisa kehilangan mereka." Buru-buru ia menjegat taksi yang lewat dan masuk dengan terburu-buru.

"Tolong ikuti taksi itu, cepat!"

"Baik nona."

Cukup lama menempuh perjalanan, mereka pun tiba di pulau Odaiba.  Dan ketika turun dari taksi Atsuko sedikit merasa kesal karena ini tempat kencan favoritnya bersama Haruka dan sekarang ia harus melihat Minami berkencan bersama orang lain di tempat favoritnya.

"Awas kalian!" Dia kembali mengikuti mereka.

Setelah menemukan bangku kosong, Yuko mengajak Minami duduk dan membiarkannya beristirahat sejenak sembari menikmati pemandangan yang indah. Di sisi lain mereka tidak sadar dengan seseorang yang sibuk menatap sinis mereka sembari bersembunyi di balik tembok.

"Yuko, kau bilang ada yang ingin kau bicarakan?"

"Rupanya kau tidak sabar ingin mendengarnya." Pukulan kecil pun melayang.

"Itu karena kau bilang itu hal penting." Yuko hanya tersenyum kemudian menarik napasnya lalu berbalik menatap wajah Minami.

"Secepatnya setelah kau lulus kau pasti membutuhkan pekerjaan. Di kantorku sekarang aku tidak punya asisten dan aku sengaja tidak mencarinya karena aku selalu memikirkanmu. Aku selalu membayangkan bagaimana jika kau menjadi asistenku dan bekerja denganku sepanjang hari. Sampai akhirnya aku di pertemukan kembali denganmu, aku sangat senang dan mungkin bisa mewujudkan keinginanku. Maka dari itu..." Yuko meraih tangannya.

"Setelah kau lulus nanti, jadilah kekasihku. Kita bekerja di tempat yang sama dan kita membangun sebuah keluarga di masa yang akan mendatang nanti. Bagaimana, kau mau melakukannya?" Minami terdiam sembari merasakan hatinya yang bergetar.

Oh my god hatiku...

Melihat respon Minami yang hanya diam menatapnya Yuko terkekeh.

"Aku tau dulu mungkin aku terlihat buruk dan menjengkelkan tapi sungguh, aku berubah sekarang dan aku bisa menjamin itu."

"B-bukan itu masalahnya, tapi... Kau s-serius dengan perasaanmu padaku?" Jitakan kecil pun melayang.

"Baka! Kau tau dari dulu aku tergila-gila padamu."

"A-hahahaha aku lupa tentang itu."

"Jadi bagaimana, kau mau? Aku tidak memintamu untuk jadian sekarang jadi santai saja sampai kau lulus kuliah karena aku juga sibuk dengan pekerjaanku."

Kau benar-benar berubah sekarang, bahkan membuat jantungku berdegup dengan kencang.

Dengan malu-malu Minami mengangguk dan kemudian mendapat pelukan hangat dari Yuko.

"Arigatou Minami, penantianku tidak sia-sia."

"Hai, aku hargai itu." Mereka melepas pelukannya kemudian saling menatap satu sama lain.

"May i kiss you Minami?"

"Aku ingin mendengar sesuatu dulu dari mulutmu hehe."

"I love you!" Minami tersenyum kemudian memejamkan matanya. Saat itu juga Yuko mencondongkan tubuhnya dan mencium manis bibir Minami.

"M-minami!" Atsuko yang menyaksikan adegan tersebut menyentuh dadanya yang terasa sakit sampai akhirnya ia tidak kuasa menahan air matanya lalu berlari meninggalkan tempat.

***

 

Berjalan sempoyongan dengan isak tangis yang tidak kunjung berhenti membuat Atsuko menjatuhkan tubuhnya ke tanah sembari menyandarkan punggungnya ke pohon. Lelah menunggu cinta yang tidak terbalas dan sakarang ia harus kehilangan orang yang di cintainya. Dalam pedihnya ia berharap ini hanyalah mimpi namun kenyataannya itu bukanlah mimpi dan selama berjam-jam ia terdiam dalam kesendiriannya dengan tatapan kosong.

Cepat atau lambat kau harus meilih salah satunya Atsuko. Tuhan itu maha adil, lama-lama kau pasti kehilangan salah satunya karena rakusnya hatimu.

Kata-kata yang di ucapkan Yui pun muncul di kepalanya.

"Dia benar dan sekarang hal itu memang terjadi, sugoi." Sembari menarik napas Atsuko menyeka air matanya kemudian berdiri.

"Bagaimana pun juga ini sudah terjadi dan aku harus kuat. Aku harus memutuskan ini sekarang juga dan aku harap dia sudah pulang sekarang." Setelah kembali menyeka air matanya, ia pun memutuskan untuk pergi menemui Minami ke rumahnya.

Sementara di rumahnya, Minami yang baru saja pulang sibuk tersenyum-senyum sendiri sembari mondar mandir tidak jelas di ruang tamunya. Tidak lama senyumannya itu pudar karena terkejut dengan kemunculan seseorang di balik pintu rumahnya.

"Atsuko-san!"

"Minami-chan!" Dia menatap Minami dengan sedih.

"Apa terjadi sesuatu? Matamu begitu sayu seperti sudah menangis." Cemas Minami menghampirinya dan kembali di kejutkan karena Atsuko memeluknya dengan tiba-tiba. Sekali lagi air matanya jatuh membasahi pipinya.

"Atsuko-san kau baik-baik saja? Ceritakan padaku apa terjadi sesuatu padamu?" Atsuko enggan menjawabnya dan semakin mempererat pelukannya. Hal ini membuat Minami merasa bingung dengan apa yang terjadi dengannya.

"Hei kau membuatku sangat khawatir. Jawab aku kau kenapa?"

"Tolong jangan bertanya dan biarkan aku diam dalam posisi ini." Minami mendesah kemudian membalas pelukannya sembari menepuk-nepuk punggungnya.

Mulai dari sekarang aku rela melepaskanmu dan membiarkanmu berbahagia dengan orang lain. Terimakasih untuk semua momen bahagia yang pernah kita lalui bersama. Aku putuskan sekarang, aku tidak akan mencintaimu lagi dan aku akan menghapus namamu dari hatiku.

Dengan sedikit terisak ia melepas pelukannya kemudian memandang wajah Minami yang terlihat sangat cemas.

"Daijobu desuka?" Atsuko meresponnya dengan senyuman kemudian mencium bibir Minami dengan lembut. Tidak ada perlawanan dari Minami karena tubuhnya menegang sampai akhirnya Atsuko melepas ciumannya dan kembali memandang wajahnya yang terlihat terkejut.

"Sayounara, Minami-chan." Atsuko melagkahkan kakinya dari rumah Minami.

"A-apa?" Minami tersadar dengan apa yang terjadi kemudian lari mengejar Atsuko dengan penuh pertanyaan.

Tap!

Dia menghentikan langkahnya di depan pintu gerbang sembari menoleh ke kanan kiri namun dia tidak menemukannya.

"Kemana perginya dia? Cepat sekali menghilangnya. Aku jadi bingung maksud yang tadi itu apa?" Minami mencoba memikirkan apa yang terjadi barusan.

"Sayounara? Apa lagi maksudnya itu? Haaah sepertinya aku harus menemuinya besok." Dengan menggaruk kepalanya ia kembali masuk ke dalam rumahnya.

***

 

Di kediamannya, Haruka sibuk membaca buku bahasa Inggris sembari mencoba menterjemahkan semua yang ia baca. Tidak lama ia mendengar suara pintu terbuka dan mendengar derap langkah kaki seseorang memasuki rumahnya.

"Itu pasti gadisku." Dia menghentikan aktifitasnya kemudian bangkit dari kursinya.

Tap!

"Paruru." Haruka mengeluarkan kerutan melihat wajah Atsuko yang tampak berbeda.

"Daijoubu desuka?" Haruka menyentuh pipinya sembari melihat matanya yang sayu.

"Maafkan aku."

"Apa yang terjadi? Mengapa kau meminta maaf?" Atsuko menarik nafasnya.

"Maaf atas semua kesalahan yang pernah aku lakukan padamu. Maaf jika aku selalu membuatmu merasa sakit hati karena keegoisanku. Maaf karena aku terlalu bodoh menduakan perasaanku di saat kita saling menjalin kasih. Kau adalah gadis yang sangat baik dan setia dan tidak seharusnya aku menyakitimu. Aku menyesal dengan semua itu dan mulai dari detik ini aku hanya mencintaimu dan jangan pernah tinggalkan aku dalam keadaan apa pun." Tidak terasa air matanya kembali jatuh membasahi pipinya.

"Maeda-san." Haruka menyeka air mata yang membanjiri wajah cantik Atsuko.

"Aku tau kau sangat mencintaiku dan tanpa meminta pun aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Arigatou untuk mencintaiku sepenuh hatimu, aku juga mencintaimu lebih dari apa pun." Haruka mengecup dahinya dengan penuh kasih sayang dan kemudian mereka berpelukan.

TBC

 

Mulai baper :v

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
nichan48 #1
Chapter 14: Kapan lanjut lagi kak? Penasaran, akhirnya Takamina. Haha
cheri_yuira #2
Chapter 14: Ok, lanjut ye....
nichan48 #3
Chapter 13: Lanjut kak
cheri_yuira #4
Chapter 13: Lanjutin babang hehe.....
nichan48 #5
Chapter 12: Greget bacanya, kasian Mba Taka sial mulu. Btw di sini Takamina yg lebih agresif. Hahaha
yokoparu
#6
Siap :D
nichan48 #7
Lanjut lanjut ^^
nichan48 #8
Baper bacanya
nichan48 #9
Chapter 11: Ngakak so hard pas yg awalnya
cheri_yuira #10
Chapter 11: Lucu! Hehe....