Chapter 13

LOVE ME LIKE YOU DO!

Berjalan sembari menikmati angin malam tengah di lakukan seorang pria yang baru saja berkunjung ke rumah sahabatnya dan pulang karena sudah larut malam. Karena jarak rumahnya yang tidak terlalu jauh ia berjalan kaki menyusuri gang-gang sempit. Sesekali ia juga memikirkan gadis yang bertemu dengannya beberapa minggu lalu, Kojima Haruna. Saat ini dia bingung dengan rasa sukanya terhadap Kojima karena ia sudah terlanjur janji dengan Minami. Bukan hanya itu, rasa cintanya terhadap Minami juga tiba-tiba menghilang dan hal itu semakin membuatnya bingung. Di tengah sibuk menikmati dunianya seorang wanita muncul dari arah yang samping dan tidak dengaja menabraknya.

"Sumimasen!" Pria itu melebarkan matanya ketika melihat wajah gadis yang baru saja menabraknya.

Jodoh memang tidak kemana.

"Hei Kojima!"

"Y-yuko!" Kojima tersenyum cerah melihatnya.

"Seorang gadis masih keluyuran di tengah malam. Apa yang kau lakukan di sini sendirian?"

"Siapa yang keluyuran, aku baru pulang bekerja. Kau sendiri?"

"Aku baru saja mampir ke rumah temanku. Kau bekerja sembari kuliah?"

"Hmm, demi mencukupi kebutuhanku aku harus bekerja paruh waktu" Yuko mengangguk mengerti dan dengan sedikit gugup ia mendekati jaraknya untuk lebih dekat dengan Kojima.

"Aku antar kau pulang ya?"

"Tidak perlu repot-repot, aku bisa pulang sendiri."

"Ini tengah malam, aku tidak ingin gadis cantik seperti dirimu berjalan seorang diri tanpa pendamping. Bagaimana jika kau bertemu penjahat? Siapa yang akan menolongmu?"

"Kau ini lagi pula aku sudah terbiasa pulang malam seorang diri dan sejauh ini tidak pernah ada sesuatu yang terjadi denganku."

"Tapi tetap saja seorang gadis berjalan sendiri di tengah malam itu tidak baik." Tanpa canggung Yuko meraih tangannya.

"Hora aku antar kau pulang." Kojima sedikit terdiam dengan perasaan gugupnya.

"Jangan takut, aku tipe orang yang blak-blakan dan mudah akrab dengan siapa pun. Biar pun kita belum lama kenal tapi kau harus tau aku bukan orang jahat hehe."

"Aku bisa melihatnya." Keduanya tersenyum kemudian mulai melangkahkan kakinya.

Di sepanjang perjalanan Yuko menggenggam tangan Kojima dengan romantisnya tanpa peduli dengan status mereka yang bukan pasangan dan belum terlalu akrab itu. Hal itu juga membuat hati Kojima berbunga-bunga sembari menatap genggaman tangannya dan ini pertama kalinya ia membiarkan seorang pria melakukan itu padanya.

"Kojima, saat ini apa kau sudah memiliki pasangan atau belum?"

"Aku masih single." Yuko sedikit terkejut.

"Uso! Gadis cantik dan seksi sepertimu pasti di sukai banyak pria dan mengapa kau masih sendiri?"

"Sebenarnya banyak yang mengejarku hanya saja, yah aku belum menemukan yang cocok denganku." Yuko menjerit senang di dalam hatinya.

Peluang emas terbuka lebar!

"Bagaimana jika kau berkencan saja denganku? Aku juga masih sendiri dan sekarang ini aku sudah memimpin perusahaan ayahku. Aku jamin kau tidak akan menyesal jika menjadi istriku kelak nanti, bagaimana?" Godanya yang kemudian membuat hati Kojima berdebar-debar.

"Aku tidak mau!" Kojima balik menggodanya.

"Ahhh kau mematahkan hatiku hiks!"

"Gombal." Yuko hanya terkekeh.

"Karena aku sudah memulai kuliah sebisa mungkin aku ingin sering-sering bertemu denganmu sebelum masuk. Apa kau keberatan jika aku sering menemuimu?"

"U-untuk apa?"

"Pendekatan mungkin hehehe."

Stop membuat hatiku berbunga-bunga.

Kojima tidak bisa menahan senyumannya hingga ia sadar sudah tiba di dekat rumahnya.

"Itu rumahku!"

"Pantas kau bisa bekerja malam ternyata cukup dekat dan kau harus tau tempat tinggalku juga tidak jauh dari daerah sini."

"Maji? Sebuah kebetulan dan maka dari itu aku mengatakan aku baik-baik saja jika pulang sendiri."

"Hmm dan karena jarak rumah kita dekat aku akan sering menjemputmu dan mengantarmu pulang hehehe."

"Kau memang orang yang blak-blakan." Yuko hanya menggaruk kepalanya kemudian mengantar Kojima ke depan pintu rumahnya.

"Mau masuk dulu?"

"Aku tidak mau di gerebek satpam karena ini sudah tengah malam." Keduanya tertawa.

Selain tampan, mapan kau juga humoris. Sesuai dengan seleraku.

"Ya sudah aku pamit pulang."

"Chotto matte, aku ingin mengatakan sesuatu padamu."

"Nani?"

"Sejujurnya aku tipe orang yang blak-blakan juga. Karena aku tidak tau yang kau katakan tadi itu candaan atau bukan, itu membuat hatiku berbunga-bunga dan juga aku sangat menyukai caramu yang tidak membiarkanku berjalan seorang diri di tengah malam. Aku rasa aku menyukaimu!" Kojima mengedipkan sebelah matanya kemudian masuk dan menutup pintu rumahnya.

"W-what? Dia... Menyukaiku? Apa aku tidak salah dengar?" Yuko menutup mulutnya dengan tidak percaya kemudian berlari dengan melompat-lompat konyol.

***

 

Setelah insiden tadi malam, Minami duduk melamun di jendela kamarnya sembari memijat tubuhnya yang terasa sakit karena terkena pukulan dan terjatuh. Sembari memijat ia mencoba memikirkan bagaimana caranya agar dia berhasil mendapatkan kembali hati Atsuko. Jika dia mencoba berbicara dari hati ke hati, dia berpikir mungkin itu tidak akan bekerja seperti yang di lakukannya kemarin. Mendesah panjang, dia mencoba memikirkan caranya lagi sampai akhirnya ia menemukannya.

"Tidak ada pilihan lagi. Ini memang perbuatan jahat tapi aku yakin ini pasti berhasil." Dia melompat dari jendelanya kemudian mempersiapkan diri untuk berangkat ke kampusnya. Hendak masuk ke dalam mobil, seseorang menepuk bahunya dari belakang dan ia tersenyum canggung melihat orang itu.

"Yuko, kau di sini?"

"Yups! Kau mau berangkat ya?"

"Hmm, ada apa?" Yuko sedikit menarik napasnya.

"Ada sesuatu yang mau aku bicarakan tapi aku takut jika aku mengatakannya kau akan sangat marah padaku." Minami mengerutkan keningnya.

"Tentang apa itu? Katakan saja apa pun yang ingin kau katakan."

"Tentang... P-perasaanku." Yuko menggigit bibirnya dengan perasaan tidak enaknya. Sementara Minami juga melakukan hal yang sama karena sangat ingin mengaku padanya.

"Sebelum kau melanjutkan maaf aku menyela. Mungkin pengakuanku ini akan sangat menyakitimu dan setelahnya kau pantas membenciku karena aku mengingkari janji kita. Maafkan aku karena sekarang aku mencintai orang lain Yuko dan aku tidak bisa melepaskannya. Aku tau ini mendadak tapi bagaimana pun juga aku harus mengakuinya dan sekarang aku sudah mengatakannya. Apa kau marah padaku sekarang?" Yuko memperlihatkan senyuman gembiranya dan hal itu membuat Minami kebingungan sekarang.

"Aku sangat senang mendengarnya!"

"Hah? K-kau tidak marah sama sekali?"

"Untuk apa aku marah jika aku sendiri juga mengingkari janjiku. Karena kau sudah mengaku aku juga ingin mengaku bahwa saat ini ada seseorang yang tiba-tiba membuatku jatuh cinta dan menendang namamu dari hatiku. Entah dia menggunakan pelet apa hingga membuatku secepat itu menghilangkan perasaanku padamu. Dan kau harus tau orang itu adalah sahabatmu sendiri." Minami mencoba menebak dengan senyuman nakalnya.

"Dia pasti gadis yang cantik, seksi dan memiliki oppai yang besar. Siapa lagi kalau bukan Kojima Haruna-san, benar kan?"

"Hehehehe ya dia orangnya."

"Aku tidak terkejut karena dia pasti pas dengan seleramu. Jadi sekarang kita putuskan kita kembali berteman baik dan cepat kau kencani dia sebelum orang lain mengambilnya."

"Arigatou Minami, aku jadi lega sekarang. Jangan khawatir, lagi pula semalam aku bertemu lagi dengannya dan dengan blak-blakan dia bilang dia menyukaiku. Betapa gembiranya aku karena dia yang lebih dulu mengatakannya sebelum aku hehehe."

"Bagus kalau begitu, Kojima-san memang orang yang blak-blakan dan mudah di dekati. Kuliahnya akan selesai dalam beberapa bulan lagi jadi tolong posisi asisten itu berikan saja padanya dan kalian bisa menghabiskan waktu berdua di kantormu."

"Itu pasti dan sekali lagi terimakasih untuk semua momen indah yang pernah kita lalui bersama."

"Hmm."

"Ya sudah aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa sahabat cebolku!" Minami hanya terkekeh dan ia menarik napas dengan lega sekarang.

Di sisi lain, setelah di tinggal kekasihnya untuk pergi kuliah Atsuko merebahkan tubunya di atas sofa sembari memejamkan matanya. Di hari liburnya saat ini ia merasa malas melakukan apa pun dan memilih bersantai saja di rumahnya sembari memikirkan serangan tiba-tiba yang di alaminya kemarin.

Aku mencintaimu!

Kalimat itu terus berputar di kepalanya sehingga ia tidak bisa berhenti memikirkannya.

"Congratulations, kau berhasil mengganggu perasaanku lagi Minami, aku benci kau!" Dia menenggelamkan wajahnya ke pojok sofa.

10:00AM

Pasangan sahabat berjalan menuju ruangan kosong sembari memastikan bahwa tidak ada orang lain di sekitar sana. Setelah aman keduanya masuk kemudian duduk dan saling berhadapan.

"Bagaimana dengan perkembangan Paruru setelah kau menciumnya kemarin?"

"Jangan khawatir, aku masih punya harapan. Bagaimana dengan Atsuko, kau berhasil?" Minami sedikit mendesah.

"Aku pikir serangan pertamaku akan berhasil tapi gagal total. Dia malah melarikan diri dan sempat menyiksa tubuhku bahkan semalam aku bernasib sial karena diam-diam mengintipnya di kamar. Entah mengapa aku merasa nasibku selalu sial setiap kali berhubungan dengannya."

"Hahahahaha itu sudah suratan takdirmu. Lalu kau punya rencana apa selanjutnya?"

"Rencana yang cukup berani dan terpaksa aku harus melakukannya karena hal ini pasti berhasil."

"Apa yang akan kau lakukan?"

"Aku akan memperkosanya!" Yui melebarkan matanya.

"Maji? Hei itu kan perbuatan jahat!"

"Apa pun akan ku lakukan asal aku bisa mendapatkannya. Semalam aku melihatnya melakukan sesuatu dengan Paruru dan hatiku sangat sakit Yui melihat mereka seperti itu dan aku tidak bisa membiarkannya. Jadi aku putuskan aku akan memperkosanya saja dan aku ingin melakukannya secepat mungkin. Tapi sebelumnya kau harus membawa Paruru terlebih dahulu, menculiknya jika perlu." Yui mengerti dengan ucapannya.

"Sebuah keuntungan bagimu karena hari ini jadwal kami di kelas kursus dan semoga kami mendapatkan tugas agar aku bisa membawanya ke rumahku dan kau bisa melakukan aksimu. Nanti aku akan mengabarimu jika aku sudah membawanya ke rumahku."

"Nice! Thank you, kau memang kawan yang paling sempurna." Minami memeluknya.

"Tapi ngomong-ngomong, apa kau sudah tau cara memperkosa wanita itu seperti apa?" Minami melepas pelukannya sembari tersenyum polos.

"I-itu dia aku lupa bahwa aku belum tau bagaimana melakukannya hehehe."

"Buahahaha... Dengan gagahnya kau mengatakan kau akan memperkosanya tapi kau tidak tau caranya? Sangat memalukan!"

"I hate you!"

"Hahaha aktifkan bluetoothmu, aku punya satu video lesbian dan kau harus cepat menontonnya."

"Aku terkejut kau punya itu. Sebentar!" Minami mengaktifkannya kemudian Yui mengirimnya.

"Nah sudah dan semoga kau sukses dengan rencanamu."

"Hmm semoga saja dan kau juga cari kesempatan saat Paruru bersamamu nanti."

"Tanpa kau beritahu aku sudah punya rencana." Keduanya beradu tos kemudian meninggalkan ruangan.

 

KRING!

Kelas kursus telah usai dan semua anak-anak kursus sibuk merapihkan meja mereka. Di bangku pojok, seseorang memijat pelipisnya karena dosen bahasa Inggris baru saja memberikan tugas yang panjang dan cukup menyulitkan baginya. Dia melirik gadis yang ada di sampingnya sekilas kemudian mendesah.

Aku tidak tau apa aku akan sanggup menghadapinya? Bagaimana pun juga aku membutuhkan pertolongannya dan semoga aku bisa menahan perasaan itu saat bersamanya.

Dengan sedikit malu-malu ia mendekati gadis itu.

"Yui boleh aku minta tolong?"

"Kita bisa mengerjakan bersama di rumahku dan menginaplah di rumahku karena tugas ini cukup panjang."

"Aku belum bicara tapi kau sudah tau."

"Karena aku sangat mengerti dirimu jadi aku tau apa pun yang kau butuhkan dariku hehehe." Haruka sedikit tersipu.

Ini memang hari keberuntungan kita Minami, semoga kau tidak gagal dengan rencanamu dan aku akan melakukan rencana keduaku.

Yui bangkit dari bangkunya kemudian matanya melihat beberapa buku yang ada di tangan Haruka.

"Sini aku pegang bukumu."

"Tidak usah aku bisa membawanya sendiri."

"Sini aku tau kau pasti berat membawanya." Yui membawanya dengan paksa dan menyimpannya di tangan kirinya kemudian tangan kanannya menggenggam salah satu tangan Haruka dan membawanya pergi dari kelas. Berbunga-bunga, itu yang di rasakan Haruka saat ini karena mendapatkan perlakuan romantis dari gadis yang menggenggam tangannya saat ini.

Gomen ne Maeda-san, aku tidak bisa berbohong bahwa aku telah menduakan hatiku sekarang. Mungkin ini karma untukmu karena kau pernah menduakan hatimu dan aku tidak tau apa yang akan terjadi ke depannya nanti.

 

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
nichan48 #1
Chapter 14: Kapan lanjut lagi kak? Penasaran, akhirnya Takamina. Haha
cheri_yuira #2
Chapter 14: Ok, lanjut ye....
nichan48 #3
Chapter 13: Lanjut kak
cheri_yuira #4
Chapter 13: Lanjutin babang hehe.....
nichan48 #5
Chapter 12: Greget bacanya, kasian Mba Taka sial mulu. Btw di sini Takamina yg lebih agresif. Hahaha
yokoparu
#6
Siap :D
nichan48 #7
Lanjut lanjut ^^
nichan48 #8
Baper bacanya
nichan48 #9
Chapter 11: Ngakak so hard pas yg awalnya
cheri_yuira #10
Chapter 11: Lucu! Hehe....