Prolog

Garnet

“Aku tahu kamu mencintainya...”

Kalimat itu terselip tepat di telinga kanannya.

“Tapi aku mencintaimu...Park Hana.”

Kedua bola mata Park Hana yang daritadi hanya melihat punggung laki-laki lain, kini dia secara penuh hanya melihatku. Sementara bibir kami bertemu.

Ciuman ke-dua kami...

Aku tersenyum mengingat Park Hana lah yang selalu berinisiatif untuk menciumku.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet