Melelahkan sekali...

DK segera keluar dari ruang ganti Seventeen, beberapa menit yang lalu mereka baru saja selesai siaran V Live, terus berceloteh di depan kamera ternyata mampu membuatnya dehidrasi, apalagi kalau sudah menanggapi guyonan Hoshi hyung dan Seungkwan yang tak ada habisnya, benar-benar membuat tenggorokannya kering.

"Hyung.." DK terus memanggil manager hyung, minta dibelikan minuman.

Kemana perginya manager hyung? Tumben-tumbenan sekali manager hyung tidak tampak di sekitar mereka.

Karena sudah tidak tahan, akhirnya DK memilih untuk membeli sendiri minumannya dari mesin minuman yang ada di bangunan itu. "Akhh segar sekali" Ucapnya sambil mengusap sudut bibirnya.

DK hendak kembali, tapi tiba-tiba langkahnya terhenti saat mendengar suara yang sangat dikenalinya itu. Penasaran, DK pun memilih untuk mengintip dari sudut daun pintu yang terbuka itu.

"Ada apa dengan mu? Bukankah sudah ku bilang tolong jaga sikap mu jika kita sedang ada di depan kamera. Apa susahnya kau memasang senyum mu sedikit hah?"

DK menutup mulutnya, ada apa dengan Seungcheol hyung? Pikirnya bingung. Dialihkannya perhatiannya pada sosok mungil yang berdiri di depan Seungcheol hyung.

"Apa peduli mu hyung?"

"Mwo?? Apa peduli ku kau tanya? Yak, Lee Jihoon! Ingat aku ini leader mu, sudah seharusnya aku mengingatkan member ku jika mereka salah" Seungcheol mencoba menahan emosinya.

Woozi menatap sang leader sakartis. "Ya kau leader kami, aku tahu itu..." Suaranya melemah, perlahan ia menundukkan kepalanya.

DK yang diam-diam masih menyaksikan pertengkaran kedua leadernya itu dikejutkan dengan kedatangan Mingyu yang tau-tau sudah ada di sampingnya.

"Mingyu, tenanglah sedikit" Ucap DK berbisik, mencoba menahan tangan Mingyu saat teman seumurannya itu hendak masuk.

Setelah beberapa lama diam, Woozi memberanikan diri menatap sang leader. "Aku tahu apapun yang ku lakukan selalu salah di mata mu, maaf jika aku terus merepotkan mu, dan tolong selalu ingatkan aku jika kau adalah leader agar aku sadar dimana posisi ku" Sorot matanya yang biasa teduh kini tampak begitu tajam, parasnya yang biasa cute sekarang tampak begitu dingin.

Seungcheol murka, tak percaya dengan apa yang barusan di dengarnya. "Kau!"

"Cukup hyung!" Mingyu segera masuk ke dalam ruangan itu, menepis tangan DK yang sedari tadi berusaha menahannya, sudah cukup ia menyaksikan semua ini tanpa melakukan apa-apa, ia tidak mau jika keadaan semakin parah.

"Kau sudah keterlaluan hyung" Ucap Mingyu sambil menarik paksa tangan Seungcheol yang menggenggam kuat pergelangan tangan Woozi, meninggalkan bekas merah di kulit Woozi yang putih.

DK akhirnya memilih untuk masuk. "Hyung ada apa dengan kalian?" Tanyanya sembari menenangkan Seungcheol.

Seungcheol mengusap mukanya, dialihkannya perhatiannya pada pergelangan tangan Woozi. Apa yang sudah dilakukannya? Jika tidak ada Mingyu entah apa yang akan dilakukannya pada sosok mungil di depannya itu.

"Woozi" Seungcheol melangkah mendekat.

Woozi mengusap pergelangan tangannya. "Sudah cukup, aku yang salah disini, maaf aku harus pergi sekarang" Ucapnya lalu bergegas pergi meninggalkan ruangan. Tak dipedulikannya Mingyu dan DK yang terus meneriaki namanya, saat ini ia hanya butuh sendiri untuk menenangkan dirinya.

"Kau harus menceritakannya pada ku nanti hyung" U