[#4] LOST IN BAEKHYUN WORLD

Description

Prompt : Dealova - Once
  Genre : Fantasy, Romance, /Boys love
  Rated : T
  Summary : Chanyeol tak pernah menyangka ia akan terjebak di dunia yang aneh menurutnya. Tetapi dibalik itu, ia bersyukur karena bertemu dengan namja yang juga mencintainya, Baekhyun.
  
  
  #ChanBaekRoom1stAnniv #CBR_GAMEFF

Foreword

Kedua manik hitam namja tinggi yang terduduk dibalkon apartemennya, terus tertuju pada seseorang yang tersenyum dalam sebuah bingkai foto yang bertengger ditangannya. Momen yang ia ambil saat hari pernikahannya dimana pasangan hidupnya pertama kali menginjak tempat yang ia tempati.

Saat ia meneliti setiap inchi apa yang terpampang difoto itu, bibirnya selalu membentuk cekungan indah. Siapapun yang melihatnya pasti akan terpana dalam hitungan detik. Namun, dibalik senyuman itu, aliran air mata yang membentuk anak sungai di pipi namja itu tak dapat dicegah lagi.

Namun, dibalik senyuman itu, aliran air mata yang membentuk anak sungai di pipi namja itu tak dapat dicegah lagi

Menangis. Hanya itu yang ia lakukan setiap mengingat namja mungil yang benar-benar telah mengalihkan dunianya.

"Baekhyunie... Kau tau..... Aku sangat merindukanmu." ucapnya sambil memaksa mengulas senyum dibibirnya yang bergetar karena menahan isakan disela air matanya.

"Chanyeolie...." suara lembut nan merdu itu kembali menyapu indera pendengaran namja yang ber marga Park itu. Seketika kepalanya tertoleh kesana kemari mencari asal suara yang sangat ia rindukan.

Alhasil karena tidak menemukan apapun, melainkan hanya angin yang terdengar samar-samar berhembus, Chanyeol kembali mengamati foto yang kini beralih didekapannya. 
. .
Flashback on
"Huh, tempat apa ini?" Monolog Chanyeol begitu menginjak tanah yang entah dunia apa ini. Awalnya ia hanya berjalan-jalan disekitar apartemennya. Namun entah terkena angin apa, ia bisa sampai ditempat ini.

Akhirnya ia memutuskan untuk terus berjalan tanpa arah dengan tujuan mencari jalan pulang

Akhirnya ia memutuskan untuk terus berjalan tanpa arah dengan tujuan mencari jalan pulang. Langkah demi langkah ia lakukan. Dahan-dahan pohon yang menggelantung ia singkap kala dahan itu mengganggu langkahnya. Hingga ia mendengar suara tangisan yang diiringi gemericik air. Rasa penasaran pun hinggap diotaknya.

Perlahan ia mendekati asal suara tersebut. Pemandangan yang tertangkap oleh kedua mata indahnya adalah sesosok namja mungil yang terduduk dengan kepala disembunyikan dikedua tangannya yang saling menumpu. Bahu namja itu tampak naik turun karena tangisannya.

"Apa yang kau...." perkataan Chanyeol berhenti diudara kala namja itu mengarahkan pandangannya tepat pada kedua netra Chanyeol. Mata basah itu. Bibir mungil berwarna merah muda itu. Entah kenapa saat melihatnya, detak jantung Chanyeol mulai menggila.

"K-kau siapa?" tanya namja itu dengan nada imutnya. Jangan lupakan kerjapan lucu kelopak matanya yang membuat siapapun akan membeku ketika melihat.

Setelah memandang lama namja manis didepannya, logika Chanyeol kembali sedikit normal. "Huh, A-aku?" tanyanya masih mengumpulkan pikirannya yang berlarian entah kemana.

"Iya. Kau-....." ucap namja mungil itu sambil memiring-miringkan kepalanya untuk meniti makhluk apakah yang ada didepannya itu. "....-kau manusia?" Tebaknya membelalakkan mata, terkejut dengan apa yang ia saksikan saat ini.

"I-iya aku manusia. Bukankah kau juga?" Sahut Chanyeol dengan keraguan diawal kalimatnya.

"Aku bukan manusia." ucap namja mungil itu sambil berdiri untuk menyamakan tinggi dengan namja tampan didepannya. Tapi tetap saja tinggi mereka tak sama. Memaksa yang lebih pendek mendongak.

"Lalu kau apa?" tanya Chanyeol lagi.

"Kau tak akan mengerti siapa aku meskipun aku menjelaskan panjang lebar." telak namja mungil itu. Chanyeol yang tak ingin ambil pusing hanya memandangnya 'mengerti'. Walaupun diotaknya kini terlintas pikiran aneh.

"Selain aneh, kurasa kau penghuni tempat menyeramkan ini. Bisakah kau tunjukkan aku jalan pulang ke dunia manusia?" ucap Chanyeol sembari menyapukan pandangan disekelilingnya.

"Memang aku tinggal disini. Tapi aku tak tau cara menyeberang ke dunia manusia." ucapnya dengan nada imut yang seakan dibuat-buat.

"Heol. Aku bisa gila disini." gumamnya pelan sembari mengusak rambutnya frustasi.

"Baiklah selamat bersenang-senang tuan manusia tinggi." ucap namja manis itu melenggang pergi, dan tanpa ia sadari telah melupakan alasan kenapa ia menangis tadi.

"Hei tunggu." teriak Chanyeol yang berencana mengejar namja manis itu, tapi akar pohon yang entah bagaimana bisa menjerat kakinya tanpa ampun ini. Membutuhkan beberapa waktu untuk membebaskan diri.

"Ya! kau mau kemana?" teriak Chanyeol yang terus diabakan namja manis yang terus melangkah itu. Ia pun hanya mengikuti langkah namja manis didepannya karena Chanyeol benar-benar tak tau harus kemana, sedangkan hari sudah mulai gelap.

Matahari telah bersembunyi diperaduannya. Kemampuan kedua manik Chanyeol dalam melihat mulai menurun. Ia hampir terjatuh beberapa kali karena kakinya tersangkut ranting pohon.

Sret

Dengan sigap namja manis itu menahan tubuh Chanyeol dengan memegang erat tangan namja tinggi itu agar tidak terjatuh akibat dahan nakal yang menyangkut dikaki Chanyeol. Akhirnya mereka menghentikan langkah dan namja manis itu mengambil ranting dibawahnya, kemudian mengarahkan tangannya pada ranting itu sehingga menghasilkan pancaran cahaya putih pada ujung ranting.

Akhirnya mereka menghentikan langkah dan namja manis itu mengambil ranting dibawahnya, kemudian mengarahkan tangannya pada ranting itu sehingga menghasilkan pancaran cahaya putih pada ujung ranting

Chanyeol yang sedari tadi menyaksikan pemandangan yang membuat bulu kuduknya berdiri, mengerjapkan matanya berkali-kali. Berharap ia benar-benar tidak gila menyaksikan betapa anehnya namja dihadapannya ini. Ribuan pertanyaan terus menerus menghujani pikiran namja tinggi itu.

"Nah, kau tak akan mungkin tersandung lagi." Ucap namja manis itu plus dengan senyuman termanis yang pernah Chanyeol lihat. Hingga ia lupa bagaimana cara berkedip.

Namja tinggi itu kembali tersadar setelah tangan namja manis yang menghipnotisnya mengenggam lengannya erat untuk memandu jalan. 
"Tunggu, kau belum memberitahu namamu. Namaku Park Chanyeol." Ujar Chanyeol menarik namja manis didepannya untuk berhenti setelah berjalan beberapa langkah.

"Aku Baekhyun. Byun Baekhyun." Sahut Baekhyun diselingi senyuman mematikan (bagi Chanyeol) yang memandang sekilas kearah Chanyeol kemudian melanjutkan jalannya.
'Cantik' batin Chanyeol sambil terkekeh kecil dengan pemikirannya yang mulai menggila.
.
.
Perjalanan mereka berakhir di sebuah rumah yang terlihat seperti hunian peri.

Perjalanan mereka berakhir di sebuah rumah yang terlihat seperti hunian peri

Keduanya pun langsung memasuki rumah Baekhyun.

"Duduklah. Akan kubuatkan minuman." ujar Baekhyun yang kemudian dibalas anggukan oleh Chanyeol.

"Apa semua rumah penghuni tempat ini sama sepertimu?" tanya Chanyeol sembari mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan yang tidak dibatasi sekat apapun.

"Begitulah." sahut Baekhyun yang membawa dua minuman ditangannya.

"Gomawo. Aku percaya kau tak menaruh racun diminuman ini" ucap Chanyeol mengambil gelas yang tersaji dimeja.

"Ya! Kau pikir aku apa huh?" teriak Baekhyun kesal. 'Dasar manusia, bilang begitu tapi diminum juga.' lirihnya dalam hati.

"Baekhyunnn-...." ucap Chanyeol menggantung. Ia bingung harus memakai embel-embel apa pada namja yang baru dikenalnya ini.

"Baekhyunie. Kau bisa memanggilku seperti itu." sahut Baekhyun cepat.

"Ah ne, Baekhyunie, sebenarnya aku berada didunia apa?"

"Ini adalah Exoluxion world. Dunia selain dunia manusia. Semua orang disini mempunyai kekuatan yang berbeda." lalu ditanggapi dengan anggukan oleh Chanyeol. "Kudengar, hanya manusia-manusia tertentu yang bisa masuk ke dunia ini."

"Manusia tertentu?"

"Ne. Manusia yang memiliki takdir di Exoluxion world." Baekhyun menyesap minumannya. Dan melanjutkan "Takdir dimana manusia itu harus berada ditempat ini selamanya atau kemungkinan manusia itu kembali kedunianya." "Seperti diriku. Aku dulu juga manusia sebelum takdir mengubahku."

"Jadi aku bisa kembali ke duniaku? Dan kenapa kau memilih menetap?"

"Mungkin." ucap baekhyun memainkan dagu dengan jari lentiknya. "Seseorang pernah memberitahuku. Jika aku menetap disini aku akan menemukan seseorang yang menyukaiku dengan tulus." lanjutnya lengkap dengan senyuman manisnya.

"Kau bisa membantuku keluar dari sini?" tanya Chanyeol dengan mata berbinar-binar.

"Aniya." ucap Baekhyun yang seketika menurunkan semangat Chanyeol. "Tapi Guruku mungkin bisa membantumu." lanjut Baekhyun diselingi senyum percaya dirinya.

"Arasseo. Bisa antarkan aku sekarang?" pinta Chanyeol tanpa berpikir panjang, karena pikirannya hanya terfokus dirumah yang ia rindukan.

"Ya! Kau gila. Ini terlalu larut untuk kesana. Banyak werewolf yang berkeliaran diwaktu seperti ini." teriak baekhyun memprotes.

"Kau kan punya kekuatan untuk apa khawatir."

"Kekuatanku tidak lebih kuat dari werewolf. Aku pernah hampir mati saat mencoba melawannya." ucap Baekhyun sampai memajukan bibirnya karena kesal dengan sikap semena-mena namja didepannya ini.

"Lalu?"

"Besok aku akan mengantarmu. Sekarang tidurlah." Tanpa menjelaskan lagi, Baekhyun beringsut ketempat tidur yang hanya ada satu di ruangan itu.

"Aku tidur dimana?" tanya Chanyeol. Baekhyun hanya menepuk space yang tersisa ditempat tidurnya. 'Huh, apa pikirannya sudah tidak beres?' pikirnya yang kemudian disusul seringaian di bibirnya. 'Pemberani' simpulnya dalam hati. Namja tinggi itu pun menyusul Baekhyun merebahkan diri ditempat tidur yang superminim itu.

Namja tinggi itu pun menyusul Baekhyun merebahkan diri ditempat tidur yang superminim itu

*abaikan warna rambut :)

"Ya! Kenapa posisimu seperti itu eoh??" teriak Baekhyun kesal melihat Chanyeol dengan posisi terbaliknya (?).

"Wae? tempat tidurmu terlalu sempit jika aku memposisikan diri sepertimu." Sahut Chanyeol datar dengan mata yang tetap terpejam. 'Lebih baik seperti ini daripada aku yang menerkammu' pikir Chanyeol. Otak Chanyeol mulai tidak beres semenjak ia bertemu namja manis ini disungai.

Alhasil, Baekhyun yang merubah posisinya searah dengan Chanyeol. Untuk menghindari hal yang tak diinginkan (?) Chanyeol merubah posisinya memunggungi namja mungil disebelahnya.
.
.
.
Keesokan harinya Baekhyun mengantar Chanyeol ke gurunya yang tinggal ditengah hutan yang cukup jauh dari kediaman Baekhyun.

"Apakah kita sampai?" Itulah pertanyaan Chanyeol yang entah berapa kali ia gumamkan sejak tadi. Hingga Baekhyun merasa jengah mendengarnya.

"Tinggal beberapa langkah lagi" jawab Baekhyun setelah satu hembusan nafas kesal lolos dari hidungnya.

Sesuai perkataan Baekhyun. Suasana aneh mulai menyelimuti Chanyeol. Kedua namja itu memasuki tempat yang Baekhyun bilang rumah Gurunya.

Begitu memasuki ruangan seperti benteng itu, penglihatan Chanyeol disambut dengan 12 namja bertudung

Begitu memasuki ruangan seperti benteng itu, penglihatan Chanyeol disambut dengan 12 namja bertudung. Baekhyun bilang itu adalah pengawal Gurunya.

"Guru Oh, aku datang." Tak lama setelah teriakan Baekhyun menggema, angin yang mampu memporak-poranda rambut Chanyeol berhembus, disusul oleh seorang namja albino yang berjalan mendekati mereka.

"Baekhyunie? Apa yang membawamu kesini." suara berat keluar dari mulut kecil yang Chanyeol pikir itu adalah Guru yang Baekhyun maksud.

"Annyeonghaseyo Guru Oh." Ucap Baekhyun sambil membungkuk, yang kemudian menyenggol lengan namja tinggi disebelahnya yang masih setia dengan tatapan bingungnya.

"Oh, An-annyeonghaseyo Guru, Chanyeol imnida." Ucap Chanyeol yang diikuti dengan membungkuk pada sang Guru.

"Dia manusia?" tanya Sang Guru tanpa basa basi.

"Ne. Aku kesini untuk meminta bantuan guru, untuk mengembalikan namja ini kembali ke dunianya."

Senyuman, itulah hal pertama yang direspon namja yang dipanggil Guru Oh oleh Baekhyun. "Aku tidak tau cara mengembalikannya kedunia manusia." Jawaban dengan nada datar yang membuat mata Chanyeol membelalak terkejut. "Tapi buku Exology mungkin tau caranya." seketika raut wajah Chanyeol berubah.

"Dimana buku itu?" tanya Chanyeol gegabah.

"Buku itu ada diperpustakaan yang ada dilembah kematian." sahut Oh Sehun sang Guru dengan tenang. Mendengar nama lembah kematian membuat harapan Chanyeol yang tinggi tiba-tiba seakan mendorongnya kembali untuk terjatuh.

"Hah, lembah kematian? Bukankah itu sulit ditembus? Tidak ada yang pernah kesana kan Guru?" heran Baekhyun.

"Aku akan membantumu mengambilkannya, tapi tidak dalam waktu dekat." sahut namja yang bernama lengkap Oh Sehun itu, tanpa menjawab satu persatu pertanyaan Baekhyun.

"Mwo-..." ucapan Chanyeol yang ingin memprotes, dipotong oleh Baekhyun. "Baiklah kami akan menunggu." 
.
.
.
Selama proses menunggu, Chanyeol terus mengekori kemanapun Baekhyun pergi. Sedangkan Baekhyun tak merasa terusik sedikitpun. Ia juga terus menempel pada namja yang selalu membuatnya tertawa, terus berceloteh, dan memindahkan seluruh pusat perhatiannya pada namja itu.

Hingga mereka akan merasa kehilangan satu sama lain saat waktu memisahkan. Baekhyun akan memanggil nama Chanyeol ketika ia tak ada disampingnya, hingga namja itu datang. Sejujurnya Baekhyun takut kehilangan Chanyeol. Namja tinggi itu pernah bercerita bagaimana ia bisa sampai ditempat ini. Hal itu membuat Baekhyun takut jika Chanyeol meninggalkan dunianya dengan cara yang sama. Dia pikir tak akan sanggup jika itu terjadi. Itulah ikatan tak kasat mata yang Baekhyun rasakan. Tak jauh berbeda dengan Chanyeol yang selalu menginginkan namja mungil itu disisinya, selalu berada dibawah pengawasannya. Ia merasa jika Baekhyun perlu ia lindungi, walaupun namja mungil itu punya kekuatan.

"Baekhyunie" Panggil Chanyeol. Saat ini mereka ada dibawah pohon-pohon rindang dengan bunga disekitar mereka. Melihat banyak bunga bermekaran, muncullah ide Chanyeol untuk membuatkan sesuatu untuk Baekhyun.

"Hum" sahut Baekhyun. Setelah Baekhyun menengok kearah Chanyeol, namja tinggi itu memakaikan flower crown diatas kepala namja manis itu.

Setelah Baekhyun menengok kearah Chanyeol, namja tinggi itu memakaikan flower crown diatas kepala namja manis itu

"Kau..." Tanpa ada angin apapun, Chanyeol mencium bibir pink baekhyun sekilas. Namja mungil itu membeku atas perlakuan namja tinggi itu, dan detak jantungnya kini mulai berdetak anomali.

"Baekhyun...Aku...Menyukaimu." ujar Chanyeol lirih.

"Mwo?" Sontak mata Baekhyun membelalak tak percaya. Mata Baekhyun berlarian menjelajahi raut wajah Chanyeol untuk mencari keseriusan disana. Dan yang ia dapatkan adalah sebuah kebenaran.

"Kau tau kan kita berbeda dunia. Kau tidak mungkin menyukaiku Chan-...." Sebelum baekhyun menyelesaikan kalimatnya, Chanyeol kembali mencium bibir Baekhyun lebih dalam dan lama. Entah apa yang ada dipikiran Baekhyun, otaknya sama sekali tak berniat melepas tautan itu.

Hingga Chanyeol lah yang melepas tautan itu terlebih dulu. Beberapa menit setelah mereka saling menatap, namun pandangan Baekhyun mulai berkurang. Ia menggelengkan kepalanya berkali-kali sembari memegang kepala.

"Baek...Kau kenapa?" Bukan jawaban yang Chanyeol dapat, melainkan tubuh Baekhyun yang terkulai lemas di dekapannya dengan mata tertutup.

"Baek... Kumohon jangan bercanda...Baek..." Chanyeol terus memanggil namja manis itu sambil menepuk pelan pipi Baekhyun. Dan tak ada respon apapun.

Tanpa berpikir panjang, namja tinggi itu membawa Baekhyun pada Guru Oh yang ia yakini dapat membantunya.

Chanyeol bersyukur, berat namja mungil ini tak terlalu membebaninya saat berada dipunggungnya. Selama diperjalanan pun, fisiologis namja mungil ini terus berubah. Mulai dari kecepatan bernapasnya yang naik turun, detak jantungnya yang tidak beraturan. Dan yang paing terlihat dimata Chanyeol, rambut namja itu juga berubah yang awalnya berwarna gelap kini berubah menjadi merah.

Dan yang paing terlihat dimata Chanyeol, rambut namja itu juga berubah yang awalnya berwarna gelap kini berubah menjadi merah

"Haisshh... Baek... rambut mu berubah warna..." keluh Chanyeol disela kekhawatirannya terhadap perubahan yang dialami Baekhyun.

Beberapa waktu telah berlalu, kini Chanyeol kembali memasuki ruangan seperti benteng untuk kedua kalinya. Beruntung ingatan Chanyeol bagus, mudah untuk menemukan tempat yang rumit itu.

"Guru Oh..." Panggilnya ragu. Ia hanya mengikuti bagaimana Baekhyun memanggil gurunya.

Tak lama kemudian, angin yang pernah menerpa Chanyeol kembali mengenainya. Disusul sosok dengan penampakan seperti terakhir kali Chanyeol lihat.

"Chanyeol-ssi?" Tanpa mendengar penjelasan apapun dari mulut Chanyeol, Oh Sehun sang Guru memindahkan Baekhyun yang terkulai di punggung namja tinggi itu ke batu persegi panjang yang lebih mirip tempat tidur keras.

"Aku tidak tau apa yang terjadi dengannya. Ia tak sadarkan diri begitu saja." jelas Chanyeol terburu-buru.

"Ia tak akan mungkin seperti ini tanpa sebab. Kau telah melewati pantangan itu, Chanyeol-ssi." Ujar Sehun tenang sembari melihat namja mungil yang terpejam itu dan Chanyeol yang berdiri didepannya.

"Pantangan?" tanya Chanyeol dengan dahi yang membentuk alur sungai tanda ia tak paham apa yang dimaksud namja albino itu.

"Ne." jawabnya datar.

Chanyeol tampak berpikir keras. "Mungkinkah ciuman itu?" tebaknya. Kini manik Chanyeol menatap lekat manik namja dihadapannya.

"Kau benar. Makhluk Exoluxion world tidak bisa berkontak dengan saliva manusia. Itulah yang akan terjadi jika pantangan itu kau lewati. Jiwa Baekhyun akan terus melemah dan kekuatannya juga akan memudar. Hingga kemungkinan dia kan menghilang selamanya." Jelas Sehun dengan nada sedih diakhir kalimatnya.

"Lalu bagaimana cara mengembalikan Baekhyun-..."

"Dia tidak bisa kembali seperti semula. Proses itu akan terus berjalan tanpa bisa dicegah." potong Sehun cepat.

"Mwo? Maldo andwae." Ucap Chanyeol tak percaya. Jujur saja dadanya terasa sesak sekarang. Rasa bersalah mulai menguar dalam dirinya.

"Apa Baekhyun tau soal ini?"

"Tentu saja dia tau, aku memberitahunya sebelum dia memilih untuk tetap disini." Chanyeol hanya menatap namja albino itu dengan mata berkaca-kaca.

"Aku hanya bisa membantu mengembalikan kesadarannya." ucap Sehun yang kemudian menggerakkan tangannya tepat diatas Baekhyun dimana setiap pergerakannya akan mengeluarkan angin halus yang menyapu tubuh mungil itu.

"Nngghh..." Perlahan mata Baekhyun terbuka.

"Baek... Kau baik-baik saja?" tanya Chanyeol yang kini terduduk disamping Baekhyun. Nada khawatir tidak dapat disembunyikan lagi oleh namja tinggi itu. Raut ketakutan mulai terlihat di wajah tampannya. Terlihat sekujur tubuhnya bergetar.

"Aku baik-baik saja Chan...." ujar Baekhyun halus diselingi senyuman manis yang membuat namja didepanya meluluh sesaat.

"Aku takut kehilanganmu Baek..." Itulah kata yang tertahan dimulut Chanyeol sedari tadi.

Namja itu menundukkan kepalanya dan mendekatkan bibirnya kearah kening Baekhyun dan menciumnya lama. Sedangkan namja manis itu memejamkan matanya, menikmati setiap aliran kasih sayang yang Chanyeol berikan padanya.

Perlahan kristal bening menembus kelopak mata Baekhyun yang saling mengerat, hingga membentuk aliran dipelipisnya. Baekhyun tau apa yang terjadi padanya saat ini. Ia ingat betul apa kata Gurunya. Entah kenapa ia bisa terbuai oleh perlakuan Park Chanyeol yang jelas-jelas ia tau akibat dari tindakannya itu. Baekhyun hanya bisa pasrah sekarang.

Setelah Chanyeol kembali ke posisinya, Baekhyun mulai mendudukkan dirinya dengan bantuan dari Chanyeol.

"Kalian bisa kembali kerumah atau kalian tetap disini." Ucap Sehun yang sedari tadi menjadi saksi betapa manisnya dua sejoli ini menunjukkan kasih sayangnya. "Kalian bisa tinggal dirumahku." Kini ia memutuskan untuk memberi mereka waktu untuk berpikir dengan meninggalkan tempatnya berdiri. "Kutunggu di tempat biasa Baek.." itu kalimat terakhirnya sebelum benar-benar menghilang dari hadapan mereka.

Kedua namja itu saling menatap kemudian Chanyeol membawa namja mungil itu kedalam dekapannya dan berujar "aku akan mengikuti semua keputusanmu."

Baekhyun hanya membalasnya dengan senyuman getir disusul membalas pelukan namja yang lebih tinggi 11 cm darinya.

"Menikahlah denganku Baek." Ucap Chanyeol tiba-tiba.

"Apa maksudmu?" tanya Baekhyun setelah melepas pelukannya dari namja yang kini tersenyum perih didepan wajahnya. "Aku...aku...." Ia menatap Chanyeol sekilas.

"Katakanlah." masih dengan senyum perihnya. Baekhyun berpikir mungkin ini sesuatu yang tidak ada gunanya. Tapi ia juga memimpikan saat-saat seperti ini. 'Apakah ia namja itu?' tanya Baekhyun dalam hati.

"Baiklah. Aku akan menikah denganmu." Ucap Baekhyun akhirnya.
.
.
.
Keesokan harinya, kondisi Baekhyun semakin melemah. Berdiri pun harus dibantu oleh Chanyeol. Rambutnya pun telah berubah kembali menjadi lebih terang dari sebelumnya. Seakan surai itu telah kehilangan pigmennya.

"Kau tak apa Baek?" kalimat itu tak berhenti keluar dari mulut seorang Park Chanyeol.

"Aku tak apa Chan..." ucapnya sambil mencoba berdiri dari tempat tidur Guru Oh. Tetapi belum sempat kakinya menumpu seluruh tubuh mungilnya, Baekhyun hampir terjatuh menyamping jika saja Chanyeol tidak sigap menumpu tubuh yang semakin rentan itu.

"Aku akan menggendongmu." ujar Chanyeol

"Tidak Chanyeolie. Kau hanya perlu membantuku berjalan." hingga pada akhirnya Chanyeol harus mengalah. Ia tak mungkin berdebat disaat seperti ini.

Tiga namja yaitu Sehun, Chanyeol dan Baekhyun berkumpul diruangan berbentuk benteng milik Oh Sehun. Alasan mereka disini untuk membicarakan hal yang menyangkut masa depan dua namja yang sebentar lagi akan mengikat diri mereka dalam ikatan pernikahan.

"Aku sudah menemukan buku itu." Mulai Sehun yang ditanggapi dengan perasaan lega dari Baekhyun. Tapi tidak untuk Chanyeol. Ia merasa tak berniat lagi untuk pulang kedunianya. Ia lebih suka disini bersama Baekhyun-nya.

"Apa yang harus Chanyeol lakukan untuk kembali kedunianya?" tanya Baekhyun hati-hati.

"Dengan menggabungkan kekuatan teleportasi Jongin dan kekuatan cahayamu Baek..." jelas Sehun tanpa basa basi.

"Semudah itu kah?" itulah yang ada dipikiran Baekhyun. Ia tak menyangka jika hanya seperti itu caranya. Namun...

"Tidak Baek.... Kau akan kehilangan energi dan kekuatanmu setelah membantunya, ini karena kondisimu yang terlalu lemah." Ucap Sehun. Kali ini ia tak menunjukkan wajah tenangnya. Kekhawatiran mulai menyeruak dibalik wajah kerasnya.

Baekhyun menatap Chanyeol untuk memintanya berbicara. "Jika itu risikonya, aku tak akan kembali keduniaku."

"Chann.." Baekhyun terkejut dengan pernyataan namja tinggi disebelahnya.

"Aku mencintaimu Baek. Aku tak ingin kau terluka lagi karena diriku." Baekhyun tak tau harus merespon apa. Ia hanya memeluk Chanyeol dan mulai terisak pelan. "Kumohon jangan menangis Baek..." lanjutnya sembari mengeratkan pelukannya.

"Semua terserah pada keputusan kalian. Akan kutunggu jawaban kalian sebelum upacara berlangsung." ucap Sehun sebelum meninggalkan dua namja itu.
.
.
"Apakah pengawal guru Oh yang mengatur semua ini?" takjub Baekhyun begitu keluar rumah.

Pemandangan yang indah untuk tempat pernikahannya dengan namja tinggi yang Baekhyun cintai

Pemandangan yang indah untuk tempat pernikahannya dengan namja tinggi yang Baekhyun cintai.

"Aku tak menyangka mereka membuatnya hanya dalam sekejap." kekeh Chanyeol sedikit membuang rasa takutnya.

"Itu kekuatan Unicorn milik Lay Hyung."

"Lay Hyung? Kau mengenalnya?"

"Tentu saja. Aku mengenal semua pengawal disini. Dulu kita belajar mengendalikan kekuatan kita bersama." jelas Baekhyun sambil mendongakkan kepalanya pada namja tinggi yang memapahnya. Suara Baekhyun mulai terdengar lirihan ditelinga Chanyeol. Hal itu semakin menambah rasa takut kehilangan yang menumpuk dihatinya. Dan juga rasa bersalah yang terus menghantuinya.

Jauh dari pandangan Baekhyun, Chanyeol meneteskan air matanya. Bendungan sungai yang memenuhi ruangannya benar-benar sulit dikendalikan. Rasa sakit itu terus menggerogoti pertahanan Chanyeol. Bagaimana tidak, seseorang yang kau cintai terluka dan hampir mati karena keegoisanmu? Membuat setiap hembusan napasmu menjadi keindahan yang terus kau dambakan. Kenyamanan yang belum tentu kau dapatkan dari orang lain. Seharusnya Chanyeol mendengar pernyataan baekhyun sampai selesai. Ia menyesal akan tindakan bodohnya.

Sebelum Baekhyun melihatnya menitihkan air mata, namja tinggi itu mengusap wajahnya kasar untuk menghilangkan kristal bening yang membasahi.

"Ayo kita duduk" ajak Chanyeol kembali memapah Baekhyun.

Setelah itu, pernikahan mereka dimulai.

Setelah semua prosesi pernikahan mereka lewati, inilah saatnya

Setelah semua prosesi pernikahan mereka lewati, inilah saatnya. Keputusan yang mereka ambil akan mereka lakukan saat ini. Benar, keputusan mengenai kembalinya Chanyeol ke dunianya, dunia manusia.

"Baek... Kurasa kita perlu mempertimbangkan ini lagi..." ucap Chanyeol khawatir.

"Chanyeolie... percayalah semuanya akan baik-baik saja." tenang Baekhyun sambil membelai lembut wajah namja yang berdiri didepannya ini. Berkat bantuan Guru Oh, Baekhyun dapat menumpu tubuhnya dengan baik selama proses pernikahan.

Perlahan, Sehun melangkah menuju Chanbaek yang masih berdiri dimana mereka mengikat janji suci mereka. Dibelakang namja albino itu, seorang namja tan setia mengekori langkahnya.

Baekhyun memutus ikatan tangan keduanya setelah kedua namja itu telah berdiri disampingnya. Namun dengan cepat Chanyeol kembali mempertemukan tangan mereka.

"Tak bisakah Baekhyun ikut denganku?" pertanyaan yang membuat seluruh mata menatap pemilik suara bass itu.

"Tidak Channie.." ucap Baekhyun dengan senyuman yang dipaksakan. Ia tidak ingin namja yang kini bergelar sebagai suaminya itu melihat dirinya mati perlahan didepan mata namja yang sangat ia sayangi. Hatinya begitu teriris membayangkan betapa beratnya hal itu.

"Kumohon Baek..." mohon Chanyeol dengan mata yang berkaca-kaca. Ia benar-benar tak siap untuk ini.

"Jika hatimu ingin mengatakan iya. Ikutlah Baekhyun. Dengan kau menyeberangi dunia manusia tak akan mengubah apapun." itu suara Sang Guru tak tega melihat momen mengharukan didepannya.

Sejenak Baekhyun berpikir, mempertimbangkan apapun. Kedua maniknya tak pernah lepas dari manik namja tinggi yang terus menggenggam tangannya. Seakan keduanya tengah berdiskusi panjang tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Hanya hati dan kedua mata mereka yang saling mengutarakan perasaan masing-masing.

"Baiklah..."

Keputusan telah diambil. Kedua namja yang telah terikat pernikahan itu, saling berpegangan erat dengan Kim Jongin yang berada disekitar mereka. Sedangkan Oh Sehun memilih menjauh.

Dalam hitungan detik, cahaya putih berkilat mengelilingi kedua namja itu. Disusul gerakan tangan Jongin membantu keduanya teleportasi. 
.
.
Disinilah dua namja berbeda tinggi itu mendaratkan kaki mereka. Apartemen Chanyeol. Masih setia dengan kontak mereka, namja yang lebih tinggi memeluk namja mungil yang tak pernah lepas dari genggamannya. Menyalurkan rasa sakit dan bahagia dalam waktu yang sama. Semakin dalam mereka memikirkan kehidupan yang akan datang, membuat keduanya tak mampu menahan kristal bening mengalir dikedua pipinya.

Chanyeol namja tinggi itu, terus mengeratkan pelukannya. Seolah-olah pelukan seperti ini akan sulit ia lakukan lagi. "Apa kita akan melakukan ini sepanjang hari?" tanya Baekhyun terkekeh pelan yang kemudian disambut kekehan pelan dari Chanyeol.

"Maaf..." ucap Chanyeol sembari melepas pelukannya. "Istirahatlah Baek..." perintah Chanyeol yang kemudian membantu Baekhyun kekamarnya.

Keheningan malam menyelemuti kedua namja yang saling memberi kehangatan satu sama lain diatas tempat tidur berukuran King size itu.

"Channie... aku kedinginan.." keluh Baekhyun tanpa membuka kedua matanya. Mendengar hal itu, Chanyeol pun semakin mengeratkan pelukannya.

Suara napas namja mungil itu seiring berjalannya waktu semakin melemah. Chanyeol hanya bisa menahan tangisnya mendengar itu. Ia kecup lama pucuk kepala namja mungil dalam dekapannya. Sampai pelukan dari namja mungil itu tampak mengendur dan suara napasnya benar-benar tak terdengar oleh namja tinggi yang kini mulai meraung sedih. Ia terus menggumamkan "Jangan tinggalkan aku Baek...Kumohon...".

Perlahan sosok dalam dekapannya memudar hingga Chanyeol tak dapat meraih maupun menyentuh namja manisnya lagi. Isakan semakin menjadi melihat pasangan hidupnya menghilang tepat didepan matanya. 
Flasback end
.
.
Saat berada dibalkon namja tinggi itu tak sengaja menjatuhkan benda persegi panjang dari tangannya. 
"Baekhyunie.." Ia bergegas turun kelantai dasar untuk mengambil benda itu.

Tepat terjatuhnya benda itu, seseorang berambut panjang yang membelakangi Chanyeol nampak memegangi kepalanya seakan ia baru saja tertimpa benda keras. Sedangkan tangan yang lain dari yeoja itu memegang frame yang ia yakini miliknya.

"Maaf..." Ucap Chanyeol pelan. Merasa dipanggil sosok yeoja itu berbalik dan....

Merasa dipanggil sosok yeoja itu berbalik dan


"BAEKHYUN??"

END

 

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet