[#5] Can't Bring Me Down

Description

Prompt: Mama Papa Larang-Judika
Genre: Romance, Boys Love, Sad, Hurt
Rated: T
Summary: Kau tidak akan bisa membuatku jatuh dan menyerah meskipun kau mencobanya berkali-kali, karena aku akan tetap mempertahankan cinta kami -Park Chanyeol-
Chanyeol akan tetap mencintai Baekhyun sampai kapanpun.


#ChanBaekRoom1stAnniv #CBR_GAMEFF

Foreword

Aku sangat senang bermusik. Memainkan alat musik, menciptakan lagu, bernyanyi, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan musik. Aku baru saja lulus dari kuliahku di jurusan seni musik. Aku belum mendapatkan pekerjaan, jadi sambil menunggu panggilan kerja, aku memilih untuk bekerja paruh waktu sebagai penyanyi di café atau restoran. Tidak cukup sulit karena sebelumnya memang aku juga sudah bekerja paruh waktu sebagai penyanyi di café, bedanya sekarang aku memiliki waktu luang lebih banyak sehingga aku bisa bekerja di lebih dari satu café.

Aku bercita-cita memiliki sekolah musik ku sendiri. Aku juga ingin menjadi seorang penyanyi dan pencipta lagu yang terkenal. Untuk meraih semua itu tentu saja tidak mudah. Aku sudah mengikuti audisi pencarian bakat berkali-kali namun tak satupun yang berhasil. Untuk mendirikan sekolah musik, aku sedikt menyisihkan uang jajanku selama kuliah untuk dijadikan modal nanti. Terkadang di waktu senggang aku menciptakan beberapa lagu, terutama jika moodku sedang sangat baik.

Ini adalah hari pertamaku bernyanyi di sebuah café bernama CoffeeBee. Café ini milik sepupu temanku, Sehun. Ia merekomendasikan diriku untuk mengisi acara live music di café itu. Untuk menarik pengunjung katanya, karena café itu baru saja dibuka satu bulan yang lalu. Aku datang dengan menenteng gitar kesayanganku. Aku berpakaian casual seperti biasanya. Kemeja, celana jins, sneakers, dan topi andalanku.

"Sehun!" aku memanggil Sehun yang sedang duduk bersama seorang pria di dekat kasir. Setelah ia melambaikan tangannya aku langsung menghampirinya.

"Kau datang lebih awal? Acaranya baru dimulai satu jam lagi Yeol." Ucapnya sambil menyuruhku duduk. Aku lalu mengambil tempat duduk di sesbelahnya.

"Ya. Aku pikir mungkin aku butuh beberapa persiapan mungkin?" aku menyamankan posisi dudukku.

"Ah ya! Kenalkan ini Baekhyun. Kalian akan mengisi acara live music bersama. Kau tidak keberatan kan? Kupikir kalian nanti bisa berduet. Kau akan bermain gitar dan dia akan bernyanyi." Sehun memperkenalkanku pada pria yang tadi sedang mengobrol dengannya.

"Byun Baekhyun. Mohon kerjasamanya!" Ia mengulurkan tangannya sambil tersenyum, mengajakku untuk berjabat tangan. Aku  menyambut uluran tangannya dan kami berjabat tangan. Tangannya lembut dan jari-jarinya sangat lentik. Dia seorang pria tapi wajahnya sangat manis dan cantik, rambutnya yang diwarnai merah menyala dan kulitnya yang putih mulus membuatnya semakin cantik, senyumnya indah, mata sipit nya membentuk bulan sabit saat ia tersenyum. Benar-benar sempurna. Dia membuat kinerja jantungku 2 kali lebih cepat dari biasanya. Ini aneh!

"Park Chanyeol. Senang berkenalan denganmu." Untuk beberapa saat aku tak melepaskan jabatan tangan kami dan aku masih betah memandangi wajah manisnya hingga akhirnya Sehun berdeham dan aku langsung cepat-cepat melepaskan jabatan tangan kami. Aku mengusap tengkuk ku karena merasa malu sekaligus canggung.

"Kurasa kalian akan dapat bekerjasama dengan baik. Kalau begitu aku tinggal dulu ya? Aku harus  mengurus beberapa masalah di dapur. Kalian bisa mendiskusikan lagu apa yang akan kalian bawakan nanti." Sehun lalu berdiri. Ia menepuk bahuku sambil mengedipkan sebelah matanya kepadaku sebelum ia pergi. Setelah ditinggal oleh Sehun, suasana diantara aku dan Baekhyun sedikit canggung.

"Kau ingin membawakan lagu apa Baekhyun?" aku membuka percakapan.

"Menurutku lagu dengan alunan musik yang santai namun ceria akan sangat cocok dengan suasana café ini. Bagaimana menurutmu?" ia bertanya balik kepadaku.

"Kurasa itu ide yang bagus. Baiklah kalau begitu. Aku akan mengiringimu dengan gitar. Kau mau berlatih sebentar?" aku menawarinya. Sebenarya aku sudah sangat penasaran dengan suaranya saat ia menyanyi. Aku langsung tersenyum lebar saat ia menganggukkan kepalanya. Cepat-cepat aku mengeluarkan gitarku dan beriap untuk memainkannya. Begitu aku memetik gitarku, ia menarik nafasnya dalam-dalam lalu mulai menyanyi. Suaranya benar-benar indah dan lembut hingga bisa membuatmu seperti melayang di udara. Aku terus memetik gitarku sambil mengamati wajahnya. Diakhir lagu ia tersenyum kepadaku. Sangat manis. Kurasa aku jatuh cinta padanya. Tapi apakah benar ini cinta atau hanya rasa kagum? Aku juga sedikit ragu karena ia adalah seorang laki-laki, sama sepertiku! Sebelumnya aku belum pernah merasakan hal seperti ini, bahkan pada seorang wanita cantik sekalipun.

"Kau sangat manis Baek! Sepertinya aku menyukaimu." Tanpa sadar kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulutku. Begitu aku menyadarinya aku cepat-cepat meralat ucapanku.

"Ah maaf! Maksudku suaramu benar-benar indah. Sangat enak didengar. Dan aku menyukainya. Iya benar, begitu maksudku." Aku menggaruk kepalaku yang sebenarnya tidak gatal sambil tersenyum bodoh. Aku benar-benar takut membuatnya tidak nyaman dengan perkataanku.

"Terimakasih Chan. Permainan gitarmu juga bagus." Kulihat dai sedikit tersipu. Demi Tuhan aku sangat menyukai caranya memanggi namaku. Benar-benar terdengar indah! Lalu selanjutnya kami berdiskusi kembali tentang lagu apa aja yang akan kami bawakan nanti hingga tiba waktunya 10 menit sebelum acara dimulai. Sehun memanggil kami untuk mempersiapkan diri diatas panggung. Panggungnya memang tidak terlalu besar, tapi letaknya cukup strategis, semua orang bisa memandang kami darisini. Aku menyetel kembali gitarku sedangkan Baekhyun menyiapkan dirinya dengan menarik dan membuang nafas beberapakali. Setelah dirasa siap, kami memulai pertinjukkan kami. Lampu-lampu dibuat sedikit redup dan sebuah lampu yang lebih terang menyorot kami berdua diatas panggung. Seketika semua pandangan teralihkan pada kami berdua saat Baekhyun mengeluarkan suaranya.

"Selamat malam semuanya. Malam ini saya, Byun Baekhyun, dan teman saya, Prk Chanyeol, akan menyanyikan beberapa lagu untuk menemani kalian sambil menikmati suasana dan hidangan di café ini. Aku harap kalian menyukainya." Para pengunjung bertepuk tangan dan Baekhyun mulai menyanyikan lagu Thinking Out Loud milik Ed Sheeran. Kulihat semua pengunjung sangat menikmatinya. Seseklai mata Baekhyun terpejam saat bernyanyi. Mungkin ia juga menikmati lagunya.setelah ia selesai bernyanyi, para pengunjung bertepuk tangan lebih keras lagi dan Baekhyun tersenyum puas. Setelah mengucapkan terimakasih, kami melanjutkan pertunjukkan kami.

Tidak terasa waktu berlalu. Kami sudah membawakan 5 buah lagu. Di lagu terakhir, kami berduet menyanyikan lagu L.O.V.E. Aku benar-benar menikmati saat bernyanyi bersamanya. Saat kami mengatakan bahwa itu adalah lagu terakhir yang kami bawakan, beberapa pengunjung bersorak kecewa. Namun Baekhyun dapat mengatasinya hanya dengan mengatakan beberapa hal.

"Aku benar-benar minta maaf jika kalian kecewa. Tapi ini benar-benar lagu terakhir yang akan kami bawakan. Tapi kalian tidak perlu khawatir karena kami akan bernyanyi lagi disini besok. Jadi pastikan kalian datang kembali besok malam untuk menyaksikan kami! Jangan lupa juga untuk datang lagi minggu depannya karena kami akan selalu ada disini setiap hari sabtu dan minggu." Baekhyun lalu memberikan senyumnya. Kulihat mereka semua terpesona saat Baekhyun tersenyum. Mereka mengangguk setuju dan mengatakan akan datang kmbali besoknya. Kami berdua membungkuk terimakasih sebelum kami turun dari panggung.

"Kerja bagus! Aku puas dengan penampilan kalian hari ini. Apalagi saat kalian berduet, kalian benar-benar memiliki chemistry!" seseorang menghampiri kami berdua begitu kami masuk ke bagian belakang panggung. Aku sedikit bingung karena aku belum mengenalinya.

"Ini sepupuku Suho. Dia pemilik café ini. Aku belum sempat mengenalkannya pada kalian karena ia begitu sibuk tadi." Sehun tiba-tiba datang dan merangkul bahuku.

"Kim Suho. Senang berkenalan dengan kalian! Tidak salah kalau Sehun merekomendasikan kalian berdua, aku tidak menyesal karena kalian berdua benar-benar kolaborasi yang pas!" Ia menjabat tanganku dan Baekhyun bergantian.

"Terimakasih tuan Suho. Aku senang kalau kau menyukainya." Aku memberikan senyumku.

"Panggil Suho saja. Kurasa kita seumuran"

"Baiklah. Suho. Terimakasih banyak atas pujiannya." Aku mengucapkan rasa terimakasihku sekali lagi.

"Kuharap kalian bisa datang lagi besok karena kurasa pelanggan-pelangganku menyukai penampilan kalian." Ia menepuk bahuku dan juga bahu Baekhyun.

"Tentu saja kami akan datang lagi. Sangat menyenangkan rasanya bisa bernyannyi di depan orang banyak dan mereka tersenyum puas setelahnya. Iya kan Chan?" Baekhyun menjawab dengan sangat semangat. Tingkahnya sangat menggemaskan seperti anak kecil! Aku hanya menganggukkan kepalaku mengiyakan pernyatannya.

"Chan eh? Sehun meledekku. Aku hanya bisa memutar bola mataku malas.

"Kalian makanlah dulu sebelum pulang. Kalian bebas memesan apapun dan tidak perlu membayar. Ayo segera makan!" Suho menarik kami berdua ke sebuah meja dekat dengan jendela. Suho dan Sehun juga duduk bersama kami tentunya. Setelahnya kami memesan makanan dan minuman. Jujur saja aku memang merasa lapar dan haus karena aku belum makan dari tadi siang. Kami membicarakan beberapa hal ringan sambil menunggu pesanan datang. Tak perlu menunggu lama karena 10 menit kemudian makanan kami sudah terhidang di meja. Kami menyantap makanan kami dalam keheningan. Setelah selesai kami kembali sedikit mengobrol.

"Ini bayaran kalian untuk hari ini. Jangan lupa besok datang lagi." Suho memberi kami masih-masing sebuah amplop. Aku menerimanya dengan senang hati.

"Terimakasih Suho." Aku dan Baekhyun mengucapkan kalimat itu bersamaan.

"Kalau begitu aku harus kembali ke dalam untuk mengurus beberapa hal sebelum menutup café. Sekali lagi kuucapkan terimakasih untuk kalian berdua. Dan juga Sehun sepupuku tersayang yang sudah banyak membantuku." Suho tersenyum sok imut pada sepupunya  sebelum melangkah meninggalkan kami sementara Sehun memasang ekspresi seperti akan muntah.

"Sebaiknya kau antarkan Baekhyun pulang Yeol. Ini sudah hampir pukul 10 malam. Aku masih harus membantu Suho. Kutinggal ya? Sampai besok!" Sehun pergi begitu saja meninggalkann kami berdua.

"Ayo Baek, kuantar!" aku sudah berdiri.

"Tidak perlu Chan. Aku bisa sendiri. Rumahku tidak terlalu jauh dari sini, aku hanya perlu berjalan kaki." Ia menolakku dengan halus.

"Tidak apa-apa Baek. Aku bisa menemanimu berjalan kaki." Aku tidak menyerah karena aku masih ingin sedikit lebih lama bersamanya. Akhirnya ia menganggukkan kepalanya tanda setuju lalu berdiri. Kami berjalan bersama menyusuri trotoar sambil mengobrol.

"Kau masih kuliah? Atau sudah bekerja? Berapa umurmu?" aku menanyakan beberapa pertanyaan sekaligus. Baekhyun tertawa.

"Aku baru menyelesaikan program studi sarjanaku dan umurku 22 tahun. Bagaimana denganmu Chan?"

"Benarkah? Kau terlihat imut seperti anak SMA. Aku? Aku juga baru saja meraih gelar sarjanaku dan umurku 22 tahun juga."

"Benarkah? Tapi suara beratmu membuatmu terlihat seperti pria paruh baya." Ia membalikkan kata-kataku lalu tertawa puas. Reflek aku ikut tertawa lalu mengelus surai merahnya yang lembut. Tiba-tiba saja ia berhenti tertawa dan berhenti berjalan. Seketika aku panic dan langsung menarik tanganku kembali.

"Maaf Baek." Aku menunduk menyesal. Kupikir Baekhyun akan marah, tapi ternyata ia malah menarik tanganku dan menggenggamnya.

"Aku juga menyukaimu Chan." Aku langsung menegakkan kepalaku dan menatapnya lurus. Aku benar-benar terkejut!

"A-apa?" aku terbata-bata mengucapkannya, hal itu lagi-lagi membuat Baekhyun tertawa.

"Aku juga menyukaimu Chanyeol. Sama seperti kau menyukaiku. Itupun kalau aku tak salah paham mengartikan rasa sukamu." Ia tersenyum tipis diakhir kalimatnya. Aku terdiam sesaat mengolah kalimat yang ia ucapkan. Apa maksdunya ia juga tertarik kepadaku? Ia penyuka sesama jenis? Apa sebenarnya aku juga penyuka sesama jenis? Banyak pertanyaan berputar di kepalaku. Aku menatap  matanya, mencoba mencari kebohongan disana. Namun tak terlihat satupun kebohongan dimatanya, yang ada hanyalah tatapan berbinar. Tanpa sadar aku mendekatkan wajahku ke wajahnya dan aku terus mengikis jarak diantara kami. Aku meraih pingganya yang ternyata sangat pas dipelukanku dan aku menempelkan bibirku pada bibirnya. Kami sama-sama memejamkan mata, menikmati setiap getaran yang tercipta. Hanya sebuah kecupan beberapa detik, tapi aku sangat menyukainya. Ternyata bibirnya sangat manis dan membuatku ketagihan. Aku ingin menciumnya lagi, tapi aku sadar kalau ini tempat umum. Untung saja jalanan sepi.

"Apa menurutmu ini terlalu cepat?" aku bertanya padanya untuk memastikan hal ini.

"Tidak. Aku benar-benar menyukainya. Kita masih memiliki banyak waktu untuk saling mengenal Chan." Ia kembali menggenggam tanganku dan menarikku untuk kembali berjalan. Selanjutnya kami berjalan sambil bergandengan tangan dan mengobrol tentang banyak hal hingga kami tiba di depan rumahnya. Rumahnya tidak bisa dikatakan biasa saja. Dia berada dari kalangan atas. Kulihat ada seorang wanita paruh baya tengah menantinya di teras rumahnya. Begitu melihat kami berdua di gerbang, ia langsung menghampiri. Kami cepat-cepat melepaskan tautan tangan kami.

"Kau baru pulang sayang? Mama sudah menunggumu daritadi." Wanita itu terlihat sangat khawatir. Baekhyun langsung memeluknya.

"Aku membantu Sehun Ma. Kenalkan ini Chanyeol, teman baruku. Ia juga tadi membantu Sehun. dia pandai bernyanyi dan bermain musik." Baekhyun mempoerkenalkan diriku pada Mamanya. Aku membungkuk sebagai tanda hormat dan memperkenalkan diriku. Terlihat bahwa mama Baekhyun tidak terlalu peduli tentang diriku. Setelah sedikit berbasa-basi aku langsung pamit untuk pulang.

*** ***

Hubungan kami sudah berjalan 5 bulan. Kami menjalani hubungan ini seperti sepasang kekasih lainnya. Kencan di setiap malam minggu setelah bekerja di café Suho, menonton film bersama, saling mengingatkan makan dan hal-hal kecil lainnya, bertengkar lalu berbaikan, serta banyak hal menyenangkan yang bisa kami lakukan bersama-sama. Baekhyun menjadi inspirasiku, terkadang aku membuat lagu bersamanya. Aku menulis liriknya dan menciptakan musiknya, lalu Baekhyun menyanyikannya dengan suara indahnya. Bukankah kami kombinasi yang sempurna? Aku sangat bahagia bersamanya, begitupun dia. Kami berdua saling mencintai. Aku benar-benar serius dengannya. Memang hubungan kami ini aneh dan tidak biasa karena kami sama-sama pria. Tapi apa salahnya? Cinta bisa datang pada siapa saja bukan? Aku benar-benar mencintainya, begitu juga dirinya. Namun ada sesuatu yang mengganjal hatiku karena orangtua Baekhyun samasekali belum mengetahui hubungan kami. Tak masalah bagiku karena aku seorang yatim-piatu. Orang-orang disekitar kami seperti Sehun dan Suho sudah mengetahuinnya. Beberapa pelanggan café juga ada yang mengetahuinya. Reaksi mereka berbeda-beda, ada yang mendukung namun tak sedikit juga yang menolak habis-habisan.

"Baek, bagaimana kalau kita memberitahu orangtuamu? Hubungan yang baik harus direstui orangtua bukan?" aku sedang membujuk Baekhyun. Saat ini kami sedang berjalan-jalan di taman.

"Jujur saja aku masih gugup. Namun jika menurutmu itu baik, aku menurut saja." Baekhyun sibuk dengan es krim stroberinya. Benar-benar seperti anak kecil  kan? Aku terkekeh melihatnya lalu aku mengelus sayang kepalanya dan mencium keningya. Beberapa orang menatap kami aneh dengan pandangan jijik.

"Kalau begitu ayo sekarang kita kerumahmu!" aku mengajaknya. Ia hanya mengangguk pasrah dan kami berjalan kaki kerumahnya. Setelah tiba di depan pintu, aku merasa sangat gugup sementara Baekhun terluhat santai. Padahal tadi aku sangat menggebu-gebu untuk berbicara pada orangtua Baekhyun namun tiba-tiba saja sekarang aku ingin kabur. Begitu pintunya terbuka dan menampilkan sosok tuan Byun disana, rasanya tubhku sangat kaku dan sulit untuk digerakkan.

"Darimana Baek? Ayo masuk!" ajak Papa nya. Baekhyun menarikku masuk. Kami lalu duduk di ruang tamu. Aku dan Baekhyun duduk bersebelahan sementara Papa nya duduk di hadapan kami.

"Dia temanmu? Papa baru melihatnya." Ujar Papa Baekhyun santai. Tak lama mama Baekhyun datang sambil membawa minuman.

"Oh kau yang waktu itu mengantar Baekhyun kami pulang kan?" ucap Mamanya begitu melihatku.

"A-ah iya. Perkenalkan namaku Park Chanyeol, aku-" belum selesai aku berbicara, Baekhyun sudah memotong ucapanku.

"Dia kekasihku Ma, Pa." Baekhyun berkata tegas. Wajah tuan Byun mengeras begitu pula dengan nyonya Byun. Tuan Byun sudah mengepalkan tangannya menahan emosi. Ini pertanda tidak baik.

"Katakan sekali lagi, siapa dia? Dia hanya temanmu bukan?" Tuan Byun berkata dengan nada rendah namun sangat menakutkan.

"Kami sepasang kekasih tuan. Aku meminta restumu untuk hubungan kami." Aku menggenggam tangan Baekhyun dan ia balas menggenggam tanganku erat.

"Sudah kuduga. Ada yang tidak beres saat aku melihat kalian malam itu, saat kaumengantar Baekhyun pulang." Mama Baekhyun melayangkan pandangan tak sukanya padaku. Ternyata itu yang menyebabkan pandangan tidak sukanya waktu itu?

"Jangan harap aku akan memberikan restuku! Aku tidak akan pernah memberi restu untuk kalian! Hubungan kalian ini hanya akan memberikan aib untuk keluarga. Hubungan kalian ini tidak normal! Seharusnya pria berpasangan dengan wanita, bukan sesama pria!" akhirnya amarah tuan Byun meledak. Kulihat Baekhun ketakutan jadi aku merangkulnya. Namun nyonya Byun menarik Baekhyun agar terlepas dariku.

"Bukankah cinta bisa datang pada siapa saja? Apakah salah jika aku mencintai putramu tuan?" aku berkata sesopan mungkin padanya.

"Tentu saja salah! Kalian tidak seharusnya jatuh cinta!" ia menunjukku.

"Kalau begitu salahkan takdir yang sudah membuat kami saling jatuh cinta!" aku mulai emosi, Baekhyun menggeleng-gelengkan kepalanya, tanda bahwa aku tidak boleh emosi. Kini dia berada disamping Mamanya dengan tangan yang digenggam erat oleh Mamanya.

"Mengerti apa kau tentang cinta? Kalian ini masih sangat muda dan labil. Saat ini kalian sedang berada di jalan yang salah!" lagi-lagi tuan Byun membentakku.

"Kami benar-benar saling mencintai. Bukankah kau juga pernah merasakannya? Rasanya sangat bahagia saat bersama dan rindu bila sedang terpisah. Kumohon restui kami berdua!" Aku berlutut dihadapannya.

"Cih! Pasti kau kan yang membuat putraku jadi seperti ini? Dari awal aku sudah tidak menyukaimu!" kali ini Mama Baekhyun yang berbicara. Disebelahnya aku melihat hidung Baekhyun sudah memerah dan matanya berkaca-kaca.

"Tidak Ma! Kami benar-benar saling menyukai saat pertamakali bertemu. Bukankah kau sudah mengetahui orientasi seksualku?" pernyataan Baekhyun sedikit membuatku terkejut. Nyonya Byun sudah mengetahuinya. Tuan Byun juga terlihat terkejut. Nyonya Byun lalu menangis dan memeluk Baekhyun.

"Ini semua salahku. Aku selalu memperlakukanmu seperti anak perempuan." Ia menagis tersedu-sedu.

"Pergilah dari sini nak. Aku tidak bisa memberi restuku untuk kalian berdua sampai kapanpun. Mulai sekarang aku melarangmu untuk menemui putraku lagi!" kini suara tuan Byun mulai melunak.

"Tidak tuan, aku tidak akan pergi sampai kau memberi restumu pada kami. Aku mohon jangan pisahkan kami. Aku tidak bisa hidup tanpa Baekhyun." Lagi-;agi aku merendahkan diriku dengan memohon padanya.

"Keluarlah sebelum aku mengusirmu dengan kasar!" tuan Byun terlihat menahan emosinya kali ini. Namun aku tetap tidak mau pergi, aku masih bertahan pada posisiku. Tiba-tiba saja Baekhyun lepas dari pelukan Mamanya dan ikut-ikutan berlutut disebelahku.

"Aku mohon Ma, Pa. aku benar-benar mencintai Chanyeol. Jangan pisahkan kami. Aku akan melakukan apa saja agar kalian memberi kami restu." Baekhyuun berbicara sambil sesenggukan.

"Bagaimana kami akan memberi restu pada kalian? Bahkan duniapun akan menolak hubungan kalian! Sadarlah!" Nyonya Byun kembali bersuara.

"Aku tidak peduli tuan, nyonya. Sekalipun bumi ini menolaknya, aku tetap akan mencintai Baekhyun," aku berujar sepenuh hatiku. Karena itu memang benar, aku akan mencintai Baekhyun sampai kapanpun.

"Kami akan tetap saling mencintai!" tambah Baekhyun.

"Pergilah! Jangan pernah datang kembali, jangan pernah mencari anakku lagi, dan jangan pernah sekalipun kau mencoba untuk membawa anakku pergi!" tuan Byun menarikku dengan sepenuh tenaga hingga aku terseret keluar. Baekhyun berusaha meraihku namun Mama nya menahannya hingga ia hanya bisa menangis sambil memanggil namaku terus menerus. Setelah aku benar-benar berada diluar, tuan Byun langsung membanting menutup pintunya. Aku langsung bangkit dan berusaha membuka pintunya namun ternyata pintunya terkunci. Aku tahu tuan Byun masih berdiri dibalik pintu ini jadi aku terus menerus menggedornya sambil memanggil namanya.

"Tuan aku mohon izinkan aku bertemu Baekhyun untuk terakhir kalinya." Aku berbicara sambil terus menerus menggedor pintu.

"Cepatlah pergi sebelum aku memanggil polisi kemari untuk mengusirmu!" ia berteriak dari dalam. Aku benar-benar kesal.

"Kau tidak akan pernah bisa membuatku jatuh dan menyerah meskipun kau mencobanya! Kau bisa pegang kata-kataku! Aku akan mencintai Baekhyun sampai kapanpun! Aku akan memperjuangkan cinta kami!" aku berteriak frustasi. Tak terasa airmataku tumpah juga akhirnya. Aku masih menggedor-gedor pintu seperti orang gila berharap ia akan menyerah dan membuka pintunya, membiarkan aku bertemu dengan Baekhyun. Namun harapan tinggal harapan karena kenyatannya dua orang polisi datang dan menyeretku keluar dari kediaman Byun. Aku hanya bisa pasrah saat kedua polisi itu menarikku. Aku benar-benar bisa gila!

Sehun menjemputku di kantor polisi. Aku tidak ditahan, hanya diminta beberapa keterangan atas tuduhan menganggu ketenangan. Setelah pulang aku menceritakan semuanya pada Sehun. Seperti sahabat yang baik, ia mendengarkan ceritaku tanpa menyelanya sedikitpun. Tak ada hal lain yang ia berikan selain semangat.

*** ***

3 tahun sudah berlalu. Sepanjang itulah aku menghabiskan waktuku dengan sibuk bekerja karena jika aku tidak melakukan apapun aku akan teringat Baekhyun kembali. Saat sedang tidak menyanyi, aku membantu di café milik Suho, entah itu menjadi pelayan ataupun menjaga kasir. Setelah kejadian waktu itu, aku kembali ke kediaman Byun. Namun yang kudapat adalah mereka sudah pindah entah kemana. Aku berusaha mencarinya kemana-mana namun tak pernah membuahkan hasil. Tak seorangpun tahu keberadaannya. Jangan kira aku menyerah, aku masih belum menyerah karena aku masih mencari keberadaan cintaku hingga detik ini.

2 tahun yang lalu saat aku sedang menyanyi di café milik Suho, ada seorang pelanggan yang ternyata seorang produser dan ia tertarik padaku. Ia menawariku untuk bekerjasama. Tentu saja aku tidak menolak karena mungkin saja ini jalanku untuk meraih cita-citaku. Aku tidak langsung terkenal begitu saja tentunya. Banyak proses yang harus aku lalui. Namun dapat dikatakan aku melalui proses pelatihan yang tidak terlalu lama hingga aku debut sebagai seorang penyanyi. Semuanya hasil kerja kerasku tentu saja. Aku selalu berusaha melakukan yang terbaik.

Ini adalah penampilan debutku. Aku sudah menyiapkan lagu ciptaanku sendiri. Aku sudah berdiri diatas panggung megah ini sambil memegang gitarku. Sebelum memulai pertunjukkan, aku memperkenalkan diriku.

"Selamat malam semuanya. Perkenalkan namaku Park Chanyeol, kalian bisa memanggilku Chanyeol. Di penampilan debutku ini aku akan membawakan lagu ciptaanku sendiri. Aku mempersembahkan lagu ini untuk kekasihku. Aku sangat merindukannya saat ini. Aku harap kalian menyukainya." Lalu aku mulai memetik gitarku.

Separuh nafasku kuhembuskan untuk cintaku
Biar rinduku sampai kepada bidadariku

Kamu segalanya, tak terpisah oleh waktu
Biarkan bumi menolak, ku tetap cinta kamu
Biar mama mu tak suka, papa mu juga melarang
Walau dunia menolak ku tak takut
Tetap kukatakan ku cinta dirimu

Karena kamu bintang di hatiku
Takkan ada yang lain mampu goyoahkan rasa cintaku padamu

Kamu segalanya, tak terpisah oleh waktu
Biarkan bumi menolak, ku tetap cinta kamu
Biar mama mu tak suka, papa mu juga melarang
Walau dunia menolak ku tak takut
Tetap kukatakan ku cinta dirimu

Sudah jangan kau usik lagi
Cinta yang tertanam di hati akan kubawa sampai mati

Kamu segalanya, tak terpisah oleh waktu
Biarkan bumi menolak, ku tetap cinta kamu
Biar mama mu tak suka, papa mu juga melarang
Walau dunia menolak ku tak takut
Tetap kukatakan ku cinta dirimu

Air mataku jatuh begitu saja. Aku menutup laguku dengan senyuman. Para penonton bertepuk tangan dan mereka terlihat menyukai penampilanku. Beberapa juga ada yang menitikkdapat segera bertemu lagi dengannya.

Sementara di tempat lain, seorang pria mungil dengan rambut merah sedang menatap sendu ke layar kaca miliknya. Ia memeluk bantal sofa sambil menggumamkan nama seseorang berkali-kali. Airmatanya jatuh tanpa dikomando.

"Aku merindukanmu Chan"

-end-

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet