As You Like It

Please Subscribe to read further chapters

Description

Welcome, welcome!!

Selamat datang di Binusvi High, dimana hanya para hedonis, elitis, dan intelektualis yang bisa masuk, tanpa syarat dan bebas-diskriminasi, tanpa kasta dengan aturan yang mencekik dan bikin gigit jari.

Katanya.

selamat datang di dunia dimana Ayah kamu adalah pijakan sosialmu, uangmu adalah penentu kepintaranmu, dan aibmu adalah tidak memiliki lima buah tas tangan Louis Vuitton atau tiga buah jam tangan Armani. Nggak ada yang bisa ngeberhentiin siapapun buat melakukan apapun di Neo-Indonesia, 2046, dimana ekstasi adalah mimpi yang nyata, dan pergaulan adalah kenyataan yang fana...

Foreword

-Teaser-

Pro dan Kontra masuk ke sekolah paling elit, paling wah, paling membanggakan, di seluruh Neo-Indonesia.

Oleh : Desyca Taniadi, X-IPA-4.

Pro : Di pedalaman, nggak semuanya bisa mengecap edukasi. Kamu bisa umbar-umbar dan bikin ortu kamu bangga kalau kamu “anak pedalaman yang berangkat ke New Jakarta buat nuntut ilmu.”

Kontra : Bukannya dikasih selamat, ortu kamu malah bakal dibilang sombong segala macem, dan malah disuruh nanam cabai rawit di belakang rumah, untuk ‘ngebantu penghasilan kampung’, katanya.

Pro : Bisa nikmatin fasilitas sekolah dahsyat dan bisa belajar dengan baik dan benar.

Kontra : Makanan kantin mereka mungkin enak, tapi bisa bikin hati kamu berubah kuning kalo terus menerus dikonsumsi. Dan tiap hari, kamu dijegal saat jalan, diomongin dibelakang, malah pernah dikatain di depan, “dasar ormis.”

Pro : Tapi kalo itu terjadi, karena ortu kamu ngajarin kamu silat (Makasih, Abi!!) kamu bisa menabok wajah-wajah oplas tersebut dan menghasilkan suara berderak yang sip… kalo buat cewek, menyibak rok mereka dan memeloroti celana dalam mereka mungkin pilihan yang lebih oke.

Kontra : mereka ternyata punya jaksa yang dibayar mahal.  Dan kayaknya cewek-cewek itu bakalan ngegunain kesempatan untuk menunjukkan betapa bersihnya pubis mereka. (huek!!!)

Pro : Oke, mungkin nggak nonjokin muka mereka atau melorotin celana dalam mereka, tapi kamu bisa menghayalin hal itu terus menerus. Di siang hari. Pas tengah pelajaran. Atau mungkin, kamu bisa tidur karena nggak ada guru yang merhatiin anak beasiswa.

Kontra : udah dibilang belum, kalo ternyata sekolah ini nggak seadil yang kita kira?

The list can go on, but I think this is the gist.

 

Ttd,

 

 

Siswi beasiswa greget.

© Copyright to Felicia Huang. All right reserved.

Warning : 305 Study Room Fanfiction, Indonesia dystopia AU, future Indonesia AU, kinda inspired by ‘Tiga (Alif Lam Mim)’ the Movie, ual innuendos, immorality and debaucheries everywhere, many OCs, action, imperfect EYD, tweaked characters, but fear not, very little OOC-ness, approaching teenlove.

I’ve never been plagiarized before, and I certainly don’t want to, but lebih baik sedia payung sebelum hujan kan? Disini latarnya cukup beda dengan latar-latar biasa. Ceritanya ini minjem nama karakter ‘Tiga’ sama ‘304 Study Room’… dan oke, saya bener-bener suka banget sama intrik-intrik film ‘Tiga’ ini.

Comments

You must be logged in to comment
superiorjl #1
Oooh