Meet Again

Meet Again

91

 

 


 

Di dalam kamar hotel yang mewah, seorang wanita sedang didandan make up oleh penata make up di ruang ganti. Saat diberi riasan pada wajahnya, ia tidak berhenti terus tersenyum sambil gugup karena menjelang hari terpenting baginya.

Mendengar suara ketukan pintu, beberapa temannya membuka pintu dan menghampirinya dengan ekspresi senang.

“Unnie, wah pastinya tidak sabar menuju ke altar ya?” Temannya menggoda seorang wanita itu ternyata sang pengantin wanita.

“Aiish kau, Yeri. Unnie benar-benar gugup sekali.” Sang pengantin menjawab perkataan temannya bernama Yeri sambil memukul pundak Yeri. Yeri terkikik melihat perilaku sang pengantin.

“Irene Unnie, kami harus pergi karena Wendy unnie memanggil kami. Yeri, ayo kita pergi.” teman mereka berkata kepada Yeri dan Irene.

“Baiklah Joy, tolong bilang ke Wendy bahwa aku tidak sabar bertemu Wendy. Kan kalian pendamping sang pengantin.” Irene sudah selesai dirias dan merapikan gaun pengantin berwarna putih.

Tidak lama kemudian setelah Joy dan Yeri meninggalkan Irene di kamar hotel, appa dan eomma Irene datang dan berkata dengan nada senang, “Irene, tadi appa barusan dari ruang ruang pengantin pria. Bogum benar-benar tampan sekali. Katanya dia ingin sekali bertemu denganmu, tapi appa melarangnya karena itu bisa melanggar tradisi.”

Tentu saja Irene dan Bogum tidak bersama di satu kamar hotel, jadi Bogum tinggal di kamar hotel lain agar menghargai tradisi berisi tidak boleh bertemu sebelum menjelang pernikahan.

“Appa, aku juga kangen Bogum. Aku tidak sabar menjadi istri Bogum.” Irene menatap appa dengan ekspresi malu-malu. Appa dan eomma Irene tersenyum anaknya benar-benar bahagia.

“Putriku, apakah kau sudah siap?” Eomma mengelus pipi Irene dengan lembut sambil menatap putrinya dengan sangat terharu.

“Mungkin aku siap tidak siap, eomma, hehehe.” Irene memegang tangan eommanya.

Dua jam  sebelum menjadi istri orang lain, Irene menghabiskan waktu bersama orangtua di ruang pengantin.

+++

Wendy tengah menunggu seseorang di lobi gedung resepsi pernikahan Irene dan Bogum setelah Wendy tengah memeriksa apakah semua sudah siap. Tentu saja Irene meminta tolong kepada Wendy karena Wendy bekerja sebagai wedding organizer. Selain mengatur, Wendy ditunjuk bersama Joy dan Yeri sebagai pendamping pengantin.

Wendy mengabari Joy dan Yeri untuk bertemu dengannya di lobi hotel yang melaksanakan resepsi pernikahan Irene dan Bogum. Selain menunggu kedatangan temannya, Wendy memeriksa daftar tamu undangan resepsi pernikahan sahabatnya di tangannya.

Joy dan Yeri menghampiri Wendy sedang mempusatkan perhatiannya ke daftar tamu undangan. “Unnie, Irene unnie memintamu ke ruang pengantin karena Irene unnie merindukanmu hehehe,” Joy menyampaikan pesan kepada Wendy.

“Okay, tunggu ya.” Wendy sudah selesai memeriksa daftar tamu undangan dan mengangkat wajahnya.

Kemudian ada suara yang memanggil mereka, membuat mereka menoleh ke arah suara itu.

“Baby.” Seorang cowok menghampiri mereka dan mencium pipi Wendy dengan lembut, kemudian… “Eric Oppa. Kumohon jangan lakukan itu di depan anak kecil.” Wendy mendorong Eric hendak mencium bibir Wendy.

“Kalian menikah saja.” Joy berkata dengan nada sebal.

“Unnie, kami bukan anak kecil loh.” Yeri berkata sambil pura-pura marah.

“AKu tahu, Oppa akan mentraktir kalian makan sepuasnya.” Eric memberikan wink kepada Yeri dan Joy.

“Horreee, kau boleh kiss Wendy Unnie,” Joy memberi tos kepada Yeri.

“Oppa sangat tampan memakai tuxedo. Tetapi Oppa lebih tampan kalau memakai jas putih dokter.” Yeri memuji Eric oppa.

“Tentu saja, Oppa lebih suka memakai jas putih dokter karena aku ingin menarik perhatian pacarku yang cantik.” Eric merangkul Wendy dengan erat dan mesra.

“Hei Yeri, kau tidak boleh memuji pria lain. Kau pacarku.” Joy berkata dengan nada cemburu.

“Unnie, aku mencintaimu daripada oppa ini. Oppa ini kan sudah milik Wendy Unnie. Aku tidak tertarik Eric Oppa karena aku tertarik dengan Unnie.” Yeri memeluk Joy dengan erat.

“Aiishh kau Oppa. By the way, kenapa Oppa baru datang?”

“Ooo tadi aku dapat kabar mengejutkan. 20 menit yang lalu, Oppa sudah datang tetapi temanku meneleponku, jadi Oppa menelepon di luar hotel.”

“Kabar mengejutkan? Apa maksud?”

“Nanti saja. acaranya sudah mau dimulai. Sebaiknya kalian siap-siap duluan. Irene mungkin butuh bantuan kalian karena pasti dia gugup sekali.”

Eric menghela napas, lalu merangkul pundak Wendy sementara Yeri menggandeng tangan Joy. Mereka menuju ke ruang ganti.

+++

Melihat teman-teman Irene sudah datang, appa dan eomma berpamitan meninggalkan Irene sebentar dan mengatakan akan menunggu di depan hall kalau Irene sudah siap. Appa Irene bertugas mengantar putrinya kepada calon suami Irene di depan altar.

Eric menyapa Irene dengan tersenyum manis, membuat Wendy memukul dada pacarnya. Irene terkikik melihat pasangan tersebut cute sekali.

“Unnie, apakah sudah siap?”Wendy menghadapi Irene sambil merapikan gaun pengantin.

“Aigoo aku gugup sekali.” Irene menggigit bibirnya.

“Bogum oppa memang tampan sekali. Unnie sangat beruntung.” Yeri bersemangat.

“Tapi… dia..” sambung Yeri tiba-tiba muram. Joy menyenggol lengan Yeri agar diam.

Irene mendadak berubah menjadi muram. Sepertinya Irene sudah tahu siapa dia.

“Sialan mulutmu.” Wendy bicara tanpa suara sambil menatap tajam kepada Yeri menunduk kepalanya. Eric menepuk kepala Yeri dengan lembut dan berkata, “Tidak apa-apa.”

“Unnie, ini hari besarmu ya. Ayo lupakan masa lalu yoooo!” Wendy berusaha mengubah hati Irene.

“Baiklah.” Irene berusaha tersenyum.

“Sekarang appa sudah menunggu putrinya.” Wendy berkata dengan riang dan tersenyum.

“Ayo berpesta!!” Joy berteriak membuat Wendy memukul kepala Joy.

+++

Wendy menuntun Irene yang mengalami kesulitan berjalan karena Irene memakai gaun pengantin yang berekor panjang(?). Sementara Eric berjalan di depan mereka untuk memastikan para wanita cantik tidak terjatuh akibat gaun yang mereka kenakan. Sementara Yeri dan Joy  berjalan di belakang Irene, Wendy dan Eric sambil menggandeng tangan dengan senang.

Tiba-tiba Yeri menangkap sosok seseorang yang telah ia kenal dan langkah Yeri terhenti membuat Joy, Wendy dan Irene juga menghentikan langkah mereka, membuat mereka bingung kenapa Yeri tiba-tiba berhenti.

Yeri mengangkat tangannya menunjuk seseorang tengah memandang foto di depan foto pengantin yang terletak di depan hall.

“Itu…” Rahang Yeri terbuka karena tidak percaya telah melihat seseorang tersebut.

“Apa?” Wendy melihat arah tunjuk tangan Yeri ke seseorang itu.

“Oh my god.” Wendy menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

Seseorang sepertinya mengenal suara Yeri dan Wendy dan membalikkan badannya dengan tersenyum kepada mereka tidak bergerak sama sekali karena tidak percaya melihat siapa.

Appa dan eomma melihat Irene bersama teman-teman di depan hall. Appa menangkap ada sesuatu tidak beres karena menangkap ekspresi Irene dan teman-teman. Appa dan eomma menghampiri mereka dan melihat apa yang Irene dan teman-teman liat ke arah sesuatu.

Appa dan eomma terkejut mendapati seseorang tersenyum. Appa dan eomma tidak percaya seseorang telah kembali setelah dikabarkan menghilang sampai jenasahnya tidak pernah ditemukan.

+++

Flashback

“Unnie, aku harus pergi menjadi relawan di Suriah.”

“Seulgi, kau tidak boleh menjadi relawan karena itu bisa membahayakan nyawamu. Aku sangat cemas setiap kali kau menjadi relawan di negara bermasalah.”

“AKu tahu. aku membantu korban perang. Aku janji setelah kembali dari Suriah, aku tidak akan menjadi relawan lagi.” Seulgi mencium pipi Irene.

“Baiklah, kau harus menepati janji ya.” Irene kemudian mencium bibir Seulgi.

“Iya aku akan tepati janji. Kau harus menikahku ya.” Seulgi memeluk Irene dengan erat sambil mencium beberapa kali.

Seulgi berprofesi dokter kerap menjadi relawan. Awalnya Irene mendukung saat Seulgi pertama kali menjadi relawan di Afrika tetapi tiba-tiba tidak ingin Seulgi pergi ke Suriah karena Suriah sekarang sedang berperang sangat berbeda dengan Afrika.”

Seulgi berkencan dengan Irene selama dua tahun. Eric-lah memperkenalkan mereka karena Eric merupakan senior mereka di rumah sakit. Eric jatuh cinta pada teman Seulgi bernama Wendy, Seulgi meminta bantuan Eric karena mengetahui Eric sangat dekat dengan Irene.  

Mereka bermula dari rekan kerja lama-lama menjadi kekasih. Mereka pasangan popular di rumah sakit milik appa Irene. Hubungan mereka direstui oleh kedua keluarga mereka.

 Setelah Seulgi berangkat bersama beberapa relawan ke Suriah, beberapa hari kemudian Irene mendapat kabar bahwa helicopter military yang ditumpangi Seulgi saat mengunjungi daerah konflik ditembak oleh pemberontak sehingga helicopter terjatuh.

Appa Irene meminta kerabatnya kebetulan bekerja di militar, apalagi kerabatnya di Suriah mengatur beberapa relawan bersama prajurit Korea. Kerabatnya diminta mencari Seulgi di tempat helicopter terjatuh.

Irene histeris sehingga Wendy serta Joy dan Yeri berusaha menenangkan Irene. Eric sibuk bertanya via telepon ke rekannya juga menjadi relawan kebetulan tidak bertugas bersama Seulgi.

Oh ya Yeri adalah rekan kerja Wendy di wedding organizer sementara Joy, pacar Yeri yang bekerja di kantor.

Beberapa jam kemudian, Eric dan appa Irene datangi Irene sangat cemas di ruangan kerja appa Irene. Eric dan appa Irene saling menatap membuat Irene tidak mengerti.

“Appa, jangan-jangan…”

“Maafkan appa, putriku… Seulgi hilang. Jenasahnya tidak ditemukan…” appa memeluk Irene dengan erat.

“Maafkan aku. Dengan kesimpulan itu, Seulgi tewas di lokasi helicopter terjatuh itu.

“Tidak mungkin, Seulgi pasti hidup. Aku bisa merasakan.” Irene tidak bisa menerima pacarnya telah meninggal.

“Rekan kerja dan prajurit sudah berusaha mencari Seulgi di sekitar lokasi tetapi tidak ada menemukan Seulgi. Juga jenasahnya.” Eric menunduk kepalanya sambil menahan menangis.

Wendy terlihat syok tidak percaya karena sudah menganggap Seulgi sebagai saudaranya. Yeri juga tidak percaya karena menganggap Seulgi sebagai kakaknya.

Joy memeluk Yeri terisak. Eric menghampiri Wendy menangis lalu memeluk Wendy.

Sejak itu, Irene selalu menunggu berita tentang Seulgi akan ditemukan. Irene punya perasaan bahwa Seulgi masih hidup. Melihat Irene seperti itu, Appa sedih, juga Eomma Irene tidak tahan melihat putrinya seperti itu. Wendy dan Eric berusaha membantu Irene melupakan tetapi Irene menolak dan masih menunggu kepulangan Seulgi.

Namun beberapa bulan setelah Seulgi dinyatakan tewas, Irene mulai menyerah dan tidak punya harapan lagi. Irene berubah menjadi pendiam dan tertutup. Sampai seseorang bernama Bogum, pindah dari Busan dan bekerja di rumah sakit tersebut. Irene mulai membuka hatinya kepada Bogum itu membuat Appa dan eomma senang melihat Irene sudah kembali. Wendy, Eric dan Yeri berusaha menahan kesedihan mengingat Seulgi. Akhirnya Wendy mendukung Irene bersama Bogum karena Bogum sudah membuat Irene tersenyum.

Flashback end

+++

“Haii Unnie, sudah dua tahun tidak bertemu ya.” Seseorang tersenyum kepada Irene.

“Namun, aku tidak menepati janjiku.” Sambungnya saat menoleh dan memandang sebentar ke foto pernikahan Irene dan Bogum.

“Seulgi..” lirih Irene memandang Seulgi. Status mereka tidak ada dikatakan putus, tapi bisa dikatakan putus karena Irene akan menikah dengan calon suaminya, apalagi saat itu Seulgi dinyatakan tewas, otomatis hubungan mereka dianggap putus.

Namun semua orang menyadari ada perubahan di tubuh Seulgi dan tidak percaya itu…

“Hello Wendy, Eric Oppa, Yeri dan Joy. Ooo Tuan Bae dan Nyonya Bae.” Seulgi membungkuk badannya kepada appa dan eomma Irene.

“Seul… kau kehilangan…” Wendy syok melihat Seulgi kehilangan…

“Yap, aku kehilangan tangan kiri.” Seulgi memegang bahu kiri karena tidak mempunyai lengan kiri tetapi Seulgi masih tersenyum.

“Baby Beaaaarr!!!!” Wendy berlari memeluk Seulgi diikuti Yeri, sementara Irene berdiam tidak bergerak melihat Seulgi dipeluk Wendy dan Yeri.

Eric menyusul memeluk Seulgi. Setelah melepas pelukan, Eric menghampiri Wendy sudah selesai memeluk, Eric berkata kepada Wendy, “Tadi aku mendapat kabar bahwa Seulgi masih hidup dari temanku.”

“Kenapa tidak bilang?”

“Aku lupa gara-gara melihat Irene super cantik ahaha.”

“Dasar kau.” Wendy menyenggol dada Eric.

Seulgi melihat teman-temannya dengan rasa kangen lalu memandang Irene tengah menahan menangis.

“AKu telat ya. aku minta maaf karena waktu itu helicopter terjatuh, aku ditolong oleh warga setempat. Saat itu aku kehilangan ingatan, sekaligus juga kehilangan lengan kiri. Butuh dua tahun untuk memulihkan ingatanku. Akhirnya aku ingat siapa diriku dan aku ingin pulang ke Korea tetapi dihalangi karena saat itu perang masih berlanjut. Setelah berhasil mencapai pos prajurit Korea semalam, aku langsung terbang ke Korea karena sangat merindukanmu, tetapi aku terlambat ya.” Seulgi menceritakan kenapa dia bisa hidup.

“Tadi pagi aku datang ke rumah sakit, mencari Irene dan Eric tetapi dokter di sana berkata bahwa Eric pergi menghadiri pernikahan Irene, maka aku datang dan menemukan foto ini. Jadi aku ingin mengucapkan selamat berbahagia dengan suamimu, Unnie. Selamat tinggal Unnie.” Seulgi menghela napas, kemudian tersenyum paksa dan memberi selamat kepada Irene sambil terus memegang perut kirinya karena cacat tetapi Irene masih berdiam dan tidak membalas perkataan mantan pacaranya.

“Seulgi, kau mau ke mana?” Wendy menangkap pergelangan tangan kanan Seulgi.

“Aku tidak tahu mau ke mana. Aku sudah tidak bisa kembali kerja sebagai dokter. Saatnya aku harus memulai hidup dari nol. Aku tahu aku kehilangan segalanya termasuk kehidupanku.”

Saat itu, staff mengabari bahwa semua sudah siap, Seulgi melihat dan berkata, “Sekarang pergilah meriahkan pernikahan Irene Unnie.”

“Tunggu aku ya.” Wendy berkata seakan tidak ingin kehilangan Seulgi lagi.

“Baiklah, aku tunggu di luar hotel ya. Unnie, hidup dengan bahagia ya.” Seulgi mengalihkan pandangannya dari Wendy ke Irene.

Setelah membungkuk secara hormat kepada mantan mertuanya dan dibalasi appa dan eomma memberi senyuman manis, Seulgi membalikkan badannya dan berjalan ke luar hall.

Irene saat itu ingin membuka suaranya tetapi tidak bisa. Ketika sudah bisa membuka suara, tetapi Seulgi sudah meninggalkan Irene. Irene harus masuk ke altar menemui calon suaminya.

Irene menemukan kebenaran. Irene ternyata masih mencintai Seulgi setelah dua tahun berpisah dengan Seulgi saat itu dinyatakan tewas.

Itu pertemuan terakhir Seulgi dan Irene, sekaligus berpisah dengan teman-teman Seulgi.

Karena Seulgi tidak menepati janji Wendy, Seulgi sudah menghilang entah ke mana.

 

THE END

 

I hope you like this story

 

AKu minta maaf kalau ada banyak typo dan alur ceritanya cepat.

 

Terima kasih.

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
midori1310
#1
Chapter 1: Aduuhhh kenapa harus bacaaa hhuhu.. tapi bagus cerittanya , puass si tapi ya sudahlahh hehe .. ayooo bikin cerita lagi ya keren. Yaa :)
rin_dra88 #2
Chapter 1: Owh... Gue ngerti...