Chapter 2

Love

     Tak terasa waktu bergulir dengan cepat. Kyungsoo membereskan semua peralatannya untuk kembali pulang. Sepintas kata-kata sehun saat dikantin siang tadi mengganggu pikirannya. "Apa benar dokter itu kekasih park egois itu? " gumam kyungsoo. Seketika kyungsoo sadar dengan ucapannya dan segera memukul kepalanya. "Isshh ada apa denganku? untuk apa aku memikirkannya?". Tanpa sadar ada seseorang yang memperhatikan kyungsoo yang sedang memukul kepalanya sendiri. Menurutnya itu hal bodoh.

     "Selain ceroboh ternyata kau juga bodoh ya" ternyata upacan itu keluar dari mulut chanyeol. Sontak kyungsoo terjengkit kaget dan langsung menoleh ke arah datangnya suara itu. Dengan wajah yang angkuh chanyeol masih menatap kyungsoo. Kyungsoo hanya mendengus kesal. Untuk apa dokter menjengkelkan ini ada diruang khusus anak magang. "Untuk apa anda ada disini dokter park?" Tanya kyungsoo dengan senyum sopan yang dipaksakan. "Bukannya seharusnya mengecek para pasien?" "Sebagai dokter yang baik, seharusnya kau tidak kelayapan kan?". Chanyeol yang mendengar perkataan kyungsoo pun langsung kesal karena entah kenapa apabila berhadapan dengan kyungsoo sifatnya yang keluar hanyalah sifat angkuh dan dinginnya. Chanyeolpun tidak tau kenapa dia menjadi seperti itu. Mungkin karna kyungsoo berbeda. Apabila anak magang lainnya selalu menurut apa yang diperintahkan olehnya. Namun hanya kyungsoo saja yang selalu melanggarnya dan tidak mematuhi apa yang chanyeol perintahkan.

"Apa kau sedang menceramahiku?" "Apa kau tau posisimu dirumah sakit ini apa? Kau ini hanya seorang bocah magang yang selalu membuat masalah" "mungkin saat ayahku menerima kau menjadi anak magang disini karena kasihan, jangan harap lebih kau bisa mendapat nilai yang bagus untuk hasil magang dirumah sakit ini" ucap tajam dari mulut chanyeol. Dikatakan seperti itu oleh chanyeol membuat hati kyungsoo sakit. Karena menurutnya perkataannya terlalu kejam. Kyungsoo tahu dia adalah anak yang ceroboh dan suka membuat praktiknya kacau dan tidak sesuai harapan, tapi kyungsoo juga ingin menjadi seorang dokter yang bisa menyembuhkan orang sakit.

"Aku tahu aku selalu membuat kesalahan disetiap jadwal magangku bersamamu. Tapi apakah kau tega mengatakan itu padaku sebelum kau melihat apa yang aku kerjakan itu tidak ada masalah dimatamu?" Kyungsoo mengatakan segalanya dihadapan chanyeol dengan mata berkaca-kaca. Chanyeol yang melihatnya pun sontak merasakan perasaan bersalah. Apakah perkataannya terlalu kejam. Tetapi tidak merubah ekspresi wajahnya yang masih terlihat dingin. "Baiklah, semoga kau tidak mendapatkan lagi mahasiswa magang seperti aku" setelah mengucapkan itu kyungsoo segera meninggalkan chanyeol diruangan itu. Setelah kyungsoo pergi tinggalah hanya chanyeol sendiri. Perasaan bersalah masih ada saat kyungsoo sudah pergi. Chanyeol memikirkan lagi apa yang sudah dikatakannya kepada kyungsoo. Sungguh itu perkataan yang jarang dia keluarkan kepada siapapun. Tapi kenapa hanya kepada kyungsoo dia berani berkata seperti itu. Jujur chanyeol selalu gugup jika berhadapan dengan kyungsoo. Mungkin dengan menghilangkan rasa gugupnya hanya kata-kata kejam dan angkuhlah yang dapat dikatakan jika sedang dengan kyungsoo.

----------------------- Chansoo ------------------------

Keesokan harinya chanyeol tidak mendapatkan wajah kyungsoo dirumah sakit. Chanyeol tanpa sadar mencari kyungsoo disudut-sudut rumah sakit. "Luhan apa kau melihat kyungsoo?" "Aku tahu dia selalu telat, tapi ini sudah tiga jam dari waktu jadwal pembelajaran" luhan yang ditanya chanyeol hanya mengerutkan dahi. Apa dia tidak salah dengar chanyeol menanyakan kyungsoo. Seingatnya, chanyeol dan kyungsoo tidak pernah akur. "Kyungsoo mengirimiku pesan dia sedang sakit. Karena itu dia tidak hadir hari ini". Chanyeol seketika khawatir dengan keadaan kyungsoo. Apakah karena perkataannya terakhir. Yeah chanyeol benar-benar buruk.

Melihat ekspresi khawatir dari wajah chanyeol membuat luhan heran. Ada hubungan apakah antara kyungsoo dan chanyeol. Apakah mereka sedekat itu. Tapi luhan mengabaikannya karena wajar chanyeol seperti itu karena kyungsoo kan pembimbingnya.

Untuk mengusir kekhawatirannya chanyeol meminta nomor ponsel kyungsoo kepada luhan. "Berikan nomor ponsel kyungsoo" luhanpun memberikannya. "Terima kasih, aku akan segera mengomelinya karena tidak memberi kabar kepada pembimbingnya" chanyeol segera meninggalkan luhan. Di dalam hati luhan berdo'a semoga kyungsoo tidak mengomelinya karena telah memberikan nomornya tanpa ijin kyungsoo.

Didalam ruangannya chanyeol menimbang-nimbang apakah dia harus menelfon kyungsoo atau tidak. Tapi chanyeol masih khawatir apabila belum mendengar suara kyungsoo. Dengan rasa dilemanya akhirnya chanyeol memutuskan menghubungi kyungsoo.

     Ditempat lain kyungsoo sedang membaringkan tubuhnya dikasur kesayangnnya. Hari ini ia tidak pergi ke rumah sakit. Kyungsoo masih memikirkan perkataan chanyeol. Tapi tidak dipungkiri bahwa hatinya ingin sekali melihat wajah dan mendengar suara chanyeol. Apa kyungsoo sudah gila. "Ya sepertinya aku sudah gila. Kenapa aku selalu memikirkannya?!?!" Teriak kyungsoo. Kyungsoo berbohong pada luhan bahwa dia sakit. Nyatanya kyungsoo hanya tak mau bertatap muka dulu dengan chanyeol. Tapi entah kenapa kyungsoo merindukan dokter egois itu. Hatinya pun selalu berdetak tak karuan apabila dengan chanyeol. "Apakah aku mulai menyukainya?" tanya kyungsoo pada dirinya sendiri.

Bip.. Bip..Bip..

Kyungsoo dikagetkan dengan nada dering ponselnya menandakan ada yang mengubunginya. Dilihat nomornya tidak tercantum nama.

"Yeoboseyo" angkat kyungsoo

"Hei bocah apa kau sedang bolos eoh?" dari suaranya kyungsoo sepertinya hapal suara berat itu. Tapi kyungsoo ingin memastikannya sekali lagi apa benar orang yang menelfonnya adalah orang yang sedang kyungsoo pikirkan.

"Nuguseyo?"

"Aku park chanyeol..."

 

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
can_tbeempty #1
Lanjutin dooong