Chapter 6

Man From the Past
Please Subscribe to read the full chapter

Taecyeon mengerjapkan matanya saat ia merasa ada seseorang yang memasuki kamarnya. Ia menggeliat sebentar sebelum akhirnya bangkit untuk duduk diatas ranjangnya. Ia tak mengenakan sehelai benangpun di tubuhnya. Hanya sebuah selimut yang cukup tebal menutupi bagian bawah tubuhnya, memperlihatkan otot dada dan perutnya yang kencang. Ia mengusap wajahnya dengan kasar saat mengingat kejadian semalam.

 

"Kau menyesalinya Taec?" orang yang memasuki kamar Taecyeon tadi langsung bertanya pada Taecyeon saat ia melihat raut wajah Taecyeon yang frustasi.

 

"Apa yang harus kulakukan Minjunie? Junho pasti menjadi lebih membenciku sekarang." Taecyeon menghela nafas frustasi. Ia menatap Minjun dengan raut wajah bingung dan menyesal.

 

"Aku sudah mengatakan padamu kemarin Taec, jangan gunakan emosimu dalam hal ini. Tapi kau sama sekali tak mau mendengarku. Lihat apa yang kau lalukan sekarang. Kau menyesalinya kan?" Minjun membalas Tecyeon dengan nada lelah. Ia sudah berkali-kali mengingatkan Taecyeon untuk tidak menggunakan emosinya semenjak insiden pemukulan yang dilakukan oleh Taecyeon pada laki-laki paruh baya yang menyewa Junho di Hottest Club waktu itu.

 

"Aku tidak bisa berpikir jernih kalau masalah itu ada kaitannya dengan Junho, Minjunie. Aku tidak mau kehilangan dia lagi. Sudah cukup aku merelakannya untuk orang brengsek seperti Chansung di masa lalu. Aku tidak bisa melihat ia kembali lagi bersama Chansung. Aku takut dia akan terluka lagi seperti dulu." Taecyeon mulai terisak sekarang. "Aku sangat mencintainya Minjunie. Bahkan sampai saat ini." isakan semakin keras terdengar dari bibir Taecyeon.

 

"Aku tahu kau mencintainya dan sangat ingin melindunginya Taec. Tapi apa yang kau lakukan sekarang? Kau menyakitinya!" nada bicara Minjun mulai sedikit meninggi, tapi ada sedikit nada pahit diawal kalimat yang diucapkan Minjun barusan. "Seandainya saja kau lihat semalam ia keluar dari apartemenmu dengan keadaan yang mengenaskan, kau pasti akan merasa lebih bersalah daripada ini Taec. Ia berjalan tertatih-tatih dengan seluruh luka lebam di tubuhnya. Ia bahkan sama sekali tidak menyeka darah yang mulai mengering di sudut bibir dan pelipisnya. Apa kau akan terus seperti ini Taec? Ini hanya akan membuat Junho lebih menjauh darimu." Minjun mengakhirinya dengan desahan frustasi.

 

"Aku tidak tahu Minjunie. Tolong bantu aku. Aku semakin tidak bisa mengontrol emosi dan perasaanku." Taecyeon menunduk sambil terus terisak. Air mata bahkan mulai menetes di selimutnya.

 

Minjun menghela nafas lelah. "Mandilah. Setelah itu kita temui Junho. Kau harus meminta maaf padanya. Walaupun aku yakin dia tak akan memaafkanmu dengan mudah."

 

Minjun melangkah keluar kamar Taecyeon, meninggalkan Taecyeon yang masih sedikit terisak dengan kepala yang masih tetap menunduk. Hanya satu yang ada di pikirannya sekarang.

 

Lee Junho.

 

~2PM~

 

Junho terbangun di sebuah ruangan yang cukup asing baginya. Atap berwarna putih adalah pemandangan pertama yang ia lihat setelah ia membuka matanya. Ia mencoba untuk duduk walaupun kepalanya terasa sedikit sakit.

 

"Kau sudah bangun Junho-ya? Syukurlah." seseorang memasuki ruangan itu, ia segera menghampiri Junho untuk meriksa keadaannya. "Khun hyung dalam perjalanan kemari, ia tidak bisa kemari semalam karena harus menenangkan Wooyoung hyung yang panik-"

 

"Pergi." satu kata dengan nada dingin memotong perkataan Chansung. Membuat Chansung terkesiap karena kata itu terucap lagi dari bibir orang yang dicintainya.

 

"Apa maksudmu Junho-ya? Kau ingin aku pergi kemana? Kalau aku pergi, siapa yang akan menemanimu disini? Aku tau kau terkejut karena hampir tertabrak mobil semalam. Tapi kau tetap harus ada yang menjaga Junho-ya."  Chansung mencoba berpikir positif, mungkin Junho ingin sendiri karena kejadian yang menimpa Junho semalam membuatnya syok.

 

"AKU BILANG PERGI! ENYAHLAH DARI HADAPANKU HWANG CHANSUNG!" Junho tiba-tiba berteriak, mengagetkan Chansung.

 

"Apa yang terjadi padamu Junho-ya? Kenapa kau jadi seperti ini?" Chansung mencoba menenangkan Junho.

 

"AKU SEPERTI INI KARENAMU HWANG CHANSUNG! KAU MEMANFAATKANKU DAN MEMBUATKU KEHILANGAN SEMUA MEMORI MASA KECILKU!"

 

Hening.

 

Chansung sangat terkejut mendengar perkataan Junho. "Apa Ok Taecyeon yang mengatakannya padamu Junho? Bukankah dia juga yang melakukan semua ini padamu?" tangan Chansung mengepal erat menahan emosinya.

 

"Semua ini tak ada hubungannya dengan Taec hyung, Chansung." nada rendah namun dingin keluar dari belahan bibir Junho. "Aku sudah mengingatnya. AKU MENGINGAT SEMUANYA HWANG CHANSUNG!"

 

Dan seperti petir di siang hari yang cerah, kata-kata Junho membuat hati Chansung luluh lantah dalam sekejap. Musnah sudah semua harapannya untuk kembali dan mencoba menebus kesalahannya di masa lalu. Kini Junho telah mengingat semua. Ia telah mengingat betapa brengseknya laki-laki dihadapannya ini. Tak ada yang bisa dilakukan oleh Chansung kecuali menatap Junho dengan tatapan penyesalan.

 

~2PM~

  Wooyoung dengan tergesa-gesa memasuki ruangan tempat Junho dirawat. Ia segera memeluk tubuh yang sama tinggi dengannya itu saat ia melihat Junho berdiri di dekat jendela yang menghadap langsung ke taman rumah sakit, sambil memegangi tiang penyangga infusnya.   "Udong-ah, jangan menangis seperti ini. Kau terlihat seperti anak kecil sekarang. Aku tidak apa-apa Udong, jadi berhentilah menangis." Junho mencoba menenangkan Wooyoung yang menangis di pelukannya.   "Aku-hikz-sangat mengkhawatirkanmu-hikz-Junho-ya. Bagaimana bisa-hikz-kau dirampok oleh-hikz-preman di jalan." Wooyoung berkata dengan sesenggukan.    Nichkhun memang tidak mengatakan pada Wooyoung kalau ini semua perbuatan Taecyeon mengingat keadaan jantung Wooyoung yang seperti itu. Nichkhun tahu semua ini perbuatan Taecyeon karena Nichkhun selalu mengirim salah satu mata-matanya untuk mengawasi setiap tindakan Junho. Sehingga ia bisa mengetahui apa saja yang dilakukan Junho, dan siapa saja orang-orang yang berada di sekitar Junho. Ia melakukan semua itu karena ia menyayangi Junho. Ia sudah menganggap Junho seperti adik kandungnya sendiri. Salahkan Junho yang terlalu keras kepala untuk menerima semua bantuan dari Nichkhun, sehingga Nichkhun harus melakukan semua ini.   "Sudanhlah Uyongie, yang penting Junho tidak apa-apa sekarang. Jadi berhentilah menangis atau aku tidak akan membelikanmu es krim lagi nantinnya." Nichkhun yang sedari tadi diam memcoba membujuk Wooyoung dengan sedikit ancaman.   Wooyoung menatap sebal pada Nichkhun. Mata sipit miliknya berkilat tidak suka. "Ini semua salahmu Hyung! Aku sudah mengatakan padamu untuk mencari Junho saat dia menghilang bersama Chansung kemarin saat di taman bermain. Aku tak percaya aku bisa memberikan kesempatan kedua padanya. Sekarang lihat apa yang dia lakukan, ia lagi-lagi meninggalkan Junho dan membuat Junho terluka seperti di masa lalu! Apa dia juga akan membuat Junho hilang ingatan lag-" Wooyoung menghentikan kalimatnya dengan tiba-tiba. Ia membekap mulutnya saat menyadari apa yang baru saja ia katakan. Wooyoung menatap wajah Junho dengan ekspresi khawatir. Tapi ia dibuat terkejut saat melihat ekspresi Junho yang datar dan dingin.   "Aku sudah mengingat semuanya Hyung." jawaban Junho sukses membuat Wooyoung dan Nickhun yang ada di ruangan itu melebarkan matanya, terkejut.   "Junho, kau..." ucapan Nichkhun menggantung di udara.   "Ya hyung. Aku sudah mengingat siapa orang brengsek itu sebenarnya." jari-jari tangan Junho mengepal dengan sangat erat saat ia mengatakan 'orang brengsek itu'.   Tok... Tok... Tok...   Suara ketukan pintu memecah atmosfir yang sedang cukup tegang di kamar itu. Seorang perawat masuk untuk memeriksa keadaan Junho. Setelah perawat itu selesai, ia mengatakan pada Junho bahwa ada seorang temannya yang sejak tadi menunggu diluar ruangan. Perawat itu sudah menyuruhnya masuk, tapi orang itu tidak mau, dan hanya berdiri saja di samping pintu ruangan tempat Junho dirawat.   Junho segera bangkit dari ranjangnya dan berjalan keluar ruangan dengan menyeret tiang tempat infusnya digantung.   CKLEK   Suara pintu terbuka, mengagetkan seorang yang tengah bersandar di tembok samping pintu itu. Mata orang itu sedikit melebar saat tahu siapa yang membuka pintu.   "Taecyeon-shi?" Junho sedikit terkejut saat mengetahui orang yang menunggunya diluar adalah Taecyeon.   Tak ada jawaban apapun dari Taecyeon hanya sorot mata penuh penyesalan yang tersirat di mata Taecyeon untuk beberapa saat, sebelum digantikan dengan sorot mata datar nan angkuh seperti biasanya.   "Kenapa hanya berdiri disini?" Junho bertanya dengan senyum dibibirnya. Membuat Taecyeon semakin terkejut.   "J-junho-"   "Hentikan semua sandiwaramu Hyung. Aku sudah mengingatnya semuanya. Aku mengerti kenapa kau sampai berbuat seperti ini padaku. Tapi aku juga tidak bisa membenarkan semua tindakanmu. Aku tahu kau ingin melindungiku. Tapi bukan seperti ini caranya. Kau hanya membuatku terkekang dengan sikapmu ini hyung." nada lelah terdengar dari setiap kata-kata yang Junho ucapkan.   "Junho, aku... aku tak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku hanya terlalu senang bisa bertemu lagi denganmu, walaupun dengan keadaan yang sedikit berbeda saat itu. Aku hanya tidak mau ada orang lain yang menyakitimu lagi. Aku-"   GREB   Sebuah pelukan hangat dirasakan oleh Taecyeon. Ia melihat Junho memeluknya dengan erat. Ia bisa menebak Junho sedang menangis se
Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
brat2104 #1
Chapter 10: Terbaik author nim
eyessmile14
#2
Chapter 11: Wah ternyata aku pernah subscribe fic ini tp kelupaan belum sempt selesain baca dan komen juga, mianhae authornim *bungkukbungkuk

First of all, I would like to say.. I REALLY LOVE THIS FIC.
Bhak, sering banget baca ff yg model beginian tp aku tak bisa memungkiri kalau aku suka sama fic ini. Kkkk.
Pertama kali yg terlintas saat baca judulnya kirain genrenya fantasi gitu. Ada pria dari masa lalu terus datang ke masa depan buat nyelamatain sesuatu atau apakah hahaha ternyata aku salah ._.
Dan jujur author ovy, yg bikin aku suka baca fic2 author itu karena aku suka ide ide ceritanya dan bahasa yg digunakan enak banget, mudah dipahami lah pokoknya. Aku suka XD
dehana
#3
Chapter 11: Mesum sum sum sum sum hahaha, thornim chan dikasih makan apa sampe mesum begitu aduuhh, suka banget sama epilognya, meskipun gagal dapet taecho di cerita ini tapi endingnya yg sweet memuaskan hati. See you in the next story thornim
cutiechim #4
Chapter 11: Keren epilognya
Happy ending dan hot tentunya
Chansung ma nichkhun kelewat mesum haha
vargaskey #5
Chapter 11: Akhirnya semua couple bahagia ;D
oryzanaranatha #6
Chapter 11: Yeaaaaayyyy,,epilog nya dataaaaang,,
Eih,seme2 nya ini pada mesum akut,kcuali taec oppa,kalem bgd disini,gag ikutan mesum jg kayak khunnie oppa & channie oppa,,,
Hehe,,
Seneng,karna smw couple nya bahagia,,
Di tunggu FF lainnya yaaaaa,,,
FIGHTIIIIIIIING....!!!!!!!
DityaHwang #7
Chapter 11: Waaahh... epilognya keren, akhirnya semuanya bahagia... chansung ert bgt tp gpp yg pntg smua bahagiaaa...
Nunneo74
#8
Chapter 11: keluarga mesum..!!!
buahahahaha ..
panas butuh kipas..!!
dhe_dorayaki
#9
Chapter 11: huaaa .. akhir nya epilogue nya di update .. hooot ah..!!