Aku bisa merasakan tangan Chanyeol sunbae yang mengusap kepalaku ketika aku menangis di dalam pelukannya.

"Sunbae.. maaf.. maafkan aku menangis di depanmu. Aku tidak bermaksud jadi wanita cengeng dan mencari perhatianmu. Maafkan aku" kata-kataku membuat Chanyeol sunbae sedikit tertawa. Chanyeol sunbae melepas pelukannya, dia melihat kearahku dan menghapus air mataku.

"Kau bukan wanita lemah Y/N-ah. Semua orang berhak menangis saat mereka sedang bersedih. Itu hal yang wajar" aku hanya terdiam menatap Chanyeol sunbae saat ini.

"Apa ini semua karena Sehun?" Pertanyaan itu membuat hatiku kembali merasakan sakit.

Sakit yang bodoh. Kenapa aku harus menangis untuk seseorang yang bahkan tidak memiliki perasaan apapun padaku. Dasar bodoh. Aku hanya memberikan seulas senyum di bibirku lalu memalingkan wajahku. "Krrrrrr" aku mendengar suara yang aneh. Saat aku melihat ke sebelah ku, kulihat Chanyeol sunbae tersenyum malu sambil memegang perutnya.

"Mau temani aku makan?"-Chanyeol. Aku mengangguk mengiyakan.

Lagipula jika aku pulang, aku mungkin akan menangis lagi. Jadi lebih baik aku di luar saja untuk beberapa saat.

"Kau tidak makan? Apa kau tidak lapar?" Chanyeol sunbae bertanya saat selesai memesan pesanannya.

Aku cuma menggeleng dan memberikan senyum seadanya. Sama seperti Sehun, kali ini Chanyeol sunbae memesan soju setelah selesai makan untuk dirinya sendiri. Tapi aku memaksa ingin meminumnya. Akhirnya Chanyeol sunbae menyerah dan memperbolehkan aku ikut minum. Entah sudah berapa botol yang ku minum hingga aku merasa kepalaku berat sekali hingga tak sanggup mengangkatnya dari atas meja.

"Y/N-ah gwaenchana?" Aku mendengar suara Chanyeol sunbae di sebelah ku sambil mengguncangkan tubuhku.

Tapi setelah itu aku tidak tahu lagi apa yang terjadi.

(Author's POV)

"Hahaha hikshiks aku.. hahaha.. hiks.. tidak baik baik saja haha hiks hiks" Y/N tertawa dan menangis disaat bersamaan.

Chanyeol terlihat khawatir dan mulai memapah Y/N keluar dari restoran.

"Apa yang sebenarnya terjadi antara kau dan sehun?" Chanyeol masih sempat bertanya walau ia tidak bermaksud untuk bertanya. Keceplosan.

Y/N berhenti dan melepaskan papahan Chanyeol.

"Dia? Hahaha dia sudah mempermainkan perasaanku. Selama dua tahun ini kami menjalin hubungan yang tidak tahu arahnya mau kemana. Aku selalu menunggunya walau dia meninggalkanku berhari-hari tanpa kabar. Aku tidak pernah marah ataupun berteriak dan membentaknya. Tidak pernah"

Chanyeol mendudukan Y/N disebuah bangku. Air mata Y/N tidak berhenti mengalir sejak awal mereka meninggalkan restoran.

"Aku memang tidak pernah menyatakan perasaanku padanya. Tapi apa dia memang tidak bisa merasakannya? Apa dia bodoh? Apa dia sengaja melakukannya? Apa dia tidak mengerti dengan apa yang ku lakukan selama ini? Apa dia tidak paham kalau aku menyukainya? Bodoh! Dia bersikap romantis. Lalu meninggalkanku entah kemana" Chanyeol masih terdiam tak percaya melihat Y/N menuturkan perasaannya.

"Lalu dia bilang aku membuat wanita yang dia sukai pergi meninggalkannya? Memangnya apa yang kulakukan? Sejak kapan dia dekat dengan wanita lain? Kenapa dia melakukan ini padaku?"

Y/N mulai berteriak-teriak melampiaskan kekecewaannya pada Sehun. Chanyeol membiarkan Y/N meluapkan segalanya, hingga Y/N merasa lega. Akhirnya Y/N terduduk. Dia menangis dan juga tertawa. Chanyeol terlihat sedih melihat keadaan Y/N.

Tanpa Chanyeol dan Y/N sadari, Sehun mendengar semua yang dikatakan Y/N. Dia tak mampu mengatakan apapun. Dia benar-benar merasa bersalah. Bukan itu tujuan Sehun. Dia hanya ingin tau perasaan Y/N padanya. Tapi dia sudah melakukan sesuatu terlalu jauh.

"Maafkan aku" hanya itu kata yang bisa diucapkan Chanyeol saat melihat keadaan Y/N.

Chanyeol membuat Y/N berdiri lalu menggendong Y/N di punggungnya. Awalnya Chanyeol mau mengantarkan Y/N kerumahnya, tapi karena tidak tau alamat, akhirnya Chanyeol membawa Y/N ke apartemennya sendiri. Chanyeol menidurkan Y/N di kamar tamu. Masih terlihat air mata mengalir di pipi Y/N dan entah kenapa saat itu Chanyeol merasa hatinya sangat sakit.

(End of author's POV)