Mysterious Boy
Unknown FeelingJiyeon merasakan kehadiran seseorang, namun dia tidak terlalu peduli dengan itu karena mungkin hanya perasaannya saja. Lagipula siapa orang yang ingin datang ketempat seperti ini. Ruangan paling terpojok yang sudah tidak lagi terpakai, bahkan banyak cerita-cerita aneh mengenai ruangan ini. Jiyeon melanjutkan lagu Ailee-Singing Got Better yang sempat terhenti. Namun perasaannya semakin jelas mengatakan kalau ada yang mendekat kearahnya. Jantungnya berdegup cepat. Cerita aneh mengenai ruangan inipun terbayang oleh Jiyeon. Bagaimana kalau ada orang yang ingin membunuhnya ? Dengan perlahan, Jiyeon memutar badannya dan…..
“WAAAAAA!” Teriakan Jiyeon dan orang dibelakangnya menggema diseluruh ruangan. Perasaan takut yang menghinggapi keduanya, membuat dua orang itu saling berteriak.
Namja didepan Jiyeon terlebih dulu sadar, lalu dengan sigap tangan namja itu-yang tidak lain adalah Baekhyun- membungkam mulut Jiyeon, membuat teriakannya tidak terdengar lagi. Setelah sadar siapa yang datang dan membungkam mulutnya, Jiyeon buru-buru menghentikkan teriakannya dan melepas tangan Baekhyun dari mulutnya. Jantungnya masih berdegup cepat karena terkejut.
“Aku tidak tau, yeoja pendiam sepertimu bisa berteriak seperti itu” Baekhyun mengelus telinganya yang malang akibat teriakan Jiyeon.
“Ke…kenapa kau bisa disini ?” Jiyeon berusaha menormalkan degup jantungnya yang hampir saja keluar karena terkejut.
“Saat aku ingin keatap, aku mendengar suara seseorang. Kuikuti suara itu dan berakhirlah disini” Jelasnya panjang lebar.
“Kenapa kau tidak memanggilku” Ucap jiyeon kesal.
“Aku tidak tau jika itu kau. Kalaupun aku tau, aku tidak akan memanggilmu karena aku yakin kau akan menghentikkan suara indahmu itu” BLUSH. Mendengar ucapan Baekhyun membuat pipi Jiyeon sedikit mengeluarkan semburat merah. Baekhyun yang sadar akan hal itu langsung tertawa.
“Cool. Wajahmu memerah. Yeoja yang tidak pernah tersenyum, saat ini mengeluarkan semburat merah” Ledek Baekhyun. Jiyeon menghentakkan kakinya kesal dan berjalan keluar ruangan itu agar emosinya tidak meledak.
“Hey, aku ingin mendengar suaramu lagi” Langkah Jiyeon semakin cepat. Suara Baekhyun yang terus memanggilnya benar-benar menyakiti telinga.
“Park Jiyeon, kenapa kau pelit sekali. Suara mu itukan bagus” Tanpa disadari, Jiyeon dan Baekhyun sudah berada dikelas. Semua mata tertuju pada mereka berdua. Bagaimana tidak, kelas yang semula hening menjadi bising karena kehadiran Baekhyun dan yang lebih membingungkan seorang Byun Baekhyun berbicara kepada Park Jiyeon-Si Number One-.
“BYUN BAEKHYUN ! PARK JIYEON!” Teriakan Yook saem membuat dua orang itu menoleh.
“KELUAR DARI KELASKU!!”
***
Tangan Jiyeon mengepal kuat. Baekhyun benar-benar mengganggunya. Jiyeon menoleh kearah Baekhyun dan menatapnya dengan sinis.
“Menjauhlah dariku. Karena kau, aku diusir dari kelas oleh Yook seam !” Geram Jiyeon. Bukannya merasa bersalah, Baekhyun malah bertepuk tangan.
“Wow! Seorang yang terkenal jarang berbicara, sekarang mengeluarkan 11 kalimat padaku. Daebak!” Takjub Baekhyun. Jiyeon merapihkan alat tulisnya. Saat hendak berdiri, Baekhyun lebih dulu menahannya.
“Baiklah, aku akan pergi” Baekhyun pergi dari tempat Jiyeon. Jiyeon menghela napas saat namja berisik itu sudah tidak terlihat lagi.
JIYEON’S POV
Aku merasakan kembali tatapan sinis dari para pengunjung kantin. Aku tidak berani menatap mereka. Dengan langkah cepat, kutinggalkan kantin dan menuju perpustakaan.
Kududukkan diriku dibangku perpustakaan yang dekat dengan jendela, sehingga aku bisa melihat tanaman-tanaman indah yang terpajang disana.
“Baru saja aku ingin kembali memberikanmu rotiku. Ternyata kau sudah membawa roti sendiri” Tiba-tiba seorang namja bertubuh tinggi menghampiriku. Namja ini ? Bukankah dia namja yang kemarin memberiku sebungkus roti.
“Emm.. kenapa melihatku seperti itu ?” Namja itu menggarukkan belakang kepalanya. Aku tersenyum melihat tingkahnya yang menurutku lucu itu.
Comments