Strawberry Jam

Description

Strawberry Jam

 

MIN YOONGI X KIM NAM JOON

DRABBLE

BTS

 

OOC!

M-PREG!

FICTION!

BOY X BOY LOVE STORY!

TYPO IS LOVE!

Foreword

Strawberry Jam

 

Cast       : Min Yoongi, Kim Nam Joon

Genre   : romance, comedy

Rate       : T

Lenght  : drabble

Author  : VJin

Cover    : VJin

DISC.     : THIS FANFICT IS BELONG TO ME! DO NOT CO-PAS WITHOUT MY PERMISSION!

NB          : WARNING! FICTION! BOY X BOY LOVE STORY! M-PREG! OOC! GAJE! TYPO!

 

Happy reading ^^

 

Author's POV

 

                 Pria manis itu terlihat tengah menatap lekat sosok Pria bermata kecil yang tak lain adalah Adik sepupunya yang tengah menyeruput jus strawberry nya dengan khidmat. Namun, keasyikannya menikmati jus kesukaannya di siang hari itu agaknya harus ia tunda sesaat saat mulai merasa risih lantaran mendapat tatapan lekat dari Pria yang terpaut usia dua tahun darinya itu.

                "Hyung, kau mau?" Tawarnya saat melihat sang Kakak sepupu tak melepaskan tatapannya dari gelasnya yang berisi jus kesukaannya itu.

                Mendapat tawaran itu agaknya bagaikan mendapat jackpot besar bagi Pria manis bermarga 'Min' itu. Dengan cepat ia mengangguk, namun sedetik kemudian ia menggeleng saat Jimin -Pria bermata kecil itu- baru saja menggeser gelasnya. Alhasil Jimin pun dibuat mengernyit heran.

                "Kenapa, Hyung? Bukankah tadi kau bilang ingin jus ku?" Heran Jimin.

                "Iya, memang. Tapi aku tidak mau diminum." Sahut Yoongi membuat Jimin semakin menunjukkan kerut di keningnya.

                "Lalu?"

                "Aku ingin jus mu dibalurkan di atas sofa itu, lalu kau duduk disana." Pinta Yoongi, membuat Jimin mencebik sebal.

                "Tsk. Kau sangat lucu, Hyung. Sungguh." Sungut Jimin sebal, kemudian melanjutkan acara minumnya. Membuat wajah Yoongi muram seketika.

                "Hiks.. hiks.. Joon-ie.." Yoongi mulai terisak, membuat Jimin panik seketika.

                "H-Hyung, ada apa denganmu? Mengapa tiba-tiba menangis, eoh?" Panik Jimin saat isakkan Yoongi semakin menjadi, bahkan Pria manis itu kini sudah menelungkupkan wajahnya di atas meja makan nya.

                "Hyung, ada apa denganmu? Jangan membuatku takut!" Jimin semakin panik dibuatnya.

                "Huweee.. Jimin membentakku, Joon-ie." Rengek Yoongi, membuat Jimin membelalakkan matanya tak terima.

                "M-mwo!? Kapan aku membentakmu, Hyung? Aish. Ada apa denganmu, sih? Baiklah, coba katakan apapun yang kau inginkan, aku akan mengabulkannya."

                 Mata Yoongi sontak berbinar setelah menghentikan tangisnya. "Benarkah, Jim? Apapun?"

                "Ya, apapun. Asal.. jangan permintaan yang tadi!"

                Mata Yoongi kembali berkaca-kaca, membuat Jimin sweatdrop seketika.

                "Oh, ayolah, Hyung. Yang benar saja. Kau ingin membuatku gila? Sebenarnya ada apa denganmu?" Keluh Jimin memasang wajah memelasnya.

                "Hiks.. aku.. aku ingin kau duduk di atas jus itu, Jim. Kumohon, Jim. Bukankah aku selalu membantumu, eoh? Ayolah, Jim."

                Jimin mengusap wajahnya kasar, sebelum akhirnya terpaksa mengangguk, membuat mata Yoongi kembali berbinar riang.

                "Benarkah?" Pekik Yoongi riang.

                "Ini pertama dan terakhir, Hyung. Aku tidak mau melakukan hal konyol lagi!" Sungut Jimin seraya menuangkan jus strawberry nya ke atas sofa Yoongi.

                 Jimin kembali menatap memelas pada Yoongi seraya bertanya kembali pada Yoongi. "Aku.. duduk disana, Hyung?"

                Yoongi mengangguk mantap dengan tatapan layaknya anak anjing yang tengah bermain riang.

                Jimin menghela nafas berat, menggumamkan sesuatu sebelum menempelkan bokongnya pada sofa biru langit yang kini penuh cairan jus strawberry nya.

                "Tsk. Sial sekali aku tidak membawa celana ganti!" Rutuknya sebelum akhirnya..   

                Hap.

                 Jimin mendudukkan dirinya di sofa itu dengan wajah tertekuk sebal.

                "Aku sudah boleh bangun belum, Hyung?" Tanya Jimin ketus.

                Yoongi mengangguk dengan senyum manisnya. "Boleh. Gomawo, Jim."

                Jimin bangkit dari duduknya dengan wajah tertekuk sebal. Alhasil semua jus yang ia tuangkan tadi tercetak apik di celana putihnya.

                Pria tampan dengan dimple di kedua pipinya baru saja datang dari arah tangga, hingga kedua alisnya dibuat bertautan saat berpapasan dengan Jimin yang bokong celana nya penuh warna merah.

                "Aku tidak pernah tahu jika kau seorang Gadis, Jim. Pakailah pembalut jika kau sedang menstruasi." Celetuk Nam Joon - Pria tampan yang tak lain adalah Suami Yoongi- dengan kening berkerut.

                 Mendengarnya membuat Jimin mencebik sebal pada sang Kakak ipar.

                "Tsk. Berterima kasihlah pada Istrimu itu, Hyung. Dia mulai aneh akhir-akhir ini." Gerutu Jimin.

                 Nam Joon menatap sang Istri tak mengerti, sementara Yoongi mulai menghambur memeluk lengannya manja.   

                "Joon-ie, hari ini kau yang ke Supermarket, ya. Please.." pinta Yoongi, membuat Nam Joon tersenyum seraya mengusap sayang kepala sang Istri.

                "Baiklah, Baby. Tuliskan saja barang-barang apa yang harus kubeli nanti, ya. Tapi, memangnya apa yang kau lakukan pada Jimin, Baby? Mengapa celana nya berwarna merah seperti itu?" Tanya Nam Joon penasaran.   

                Yoongi memasang pose berpikir sejenak sebelum berkata. "Ah..itu. tadi aku memintanya menuangkan jus strawberry nya di atas sofa, lalu memintanya untuk duduk di atasnya." Sahut Yoongi riang, sama sekali tak ada ekspresi bersalah sama sekali.

                Nam Joon hampir saja memekik dengan tidak elitnya setelah mendengar penjelasan konyol sang Istri. Untuk apa Yoongi nya meminta Adik sepupunya itu untuk melakukan hal konyol itu? Tsk, Jimin benar. Yoongi akhir-akhir ini bersikap aneh. Dua hari yang lalu, ia yang menjadi korban keanehan sang Istri. Yoongi meminta nya tidur di balkon kamar mereka tanpa alasan yang jelas, dan sama sekali tidak boleh memakai selimut ataupun jaket. Alhasil keesokan harinya Nam Joon terserang flu berat.

                "Ah, Joon-ie. Nanti belikan aku selai strawberry, ya." Pesan Yoongi menyadarkan sang Suami dari keterpanaannya akan keanehan dirinya.

                "A-ah. Baiklah. Berapa?"

                "Satu saja."

                "Baiklah, aku jalan sekarang, ya. Kau hati-hati di rumah. Istirahatlah." Pamit Nam Joon, membuat Yoongi mengangguk riang.

                 Chu~

                 Melihat wajah menggemaskan sang Istri, membuat Nam Joon tak tahan untuk tidak melayangkan kecupan ringan di kening Yoongi setelah sebelumnya mengacak gemas surai Yoongi.

                "I love you." Bisik Nam Joon, membuat wajah Yoongi sontak merona malu.

                "I love you, too."

                "Yoongi hyung, aku pinjam celanamu!" Seruan Jimin membuat Nam Joon memutar bola matanya malas. Tsk, anak itu sudah merusak moment indahnya bersama sang Istri.

 

**

 

                "Aku tidak mau!"

                "Tapi, Baby. Bukankah kau tadi bilang kau mau selai strawberry, eum?" Si Tampan masih membujuk si Manis yang enggan menerima botol selai strawberry yang sebelumnya sengaja ia belikan dengan brand terbaik dan harga yang lebih mahal dibanding selai dengan brand lainnya.

                "Iya, memang. Tapi aku tidak mau selai ini!" Nampaknya si Manis masih berkeras menolak selai yang dibelikan sang Suami.

                Nam Joon –sang Suami- mengusap wajahnya frustasi sebelum kembali membujuk Yoongi -sang Istri-.

                "Tapi, Baby. Bukankah ini selai kesukaanmu? Kau selalu membeli selai dengan brand itu, bukan?"

                "Ish. Iya. Tapi aku tidak mau selai yang ini!"

                Nam Joon menghela nafas panjang sebelum akhirnya mengalah. "Baiklah, kau ingin selai apa, eum? Biar aku belikan yang lain."

                "Aku ingin selai yang dijual di Minimarket dekat rumah Taehyung." Seru Yoongi antusias.

                Nam Joon mengernyit saat merasa asing dengan nama yang baru saja disebutkan sang Istri.

                "Taehyung? Siapa Taehyung?" Bingung Nam Joon.

                "Dia temanku, Hyung. Beberapa tahun lalu aku dan Yoongi hyung pernah berkunjung ke rumahnya." Celetuk Jimin yang entah datang dari mana.

                "Benarkah? Memang rumahnya dimana, Jim?"

                "Daegu, dekat dengan rumah Yoongi hyung di sana."

                "APA?!" Pekik Nam Joon dengan tidak elitnya.

                Tentu saja ia akan memekik seperti itu. Daegu terlalu jauh dari tempat tinggal mereka di Ilsan.

                "Kumohon, Joon-ie. Mau, ya. Please.." Yoongi kembali merengek bagaikan Bayi besar.

                Nam Joon menghela nafas berat sebelum akhirnya mengangguk. "Jim, berikan alamat lengkapnya padaku."

                "Baiklah. Tunggu sebentar."

**

 

                "Baby, selai mu datang!" Seru Nam Joon, seketika ia melupakan rasa lelah luar biasa yang tadi menyerangnya sepanjang perjalanan.

                Yoongi segera berlari menghampiri Nam Joon dari dapur mereka. "Mana, Joon-ie?" Tanyanya antusias.

                "Ini." Nam Joon mengeluarkan botol selai yang tadi berada dalam kantung putih belanjaannya.

                Senyum yang semula berkembang lebar di wajah Yoongi mendadak sirna begitu saja. Membuat Nam Joon kembali mengernyit tak mengerti.

                "Tidak ada tanda-tangan Yuri SNSD nya? Huwee.. aku mau yang ada tanda-tangannya di tutup kemasannya, Joon-ie." Rengek Yoongi lagi. Kali ini mampu membuat Nam Joon jatuh terduduk saat kakinya terasa lunglai begitu mendengar nama salah satu personil Girlband legendaris. Tsk, bagaimana caranya Nam Joon mendapatkan tanda-tangan seorang Superstar seperti Yuri SNSD!?

                "Tapi, Baby. Itu sulit sekali. Kau tahu betapa padatnya jadwal Yuri SNSD, bukan?" Nam Joon berusaha membujuk sang Istri. Namun, Yoongi malah semakin menekuk wajahnya.

                "Aku akan menahan nafasku sampai aku mati jika kau tidak mau mendapatkannya untukku!" Ancam Yoongi membuat Nam Joon mengacak frustasi surainya.

                "Tapi, Baby.."

                "Huwee.. kau sudah tidak mencintaiku lagi. Baiklah, aku akan tahan nafas!"

                "JANGAN! Ba-baiklah, akan aku usahakan. Kumohon, jangan melakukan hal-hal berbahaya, Baby."

                "Benarkah, Joon-ie?" Pekik Yoongi riang.

                Nam Joon hanya bisa mengangguk pasrah. "Tapi, mungkin agak lama, Baby."

                "Tidak apa. Aku akan menunggumu, Joon-ie."

                 Nam Joon menghela nafas berat sebelum bangkit dari duduknya. "Ya sudah, aku berangkat. Hati-hati di rumah, Baby."

                "Siap, Joon-ie!"

**

 

                "Kumohon, Noona." Nam Joon masih saja mengusapkan kedua telapak tangannya, memasang wajah memelas di hadapan seorang Wanita yang sedari tadi hanya berdecak.

                "Tsk, kau keras kepala sekali sih, Nam-ie!" Cibir Wanita itu.

                "Ini semua demi Yoongi ku, Noona. Kumohon. Sekalii saja."

                "Haaaahh.. baiklah. Kau tunggu disini saja. Aku akan melihat apakah SNSD ada di sini atau tidak."

                "Benarkah, Noona?! Whoa.. gomapseumnida, Noona!" Seru Nam Joon riang.

                "Eum. Sebentar, ya."

                "Iya. Gomapta, Noona!"

                Nam Joon akhirnya dapat tersenyum lega setelah sebelumnya bagaikan Zombie yang tengah menyetir mobil. Sungguh, ia sangat bingung. Bagaimana caranya ia mendapatkan tanda-tangan Yuri SNSD untuk sang Istri. Beruntunglah ia memiliki Kakak sepupu yang bekerja sebagai staff di SM Entertainment –Agensi yang menaungi SNSD-. Jadilah ia segera melesat ke gedung SM, dan meminta bantuan sang Kakak sepupu.

                "Joon-ie! Kemari!" Seruan seorang Wanita membuat lamunan Nam Joon buyar. Ia segera melangkahkan kakinya dengan cepat memasuki salah satu ruangan yang sebelumnya diberitahu sang Noona.

                "Ini Yuri SNSD. Ingat, hanya minta tanda-tangan. Karena ia harus berlatih kembali bersama yang lain."

                 Nam Joon sempat terperangah sesaat saat matanya benar-benar disajikan seorang Superstar seperti Kwon Yuri SNSD. Ternyata melihat dengan mata kepala sendiri membuat Nam Joon diam-diam mengagumi wajah cantiknya dan bentuk tubuhnya yang indah. Tunggu, jangan nakal, Kim Nam Joon. Yoongi akan membunuhmu jika ia tahu apa yang baru saja kau pikirkan.

                "Annyeonghaseyo." Sapa Yuri ramah, membuat lidahnya kaku seketika.

                "A-annyeong, Yuri-ssi. Maaf mengganggumu. Aku.. Istriku berlaku aneh. Dia sedari tadi menyuruhku membeli selai strawberry, namun tiba-tiba dia ingin tanda-tanganmu di atas tutup botolnya. Kau.. bisakah kau membantuku?"

                "Tentu. Wah, sepertinya Istrimu sedang mengidam, ya? Selamat atas kehamilan Istrimu."

                Nam Joon mengernyit tak mengerti, sedangkan sang Noona membelalak tak percaya.

                "Yoongi sedang hamil, Nam-ie!?" Pekik sang Noona.

                Nam Joon semakin mengernyit dibuatnya. Sungguh, ia sendiri tidak tahu mengenai hal itu. Yang ia tahu hanya Yoongi nya yang berlaku aneh belakangan ini.

                "Hamil? Apakah meminta hal yang aneh-aneh merupakan gejala orang hamil?" Nam Joon malah balik bertanya.

                "Ish. Dasar anak bodoh! Tentu saja! Itu dinamakan fase mengidam. Wah, selamat ya. Sampaikan salamku untuk Yoongi, ya."

                "Nama Istrimu Yoongi, ya? Nama yang cantik, pasti orangnya juga cantik. Ini, sudah kutanda-tangani, aku juga menuliskan nama Istrimu di sana. Sekali lagi, kuucapkan selamat atas kehamilan Istrimu, ya."

                Nam Joon hanya bisa terperangah. Sungguh, ia masih belum percaya bahwa Yoongi nya tengah mengandung buah hatinya.

 

**

 

                "Yoongi! Baby? Dimana kau?" Panggil Nam Joon begitu ia memasuki rumahnya.

                Nam Joon yang tak mendapatkan jawaban dari Yoongi berinisiatif melangkahkan kakinya memasuki kamar mereka. Dan benar saja, Yoongi sudah terlelap disana.

                Nam Joon mengusap sayang kepala Yoongi, membuat Pria manis itu menggeliat kecil sebelum membuka matanya dan tersenyum manis.

                "Kau sudah pulang, Joon-ie?" Tanya Yoongi dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

                "Eum. Baby, bolehkah aku bertanya, eum?"

                "Tentu. Mau tanya apa?"

                "Kau.. hamil?" Tanya Nam Joon ragu.

                Yoongi terdiam sejenak sebelum akhirnya tersenyum lembut. "Bagaimana kau bisa tahu? Aku berencana memberitahukan kabar ini di hari ulang tahunmu akhir pekan ini."

                "BENARKAH?! K-KAU.. HAMIL, BABY?!" pekik Nam Joon dengan tidak elitnya, mengundang kekehan kecil dari Yoongi.

                Yoongi mengangguk sebelum kembali berkata. "Iya, Joon-ie. Aku baru mengetahui hal ini saat sedang check up bulanan minggu lalu. Dokter bilang, usia kandunganku sudah memasuki minggu kelima, dan minggu ini sudah memasuki minggu keenam."

                "Ya Tuhan. Mengapa tidak langsung memberitahuku, Baby?"

                "Aku berencana memberikan kabar ini di hari ulang tahunmu nanti, Joon-ie. Tapi, bagaimana kau bisa tahu?"

                "Yuri SNSD yang mengatakannya, Soo Kyung Noona juga memberitahuku mengenai fase mengidam mu." Jelas Nam Joon, membuat Yoongi tersenyum lebar.

                "Jadi, kau mendapatkan tanda-tangan Yuri SNSD, Joon-ie?" Tanya nya antusias.

                "Eum. Aku mendapatkannya dengan bantuan Noona." Nam Joon mengusap sayang kepala sang Istri.

                "Jinjja!? Wah, kau memang hebat!"

                "Tapi.. aku sudah tidak ingin selai strawberry lagi, Joon-ie. Aku ingin makan Takoyaki yang dimasak langsung oleh Uerii Juno, aktris Jepang terkenal itu, loh." Ujar Yoongi santai.

                Satu detik.

                Dua detik.

                Tiga detik.

                "APA!?" pekik Nam Joon dengan tidak elitnya.

                "Kumohon, Joon-ie. Baby nya mau makan itu." Mohon Yoongi.

                Nam Joon membenamkan wajahnya pada perut datar Yoongi.

                "Baby, kumohon, jangan minta yang macam-macam. Kau tidak kasihan pada Appa, eum?" Nam Joon bermonolog sendiri pada perut datar Yoongi, seakan disana Bayi mereka dapat mendengarkan keluhannya.

 

 

-FIN-

 

VJin

Comments

You must be logged in to comment
asriwu98 #1
kok sepi ya eon??