Chance

Rebound

CHAPTER SEBELUMNYA

Disana, sang penyanyi berwajah androgini itu yang diketahui sebagai ex boyfriend CEO muda dari klan bisnis Jung, tertangkap kamera paparazi sedang memasuki gedung apartemen mantan tunangannya. Tidak hanya itu yang membuat changmin terkejut setengah mati, komentar presenter acara gosip itu yang mengatakan kalau ada kemungkinan “the dream couple” akan bersatu kembali ternyata lebih membuat changmin terguncang. . Benar-benar keterlaluan, ternyata jung yunho memang mencari mati. Dia tidak akan tinggal diam. Rasa sakit itu kini kembali menjalari tubuh changmin dengan ganas. Dirinya tidak bisa lagi memakai logikanya.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

CHAPTER 3

 

Keesokan harinya, changmin memantapkan langkahnya untuk menyambangi sang mantan di penthouse mewahnya yang changmin juga sedikit berharap dalam benaknya kalau dia bisa menangkap basah sang mantan dengan ex boyfriend nya, biar saja, biar dia ledakan sekalian amarahnya itu.

 

Tanpa memperdulikan sopan santun lagi, dia langsung saja memasuki apartemen yunho dengan kode yang tentu saja masih dia ingat. Tanpa melihat kanan-kiri, dia langsung menaiki tangga ke lantai dua, di sana, ya pasti mantan nya itu ada di kamar besar yang berada di ujung lorong ini, hati changmin dengan mantap berbisik ‘dobrak dan beri pelajaran si jung sialan itu changmin!!! ‘

 

“BUGHH!!!” sebuah pukulan keras mendarat tepat di pipi kiri yunho, pipi tirus itu serasa bergetar disertai sensasi panas yang menyengat. Tubuh yunho yang sedang duduk bergelung selimut itu pun limbung jatuh ke kasur tebal yang sangat nyaman tetapi tidak bagi yunho untuk saat ini.

“mi---min-ah.” Yunho meringis kesakitan, dipegangnya pipi merona merah padam yang tadinya pucat itu. Dia berusaha untuk mengangkat tubuhnya duduk tetapi sisa tenaga yang dia miliki tampaknya tidak mau kompromi, tubuhnya pun tergeletak kembali.

“Ada apa ini?! Anda siapa?!” sebuah suara asing menyela suasana menegangkan antara changmin dan yunho. Changmin pun terkesiap dan menoleh ke arah suara.

“Yunho, apa yang terjadi?!” dokter itu segera menghampiri pasien nya yang tampak tak berdaya untuk bangun di tempat tidur itu.

“aku...a---“ perkataan yunho terputus karena rasa sakit kepala hebat yang tiba-tiba saja menghantam, kepalanya serasa diputar-putar dengan kecepatan tinggi tanpa henti, dia pun menggenggam kepalanya erat-erat.

“ARGGGGGGG!!!” tak tahan, yunho pun menjerit kesakitan. Nampaknya satu pukulan dari changmin itu berdampak cukup besar. Melihat reaksi yang dinilai berlebihan itu, changmin pun terheran, ada sedikit raut kekhawatiran di wajah nya, belum lagi keberadaan dokter itu disini, membuat pikirannya tak henti menerka-nerka ada apa sebenarnya.

Sang dokter pun langsung memeriksa keadaan yunho. Changmin yang melihat itu pun mulai memutar otaknya.

“ma’af, tapi anda tidak seharusnya disini, karena tuan jung sedang dalam perawatan intensif.” Changmin baru tersadar kalau ternyata dokter itu sedang berbicara dengan dirinya.

“perawatan intensif? Maksud anda?” Sekarang detak jantung changmin berdegup berkali lipat lebih cepat, pikiran negatif pun sudah bersarang di otaknya, raut khawatir itu semakin tegas tergambar di wajahnya.

“ Baru tadi malam tuan jung sadarkan diri, sudah 3 hari ini dia harus bed rest karena penyakit gastric nya kambuh. Kalau boleh tahu, anda ini siapa? Karena Tuan jung saat ini belum bisa untuk di tengok.” Dokter Kwon berusaha menahan amarahnya untuk menjelaskan keadaan yunho kepada pemuda asing yang dinilainya tidak sopan itu.

“jadi...yunho----.” Changmin pun tidak tahu harus berkata apa lagi, dia langsung menatap penuh kekhawatiran ke arah mantan nya itu yang kini tengah terkulai terbaring di ranjangnya yang ternyata di sisi kiri kanan nya itu sudah dipenuhi peralatan medis. Dia bisa melihat lilitan selang infus di lengan kanan yunho. Rasa khawatir dan takut pun memuncak, terbersit rasa penyesalan di benak changmin begitu dia teringat tindakannya tadi. Amarah yang tadinya meluap-luap pun serasa menguap entah kemana begitu changmin berhasil mencerna perkataan dokter wanita itu. Tanpa sadar kaki-kaki nya pun bergerak menghampiri tubuh yunho yang lunglai itu. Dilihatnya wajah yunho yang pucat pasi dan kurus, matanya yang terpejam, cekungan dalam yang mengitari matanya pun sangat kentara. Dia telah memukul keras wajah tak berdaya itu.

“lebih baik sekarang anda pulang, tuan jung sangat memerlukan istirahat saat ini.” Walaupun dokter kwon tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya, tapi dia tahu kalau yunho telah mengalami guncangan  fisik tadi. Dia pun tahu kalau kemungkinan besar ada konflik di antara pemuda asing ini dan teman lama nya itu.

“Boa, biarkan saja dia disini.” Suara parau yunho meminta

“tapi yunho, kau harus istirahat.” Sekarang changmin paham, ternyata dokter wanita ini mengenal yunho, mungkin temannya, tapi sepertinya dia tidak pernah melihat wanita ini sebelumnya.

“please Boa, dia adalah changmin.” Yunho pun dengan keterbatasan fisiknya mencoba menjelaskan tentang changmin.

“chang...min” boa berpikir sejenak. Ditatapnya pemuda di sampingnya itu, muda, tinggi, tampan cenderung cantik, ooh.

“hemmmf...baiklah, tapi ingat, kau harus istirahat, jangan terlalu banyak bergerak. Aku ada di lantai bawah, jika ada apa-apa panggil aku.” Boa pun meninggalkan mereka berdua, tidak lupa sebelum kakinya meninggalkan kamar yunho sepenuhnya, dia berbalik untuk melihat changmin, mereka pun bertemu pandang.

Changmin hanya berdiri membatu di tepian ranjang yunho, tak ada satu katapun yang terlintas di otaknya, pikirannya kacau. Sekarang bagaimana dia mau melampiaskan kemarahannya kalau yunho seperti itu. Keheningan pun mendera untuk beberapa saat lamanya, sampai.....

“lebih baik aku pulang.” Tapi tangan lemah yunho berhasil menghentikan langkah kaki changmin.

“min-ah, jangan pergi.” Suara yunho yang menyayat itu berhasil menggugah simpati changmin, ditambah rasa bersalahnya atas kejadian tadi. Changmin pun akhirnya memutuskan untuk tinggal.

 

Disaat yunho tertidur, boa pun mengajak changmin berbicara. Dia menjelaskan keadaan yunho, ya...dari situ changmin tahu kalau penyakit mantan nya itu kali ini kambuh cukup parah. Tentu saja changmin mengerti seberapa merepotkannya kalau gastric yunho itu kambuh, tapi dua hari sempat tidak sadarkan diri, banar-benar diluar dugaan changmin. Changmin juga tahu kalau ternyata boa adalah teman lama yunho dan mengerti tentang hubungan mereka. Mungkin karena itu dia mengijinkan changmin untuk tetap disini.

 

“changmin-shi, aku tahu apa yang terjadi dengan kalian, tapi tolonglah, demi kesembuhan yunho.”

“kenapa memintaku boa-shi, dia akan tetap sembuh walaupun tanpa bantuan ku.”

“aku sangat tahu penyebab sakitnya changmin-shi, dan aku juga tahu kalau kau juga pasti mengerti.”

“ada orang lain yang lebih dia butuhkan, dan aku yakin orang itu juga akan dengan senang hati menemani yunho.” wajah changmin kembali menorehkan kemarahan.

“aku tahu maksudmu, tapi apa kau tahu, waktu orang itu menengok kemari, yunho tidak mengatakan apapun padanya.”

“.......”

“baiklah kalau kau tidak mau, itu hak mu, aku tidak akan memaksa. Tapi ketahuilah Changmin-shi, yunho benar-benar membutuhkanmu. Dari awal dia berpesan padaku untuk memintamu tinggal jika kau menyempatkan diri untuk datang kesini.” Boa pun meninggalkan changmin yang tampaknya membutuhkan waktu untuk sendiri.

 

Senja pun datang menghiasi langit jingga kota seoul, namun changmin belum beranjak dari ruang tv apartemen yunho. Dia tampak tenggelam dalam pikirannya saat boa kembali menghampirinya.

“Changmin-shi, sudah waktunya makan malam, di dapur ada makanan, tidak usah sungkan,...emm...aku akan memeriksa yunho dulu.” Boa pun berlalu menuju kamar yunho. Entah bisikan dari mana, changmin memutuskan untuk mengikuti boa secara diam-diam. Dia berdiri di balik pintu kamar besar itu, mendengarkan percakapan yunho dan dokter itu. Changmin tahu benar yang dilakukannya itu salah, tapi rasa penasaran kini menguasai dirinya.

“astaga yunho, kenapa makananmu masih utuh begitu? Dimana suster taeyeon?” boa melihat makanan di meja makan pasien yang masih tak tersentuh sedikitpun.

“......” yunho hanya menggelengkan kepalanya.

“yun, kau harus makan jika ingin cepat sembuh, kau tidak bisa hanya mengandalkan infus.” Boa mengomeli yunho yang keras kepala tidak mau makan.

“akan kucari suster taeyeon dulu untuk membantumu makan.” Changmin yang mendengar kata-kata boa tadi langsung menghilang bersembunyi di lorong sebelah kamar yunho. Setelah dirasa aman, dia pun kembali untuk melihat keadaan yunho, dibukanya pintu itu perlahan. Melihat yunho yang seperti itu membuat dirinya simpati sekaligus merasa kesal dengan sifat keras kepala kekasihnya itu...oh, coret...mantan kekasihnya, changmin meralat kata hati nya, tersenyum miris mengingat kenyataan itu. Dilihatnya yunho disana tengah mengulurkan tangannya ke arah mug di meja makan pasien. Rasa khawatir kembali menerpa changmin, namun akhirnya merasa sedikit lega ketika tangan lemah yunho berhasil meraih mug itu. Akan tetapi apa yang terjadi selanjutnya benar-benar membuat jantung pemuda itu hampir copot, tangan yang berhasil meraih mug itu berguncang hebat, tidak kuat menahan beban yang dipegangnya, mug pun sudah menumpahkan sedikit isinya dan hampir terlepas bebas dari genggaman yunho saat changmin memutuskan untuk menghambur masuk ke dalam ruangan itu secepat kilat untuk mencegah mug itu terjatuh.

‘greppp’ tangan changmin pun berhasil menggagalkan gravitasi, tangan mereka pun bersentuhan membuat mereka saling bertatapan. Gambaran panik dan kaget jelas terpancar di wajah kedua namja itu, namun segera berganti kelegaan begitu mereka menyadari mug nya masih ada di tangan mereka. Tangan yunho akhirnya menyerah, lemah dan tergolek di tepi ranjang...

“ini.” Changmin pun mengarahkan mug itu ke mulut yunho.

“terima kasih.” Yunho pun tersenyum, walaupun lemah tetap saja kebahagiaan jelas terukir disana.

“terima kasih kau masih disini, changmin-ah.” Di ambang pintu boa yang telah menemukan suster taeyeon menghentikan langkahnya menyaksikan kedua namja di hadapannya itu. Dia pun berbalik mengajak serta sang suster, meninggalkan kedua namja itu dalam dunia mereka sendiri.

Melihat makanan yang masih utuh, tangan changmin pun secara otomatis meraih piring berisi bubur itu.

“makanlah, biar kubantu.” Changmin pun menyuapi yunho, yunho pun tidak punya alasan untuk tidak memakan bubur yang hanya akan meninggalkan rasa pahit di lidahnya itu. Senyuman mewarnai sesi makan malam yunho saat ini. Changmin tidak bisa menyangkal perasaan lega di dalam hatinya. Melihat penampakan yunho saat ini dimana wajahnya dipenuhi rambut-rambut halus yang muncul akibat tidak bercukur beberapa hari itu, yang jika dalam keadaan normal mungkin akan menambah kemaskulinan yunho, namun tidak begitu adanya sekarang, apalagi dengan wajahnya yang pucat pasi dan tirus itu, hanya menambah kemirisan di hati changmin. Apa mungkin yunho lebih menderita dari pada dirinya.

 

Dimalam hari changmin terbangun dari tidurnya karena perutnya yang kosong itu memprotes dan menuntut untuk diisi. Selesai makan, changmin pun memutuskan untuk melanjutkan tidurnya, oh ya...dia baru ingat kalau insomnia nya kini sudah pergi entah kemana. Saat dirinya sudah di ambang pintu kamarnya, tiba-tiba saja dia melihat ke lantai atas, suara hatinya pun berbisik untuk pergi kesana. Kaki changmin terhenti di depan pintu kamar utama penthouse itu. Ada sedikit keraguan, namun hati kecilnya berkata untuk memasuki kamar itu. Dibukalah kamar itu sedikit demi sedikit, khawatir jika dirinya akan membangunkan sang pemilik kamar yang changmin yakin pasti sedang terlelap. Ternyata perkiraan changmin salah besar, jung yunho sang penghuni kamar tidaklah sedang terlelap, melainkan dia sedang duduk termenung. Wajah kuyunya menerawang, di kedua tangannya ada sebuah pigura yang terletak di pangkuan pria itu. Hati changmin bertanya, kira-kira foto siapa yang ada di dalam pigura itu.

“min-ah, aku tahu mungkin kau tidak akan percaya, tapi ketahuilah, aku benar-benar mencintaimu. Aku memang belum bisa melupakan mantan ku sepenuhnya, tapi yang kucintai itu dirimu min-ah. Perasaan cinta ku untuknya sudah terhapus, dan itu olehmu.” Changmin sangat terkejut dengan apa yang dikatakan yunho baru saja. Dirinya benar-benar tidak menyangka kalau telinganya akan mendengar perkataan seperti itu keluar dari mulut mantan namja chingunya. Hatinya bergetar, ada percik kegemberiaan disana. Selama ini mantan kekasihnya itu memang belum pernah mengatakan kata-kata cinta kepada dirinya. Selama ini yang terdengar dari mulutnya hanyalah ‘membutuhkanmu’ ataupun ‘merindukanmu’, terkesan egois bukan? Tapi tidak, changmin sama sekali tidak keberatan dengan itu semua, karena dirinya memang bodoh, terbutakan oleh perasaan cintanya kepada CEO muda itu. Andai saja yunho mengatakannya langsung kepada dirinya, mungkin saja dia mau kembali.

 

Keesokan harinya saat changmin akan memasuki kamar yunho untuk melihat kondisi pria itu, tampaklah dokter boa sedang mengobati luka di wajah yunho, luka memar besar yang kini berwarna keunguan tepat di rahang kiri mantan kekasihnya yang merupakan hasil pelampiasan kemarahan nya. Changmin sebenarnya merasa menyesal karena sebab kemurkaanya itu ternyata tidaklah benar, hanya pikiran negatif nya semata.

“ah...changmin-shi, kebetulan sekali, aku ada urusan mendadak di rumah sakit dan suster taeyeon juga harus pergi bersamaku, tolong jaga yunho, aku janji tidak akan lama.” Boa tersenyum ke arah changmin, changmin hanya menatapnya penuh kebingungan. Boa pun pergi bersama taeyeon meninggalkan changmin dan yunho.

“aku ingin minta ma’af, tidak seharusnya aku memukulmu kemarin, aku benar-benar tidak tahu.” Changmin terbata, hatinya gelisah, kepalanya terus menghadap lantai.

“sudahlah...tidak perlu meminta ma’af, sepertinya aku memang pantas mendapatkannya.” Yunho tersenyum miris.

“andai saja pukulan bisa membuatmu kembali kepadaku, aku rela untuk kau pukuli berapa kalipun min-ah.” Yunho menatap changmin dengan penuh pengharapan. Changmin yang mendengar perkataan itupun spontan mengangkat kepalanya yang tertunduk sedari tadi. Matanya bertemu dengan wajah nelangsa yunho, benar-benar memelas, benar-benar berbeda dengan yunho yang selama ini dia kenal, yunho yang berwajah keras, dingin dan terkesan angkuh. Ditatap seperti itu, changmin pun melihat ke arah lain, tidak tahu harus berkata apa untuk menanggapi permohonan implisit yunho itu.

“eem...bagaimana lukamu? Coba kulihat.” Changmin mendekat ke arah yunho dan mengamati luka itu dengan seksama. Tanpa sadar wajahnya mengernyit seolah dapat merasakan sakit dan nyeri yang dirasakan oleh yunho. Tangan changmin seakan punya kontrol atas dirinya, mengulur dan mendarat di wajah yunho, mengusap luka itu dengan begitu lembutnya khawatir akan menambah rasa sakitnya jika sedikit saja ada tekanan. 1 menit, 2 menit, 3 menit, changmin akhirnya menarik kembali tangannya tersadar oleh tatapan yunho dan menyadari apa yang membuat namja itu menatap dirinya seperti itu.

“changmin-ah, aku berterima kasih karena kau masih perduli padaku.” Yunho meraih telapak tangan changmin dan menggenggamnya, changmin tidak menolak. Mata mereka saling memandang, changmin ingin sekali menghindar, tapi bagaimana.

“ekhem..sebaiknya kau sarapan dulu, akan ku ambilkan.” Changmin pun berhasil lolos dari yunho.

 

Sekembalinya dari dapur betapa terkejutnya changmin saat dia akan memasuki kembali kamar yunho, nampan makanan yang dia bawa hampir saja terjatuh ke lantai. Laki-laki itu, ada disini, dia kembali, persis seperti yang dia lihat di tv waktu itu. Hati changmin mulai berkecamuk dengan kemarahan yang siap meledak. Mau apa sebenarnya pria itu kemari.

Sang diva duduk di kursi yang berada di samping ranjang yunho, tangan kanannya mencoba meraih wajah yunho, namun seketika itu juga yunho memalingkan wajahnya.

“oh...ma’af, tapi kenapa ada luka itu Yun? Kemarin saat aku kemari, sepertinya tidak ada.” Changmin dapat mendengar suara pria cantik itu yang menyiratkan kekhawatiran. Kemarahan pun kembali menguasai changmin. Changmin menunggu, berharap amarahnya sedikit mereda, nampan yang dipegangnya pun ikut bergetar seiring dengan getaran tubuhnya yang mencoba meredam tensi tinggi di dalam dirinya.

 

Dengan berat hati changmin pun kembali memasuki kamar itu, tanpa suara karena takut dirinya tidak akan bisa menahan murka yang akan keluar jika dia membuka mulutnya walau sedikit. Ditaruhnya nampan itu di atas meja, dia pun mendudukkan dirinya di sofa kamar yunho, mengamati sang diva yang sama sekali tidak bereaksi dengan kehadirannya itu dengan tatapan penuh kesinisan. Yunho yang menyadari situasi pun beringsut penuh kegelisahan dalam duduknya. Sang tamu pun berjalan menuju meja tempat dimana makanan yunho diletakkan oleh changmin, matanya sempat melirik changmin sekilas, ya..hanya sekilas, namun changmin dapat melihat ada ekspresi aneh disana. Diambilnya mangkuk bubur itu. Lancang sekali pria ini, amarah changmin mulai muncul lagi. Tak tahan, changmin pun beranjak.

“tidak usah repot-repot, aku yang akan membantunya makan.” Changmin langsung menyambar mangkok dan sendok yang sedang dipegang si tamu saat sendok sudah siap untuk disodorkan kearah yunho. Dia langsung duduk di tepian ranjang yunho untuk menyuapi mantan namja chingunya yang sekarang sedang tampak terkejut. Mulutnya membuka secara otomatis saat sendok itu disuapkan ke mulutnya. Mata yunho berpindah dari wajah changmin yang berekspresi dingin ke wajah sang mantan calon tunangannya yang kini menampilkan ekspresi kesal dan berang. Yunho yang sempat panik pun terbatuk. Tangan changmin dan sang diva pun bersinggungan, di pegangan gelas. Mata merekapun otomatis bertemu. Kilatan amarah menyala di manik kedua namja itu. Bibir indah mereka sama-sama memperlihatkan guratan emosi yang mmbara. 3, 2, 1

‘zreeeet’ changmin menarik gelas itu cepat-cepat hingga isinyapun tertumpah. Dilemparnya sebuah pandangan sekilas penuh makna ke arah tamu itu sebelum dirinya kembali ke ranjang yunho untuk meminumkan sisa air dalam gelas yang dipegangnya. Changmin dapat mendengar erangan kemarahan namja tadi.

“Yunho-ah, siapa dia?!” sang diva melipat kedua tangannya di depan dada, menatap changmin penuh cemoohan. Changmin menatap balik pria itu sebelum dirinya menyekakan tissue ke bibir yunho yang basah oleh lelehan air minum sambil menyeringai tersembunyi.

“Jung yunho! Siapa namja ini?!” geram sang diva mengetahui tak sepatah katapun keluar dari mulut yunho yang sekarang pikirannya jadi kecau kerena melihat persitegangan kedua namja di hadapannya itu.

“emm..dia,...” yunho melihat ke arah changmin, yang dilihat hanya diam seolah tak perduli.

“namanya Shim Changmin, dia namja chingu ku.”

“oooh...jadi anak ini yang kau pakai untuk move on dariku, heh...manarik sekali.” Ucap sang diva penuh cemooh yang kali ini benar-benar membuat amarah changmin naik ke ubun-ubunnya.

“pasti susah sekali jadi dirimu ya, kasihan sekali, karena yunho tidak akan move on dariku begitu saja.” Si diva mendekatkan wajahnya ke arah changmin penuh intimidasi.

“setidaknya sekarang yang dia inginkan adalah aku, bukan dirimu.” Changmin menatap balik diva itu dengan tatapan penuh tantangan.

“yunho, katakan itu tidak benar! Kau masih menginginkan ku kan yun, katakan padanya kalau kau tidak mungkin mencintainya, katakan!”

“sudahlah, apa yang changmin katakan itu tidaklah salah. Aku sudah tidak punya perasaan apapun padamu,...dan aku mencintainya, changmin lah yang aku cintai, bukan dirimu.”

“What?! Itu tidak mungkin, aku tidak percaya, tidak bisa dipercaya!”

“aku tidak perduli kau mau percaya atau tidak, yang terpenting adalah changmin mempercayaiku.” Yunho menggamit tangan changmin, menatap manik bambi itu dengan penuh cinta, sambil mengukir senyuman penuh ketulusan. Dia sama sekali tidak menghiraukan teriak histeris mantan calon tunangannya itu yang kemudian menghambur keluar dengan kata-kata cercaan untuk yunho dan changmin.

“changmin-ah, mungkin saat ini bukanlah waktu yang tepat karena mungkin kau masih sangat marah padaku, tapi sungguh, apa yang ku katakan tadi adalah benar. Aku benar-benar mencintaimu min-ah, hanya dirimu.” Yunho menggenggam kedua telapak tangan changmin, menyalurkan perasaan nya lewat tatapan sendu yang menyiratkan kesungguhan sekaligus permohonan.

“.........” Changmin terlalu terkejut untuk mengeluarkan kata-kata.

“Changmin-ah, terimalah cintaku ini, dan kembalilah menjadi kekasihku.”

 

--------------------------------------------------------------------------------- TO BE CONTINUED --------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

A/N : hufffffft....akhirnya bisa update lagi....huaaaaah maafkan aku readers san...jongmal jongmal mianhe...wb bner2 menyiksaku TT.TT   *deep bows sambil nangis2

semoga reader san semua gak keilanhan interes buat baca ff gaje ini, aku janji deh update selanjutnya gak akan lama huhuhuhuhuhu....

oh yam ma'af juga di chap ini fluff nya belum ada, tapi d chap berikutnya author jamin bkal muncul deh...hekhekhekhek...

buat yang udah kasih komen d chap kemarin, MY HUGE THANKS FOR YOU GUYS!!!! belum bisa balas satu2, ma'aaaaaafffff bgt, tapi aku akan meluangkan waktu buat bales, don't worry.....oke deh kao gitu, met baca...  ^_^

ps : disini ada yang suka ff homin yg chami nya genderswitch gak? kekekekeke...author ada niatan bikin ff yg chami nya jadi yeoja soalnya XD

bantu di jawab ya readers-san, gomawo in advance...xixixixixixixi ...

---------------------------------------------------------SALAM HOMINOIDS NYA BUAT ANAK- ANAK NYA EMAK MINAH DAN BABEH YUNHO-------------------------------------- 

 

L.O.V.E  Y.O.U   :*

 

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Bigeast88 #1
Chapter 3: HEH ULER, KEPEDEAN BGT LUUUU HAHAHAHAHA XDDDDD NAJIS LU
TTATT HUEEEEEE AKHIRNYA HOMIN BALIKAAAN..... MAMIIII LANJUTIN NAPAAHHH TTATT
Bigeast88 #2
Chapter 2: Wadidaw jung yunho wth are u doing dude??
Bigeast88 #3
Chapter 1: Anjir nyesek bgt itu chami~~~ TTATT huhu jung yunho bodoh bodoh bodoh
angelmax #4
Chapter 3: ya ampun aku gatau kalau ini dah apdet bebi..
kamu kemana lagi sigh...hobi banget ngilang2..huweeeee TT
ini kapan diapdet lagi beb..... plisss lahhh jangan digantung.... and cmback soon beb!!!
Hyonael_day #5
Chapter 3: woahhh akhirnya stelah bertapa dan berdoa moga ni ff cepet d lanjut n skarang terkabul #sujud sukur seruu n penasaran...tp b'harap c rate d naik'n...
ok next chap update cepet y....
semangattttt...
JiJoonie
#6
Chapter 3: Aaakhhh changdollie~ jangan tolak cinta Yunho~ kasian lho kalau kamu tolak, aku bakal mukul jidatmu kalau ditolak min! Wkwkwk*digamparemakminah

Genderswitch? Mian kakak,, aku kurang suka kalau mak minah jadi cewek, entah kenapa rasanya kalau mak minat jadi cewek feel nya kurang dapat,tapi kalau ada yg buat aku bakal tetep baca kok^^

Thanks for update ya kak, lanjutan aku tunggu^^
LMS_239
#7
Chapter 3: Ga tega liat yunho,
Ayolah changmin balik lg ya ama ceo ganteng kita ini XD
Dia bener2 mencintai mu XD

Saya saya saya
Ak suka ff homin, changmin jd yeoja
Ayooo author mau dong ff homin yg changmin jd yeoja XD
Anashim #8
Chapter 3: Lanjuuutttt...
upiek8288 #9
Chapter 2: will wait for your update ...
soon please