Disaster

The Chronicles of Noya (Indonesian)

 

Sehun menyuruh Noya untuk turun duluan, sementara Sehun mencari parkiran untuk memarkirkan mobil Noya. Dengan cepat Noya berlari menuju apartemennya. Saat masuk kedalam lobby Noya melihat banyak sekali wartawan, dan juga beberapa kumpulan pria tua yang mengenakan jas. Noya langsung berhenti dan memikirkan Sehun. Disini banyak wartawan. Pikirnya dalam batinnya. 
 
"Jangan lewat lobby. Kau masuk dengan lift bawa saja dan minta pengawalan security, entah kenap disini banyak sekali wartawan." Ucap Noya semakin panik ke Sehun melalui telfon. Sehun menghela nafas panjang.
 
"Jaga dirimu baik-baik."
 
Noya memutuskan panggilannya lalu menaruh handphonenya kedalam tasnya. Ia kembali menggunakan maskernya dan berjalan cepat menuju lift. Entah kenapa, perasaannya semakin tidak enak. Dia memainkan kukunya sesekali memegangi kupingnya untuk mengatasi kegugupannya. 
 
Pintu lift terbuka. Dengan cepat ia langsung masuk kedalam lift dan menekan tombol lantai 19. Menuju lantai 19 yang biasanya terasa hanya seperti 5 detik dengan menggunakan lift, kini terasa seperti 5 tahun. Tidak sampai-sampai, sesekali Noya memejamkan matanya, sesekali ia menatap dirinya melalu pintu lift yang ada di hadapannya. Dirinya terlihat tidak sefresh 5 jam yang lalu, tatapannya benar-benar tidak sebahagia tadi. Ia mencengkram kedua tangannya sambil menundukkan kepalanya. 
 
*bunyi pintu lift terbuka* 
 
Seketika telinga Noya hanya dapat mendengar sebuah dengungan, keramaian yang terjadi didepan lift terlihat begitu mengerikan. Ini benar-benar ramai. Noya langsung keluar dari lift dan berlari menuju rumahnya. Ia melewati segerombalan orang-orang dengan perasaan yang benar benar semakin tidak karuan. 
 
Tepat didepan pintu rumahnya, ia mendapati ayahnya yang sedang berbicara dengan neneknya.
 
"Daddy!!!!!!? What happend!?" Gadis itu menatap mata ayahnya dengan penuh kekhawatiran. Sementara ayahnya berjalan mendekat kearahnya dan mencium kening putri semata wayangnya. Sontak saat itu juga mata gadis itu langsung terpaku pada kedua tangan ayahnya yang sedang terborgol. Matanya langsung terbelalak melihat hal itu. Tidak sempat Noya bertanya lebih banyak lagi ayahnya sudah ditarik paksa oleh kedua polisi yang daritadi berdiri disamping kiri dan kanan ayahnya sambil memegangi lengan tangan ayahnya.
 
Noya hanya dapat terdiam sambil mengamati ayahnya yang semakin lama semakin menjauh dari pandangannya ditambah lagi banyaknya orang yang mengelilingi ayahnya. Noya melempar pandangannya kearah neneknya yang masih terlihat sedikit shock didepan pintu. Selama 10 menit Noya hanya dapat terdiam tidak percaya setelah apa yang terjadi begitu saja tanpa ada penjelasan apapun oleh orang-orang disekitarnya, Termasuk sekretaris yang biasanya mendampinginya bersama keluarganya. Koridor apartement mulai terlihat sepi karna orang-orang sudah pergi dan turun membuntuti ayah Noya yang diseret oleh polisi.
 
"Apa-apaan ini?" Tanya Noya datar ke neneknya.
 
Neneknya hanya mengacuhkan Noya dan berjalan masuk kedalam apartementnya. Noya langsung berteriak jengkel setelah apa yang neneknya lakukan padanya. Mengacuhkannya.
 
"YA TUHAN APA YANG TERJADI" air matanya tidak dapat ia bendung lagi jadi gadis itu terduduk lemas sambil memeluk lututnya didepan pintu apartemennya. Tangisannya semakin isak mengingat ucapan ayahnya beberapa jam yang lalu sebelum ia pergi meninggalkannya 
 
'Nottaline! sepertinya ayah juga akan pergi, jangan tunggu ayah pulang!--'
 
Gadis itu terus berusaha mencerna ucapan ayahnya berkali-kali tapi ia hanya menggelengkan kepalanya dan terus menangis setiap ia berusaha untuk mencernanya. Tiba-tiba seseorang menyentuh pundaknya, telapak tangannya terasa benar-benar bidang Noya mendongakkan kepalanya lalu menoleh kebelakang untuk mengetahui siapa yang datang menghampirinya.
 
"Gwencahayo?" ChanyeolPria yang tadi menyentuh pundaknya. Air mata Noya tiba-tiba tertahan begitu mendengar suara Chanyeol. Matanya langsung menatap mata Chanyeol yang terlihat jernih tapi sayu. Noya menunduk lalu menggelengkan kepalanya, dan kembali mengeluarkan tangisannya. Chanyeol kembali menepuk pundak Noya untuk menenangkannya, saat itu juga Noya langsung menghadapkan badannya ke Chanyeol dan menangis di bahu pria tersebut.
 
 
 
Sehun keluar dari lift dengan perasaan yang benar-benar khawatir dan cemas, ia langsung melangkahkan kakinya menuju apartemen Noya-- sesaat kemudian ia menemukan gadis itu. Gadis yang sedang ia cemaskan dan juga ia khawatirkan. Gadis yang ayahnya sedang diseret ke kantor polisi karna difitnah oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Gadis yang ia cintai. Gadis yang kini sedang menangis. Menangis di bahu temannya sendiri. Gadis yang sedang menangis di bahu Chanyeol. Sehun langsung menghentikan langkahnya. Dan memperhatikan mereka. 
 
"Ya sehun? Apa yang sedang kau laku--" tiba-tiba suara DO muncul dari belakang Sehun, tapi begitu ia melihat kemana arah pandangan Sehun, ia langsung menghentikan ucapannya dan berjalan mundur dengan pelan seperti orang yang mengendap-ngendap. Sehun langsung menahan tangan DO dan mencegat DO.
 
"ya, hyung ada apa?" Sontak Chanyeol dan Noya langsung menjaga jarak mereka dan berdiri. Chanyeol langsung berdecak pelan.
 
"Aishh, pasti Sehun akan salah paham." Ucapnya pelan. 
 
Noya langsung berlari kearah Sehun. Dan bertanya kepada pria itu.
 
"Kau pasti tahu sesuatu kan!? Kenapa kau hanya diam daritadi!?"
 
"Kau tidak bertanya apapun padaku saat dimobil daritadi." 
 
Chanyeol dan DO saling merangkulkan tangan mereka dan pergi meninggalkan Noya dengan Sehun perlahan-lahan.
 
"Aku bertanya padamu saat direstaurant tadi, setelah kau menerima telfon!" 
 
"Kenapa kau tidak bertanya pada Chanyeol saja apa yang terjadi?"
 
"Hah? Chanyeol?" Kali ini Noya malah semakin shock begitu mendengar ucapan Sehun yang benar-benar membuat Noya kebingungan.
 
"Lupakan saja. Sampai bertemu besok." Sehun langsung membalikkan badannya lalu pergi meninggalkan Noya. Gadis itu semakin bingung lalu meraih tangan Sehun sebelum pria itu semakin jauh.
 
"Aku tidak mengerti apa yang terjadi, tolong jangan tinggalkan aku." Gadis itu menundukkan kepalanya sambil menggenggam erat tangan Sehun. Sehun menatap Noya berat.
 
"Ayahmu difitnah dengan seseorang. Lebih baik kau pulang saja dulu segarkan pikiranmu, aku sedang lelah, maaf aku sedang tidak bisa membantu menenangkanmu." Sehun memeluk Noya sebentar lalu meninggalkan gadis itu yang kini menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. 
 
"Its just not fair--" 
 
 
 
 
 
                               *****
 
 
 
"Sesuatu yang dipendam sendirian, tidak akan pernah ada yang baik. Bangunlah, kau harus kekantor hari ini." Suara wanita paruh baya yang lagi-lagi terdengar seperti orang mengomel, membangunkan Noya dari tidurnya. 
 
Noya mengangkat badannya tanpa gairah, lalu menguap lebar.
 
"Aigoooo, lihat dirimu, kau seperti gembel sekarang." Ocehan wanita tua itu masih terdengar di telinga Noya.
 
"Ahhh nek, aku akan mandi sudah keluar dulu, aku akan ke kantor jam 10, setelah itu aku akan mengunjungi daddy kekantor polisi dengan pengacara Zou." Gadis itu kini mendorong neneknya agar menjauh dari kasurnya. Tetapi wanita tua itu langsung mengelak begitu melihat pakaian yang dipakai Noya untuk tidur.
 
"Ommo-ommo! Look at you! Sekarang kau tidur hanya menggunakan celana dalam!? Ommmo!" Noya hanya mengacak ngacak rambutnya mendengar ucapan neneknya.
 
"Nek, ini hot pants! Bukan celana dalam. Bagaimana bisa ada celana dalam berbahan jeans dan ber-resleting seperti ini........?" 
 
"Terserahlah, intinya dimata nenek itu tidak ada bedanya dengan celana dalam, awas saja sampai nenek melihatmu keluar rumah dengan pakaian seperti itu.1 cepat mandi lalu sarapan. Jangan banyak menghayal didepan cermin. Itu kebiasaan terburukmu, bercermin kok bisa sampai 3 jam." Wanita separuh baya itu kini berjalan meninggalkan Noya sendirian dikamarnya.
 
Gadis itu kini berjalan dengan malas-malasan kekasurnya untuk mengambil handphonenya. Ia langsung terkejut begitu melihat handphonenya karna pada pukul 01:11am ada 4 panggilan tidak terjawab dari Chanyeol dan 2 dari Sehun. Ditambahnya lagi ada pesan masuk dari mereka berdua-
 
 
From: Chanyeol 
01:20am
 
Sehun baik-baik saja, cuman moodnya terlihat sedang tidak baik, lalu setiap kami membahas tentang apa yang terjadi barusan dia selalu mengalihkannya ke topik lain. Tadi kau berbicara apa saja dengannya? dan kenapa kau tidak mengangkat telfonku? Apa kau sudah tidur?
 
 
From: Sehun
01:37am
 
Maafkan perkataanku yang tadi, aku hanya benar-benar lelah, dan aku bingung harus melakukan apa untuk menenangkanmu. Sampai bertemu besok, selamat malam Nottaline.
 
 
Noya memutuskan untuk menelfon Chanyeol terlebih dahulu. Lalu ia akan berniat membalas sms Sehun setelah menelfon Noya.
 
"Ya, Noya ada apa?"
 
"Cepat sekali kau bangun, padahal ini masih jam 7. Aku pikir kau masih tidur..."
 
"entahlah aku terjaga begitu saja, ada apa? Kau sudah baikan?"
 
"aku sudah lumayan baik, ada apa kau menelfon ku tadi malam? Sesuatu terjadi?"
 
"Hmmm tadi malam? Kenapa ya? aku sendiri lupa kenapa aku menelfonmu semalam......."
 
"Paboo yaa! Ngomong-ngomong, disana ada siapa saja?"
 
"Hahahah, disini? Aku, Chen hyung, Kai, Kyungsoo, dan Sehun."
 
"Apa mereka semua sudah bangun?"
 
"Tidak, hanya aku, dan Chen.... Sehun masih tertidur disampingku"
 
"Oya? Kalau begitu bisa aku kesana 15 menit lagi?"
 
"Bisa saja..... Asalkan--"
 
"Asalkan aku membawakan kalian sarapan kan? Aku sudah tau trik kotormu itu"
 
"Aku tidak memaksa!!" Nada suara Chanyeol terdengar meninggi, sementara Noya hanya tertawa geli mendengarnya.
 
"Hahah, iya kalau begitu tunggu saja!" 
 
Chanyeol memutuskan panggilannya, sementara Noya bersiap-siap untuk mandi dan menyiapkan pakaiannya.
 
 
 
 
Tidak perlu waktu lama kini Noya sudah siap dengan mengenakan sweater berwarna abu-abu, dan legging berwarna hitam. Ia menyemprotkan parfum salvatore ferragamo kerambut dan lehernya. Setelah itu ia mengambil handphonenya dan keluar dari kamarnya. Neneknya yang tadi sedang sibuk memainkan iPadnya langsung menegurnya begitu cucunya lewat dihadapannya.
 
"Sekarang kau mau kemana? Jogging?"
 
"Tidak, aku akan membangungkan Sehun."
 
"Ya! Kau pikir kau siapa istrinya? Sudah sana kau sarapan saja baru kekantor." 
 
"Huah, aku tidak ingin menjadi istrinya. Hidupku mungkin tidak akan tenang jika aku menjadi istrinya. Oya, aku akan membawa soup rumput laut, dan daging yang ada dikulkas, mereka menyuruhku membawakan sarapan"
 
"Sekarang kau benar-benar bertindak seperti pembantu rumah tangga. Kenapa tidak sekalian saja kau membawa kain pel dan sapu?" Gadis itu mengabaikan ocehan neneknya dan langsung berlari untuk mencium neneknya.
 
"Saranghae halmonii"
 
Jangan ikat rambutmu! Kau akan benar-benar terlihat seperti pembantu." Begitu mendengar ucapan neneknya ia langsung melepaskan ikatan rambutnya dan mengacungkan jempolnya.
 
 
 
                                *****
 
 
 
"Anyeonghaseo" Chen membukakan pintu untuk Noya dengan girang, lalu mengambil sup dan dagin yang ada ditenteng Noya.
 
"Hallo Chen oppa!, Chanyeol kemana?" 
 
"Oh, dia ada dikamar memainkan laptopnya." Chen menutup pintu, lalu berjalan lebih dulu didepan Noya dan menaruh sup dan daging yang ia bawa ke dapur.
 
"Begitukah........ Sehun masih tidur?"
 
"Iyaa, oya, kau harus membangunkannya, tadi malam dia tidak sempat makan bersama kami, dia hanya dikamar terus."
 
Chen mengantar Noya kekamar Sehun, lampu kamar Sehun masih mati, dan jendela kamarnya belum dibuka, jadi kamarnya masih benar-benar gelap. Chen hanya mengantarkan Noya sampai didepan pintu, lalu ia pergi meninggalkan mereka berdua dan kembali ke dapur. Noya membuka jendela sedikit agar ada cahaya yang masuk. Lalu ia duduk dipinggir kasur Sehun. Ia memandang Sehun sebentar. Lalu ia menggoyangkan badan Sehun.
 
"Sehun, bangunn" Sehun tidak memedulikannya dan malah menarik selimut untuk menutupi kepalanya. Dengan cepat Noya langsung menarik kembali selimut Sehun. 
 
"Bangunnlah" kali ini tangan kanan gadis itu menepuk-nepuk pipi Sehun dengan halus, sementara tangan kirinya mengelus pelan tangan Sehun. 
 
"Aku butuh tidur." Sehun kembali menarik selimutnya dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya masih digenggam oleh Noya.
 
Noya membungkukkan badannya lalu membisik Sehun "Kau harus makan, kemarin malam kita tidak jadi makan, dan begitu sampai kau pun tidak bergabung untuk makan dengan mereka." Sehun tetap tidak menghiraukan Noya. Kali ini Noya membuka selimut sehun, dan hanya membiarkan wajah pria itu yang terlihat. 
 
"Kalau begitu aku akan membawakan sarapannya kesini okay?" Kali ini jemari tangan Noya menyisiri jidat sehun hingga ke rambutnya. 
 
"Tidak usah, aku akan makan sebentar" jawab Sehun tanpa membuka matanya.
 
"ayolah........." Rengek Noya.
 
"Apa kau marah kepadaku karna aku menangis di bahu Chanyeol?" Sambungnya.
 
"Hmmmm" Sehun hanya bergumam mendengar ucapan Noya. Noya tersenyum pelan lalu membisikkan Sehun sesuatu.
 
"I love you, hun." Sehun langsung menarik selimut lalu kembali menutupi wajahnya yang akan terlihat salah tingkah setelah mendengar ucapan Noya. Noya tertawa lalu berdiri dari kasur.
 
"Hahahah you're so cute, aku akan keluar mengambilkanmu sarapan." ucapnya sebelum keluar dari kamar Sehun. 
 
 
 
*10 menit kemudian
 
 
Noya kini membawa sup rumput laut yang sudah dihangatkan oleh Chen dan DO, juga daging yang tadi ia panggang sebelum keapartemen EXO ke kamar Sehun. Begitu ia sampai didekat ranjang Sehun, kini posisi Sehun berubah menjadi tengkurap. 
 
"Sehunnnah bangun!!" Noya sekali lagi menggoyangkan badan Sehun agar pria itu bangun dari tidurnya. Sehun bangun perlahan, sambil memijat-mijat pelan kepalanya. Noya mengambilkan meja lipat yang ada dibawah ranjang lalu menaruhnya diatas kasur. 
 
"Kenapa bibirmu tidak sepink biasanya? Terlihat pucat...." Ucap Noya sambil menata semangkuk sup, daging, dan nasi diatas meja.
 
"entahlah, daritadi malam aku seperti ingin muntah, punggungku juga sakit sekali...." Keluh Sehun.
 
"Coba kau makan dulu, siapa tau itu hanya karna kau kelaparan..."
 
"Hyaaaa! Kalau ini karna aku kelaparan aku pasti akan menghabiskan malamku didapur bukan di kamar mandi." 
 
"Mungkin kau hamil..... Karna keluhanmu terdengar seperti keluhan ibu hamil." 
 
Sehun langsung menggertakkan giginya lalu menjitakkan kepala Noya menggunakan sumpit. "Hamil? Secepat ini? Padahal kan kita belum pernah melakukannya. Lagian juga jika kita pernah melakukannya harusnya kau yang hamil bukan aku!" 
 
Mulut Noya langsung terbuka lebar seperti buaya kelaparan. Kali ini ia yang gantian menjitak kepala Sehun menggunakan sendok ketika pria itu akan memasukkan suapan pertamanya kedalam mulutnya.
 
"Yaaa!!!!!"
 
Sehun tidak menghiraukan Noya dan terus melanjutkan sarapannya. sementara Noya sibuk memainkan handphonenya sambil membaca berita dan gossip terbaru.
 
"Hollll, So Ji Sub ganteng juga." Komen Noya sambil terus membaca berita tentang So Ji Sub yang sedang ia baca. Sehun tetap fokus dengan makanannya dan tetap tidak menghiraukan Noya, ia memakan sarapannya dengan lahap. Sementara Noya hanya melirik Sehun sekali, lalu kembali fokus dengan handphonenya.
 
"Huuh, aku akan mengambil segelas air... Kau mau juga?" Tawar Noya ke Sehun. Sehun menatap Noya sebentar lalu, mengedipkan matanya.
 
Sontak Noya langsung memasang ekspresi yang benar-benar shock dan ingin muntah.
"Kau menghancurkan pagiku." Ucapnya sebelum meninggalkan kamar Sehun. Sehun hanya tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya geli setelah membayangkan apa yang baru saja ia lakukan.
 
 
*2 menit kemudian
 
 
Sehun lari terbirit-birit keluar dari kamarnya dan menuju kekamar mandi, ia langsung memuntahkan semua makanan yang ada di mulutnya. Chen, Kyungsoo, dan Chanyeol yang melihat Sehun seperti itu sontak langsung terkejut sekaligus merasa jijik karna Sehun sudah menghancurkan sarapan mereka. Noya yang melihat Sehun sontak langsung membawakan segelas air untuk Sehun lalu menyusulnya kekamar mandi.
 
"Kau keracunan? Atau kenapa sih?" Tanya Noya sambil menolong Sehun mengeluarkan muntahannya.
 
"Entahlah punggungku benar-benar sakit, seperti ada raksasa yang sedang ku gendong." Sehun membersihkan mulutnya dengan tissue toilet lalu meminum air yang dibawakan oleh Noya. Noya berfikir sejenak lalu, membantu Sehun untuk berdiri. 
 
Sehun membaringkan badannya disofa ruang tengah. Tangan kirinya ia taruh diatas wajahnya, sementara tangan kanannya berada diatas perutnya. 
 
"Ya, Sehun-ah, kalau kau benar-benar tidak baik aku bisa menelfonkan manager Lee untuk memanggilkanmu dokter." Ucap Chen sambil melahap daging panggangnya. Sementara Sehun hanya menggeleng sambil melambaikan tanggannya kearah Chen. DO menatap Sehun dengan tatapan tidak tertarik. Lalu kembali sibuk dengan sup rumput lautnya.
 
"Apa kalian punya freshcare?" Tanya Noya.
 
"Freshcare?" Chanyeol memandang Noya dengan tatapan aneh.
 
"Ah maaf, maksudku itu seperti minyak angin tapi dia bermodelkan seperti roll...." Ucap Noya lebih detail.
 
"Kau tahu, yang ada dipikiranku adalah Deodorant bukan sebuah minyak angin..." Canda Chanyeol dan tidak membuat semua orang tertawa.
 
"Ohh, aku punya itu. Tunggu sebentar aku ambilkan." Sahut DO. Noya mengacungkan jempolnya lalu kembali memerhatikan Sehun.
 
"Buka bajumu" Chen dan Chanyeol sontak langsung tersedak mendengar ucapan gadis yang sedang berdiri tidak jauh dihadapan mereka. 
 
"Mwoooo?" Jawab Sehun sambil meraba-raba badannya kebingungan.
 
"Sudah cepat buka bajumu!!" Kata Noya frustasi. 
 
"ANDWEEEEEE" sahut Sehun frustasi. 
 
"BUKA"
 
"GAK!"
 
"BUKA!!!"
 
"TIDAK AKAN!"
 
"BUKA!!!!!--"
 
"Yaaaa! Kalian ini kenapa ribut sekali!?" Teriak DO dari kamarnya yang sekarang berjalan keluar untuk mengantarkan FreshCare untuk Noya.
 
"Sudah lebih baik aku saja yang buka baju ckkkk" sambungnya tanpa ekspresi sama sekali. Noya hanya dapat memijat-mijat kepalanya kesal.
 
"Memangnya kenapa Sehun harus buka baju?" Tanya Chanyeol.
 
"Ya benarr! Aku kan malu memperlihatkan dadaku yang bidang ini ke kamu. Belum siap coy" Ucap Sehun sambil membelakangi Noya.
 
"Kau itu masuk angin, pengen cepet sembuh gak sih? Kalau pengen cepat buka bajumu entar aku kerokin" Kata Noya sambil berjalan mendekat kearah Sehun. 
 
"Kerok?" Tanyanya.
 
"Iya, mamaku yang mengajarkannya. Sudah intinya buka cepet." 
 
Mau tidak mau Sehun membuka kaos yang sedang ia kenakan lalu melentangkan badannya diatas Sofa. Noya menaruh freshcare diatas punggung Sehun. Sebelum ia mulai mengerok Sehun, ia mengikat rambutnya terlebih dahulu menggunakan gelang karet yang ia gunakan. 
 
"Woah, rasanya aneh..." Kata Sehun yang kini sudah memejamkan matanya. Noya kini mulai mengerok Sehun menggunakan
koin. Selama 15 menit ia berhasil membuat punggung Sehun terlihat berwarna merah dan seperti habis dicakar oleh harimau. 
 
"Selesai....." Gadis itu menaruh koin yang kini sudah berbau minyak angin, diatas meja. Lalu ia kembali menatap sehun dari belakang. Sepertinya pria itu tertidur..... Pikirnya. Ia memutuskan untuk mengambilkan Sehun selimut dari kamarnya lalu menaruhnya diatas badannya. 
 
Setelah makan tadi, Chanyeol, Chen dan DO diperintahkan oleh manager Lee untuk fitness selama 30 menit. Manager Lee sudah tahu kalau Sehun sedang dalam kondisi yang tidak baik jadi ia menyerahkan Sehun pada Noya. 
 
Noya mencucikan piring kotor yang tadi di pakai Chanyeol, Chen, dan DO didapur, setelah itu ia berniat untuk membuatkan Sehun teh hangat, agar ia tidak mual begitu bangun, tetapi Kai datang dan mengganggu Noya yang sedang mencuci piring.
 
"Hoi..... Apa kabarmu?" 
 
"Begitulah" jawab Noya bermalas-malasan sambil membilas piring yang ia cuci.
 
"Kau terlihat semakin baik dengan si idiot itu..." Noya hanya tertawa kecil mendengar Ucapan Kai.
 
"Yes, we did.." 
 
"Mmmm, tapi kau tahu Krystal sempat bertanya padaku, apa kalian sempat tidak berpacaran? Yasudah karna aku tidak begitu dengan hubungan kalian aku jawab saja, tanya langsung saja pada mereka...." Jelas Kai sambil memasukkan daging yang sedang menganggur diatas meja kedalam mulutnya.
 
"Oh ya?"
 
"Iya, bahkan kau tahu saat kita ke Macau kemarin Krystal dan Sehun saling telfon-menelfon.. Aku tidak tahu pasti apa yang mereka bicarakan.... Tetapi Sehun selalu tertawa kecil setiap telfonan dengan Krystal..." Kali ini nada Suara Kai terdengar menggoda Noya dan ingin membuatnya cemburu.
 
"Laluuu?" Tanyanya pura-pura tidak acuh
 
"Itu saja heheheh memangnya kau ingin mendengar apa lagi?" 
 
"Aniya..." Kata Noya sambil mengedikkan bahunya lalu menaruh teh hangat yang sudah ia buat diatas meja depan sofa, dimana Sehun tidur. 
 
"Woah, punggung Sehun kenapa berdarah?" Tanya Kai takjub begitu melihat punggung Sehun yang merah-merah karna dikerok oleh Noya.
 
"Dia masuk angin....... Ommmo, sudah jam setengah 10!" 
 
Noya mendekatkan kepalanya kedekat telinga Sehun lalu membisikkan sesuatu.
 
"Aku pergi, sekya" bisik Noya sambil mengumpat sementara, Sehun hanya meresponnya dengan igauan kecil lalu menutup telinganya. 
 
"Aku pergi Kai, sampai ketemu lagi!" Ucap Noya sambil berlalu menutup pintu apartemennya.
 
 
  
 
 
  
                                *****
 
 
 
 
Tepat pukul setengah 5 sore Noya mengunjungi ayahnya yang sedang ditahan di kantor polisi bersama bersama pengacara Zou. Ia mendapati ayahnya sedang duduk didepan telivisi sambil bercerita dengan salah satu petugas disana.
 
"Daddy! Apa yang terjadi?" Tanya Noya panik.
 
"Tidak papa, hanya ada kesalah pahaman kecil yang terjadi, daddy difitnah menggelapkan dana pertandingan Golf, jelas itu bukan style daddy kan?" Jawab ayahnya diselingi tawa untuk menghibur putrinya agar tidak terlalu khawatir.
 
"Huhh syukurlah, lagian siapa yang sampai segila itu memfitnah daddy? Benar-benar tidak masuk akal! Cepatlah pulang dad, aku lelah dimainkan dengan nenek" gadis itu memeluk ayahnya dengan erat sambil berpamitan pulang karna ia harus. Kembali ke kantor SM.
 
"Jaga dirimu, jangan lupa makan, turuti kemauan nenekmu dan apa yang ia katakan.... Arassoo?" Putri kesayangannya mengangguk mendengar perintah ayahnya.
 
 
 
 
 
                              ***** 
 
 
 
Seperti biasanya, didepan gedung SM pasti selalu dipadati dengan fans-fans yang sedang menunggu salah satu artis dari agensi terkenal itu keluar dari pintu depan. Gadis yang menguncir rambutnya dengan berantakan, turun dari mobil sedan sendiri... Sontak semua orang langsung. Berteriak karna kaget.
 
"Whooh? Apakah dia artis baru?"
"Jangan-jangan dia salah satu rookies? Tapi tidak mungkin setua ini!"
"Kalau dia artis kenapa dia hanya sendiri?"
"Tapi dari caranya berpakaian dan jalan dia lebih terlihat seperti model bukan artis!"
"Wajahnya terlihat mirip seperti Yoona SNSD!" 
 
Noya hanya dapat mengacuhkan dan tidak perduli dengan apa yang orang-orang katakan. Tapi tiba-tiba disaat ia sedang menunggu pintu terbuka, seseorang menegurnya dengan suara berbisik-bisik.
 
"Noona!! Noona!!" Noya hanya celingak celinguk melihat kesegala arah mencari darimana suara itu berasal. 
 
Orang itu tiba-tiba menepuk pundaknya dari samping kanan "bisa titip ini untuk Luna Noona? F(x)?? Pleassseeee! Aku benar-benar ingin memberikan ini padanya!!! Tapi aku tidak tahu harus bagaimana...." Noya hanya menatap pria yang menggunakan seragam sekolah itu tanpa ekspresi. Ia memerhatikan kotak kado tersebut dan itu kecil, jadi ia dapat menyembunyikannya pikirnya. 
 
"Ok" ia lalu mengambil kotak tersebut dan langsung masuk kedalam gedung. Ia sempat melihat ekspresi wajah pria tersebut dan ia benar-benar kegirangan sampai-sampai ia mengeluarkan darah dari hidungnya. Noya hanya dapat tertawa bingung melihat pria 
itu.
 
Sesampainya didalam ia memutuskan untuk mendatangi Luna terlebih dahulu, lalu pergi ke ruangannya. 
 
ternyata F(x) baru saja menyelesaikan latihannya. Jadi ia memutuskan untuk mengetuk pintu dan masuk kedalam ruangan tersebut. semua orang terlihat sibuk, jadi tidak ada yang menyadari bahwa dia datang, dia melihat ada Kai dan...... Dipikirannya Kai tidak mungkin sendirian, ternyata dia bersama Sehun! Awalnya Sehun sedang berbicara dengan Amber, namun kemudian ia mengobrol dengan Krystal. Noya hanya berlapang dada melihat mereka dan fokus untuk mencari Luna.
 
"Eonnie!" Sapa gadis itu ke Luna.
 
"Noya? Ada apa?" Luna berjalan menghampiri Noya.
 
"Tadi ada pemuda yang menggunakan seragam dia menitipkan ini kepadaku, tampangnya benar-benar kasihan tapi dia terlihat tampan jadi aku mengambilnya. Lagian juga ini hanya sebuah kotak kecil." Luna menerima kotak tersebut dari Noya dan segera membukanya. Ternyata isinya adalah sebuah kalung berlian yang benar-benar terlihat cantik. 
 
"Woah daebak! Sepertinya aku harus menemuinya untuk mengucapkan terima kasih..... Huhh? Apa ini?" Luna melihat kotak tersebut dan ada kertas kecil yang terselip.
 
"Aku harap, kau menggunakannya setiap saat^^
 
Luna dan Noya sontak langsung tersenyum malu membacanya.
 
"Kalau gitu aku akan pergi sampai jumpa eonnie!" Ucap Noya girang. 
 
Setelah pamit pandangannya dan Sehun sontak langsung bertemu, Noya langsung melemparkan senyum kepadanya, tetapi Sehun malah mencampakkannya dan tetap mengobrol dengan Krystal. Gadis itu sontak langsung terdiam dan berfikir, kenapa Sehun melakukan itu kepadanya? Kenapa pria itu mencampakkannya? Ia memutuskan untuk menghampiri Sehun yang sedang duduk diantara kumpulan para crew dan member F(x) Sehun dan Krystal benar-benar duduk ditengah-tengah kumpulan orang-orang.
 
"Sehun!" Teriak Noya. Sehun tidak menoleh dan tetap mengobrol dengan Krystal. Mood Krystal sontak langsung menurun, kali ini pandangannya bertemu dengan Kai.
 
"Bisakah kau memanggil Sehun untukku?" Kai mengangguk lalu menepuk pundak Sehun, dan memberi tahu kalau Noya sedang mencarinya. Sehun menoleh kebelakang dan melihat Gadis itu dengan tampang tidak tertarik. Lalu kembali memutar kepalanya keposisi normal.
 
Noya dengan kesal pergi meninggalkan ruangan latihan karna Sehun bersikap seperti itu kepadanya. Setelah Noya sudah beberapa menit meninggalkan ruangan latihan tersebut. Sehun langsung tersadar dan berlari mengejar Noya. Ia menemui Noya yang sedang berdiri didepan lift dan menunggu pintu lift terbuka. Ia menghela nafas panjang lalu menepuk pundak Noya.
 
"Maafkan aku. Aku tidak tahu kalau itu kau." Noya hanya diam mendengar ucapan Sehun.
 
"Noya maafkan aku......" Gadis itu tetap diam.
 
"Apa kau marah denganku?" Gadis itu tetap tidak menjawab.
 
"Noya!!!!!" Sehun tetap mengusik Noya sampai gadis itu menoleh kepadanya. Hingga akhirnya pintu lift terbuka dan Noya langsung masuk kedalam lift. Sehun menahan lift tersebut dan ikut masuk kedalam. 
 
"Yaaa!!? Sampai kapan kau tidak akan menjawab ku?" Noya sontak langsung menekan lantai paling atas dari gedung SM. lantai 22.
 
"Apa susahnya sih, menjawab iya? Atau apa? Kau yang kenapa tadi aku melemparkan senyum kepadamu. Dan kau tidak menjawabnya!? Aku memanggilmu berkali-kali dan kau hanya menoleh!? Kau sengaja ya ingin membuatku malu? Kau tau kan aku paling tidak suka dicampakan?!" 
 
Sehun menghela nafas dan menyahuti Noya
"Yaa! Kau yang aneh! Aku tidak tahu kalau kau melemparkan senyum kepadaku? Aku tidak menjawabmu karna aku sedang berbicara dengan Soojung. Dan kenapa kau memakai topi seperti itu, kau memakai kacamata hitam seperti sekarang ini, dan ditambah lagi kau memakai masker!? Bagaimana bisa aku melihatmu kalau kau sedang tersenyum kearah ku? Kau memakai coat seperti ini aku tidak pernah melihatmu memakai Coat sebelumnya. Aku pikir kau bukan Noya. Itu sebabnya aku tidak menoleh dan tidak membalas senyumanmu!--" Noya hanya dapat menatap Sehun tanpa berkedip lalu menghentikan liftnya dan tertawa keras.
 
"Hahahahah! Maafkan aku! Aku tidak sadar. Maafkan aku. Maafkan aku."
 
 
 
 
———————————————————
 
 
 
 
Maaf ya kalu chapter ini rada gak jelas:( author bingung, terus author juga lagi sibuk nonton drama jadi gak ada ide, terus author ngebuat ini setiap sebelum tidur, buat jadi penghibur gitu jadinya:( semoga kalian suka dan sekali lagi jangan lupa leave comment ya!^^ 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
real__tcs
tolong, tinggalkan comment, jika ingin saya mengupload chapter selanjutnya.^^ terimakasih!!

Comments

You must be logged in to comment
mino9190 #1
Ya tuhaaaan minhooo gueeee #slaaap
Btw sapa tuh wanita yg sama dgnya??? Heeemmm
Omooo omooo manajer salah satu mall dan masih kuliah... heemmm sesuanu banget sama jurusan kuliahnya dan pekerjaanxa nyambung bgt thor klo buat hahahahaha #slaap
mino9190 #2
Chapter 3: Ya ampun... dari 3 indikasi foto kan wajahnya gak keliatan, bisa gitu yah Exo L tau Noya. Ya klo temen deket noya pasti ngerti yah dr penilain bentuk tubuh. Nah ini... lagian apa salahnya klo ketemu mereka tanpa sengaja gitu? Toh noya jg g berbuat buruk. Terkadang sebel juga sama sasaeng fans, mengidolakan terlalu berlebihan,jir. Dan jg bkan tanggung artisnya ke noya g prlu membantu juga g papa kalik yah. Nah klo kyak gini g brani deh sbg org awam separtment bahakan nyapa idola mereka. Takut di bawain golok duluan sumpah hahahah
mino9190 #3
Chapter 2: Ini pendek banget author sumpah demi apa. Gue juga mau melakukan apapun hanya unt seapartment dg mereka. Gilak bisa ngegym bareng. Biasaxa artis itu ngegym ada di tempat tertentu yah yg kebaxakan isinya artis. Gue ngomong apa. #abaikan
Project baru perchapnya jgn vendek thooor panjangin. Comedy banget lah ini hahahaha
mino9190 #4
Chapter 1: Omg omg omg aigoooo omoo omooo
Noya sumpah... dia hidup di belahan dunia mana senegara sama mereka bisanya g tau ???? Kesibukan kerja klik yah. Tpi emg sih org yg tau mereka yg awam maksutnya g bkal hapal nama mereka dlm sekali liat, jdi g bisa xalahin noya juga. Hehehehe karakter noya garang ye
mino9190 #5
Lets reading baby hahaha
keyhobbs
#6
Chapter 20: haduhh....author udah main end aja nih, tpi jadinya noya gk sama siapa2 ya??humm~~ kasian bnget si chanyeol-_- sehun mah mending pernah pacaran sma noya nah chanyeol?? Jadian aja sama cewek yg mirip noya:) thanks authornim, really nice job for this fanfic^^
haninur32 #7
Chapter 20: I-itu beneran noya?? Apa noya idup lagi?? Thanks author-nim^^ jika ada kelanjutannya. Akan saya tunggu :D
haninur32 #8
Chapter 19: Huaaaaaaaaa. Yaaahh masa ending. Aku gk relaaaaa. Huaaa
haninur32 #9
Chapter 18: Sehun kok cuek banget. Huuu noya nya juga. Thanks udah update author-nim^^
keyhobbs
#10
Chapter 17: haduhh...kenapa lg sih itu sehun-noya??perasaan noya kek plin plan gtt...-_-