“Setidaknya pesanlah minuman selagi menungguku..” ucapan seseorang sontak membuyarkan lamunanku. Siapa lagi kalau bukan namja tampan bermarga Choi alias Choi Siwon. Haduh pemirsah! Mohon jangan tertawa! Aku benar – benar menepati janjiku untuk kembali ke caffenya. Bahkan sebelum hitungan 2 X 24 jam. Entah kenapa dia mampu membuatku gila hanya dalam pandangan pertama. Pandangan berikutnya? Entahlah..kita tonton saja sambil makan kuaci. “Ice cream vanilla?” tawarnya dengan senyum ala Drimpelnya.
Aku menggelengkan kepala, menolak tawarannya.
“Wae?” Tanyanya dengan wajah memelas
“Aku tidak suka”
“Itu alasanmu, selalu meninggalkan ice creamu mencair begitu saja. Dan meninggalkan nya tanpa tersentuh sedikitpun
“Mwo?” ucapku bingung, bagaimana dia tahu?
“Aku pemilik caffe ini..”
“Oh..” jawabku singkat, sambil melirik sedikit ke name tag nya. Dia tidak menuliskan jabatan di sana. Pertanyaanku akhirnya sedikit terjawab. Pantas saja kalau aku tidak pernah melihatnya selama dua tahun ini. Dia pemilik caffe rupanya. Tentu saja dia tidak akan duduk diam di belakang meja kasir atau mondar mandir mengantarkan pesanan.
“Ayolah..”
“Apa?” Tanyaku dengan nada datar
“Kau tidak menghargai hasil karyaku”
Tawaku meledak mendengar penuturannya “mianhae Choi Siwon..tapi, sungguh aku tidak suka ice cream”
“Jadi apa yang kau suka?”
“Apa kau melakukan ini kepada semua pelanggamu?” Selidiku penasaran
“Terkadang, tidak semuanya” jujur saja jawaban ini membuatku sedikit kecewa
“Tidak, aku berbohong” lanjutnya lagi
“Mwo?” Aku jadi bingung, apa kekecewaanku terlihat jelas di wajahku?
“Aku berbohong soal pelanggan”
“Jadi?”
“Hanya kau”

BLUS!

Wajahku serasa memanas. Serius! Aku harus menutup wajahku sekarang.
“Kau terlihat semakin manis”
Nyuut
“Yak! Kenapa kau mencubitku?!” Dia mengerang kesakitan. Membuatku merasa menang. Untuk sementara ini..
“Wajahmu memerah apa kau salah makan?”
“Mungkin” jawabku asal
“Atau karena aku?” Sekalipun ini benar, tapi demi apapun aku enggan mengakuinya.
“Sudah ku duga”
“Mwo?!”
“Itu karena wajah tampanku”
“Yak!” Dan sekarang aku merasa kembali kalah.
“Katakan apa yang kau suka?” Tanyanya tiba – tiba. Dan aku bersyukur dengan ini, dia mengalihkan pembicaraan. Baguslah!
“Hmmm” aku pura – pura berfikir “Aku suka..mmm entahlah”
“Ah..ayolah..”

BACA LEBIH LENGKAP ======>  Lovin Ice Cream Part 1