Because Of You

Description

Sekelumit kisah rumah tangga dari seorang Leader Super Junior, Park Jungsu

Foreword

Because Of You

( Catatan Hati Seorang Istri )

By : Juma Park

Main Cast : Park jungso * Park Rie Rie

Genre : Romance ( ? ) Married Life

Rate : T

Note : Ini hanya sekedar iseng semata. Jadi kalau tidak sesuai dengan pemikiran anda ya mohon di maklumi. Namanya juga iseng, kan ga beneran. Kecuali satu hal! Kalo Juma sayang banget ma Eteuk oppa! Itu beneran! Itu serius!! Ngga main – main! Bener deh! Arh! Pokoknya kalian harus percaya buat yang itu! TITIK!

Happy Reading!

Warning! Siapkan kantong plastik buat nampung muntahan kalian..kkkk

.

.

~ NIGHT ~

"Uh.." lenguhku pelan sambil merebahkan tubuh, sengaja dengan sedikit keras di atas ranjang. Hingga matrasnya sedikit bergerak. Tapi, seseorang yang lebih dulu berada di sana bahkan tidak bergeming sedikitpun dari posisi tidurnya yang seperti menatap langit – langit dengan pandangan kosong. Aku menghela nafas pendek. Dan yakin seseorang itu pasti melamun. Aku memiringkan tubuhku dan beringsut mendekati tubuhnya. Tanpa permisi kuraih jemari kanannya. Dan membuatnya tersentak. Membuatku semakin yakin "Oppa sedang memikirkan sesuatu?" tanyaku lembut. Dia tidak menjawab. Namun bibirnya tersungging kecil menampilkan drimpelnya. Lalu jemari kirinya menumpuk jemariku. Meraihnya lalu mengecup lembut. Dan aku tersenyum.

"Mau berbagi?" Dia memberiku pandangan menyelidik. Melihatnya aku membuang pandanganku. Dia pun tertawa.

"Huh" dengusku. Dan dia menghentikan tawanya "Aku baik – baik saja.." jawabnya kemudian. Aku mengembalikan tatapanku kepada seseorang di sampingku "baiklah..Mr.Park Jungso.." ucapku sambil memajukan wajah sedikit. Dia Park Jungso, suamiku sendiri, dengan cepat menggunakan kesempatan dan mencuri sebuah ciuman dari bibirku. "Heum..nakal eoh"

"Hanya padamu sayaang.."

Dan aku tertawa mendengar ucapannya. "Baiklah..kau sudah cukup berusaha.." ujarku sambil menarik tanganku dari genggamannya. Dia melihatku bingung. Karena aku mengambil posisi duduk lalu melebarkan kedua tanganku sejauh mungkin. "Hadiah untuk usahamu..menjadi sedikit lebih ro-man-tis" jelasku mengeja di bagian akhir. Dia terkikik namun kemudian bangun dari posisinya. Aku sudah siap menangkup tubuhnya. Tapi, dia dengan cepat malah menidurkan kepalanya di pahaku. Menghadap ke perut lalu melingkarkan kedua tangannya di pinggangku. Mau tidak mau aku pun tersenyum, sambil menurunkan kedua tanganku dan mengusap surai rambutnya.

"Apa kau menyayangiku?" Gumamnya pelan. Tapi aku mendengarnya dengan jelas.

"Hem" aku balik bergumam. Dia melepaskan tautannya di pingangku dan mendongakan wajahnya

"Oppa..sudah lebih dari 1000 kali menanyakan hal itu.." ucapku lembut sambil menjawil hidung mancungnya.

"Lalu apa kau bosan?" Aku tersenyum tipis sebelum menjawab pertanyaannya "Annio.."

"Kalau begitu jawablah.."

"Baiklah" ujarku mengalah "Aku Park Rie Rie menyayangi dan mencintai seorang namja bernama Park Jungso atau biasa di panggil Eteuk yang merupakan suamiku sendiri..dengan sepenuh hati dan jiwa" ucapku panjang lebar.

"Aku hanya perlu mendengar kau mengatakan iya" jawabnya seperti acuh. Tapi kembali meneggelamkan kepalanya di perut dan melilitkan kedua tanganya di pinggangku. Diam diam aku mengawasinya dan dia sepertinya tersenyum. Aku pun ikut tersenyum.

Setelah setengah jam kami berada di posisi itu tanpa bersuara. Aku mengusap lembut pipinya. Dia suamiku..kini sudah tertidur. Karena kelelahan pasti. Aku bukan tidak tahu. Kalau beberapa hari ini dia sering berpura pura tidur saat aku masuk kamar. Lalu keluar di saat aku terlihat terlelap. Dia kembali pada saat menjelang pagi dan kembali berpura – pura baru bangun.

Tapi kali ini aku yakin. Dia benar – benar tertidur. Perlahan, ku geser kepalanya hingga jatuh di atas bantal. Dia mengerang sebentar. Dan berhenti saat aku memberikan kecupan sayang di keningnya. Aku mengamati wajah itu. Wajah seseorang yang sudah satu tahun menjadi pendamping hidupku. Sekalipun kita belum punya momongan, kita bahagia. Anggap saja Tuhan masih memberi kita waktu untuk menikmati waktu berdua.

"Changii.." oppa mengigau. "Ne.." jawabku sambil meraih jemarinya. Dia pun kembali tenang. Oppa selalu seperti itu jika ada masalah. Sekalipun dia mengatakan baik – baik saja. Tentu saja aku tahu dia berbohong. Dia hanya berusaha untuk tidak membuatku cemas. Sekalipun sebenarnya dengan seperti ini justru membuatku sakit.

Aku kembali mengecup keningnya sebelum melepas genggamanku pada jarinya. Lalu perlahan sedikit bergeser. Mengambil ponsel yang berada di atas nakas samping ranjang. Dengan cekatan aku membuka panggilan keluar yang berada pada benda pipih itu. Panggilan keluar satu Lee Donghae , panggilan keluar dua Lee Hyukjae. Keningku berkerut 'Kenapa oppa menghubungi mereka? Tentu saja tidak akan tersambung..kedua dongsaengnya itu kan sedang menjalankan wajib militer' Aku melirik sekilas ke arah suamiku. Menghela nafas pendek dan kembali kepada kegiatanku. Mengarah ke acount instagramnya. Aku melihat dia kembali meng-upload gambar dirinya dengan Donghae dan juga Eunhyuk. Aku menghela nafas untuk ke sekian kali. "Taukah oppa..jika oppa terus seperti ini..orang akan menganggap oppa..tidak perduli dengan dongsaeng oppa yang lain..dan itu membuatku khawatir" batinku.

Aku tahu kekhawatirannya kepada Donghae dan Eunhyuk bukan tanpa alasan. Donghae, adalah si manja yang kadang tidak bisa mengurus diri sendiri dan Eunhyuk adalah si lugu yang mudah sakit. Berbeda dengan Sungmin ataupun Shindong yang memiliki fisik lebih baik dan jauh lebih mandiri juga dewasa. Sedangkan cuaca di luar memang tidak bersahabat. Begitu dingin. Pantas oppa begitu menghawatirkan mereka.Karena oppa pastinya tahu bagaimana rasanya menjalani wajib militer, setelah menjalaninya sendiri.

Aku keluar dari aplikasi instagram dan beralih ke line. Ku lihat ada beberapa pesan yang masuk. Kangin yang memberikan dukungan. Aku tersenyum. Dongsaeng Oppa yang gahar itu benar – benar menepati janjinya untuk menjaga Hyung pertamanya sampai akhir. Dan Oppa membalas dengan beberapa gurauan yang sebenarnya adalah ungkapan terima kasihnya. Lalu percakapan basa basi dari Rywook. Dongsaeng imut oppa ku ini. Memang terlihat selalu canggung mengutarakan isi hatinya. Aku tahu dia menghawatirkan Hyungnya tapi dia bahkan malah menanyakan hal lain yang bertengangan dengan isi hatinya. Tapi, aku sungguh berterima kasih padanya..dan juga Siwon. Yang sudah membantu Oppa menjaga Baby Kyuhyun. Si magnae yang nyatanya jauh lebih mandiri dari Hyung Ikan Mokpo atau Hyung Monkey-nya. Sekalipun dia memang senang menunjukan sifat manja di depan Hyungnya. Tapi dia punya sisi bertahan yang bahkan jauh lebih besar dari semua member. Dan aku rasa Oppa juga tahu soal itu. Terlebih posisinya saat ini yang masih berada di lingkungan yang aman. Berada di dalam dorm. Dan oppa bisa memastikan sendiri kesehatan magnaenya itu dengan berkunjung langsung kesana.

Ah dan Heechul..aku juga berterima kasih padanya. Sudah membantu menjaga Yesung. Yesung keliatan sangat lelah. Tapi dia terlihat bersemangat dengan dramanya. Dan terlebih katanya Yesung akan membuat album solonya. Dia memang selalu luar biasa dalam segala bidang yang di gelutinya.

Aku meletakan ponsel oppa kembali ke nakas. Maaf aku membuka tanpa ijin. Ujarku sambil mengusap lembut pipinya. Memandanginya dengan penuh perasaan haru. Demi apapun..dia oppa, suamiku, leader dari dongsaeng dongsaengnya juga manusia biasa. Yang jauh dari kata sempurna. Dia mengorbankan banyak waktunya untuk memperhatikan dongsaeng – dongsaengnya. Terkadang sampai lupa pada kebutuhan diri sendiri.

Aku menarik nafas panjang dan tidak terasa setitik air mata mengalir di sela – sela hidungku. Cepat aku mengusapnya dengan kasar. Oppa tidak boleh melihatku menangis. Itu akan membuatnya semakin sedih.

Tapi pikiran itu terus saja bergelayut dalam otakku. Aku teringat pasti saat oppa menanyakan padaku soal dirinya sendiri

"Apa aku sudah berhasil menjadi leader yang baik? Apa aku sudah menjadi Hyung yang baik?"

Dan yang kadang membuatku semakin sesak adalah saat di mana dia menanyakan

"Apakah aku adalah seorang anak yang baik?"

Aku tersenyum tipis sambil merengkuhnya ke dalam pelukan hangat.

"Kau hebat dalam segala hal" ujarku.

Dia terlihat tidak puas. Sambil berusaha melepaskan pelukan dia malah meraih ponselnya. Dan mulai mengetikan hal – hal yang mengganggu pikirannya. Ya Tuhaan!! oppa kembali berselacar mencari namanya sendiri di dunia maya. Dan di saat seperti itu. Aku kadang merasa sangat berterimakasih kepada siapapun yang tidak menuliskan hal buruk soal dirinya di dunia yang tidak tersentuh secara fisik itu. Karena hal buruk sekecil apapun. Itu bisa mempengaruhi kondisinya.

"Ada yang mengatakan aku leader yang tidak baik?" Ujarnya sambil mulai termenung. Ini lah yang ku takutkan. Aku mendekat ke arahnya. Dan memeluknya dari belakang. "Biarkan saja..itu karena mereka tidak benar – benar mengenalmu" dia menautkan keningnya "Apa aku terlihat pilih kasih?" Aku menggeleng pelan. "Oppa jauh lebih tau bagaimana dongsaeng – dongsaeng oppa..di banding mereka" dia tertunduk dengan wajah yang muram Dan aku hanya bisa terus memeluknya, berusaha menyalurkan perasaan. Akan betapa aku menyayangi dan mencintai pria bermarga Park ini.

.

.

.

~MORNING~

"Morning Oppa..." sapaku ketika membuka mata. Dia tidak menyahut, karena ku lihat suamiku itu sudah mulai sibuk dengan ponselnya. Darahku serasa berdesir pelan.

"Sudahlah..tutup ponselnya..bukankah oppa ada jadwal MC hari ini bersama Kangin?" Dia mengangguk. Jujur aku menghela nafas lega. Dengan responnya. "Bersiap siaplah..sebelum manajer Oppa datang..aku akan menyiapkan sarapan untuk kita" aku memiringkan wajahku. Mengecup pipinya dari samping. Dia tersenyum menolehkan wajahnya dan memberiku kecupan di bibir lalu merengkuh tubuhku ke dalam dekapannya.

"Ne Mrs Park" ujarnya kemudian. Aku pun hanya bisa terkikik lucu sambil melepaskan pelukan. Turun dari ranjang dan hendak melangkah ke dapur. Tapi dia meraih jemariku. Aku kembali menoleh "Gomawo" ucapnya. Dan aku menggeleng pelan "Jangan mengatakan hal yang memang sudah menjadi tanggung jawabku..bukankah oppa sudah setuju soal itu? Oppa mengingkarinya.." aku mempoutkan bibirku. Pura – pura kesal.

"Hey! Sejak kapan kau beraegyo seperti Kyuhyun?" protesnya

"Sejak kemarin aku berulang ulang menonton MV nya" ucapku enteng.

Dia mendengus "aku jadi khawatir..sebentar lagi kau akan menjadi alay..jika terus menonton drama Siwon" nadanya terdengar putus asa

"Jangan lupakan Yesung" protesku

"Ya itu juga..kau akan berubah jadi melankolis atau mungkin kau akan menarikan tarian kebanggaannya" lanjutnya, aku terkikik "pengaruh dongsaengku ternyata sangat besar kepadamu" Ku lihat oppa mencebik

"Ya karena mereka juga sudah menjadi dongsaengku Mr.Park" aku memajukan wajahku mengingatkan.

"Ya aku tahu..hanya saja"

"Aku tahu..Oppa yang pertama" ucapku melanjutkan kalimatnya yang terpotong. Aku tahu dia tidak suka berbagi soal ini. Awalnya dia bahkan sering marah dan terlihat sangat cemburu jika aku bertemu dengan dongsaeng – dongsaengnya. Tapi, semakin berjalannya waktu. Sepertinya dia mulai bisa membiasakan diri. Terlebih karena aku sendiri tidak pernah mengurangi perhatian kepadanya sekalipun aku juga memperhatikan dongsaeng – dongsaenya..oh! dongsaeng – dongsaengku. Dan aku senang dengan perubahan ini. Aku tersenyum tipis "Oppa..aku mau menyiapkan sarapan.." rengekku. Dia pun akhirnya melepaskan tautan jemarinya.

.

.

Ting Tong! Aku berlari kecil ke arah pintu.

Cekrek!

"Ah..manajer..silahkan masuk..suamiku sebentar lagi selesai"

"Ah Ne.." manajer membungkuk hormat. Dia sepertinya belum bisa akrab denganku. "Manajer pasti belum sarapan kan? Kajja! Kita sarapan bersama" dia terlihat semakin kikuk.

"Oh kau sudah datang?" Untunglah Oppa segera datang mencairkan suasana.

"Ne.." jawab manajer singkat

"Oppa..sebaiknya kalian sarapan dulu.." ujarku.

"Ne kita sarapan dulu saja.." akhirnya keduanya pun duduk di kursi ruang makan. Aku menyiapkan hidangan.

"Changi..jangan memasukan lauk terlalu banyak.."

"Oppa..hari ini dan beberapa hari ke depan Oppa sangat sibuk..Oppa harus makan dengan porsi yang benar" ujarku.

"Hyung lihatlah..istriku sangat cerewet.." manajer hanya tersenyum menanggapi.

"Ah..manajer juga makan yang banyak..manajer juga kan mendampingi suamiku" manajer mengangguk canggung. Apalagi saat melihat wajah suamiku oppa yang terlihat masam. "Kalau manajer sehat..aku juga bisa tenang karena ada yang menjaga suamiku yang tampan" aku bermonolog sebelum memasukan sepotong daging ke dalam mulutku sendiri. Lalu melirik sedikit..dan kulihat suamiku sudah tersenyum sambil menguyah makanannya.

.

.

"Changi..aku mungkin akan pulang agak larut..kau jangan menungguku.." ujarnya saat aku mengantarkannya ke depan pintu. "Ne.." jawabku singkat. Dia membalikan tubuhnya. Meraup pinggangku dengan kedua tangannya. Otomatis pandangan kita menjadi satu arah. Aku mengangkat tumitku. Untuk memberikan kecupan singkat di bibirnya. Dia tersenyum lalu membalas dengan mengecup keningku. Aku pun meeneggelamkan wajahku di dada bidangnya sejenak. Lalu kembali menatapnya. Aku menangkup wajahnya dengan kedua tangannyku. Dengan wajah yang menengadah "Oppa yang terbaik!" ucapku penuh semangat

"Neee" dia menjawab dengan nada panjang.

"Fighting!" Aku mengangkat mengepalkan tangan kananku dan mengangkatnya memberi semangat.

"Faighting" dia menirukan gerakanku. Dan kami tertawa bersama.

"Ehem" terdengar deheman. Dan kami pasti tahu itu siapa. Akhirnya terpaksa kami pun melepaskan posisi nyaman kami.

"Berangkatlah.." ujarku, dia mengangguk "Hati – hati di jalan" dia kembali mengangguk. Aku mendengus melihat reaksinya. Terlebih sesudahnya dia melangkah ke arah mobil. Aku masih memandangnya sampai kemudian dia meraih meraih kenop mobil. Dan membalikan badannya ke arahku. Dia berbisik "Saranghae.." sambil melakukan flying kiss" aku tersenyum lebar melihat tingkah kekanakannya. Tapi tetap saja aku meladeninya. "Nado saranghae.." sambil meraup tumpahan hati dengan kedua tanganku dan mendekapnya di depan dada. Dia tersenyum lalu melambaikan tangannya. Aku kembali membalas. Dan mobil yang di kendarainya pun menghilang dari pandanganku. Aku tersenyum tipis..sambil berusap berulang kali. "Saranghae saranghae..saranghae.."

Dan aku berharap dia mendengarkan ucapanku.

Sungguh jauh dari apa yang ada pada dirinya saat ini. Yang populer dan ini itu. Aku mencintainya tanpa tittle apapun. Bukan berarti dengan itu aku mengiyakan pepatah kalau cinta itu buta. Tidak..aku tidak buta. Karena, aku tidak menutup pandanganku dari kekurangan yang dia miliki. Ibarat mawar, aku menerima keindahan kelopaknya berikut duri yang menyertainya.

Dan di sanalah aku berdiri, dengan kekuatanku berusaha menyempurnakan dirinya dengan versi dan caraku sendiri sebagai seseorang yang terus menyayangi dan mencintainya tanpa batas. Terus tumbuh tanpa termakan usia. Seperti layaknya kuku yang tidak pernah berhenti tumbuh. Sekalipun berusaha di pangkas sehabis apapun. Cintaku akan tumbuh dan berkembang..

Sekalipun ada orang yang mengatakan kalau cinta itu menyakitkan. Maka aku akan membuat berjuta alasan untuk membuat semuanya menjadi jauh lebih indah. Karena apa? Karena aku bersama seseorang dan itu adalah kamu..

"Eteuk oppa..suamiku..saranghae.."

.

.

THE END

Oke selesai. Ngga mau di bikin panjang – panjang. Karena takut readernya pada mutahber sampai dehidrasi akut..kkkkIni di buat dihari hari terberat. Yaitu saat kemarin Eteuk oppaku di BASH. Dan hari ini semuanya selesai..yah semoga..

 

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet