“Kamu bilang, kamu sudah lupa? Tapi kayanya ucapan dan tindakanmu sangat bertentangan?” ucap Chanyeol seraya melihat ruangan Bomi yang seperti kapal pecah dan penampilannya Bomi yang hancur. Mata sembab dan membengkak sebesar bola golf, rambut dicepol berantakan serta baju yang tidak karuan. Semboyan ‘stressed, depressed, but well dress’ yang selalu di pegangnya sepertinya tidak dihiraukannya lagi. “You look like .”

            “Just shut up! Kamu nggak tahu bagaimana rasanya patah hati.” Balas Bomi seraya duduk disamping sahabatnya itu. “Yang kamu lakukan hanya mematahkan hati wanita, kamu bahkan lebih buruk darinya!”

            “Aku bisa berubah...”

            “Kamu? Berubah? How?” ejek Bomi seraya bangkit dari duduknya berniat membereskan rumahnya.

           “Kamu. I’m in love with you since the first time i met you.” Ucap Chanyeol sambil menarik tangan Bomi sehingga dia kembali duduk disamping Chanyeol. Dia menatapnya lekat-lekat.

            “Berhenti ngegombal!” Bomi melepaskan pegangan Chanyeol, bangkit dan berjalan menjauhinya.

            “But that’s true..”

            “Bull, kamu pikir aku percaya? Sampe kiamat pun aku gak bakalan percaya kalo kamu bisa berubah!” Ucap Bomi sembil memunguti barang-barang yang berserakan satu-persatu. “Daripada ngegombalin aku, mending bantuin aku beresin rumah.”

            Tawa Chanyeol menggema keseluruh ruangan. Itulah Bomi yang dia kenal, wanita berbadan kecil, cerewet, selalu bingung memakai pakaian apa padahal dia memiliki 2 lemari baju besar dikamarnya, memiliki wajah yang babyface namun dia juga memiliki sabuk hitam tekwondo. Mereka sudah bertahun-tahun bersahabat dan sudah bertahun-tahun juga Chanyeol terjebak dalam FRIENDZONE!