Setelah bangun dari koma, Jiali merasa dunia sedikit berbeda. Yah, ia sudah tertidur cukup lama. Ia tidak tahu hal-hal yang sudah terjadi di sekelilingnya. Sungguh ia tidak tahu, ia tidak tahu banyak hal. Ia hanya tahu di hari kakak laki-lakinya memberikannya sebuah kotak musik, di hari itu pula ia merasa menemukan sebuah kejanggalan.

Tapi ia masih hidup. Ia masih bertahan. Ia bisa saja mengakhiri hidupnya sejak lama, namun akal sehatnya masih berjalan. Ia masih hidup, ia masih di sini, karena obsesi tidak sehatnya. Obsesi tidak sehat? Obsesi apa itu? Yah, tidak banyak orang yang tahu. Sebenarnya nyaris tidak ada.

Mimpi-mimpi itu menjelma menjadi mimpi terburuk yang pernah didapat olehnya. Ia terbangun setiap malam dan ia menolak untuk kembali tidur karena ia takut mendapat mimpi yang sama.

Ia tidak ingin tinggal di kamar itu berlama-lama. Ia harus menjauh dari kamar itu, atau paling tidak ia harus bertukar kamar dengan kakaknya. Ia tidak bisa menceritakan semuanya. Karena tidak semua orang bisa melihat apa yang ia lihat.

Gadis itu datang dan datang lagi. Ia berdiri mematung, tidak melakukan apapun. Dan Sungyeol hanya memandanginya.

Bagaimana caranya melanjutkan hidup tanpa seseorang yang berharga bagimu? Dan seseorang itu telah meninggalkanmu untuk selamanya...