Tamat

See you in future.

Seorang gadis berambut hitam berdiri di ujung bukit. Rambut nya terhempas oleh angin yang bertiup agak kencang. Ia melihat ke sekitar hamparan rumput dan ilalang yang ikut terhempas oleh angin, ia melihat ke kiri dan ke kanan, banyak sekali orang di ujung bukit ini. Bukit ini memang menjadi favorit untuk destinasi pencinta alam sekarang selain karena jalur yang tidak terlalu sulit, pemandangan yang sangat indah dari hamparan bebatuan serta rerumputan menjadi salah satu daya tarik dari bukit ini.

Gadis itu memerhatikan sekitar, ia melihat ada 3 kelompok dari pengunjung bukit ini; satu pengunjung berkelompok seperti kelompok mahasiswa yang sedang bercanda di sebelah kirinya; dua kelompok pengunjung pasangan yang berfoto bersama dan yang  terakhir serta ada kelompok penyendiri yang seperti gadis ini.

“Aku benci melihat lovey dovey couple, it’s make me wanna puke!” gadis ini bergumam sambil mendelik ke arah pasangan yang sedang berfoto. Jauh didalam hatinya ia tidak membenci mungkin ia hanya iri dan teringat akan  seseorang yang pernah mengisi hatinya dan meninggalkannya

Setelah mengambil beberapa foto, gadis ini duduk dan mengeluarkan note book pink yang bertuliskan ‘This book is owned by Stephanie!’ dengan huruf bold. Stephanie membuka beberapa halaman dan menemukan satu halaman yang telah penuh dengan tulisannya. Ia menghela nafas dengan keras dan merobek halaman itu dengan perlahan. Matanya mulai berair ketika ia membaca ulang apa yang telah ia tulis didalamnya.

‘Tepat saat ulang tahunku kita benar-benar memutuskan apa yang telah kita miliki dan apa yang telah kita bangun sebelumnya. Tepat satu bulah setelah itu aku menulis ini, menulis tentang apa yang aku rasakan selama ini.

Maaf kan aku, tapi kamu harus tahu, sebulan tanpamu itu tidak mudah, bahkan hanya sebulan tanpamu. Kamu pun harus tahu, perasaanku kepadamu tetap sama; aku cinta padamu. Dan bahkan ketika kamu sudah tidak mencintaku lagi, aku akan tetap menyimpan perasaan ini.

Kamu adalah orang yang pertama membuatku bermimpi tentang masa depan, tentang mempunyai keluarga, tentang mempunyai anak-anak. Sebelum bertemu denganmu aku selalu berpikiri keluarga adalah musuh, rumah adalah neraka, anak-anak adalah setan kecil, namun setelah aku bertemu denganmu semua berubah dan aku mulai berpikir, keluarga adalah surga dunia, rumah adalah istana bahagia, dan anak-anak adalah malaikat kecil, oleh karena itu aku selalu memimpikan mempunyai keluarga bersamamu, tapi semua tidak semudah yang aku pikirkan.. dan kita berakhir sebelum mimpiku menjadi kenyataan.

Mungkin aku akan menyelahkanmu karena kamu telah berani membuatku bermimpi tentang masa depan yang indah tapi aku akan sangat menyalahkan diriku sendiri atas kehancuran hubungan yang kita punya sebelumnya, maaf aku sering memaksa, maaf aku selalu egois, maaf aku tak pernah mengerti keadaanmu, maaf.. maaf.. maaf!

Waktupun berlalu dan aku belajar melihatmu dari kejauhan dan terus dari kejauhan. Meskipun perasaan ku tetap ada, aku tak akan berani untuk mengatakannya padamu, aku tak akan berani memintamu untuk kembali disisiku, sama sekali aku tak akan berani. Bukan kah cinta tak selalu memiliki dan cinta bertepuk sebelah tangan itu sudah biasa? Oleh karena itu aku membiarkan semua ini terjadi dan tak akan memohonmu untuk kembali.

Dari sudut pandangku, aku hanya berdiri membeku ditempat dan memeluk erat benang merah yang pernah mempersatukan kita ketika aku hanya melihat dirimu dari belakang yang terus melangkah semakin jauh sambil melepaskan sisa benang merah kita yang terikat dilenganmu. Entah kenapa aku masih ingin berada ditempat ini dan memeluk erat benang merah kita meskipun kamu sudah menjauh dan melepaskan semua benang merah ini. Meskipun ada beberapa pria yang terus menarik ku dari spot ini, tapi aku masih ingin disini mengingat tentang kita.

Entah kenapa, aku masih percaya kita bisa kembali bersama. Mungkin saja Tuhan memisahkan kita kali ini karena kita belum siap dan Tuhan akan mempersatukan kita ketika kita siap. Ah menyedihkan.. kadang aku kasihan pada diriku sendiri, aku terus menangis, aku terus memikirkanmu, aku terus berbicara seolah-olah aku berbicara kepadmu, bukankah aku sangat menyedihkan?

Tapi aku bangga sekarang aku sudah tidak menangis lagi tentang mu bahkan aku sekarang tersenyum karena aku tetap bisa berbicara padamu setiap malam lewat doa dan aku tetap percaya Tuhan akan mempertemukan kembali kita di masa depan ketika kita telah sama-sama dewasa dan baik. Aku tetap bermimpi untuk menjadikanmu suami dan ayah dari anak-anak ku kelak!

Bodoh tapi aku tidak peduli, paling tidak kamupun pernah mengatakan bermimpilah setinggi bintang jadi ketika kamu gagal dan tidak bisa meraih bintang itu, kamu masih tetap di langit yang tinggi.

So baby, see you in future! XO-Stephanie’

 

“Bodoh sekali, kenapa aku menulis hal seperti ini, memalukan!” ia tertawa sedikit sambil mengelap airmatanya. Kertas itu lalu ia buat menjadi origami pesawat terbang, “Tapi meskipun ini bodoh, aku tetap berharap, aku tetap percaya kita akan bertemu kembali dan bersatu ketika kita sudah dewasa”. Ia menerbangkan pesawat terbang kertasnya yang berisikan perasaanya itu. Senyumnya tampak ketika melihat pesawat kertasnya itu  terbang jauh ke langit yang biru.

“So Kim Taeyeon.. see you in future, baby.”

 


Boleh saya minta masukan, tatanan bahasa indonesia sy agak jelek meskipun sy orang indonesia. Terimakasin telah membaca!!!!!

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Fiefasya
#1
Chapter 1: Ini bagus. bahasanya mudah dipahami. cerita simple dg tatanan bahasa yang ckup dimengerti, hanya saja sy yg bacanya g tau apa yg menyebabkan fany ky gt. apa taeng mati, atau hubungan mereka putus. jd ngegantung, lbh baik lg klo crita ini dilanjutkan. thanks before :))
kimkimsara
#2
Chapter 1: hai author!

taeyeonnya kemana memang? kasian tiffany :'(