Clair De Lune (kiss my enemy sequel)
Description
Your soul is a chosen landscape
Where charming masqueraders and bergamaskers go
Playing the lute and dancing and almost
Sad beneath their fanciful disguises.
All sing in a minor key
Of victorious love and the opportune life,
They do not seem to believe in their happiness
And their song mingles with the moonlight,
With the still moonlight, sad and beautiful,
That sets the birds dreaming in the trees
And the fountains sobbing in ecstasy,
The tall slender fountains among marble statues.
(Clair de lune/ Moonlight by Paul Verlaine)
Foreword
“Hai Oh Se Hyun… ”
“Se Hun!”
“Seo Hyun?”
“Se Hun!!!!”
“Bagaimana tulisannya?”
“Oh Se Hoon”
“Oh….. yayaya… Se Hun… Oh Se Hun!”
Ini adalah tahun ketigaku di universitas, aku hampir semester tujuh, sebentar lagisetelah aku selesai mengumpulkan tugas mata kuliah Etika ini dan mengurusi junior sok tau yang terus mengikutiku sejak hari pertama dia menginjakkan kaki di Universitas Seoul. Namanya Park Sooyoung… Tapi entah kenapa dia selalu minta dipanggil Joy. Entah karena dia tidak ingin ketahuan memiliki nama yang pasaran atau bagaimana. Tapi dia ini memang… Ah… Dia mirip sekali dengan artis karbitan SM Entertaiment yang minggu lalu baru saja melangsungkan pernikahan virtualnya dengan rekan sesama idol bernama Gong Tae Kwang… Eh? Maksudku Yook Sung Jae.
Aku amat sangat merasaterganggu dengan kehadiran bocah ini.Siapa dia? Adik Park Chanyeol? Kurasa iya karena mereka sama- sama memiliki senyum yang super creepy. Aku selalu dianalisis olehnya dengan iringan senyumnya yang tidak biasa. Itu menganggu… Kenyataan bahwa dia berstatus kenalan adikku Hayoung juga sangat mengangguku. Itu— Aku— jadi bingung… Bagaimana aku harus memperlakukannya?
“Apa kau tidak ada ujian? Kenapa kau terus membuntutiku sejak pagi?” Aku berusaha membubuhkan sarkasme dalam setiap kata yang kulontarkan. Gadis itu agak terkejut. Kami tidak begitu dekat jadi aku berusaha menggunakan bahasa seinformal mungkin dengannya. Dia menarik salah satu ujung bibirnya, tersenyum seperti biasa.
“Choi Jinri—Apa kau mengenalnya?”
Satu pertanyaan itu… Membuat satu goresan besar di dalam sini—Aku tidak tau kenapa tapi melalui pertanyaan itu—Aku merasa lebih terganggu ketimbang dengan kehadiran bocah aneh ini setiap hari. Choi Jinri— Itu hanyalah sebuah nama yang tidak ingin kudengar lagi selama sisa hidupku… Tidak ingin… Walaupun aku harus terpaksa mendengarnya dari orang lain.
“Jadi kau mengenalnya…” Itu kesimpulan yang diambil Joy sementara aku hanya membeku, mengamati ekspresi wajah gadis itu, seinci demi seinci.
Sequelnya bakal singkat banget… Jadi perhatikan baik- baik… Hahaha
Oke Next Chap—
Published on 01/07/2015
Original story by callaghan
Please do not plagiarize/ reproduce/ steal
Do not translate this story without my permission
Copyright @2015 callaghan
Comments