Chapter one ; The Color of Gray

Life and Love in Highschool

Chapter 1

The Colour of Gray

Sebuah mobil mewah berhenti di depan sekolah mewah bertaraf Internasional itu. Mobil mewah yang selalu menarik perhatian semua murid di sekitarnya. Bukan hanya kemewahan mobil itu, tapi sang pemiliknya. Seorang murid pria keluar dari mobil mewah berwarna merah menyala itu. Berseragam rapi, ber-tas ransel, rambutnya hitam klimis dibawa kebelakang, sehingga terlihat elegan. Semua mata tertuju padanya. Yaaa, persis seperti yang sering kalian lihat dalam drama-drama korea. Bayangkan saja karisma Goo Joon Pyo dalam serial BBF atau Kim Tan dalam drama The Heirs. Seperti itulah gambaran pesona murid pria yang satu ini. Song Mino. Siswa paling populer disekolahnya. Selain karena keunggulan keluarganya, dia juga meililiki paras yang layak dijadikan idola sekolahnya.

Seorang murid pria yang tengah berdiri menyandarkan tubuhnya didinding sedang asyik membaca bukunya, menarik perhatian Mino, Ia langsung menghampiri murid pria itu.

“yahh yoksi uri Jinwoo .. begitukah cara kau menggoda murid-murid perempuan disini?” sapanya membuat pria yang bernama Jinwoo itu langsung tersenyum dan langsung menutup buku yang asyik dibacanya sejak tadi.

“kadang kau harus pura-pura terlihat pintar agar layak disepadankan dengan idola no 1 disekolah ini” balasnya dengan senyuman menyindirnya

“mwoya … kajja !!” seru Mino sambil merangkul Jinwoo pergi meunuju kelas.

Sepanjang koridor sekolah, semua mata tertuju pada mereka berdua. Berbisik-bisik dan manatap kagum. Mereka berdua sudah bersahabat sejak SMP. Walaupun Jinwoo bukan dari kalangan keluarga unggul seperti Jinwoo, tapi kedekatannya dengan Mino menjadikannya salah satu murid yang sering diberi hadiah saat valentine. Wajahnya juga tak kalah tampan. Jinwoo bahkan pernah masuk 5 besar murid pria paling tampan se-seoul. Tapi dia tetap merasa bahwa semuanya karena pengaruh Mino. Karena baginya dia hanya murid beasiswa di sekolah paling populer se-korea selatan itu.

Belum sampai di depan kelas mereka, semua murid di sekitarnya tiba-tiba berlari berlawanan arah dengan mereka berdua. Sambil menjerit-jerit histeris mereka berlari melewati idola no 1 mereka.

“wae wae wae???” tanya Mino kebingungan

“molla” balas bingung Jinwoo. Kemudian mata Jinwoo mengarah ke lapangan basket “sepertinya ada pertunjukan seru di lapangan basket” sambungnya saat melihat keramaian di lapangan basket.

Mino ikut melihat kearah lapangan basket. Dari lantai 2 tempat mereka bediri, mereka berdua memperhatikan apa yang sedang terjadi di bawah sana.

@@@

Dua murid pria berdiri di tengah-tengah lapangan basket. Mereka dikelilingi murid-murid yang penasaran. Keduanya saling menatap tajam. Dengan senyuman sinis di bibir mereka. Tatapan  penuh benci.

“YA YA YA !!!” seruan keras datang dari seorang murid pria yang keluar dari kerumanan murid yang sedang menonton.

“DDO !!! selalu kelian berdua !!” seru murid pria yang terlihat sangat kesal itu “YA kalian !! cepat bubar !! sebentar lagi bel masuk ! PPALI KKA !!” bentaknya keras pada semua murid yang akhirnya meneriakinya serempak.

“Hooooooooo …..” seru semua murid yang perlahan satu persatu pergi meninggalkan kerumunan dan menyisakan 3 orang di tengah lapangan basket itu.

“YA ! sampai kapan kalian mau berdiri di situ? Cepat pergi !” seru murid pria yang sejak tadi terlihat paling kesal

“kenapa hyung yang selalu marah saat kami berdualah yang harusnya berkelahi?” sahut murid pria yang sejak tadi menggosok telinganya dengan jarinya, karena mendengar teriakan murid pria yang dipanggilnya hyung itu.

“lalu kau ingin aku bagaimana? Tepuk tangan, teriak histeris menganggung-agungkan nama kalian berdua?” nadanya tambah kesal

“hyung bisa saja membuka arena taruhan, tarik uang dari mereka semua, pasang nama dia untuk menang, hyung bisa mendapatkan banyak uang” jawab murid pria tadi sambil mengambil tasnya dan memasang  kancing baju seragam sekolahnya.

“kenapa dia?”

“hyung tau, dia akan selalu menang, tapi tetap saja mengajakku berkelahi. Sia-sia saja kan mengajak berkelahi orang yang pasti akan kalah?” jawabnya tepat di depan wajah murid pria yang sejak tadi diam berdiri di tempatnya “aahhh perutku sakit sekali ..” serunya tiba-tiba sambil memegang perutnya, memecahkan suasana tegang yang sempat terjadi tadi.

“ahh Seunghoon hyung, untung kau datang, kalau tidak mungkin aku sudah buang air besar ditengah lapangan basket. Na kanda !!” serunya segera berlalu sambil menepuk pundak murid bernama Seunghoon itu.

“aah jinjja! Dia selalu seperti itu !” kesal Seunghoon “kau juga, kenapa selalu menantangnya berkelahi?” serunya kini kesal pada murid pria yang sejak tadi masih diam di tempatnya.

Perlahan dia mulai bergerak mengambil tasnya, dan merapikan seragam sekolahnya. Dia kemudian tersenyum disela-sela gerakannya merapikan seragam.

“Seunghoon hyung .. na begoppa ..” suara dingginnya terdengar

“mwo??” bingung Seunghoon

“kajja !!” seru murid itu berlalu mendahului Seunghoon dan meninggalkan lapangan basket.

“YA !! taehyun~ah … NAM TAEHYUN !!” teriaknya kesal sambil berlari menyusul murid pria bernama Nam Taehyun itu.

@@@

“siapa mereka?” tanya Mino yang masih berdiri menyaksikan pertunjukan yang batal terjadi itu.

“molla, tapi sepertinya mereka murid kelas 2” jawab Jinwoo mulai berbalik membelakangi lapangan basket yang sejak tadi mereka tontoni

“wuah .. ottokke arra?” Mino ikut berbalik

“molla … kau bisa menanyakan pada mereka bertiga” jawab Jinwoo mengarahkan matanya pada 3 murid perempuan yang baru datang dari arah aula sekolah.

Mino ikut melihat kearah yang diarahakan Jinwoo. Senyumnya langsung mengembang siap menyambut ke 3 gadis itu.

“HEI GIRLS !” seru Mino memanggil ketiganya

Ketiganya menengok dan langsung tersenyum kearah Mino sambil melambaikan tangan mereka.

“annyeooong ~ !” seru ketiga gadis itu dengan memberikan high-five satu persatu pada Mino dan Jinwoo.

“why yogiseo?” tanya Wendy salah satu mereka, murid pindahan dari Toronto Canada. Menjadi satu-satunya murid pindahan luar negeri.

“menunggu kalian” gombalan Mino

“eeyyyyy …” seru mereka bertiga

“kalian sudah sarapan?” tanya kemudian Irene gadis paling imut diantara mereka bertiga, bahkan di seluruh sekolah ini. Wajah imutnya sempat masuk dalam majalah ternama bersama idol-idol yang sedang naik daun.

“belum … “ jawab Jinwoo langsung

“nado nado .. ayo kita kekantin dulu sebelum masuk kedalam kelas !” seru Joy langsung, murid perempuan paling trendi di sekolah ini. Selalu mengenakan barang-barang branded. Kekayaan keluarganya hampir sepadan dengan keluarga Mino.

“gurae kajja !!” sahut Mino langsung merangkul Irene yang memang berdiri di dekatnya, dan yang lainnya mengikuti mereka dari belakang, sambil tertawa-tawa mereka melewati koridor sekolah menuju kantin. Tanpa mereka sadari di antara mereka, ada hati yang berbunga-bunga dan hati yang sedikit tergores saat itu.

@@@

Jam istirahat, Mino yang ditinggal Jinwoo ke perpustakan memilih untuk menyusul Jinwoo ke perpustakaan, setelah cukup lama berkumpul bersama Wendy, Irene dan Joy.

Ini kali pertama Mino masuk perpustakaan. Dia melihat sekitar perpustakan yang ternyata baru disadarinya sangat luas itu, tapi ia tak menemukan Jinwoo disana. Mino memutuskan untuk mengelilingi isi perpustakan untuk mencari Jinwoo.

Satu persatu rak buku dilewatinya, tapi tetap tak ditemukannya sosok Jinwoo. Ia hampir putus asa dan memutuskan untuk keluar dan kembali bergabung dengan Girls Gruopnya yang sedang asyik membicarakan mengenai salon terbaru di sekitar Hongdae.

Tapi tiba-tiba langkahnya terhenti saat melewati rak buku terakhir. Perlahan dia melangkahkan kakinya mundur. Seorang murid perempuan sedang asyik membaca buku di sana. Wajahnya yang setengah tertutup oleh rambut panjangnya membuat Mino penasaran. Lama yang berdiri memperhatikan murid perempuan itu, sampai wajah itu mulai menongak tepat melihat ke arah Mino. Dengan sigap Mino langsung berdiri tegap dan langsung menundukkan kepalanya memberi salam. Murid perempuan itu membalas tundukan kepala Mino, dan kemudian beranjak pergi dari tempatnya berdiri. Mino masih enggan melepas matanya dari murid perempuan yang mampu membuatnya penasaran itu.

Perlahan kakinya bergerak ingin mengikuti kemana dia pergi, tapi sebuah tangan bersandar pada bahu Mino. Segera Mino berbalik, dan melihat sosok Jinwoo sudah berdiri di belakangnya.

“wae yogiseo?” tanyanya

“aa?? Euum … apa lagi, tentu saja mencarimu” gugupnya

“ke perpustakaan?”

“kemana lagi biasanya aku bisa mencarimu kalau bukan disini”

“gurae .. kalau begitu ayo kita keluar” ajak Jinwoo

“wait wait wait !!” seru Mino segera

“wae?”

“kau .. kau sudah selesai membaca? Kau kan baru sebentar di sini, kenapa harus buru-buru keluar?” Mino terbata-bata

“aku bisa membacanya di luar, aku tidak mungkin menyuruhmu diam disini hanya untuk menungguku membaca kan?”

“ani gwenchana .. aku bisa menunggumu sampai bel masuk, jinjja !” tanggapnya langsung

“tapi kau tidak suka membaca” kening Jinwoo mengerut menangkap ada yang aneh dari Mino

“aku suka …” Mino langsung menarik satu buku sembarang dari rak di sampingnya “aku akan membaca ini di sini” Mino langsung membuka halaman pertama dari buku itu

“Biologi?” kening Jinwoo semakin mengkerut

“mwo?” bingung Mino sebelum Ia membaca cover luar buku itu “aaa .. Biologi, ne joah ..” ragunya yang jelas dapat dibaca Jinwoo.

Jinwoo memilih mengikuti kemauan aneh Mino. Walaupun Ia masih belum tau apa yang membuat Mino tiba-tiba suka perpustakaan, buku, dan Biologi, yang semuanya ia tau hanya akting. Jinwoo kemudian melihat sekitarnya. Kemudian menemukan sesuatu yang mungkin bisa menjadi jawaban yang dicarinya.

Jinwoo langsung meninggalkan Mino yang sedang berpura-pura membaca buku Biologinya. Menuju sebuah meja, seorang murid perempuan tengah duduk khusuk membaca bukunya. Pelan Jinwoo mendekati meja itu.

“chogiyeo ..” sapanya berbisik-bisik

Murid perempuan itu menoleh pada Jinwoo dan memandanginya dengan pandangan bertanya.

“aku boleh duduk di sini?” Jinwoo menunjuk kursi kosong di hadapannya

“nee ..” balas gadis itu pelan diiriingi dengan senyuman manis nan ramah

Jinwoo membalas senyumannya dan langsung duduk di sebelah kursi yang ditunjuknya tadi. Setelah duduk, Jinwoo langsung menoleh pada Mino yang masih berdiri di tempatnya tadi. Jinwoo melambaikannya tangannya memanggil Mino, dia kemudian menepuk nepuk kursi yang rupanya sengaja dikosongkan untuk Mino. Degan cepat Mino langsung menyusul Jinwoo. Perlahan dia duduk dikursi yang disediakan Jinwoo.

“gomapta ..” bisiknya pada Jinwoo yang hanya dibalas anggukan oleh Jinwoo.

Mino kemudian kembali melanjutkan membaca bukunya, tapi belum sempat membaca satu kata dari buku yang dipegangnya, dia terdiam menyadari sesuatu. Perlahan diangkat wajahnya, dan melihat apa yang ada di hadapannya.

“eoh !!” serunya berteriak mendorong mundur kursi yang didudukinya. Sontak seisi perpustakaan kaget mendengar suaranya tak terkecuali seseorang di hadapan Mino yang tengah khusuk membaca bukunya sejak tadi.

Murid perempuan itu terlihat kaget dan bingung menatap Mino. Wajahnya juga terlihat kesal karena sikap Mino yang tiba-tiba mengejutkannya.

“ahh kamjigya !” seru Jinwoo yang juga ikut terkaget, tapi kemudian dia tersenyum karena berhasil menemukan jawaban yang membuatnya sempat bingung tadi.

“mian mian ..” Mino jadi salah tingkah

Murid perempuan tadi langsung berdiri dari tempatnya, membawa buku yang dibacanya dan meninggalkan meja itu.

“aahh …” hela nafas Mino, tanda kecewa atas sikap memalukannya

Jinwoo yang sejak tadi senyum-senyum sendiri semakin tidak bisa menahan tawanya melihat sikap Mino.

“namanya Seulgi, Kang Seulgi” sahut Jinwoo tiba-tiba

“mwo??”

“dia kelas 2”

“otteke arra??”

“aku sempat melihat namtaq di seragamnya tadi”

“aaah .. aku pikir kau mengenalnya” nadanya kecewa

“setidaknya aku bisa tau namanya tanpa membaca harus buku Biologi” balas Jinwoo dengan nada menyindir

Mino terdengar kesal mendengarnya sebelumnya akhirnya dia melepas tawanya menyadari bahwa Jinwoo sudah menyadari sikap anehnya sejak tadi. Dan itu membuatnya malu sendiri dengan sikapnya.

“neo ottoke arra??” bingung Mino

“cantik juga … “ senyum sindir Jinwoo

“yeppo geutji?? Naekoya !”

“arrasso arrasso …”

@@@

“officially Missing You” lagu itu terdengar indah diiriingi petikan gitar. Terdengar jernih dari dalam ruang musik. Sebuah suara merdu mulai terdengar, menyanyikan lirik demi lirik lagu itu,

Oh can’t nobody do it like you
Said every little thing you do
hey baby say it stays on my mind
And I, I’m officially missing you

Suara itu berhasil menarik perhatian seseorang yang sejak tadi berdiri di depan pintu mendengarkan keindahan lagu itu. Perlahan ia mengintip kedalam ruangan musik.

Seorang murid perempuan dengan gitarnya, sedang tersenyum-senyum sendiri setelah menyanyikan lagu itu. Senyum itu mampu membuatnya ikut tersenyum tanpa perlu alasan untuk tersenyum.

“ya  Seungyoon~ah !!” sebuah suara memecahkan suasana, tanpa melihat sumber suara, dia tau suara siapa itu.

“aah .. hyung” nadanya kecewa

“kau tidak latihan?” serunya

“arranda ..” dialek busannya keluar kalau sudah berhadapan dengan orang ini

“aku sudah menemukan gerakan baru” bangganya sambil merangkul pundak Seungyoon

Seungyoon hanya memanyunkan bibirnya tandanya ia malas latihan.

“yaa, neo waeire??” seru Seunghoon sedikit tidak terima sikap Seungyoon

Tiba-tiba Seungyoon kembali berdiri tegap “hyung … bagaimana kalau lagunya kita ganti”

“ganti?”

“eo .. Officially Missing You” semangatnya

Seunghoon membuka matanya tak percaya Seungyoon menyarankan sebuah lagu yang di luar dugaanya, langsung Ia melepas rangkulannya “yaa .. konsep kita SWAG, kalau pakai lagu itu lebih baik kau latihan balet !!” serunya kesal

“aaah hyuuung … kita bisa menjadikannya hip hop”

“shirreo !!” tolak Seunghoon tegas dan langsung pergi, enggan mendengar rengekan Seungyoon.

“aaah hyuuung …” rengek Seungyoon menyusuli Seunghoon meninggalkan ruangan musik.

@@@

“WENDY !!” panggil Joy di depan ruang musik

Wendy yang masih asik memetik sinar gitarnya, menoleh pada Joy.

“wae?” sahutnya

Joy masuk kedalam, dan langsung duduk di kursi dekat Wendy duduk.

“aku baru saja dari ruang guru” lemas Joy menidurkan kepalnya di meja

“wae?”

“mereka mengeluhkanku yang masih belum masuk ekstrakurikuler apapun”

“aah jinjja .. kalau begitu masuk musik saja bersamaku” saran Wendy

“Wendy please .. menyanyi saja aku tidak bisa apa lagi main gitar sepertimu”

“belajar, aku bisa mengajarimu”

“jinjja? Tapiiiii .. passion-ku sepertinya bukan dimusik” Joy memanyunkan bibirnya

“gurae mwo??”

“apa tidak ada club kecantikan?”

Wendy tertawa geli mendengarnya “kalau begitu kau buat saja club sendiri”

“dance !!” serunya tiba-tiba bangkit dari lemasnya “dance otte??”

“eeum .. bagus, tapi memangnya kau bisa dance?”

“ani”

“so?”

“aku bisa belajar kan?”

Wendy menatap Joy dengan pandangan sebal “up to you !”

“gurae, aku akan ikut dance” mata Joy berbinar-binar yakin.

“tapi ingat, sekali kau masuk, kau tidak boleh keluar ! kau harus meneruskan sampai akhir !” peringatan Wendy karena tau betul sikap Joy yang gampang bosan pada sesuatu.

“gurae ! I can do it !” yakin Joy dengan semangat yang tentu saja diragukan Wendy.

@@@

Dibalik jendela sana. Sebuah bayangan seorang gadis terlihat sedang duduk manis. Mengoreskan kuas pelan pada kanvas di depannya. Bayangan itu selalu duduk di tempat yang sama, di dekat jendela, tak pernah bergerak selain hanya melukis pada kanvasnya. Di gedung itu, di gedung kelas 1. Semua terlihat dari tempatnya berdiri, selalu datang hanya untuk melihat pemandangan yang sama setiap harinya. Bayangan sang pelukis.

“ya Nam Taehyun!” suara yang selalu berhasil memecahkan suasana

Taehyun mengela nafasnya, sebelum berbalik menoleh pada sang empunya suara. Ia cukup terkejut ternyata yang dilihat bukan hanya Seunghoon, tapi ada Seungyoon bersamanya.

“kau ikut latihan juga?” tanya Seunghoon pada Taehyun yang menatap lurus pada Seungyoon

“ani” jawabnya dingin

“gureum, wae yogiseo??”

“hanya berkunjung, aku pikir hyung sendiri” tatapannya masih lurus pada Seungyoon

Menyadari itu Seunghoon langsung mencoba mencairkan suasana, tapi baru saja mau membuka mulutnya, Taehyun langsung beranjak dari tempatnya dan berlalu dari hadapan mereka berdua.

“taehyun~ah ..” panggil Seunghoon pelan

Seungyoon hanya berdiri di tempatnya, memilih diam.

“aah jinjja …. “ keluh Seunghoon mengacak-acak rambutnya. Ia benci selalu berada pada posisi yang serba salah.

“hyung … !“ panggil Seungyoon tiba-tiba

“mwo??” jawabnya kesal

“Officially Missing You, ne ne ne??” rayunya tak henti juga, mendekati Seunghoon dengan bersikap manja

“ahh shirreo !!!” kesal Seunghoon dengan sikap Seungyoon itu.

@@@

“Jinwoo~ah !!” panggil Irene pada Jinwoo yang sedang berjalan di koridor menuju kelas.

Jinwoo menoleh dan tersenyum menyapa Irene.

“eo wae?” sapanya

“Mino~neun? oedie?”

Jinwoo diam sejenak membekukan senyumnya “dia kegedung kelas 1, mencari Yeri”

“aaaa … gomawo” balas Irene segera beranjak meninggalkan Jinwoo, tapi tangan Jinwoo sigap menarik tangan Irene.

Irene langsung berbalik menoleh Jinwoo, memandanginya dengan bingung

“wae?” tanya Irene berharap memang ada sesuatu yang penting yang akan disampaikan Jinwoo

 Jinwoo diam, lidahnya beku, semua kata-kata yang ingin keluar tersedak, tertahan di tenggorokannya.

“waeee?” tanya Irene mulai kesal ingin segera bergegas menyusul Mino

“Irene~na …” panggil Wendy dari arah berlawanan membuat Jinwoo dan Irene langsung menoleh ke arah Wendy “kalian sedang apa?” tanya Wendy yang tertarik melihat tangan Jinwoo yang memegang erat tangan Irene

Segera Jinwoo melepas tangan Irene, kedatangan Wendy mencairkan es-es yang membeku di dalam tulangnya.

“Irene .. temani aku ke perpustakaan, ada buku yang ingin ku cari” sambung Wendy setelah lama pertanyaannya tak dijawab.

“aaa … gurae” suara Irene terdengar kecewa

“kajja !” Wendy langsung menggandeng tangan Irene “annyeong !” pamitnya pada Jinwoo yang akhirnya bisa tersenyum lagi

“nee “ balasnya dengan senyuman lega, tak penting  Ia ingin mengatakan apa, baginya asal Irene tidak menyusul Mino, Itu saja sudah cukup. Hanya itu.

@@@

“aahh kita istirahat dulu” seru Seungyoon yang sudah hampir kehilangan nafasnya

“yaa! Ini belum setengahnya!” seru Seunghoon

“aah hyung jebal .. aku bisa mati kalau kau memaksaku” nafas Seungyoon terdengar setengah-setengah

Seunghoon mengalah dan memillih ikut mengistirahatkan tubuhnya, bersandar pada cermin besar di ruangan itu.

Mata Seunghoon kemudian tertuju pada pintu yang terbuka sedikit, seorang perempuan pelan-pelan masuk kedalam ruangan itu.

“aaahhh bau sekali !!” seru murid perempuan itu

“nuguseyeo??” sapa Seunghoon yang segera berdiri melihat kedatangan perempuan yang sebenarnya sering dilihatnya berkeliaran di sekolah ini.

“apa ini ruangan club dance?” tanyanya

“nee”

“ah jinjja .. apa kalian tidak bisa merawat tempat ini lebih baik. Aku bisa mengundurkan diriku untuk masuk club dance kalau ruangannya bau seperti ini”

Seunghoon sedikit kesal mendengarnya “mian, kami sengaja mematikan AC nya karena kami membuka semua jendela di sini” jelasnya sambil menunjuk pada jendela-jendela yang terbuka lebar

“kalau begitu selama aku latihan di sini, selalu nyalakan AC nya !” titah sang putri

“kau ingin masuk club dance ini?” ragu Seunghoon mengerutkan keningnya

“eo .. banggalah kalian karena aku sudah memilih club kalian”

“bangga?” Seunghoon benar-benar sudah kesal “kau pikir masuk club ini tidak melalui tes?”

“tes?”

“tentu saja, kalau kau tidak bisa melalui tes yang kami berikan, kau tidak bisa masuk club ini”

“mwo? Ya! Kau tidak tau siapa aku?”

“siapapun namamu, yang aku tau kau kelas 2, dan aku kelas 3”

“mwo?? Kenapa kelas 3 masih ikut ekstrakulikuler?”

“aku ketua di club dance ini?”

“neee?” kejut Joy tak percaya

“sudah ada 2 perempuan yang masuk club ini, tapi mereka keluar. Jadi sebelum kau kami tes, yakinkan dirimu lagi untuk masuk club ini !”

“aku bisa ‘wave’ !” serunya tiba-tiba

Seungyoon yang sejak tadi merebahkan tubuhnya di lantai, langsung bangkit, berbalik untuk melihat siapa perempuan yang berani menantang Seunghoon.

“wave? itu salah satu tes terendah kami, hae !” titah Seunghoon tegas

“kau tidak menyuruhku memperkenalkan diriku dulu?”

“sun-bae-nim .. Lee Seung hoon sun-bae-nim !” Seunghoon memberi penekanan pada setiap suku katanya

“ne sunbaenim ..” suaranya mulai melemas

“jadi siapa namamu?”

“Joy .. kelas 2-1” suara angkuhnya menghilang

Seungyoon tersenyum melihat pemandangan tadi. Perempuan yang tadi terdengar angkuh di telinganya, mendadak melemas. Untuk pertama kalinya ia mengakui kehebatan Seunghoon selaian kehebatan dance nya.

@@@

Pulang sekolah Mino menjemput seseorang di gedung kelas 1. Senyumnya langsung mengembang saat menemukan seseorang yang dicarinya.

“Yeri~ya !” panggilnya berhasil menarik perhatian semua orang di sekitarnya

Yeri pun langsung tersenyum melihat mesosok Mino sudah menunggunya, ia melambaikan tangannya pada Mino, sambil berlari kecil menghampiri Mino.

“oppa“ sapanya setibanya di hadapan Mino

“aigo .. kenapa kau setiap harinya semakin cantik ya” gombalan Mino sambil mencubit-cubit kecil pipi Yeri

“geumanhae !” balas Yeri sambil menarik mundur wajahnya dari cubitan Mino “Jinwoo oppa?” lanjutnya bertanya

“dia menunggu di aula”

“kenapa bukan dia yang menjemputku?”

“boghosippo, jiiiiinjja bogoshioppo !!”  mata Mino tulus mengatakanya dengan senyuman manisnya.

“oppa !”

“aku serius, sudah seminggu aku tidak bertemu denganmu, adik kesayanganku, satu-satunya yang aku irikan dari Jinwoo”

“gumanhae oppa ..” Yeri sudah bosan mendengar gombalan Mino

Mino tersenyum, sebelum akhirnya dia memberika pelukan hangat pada Yeri.

“oppa!!” Yeri berusaha melepaskan diri dari pelukan Mino

“diam ! kau tidak tau seberapa besar oppamu ini merindukannmu?”

“tapi semua orang sedang melihat kita !”

“biarkan saja, biar mereka tau kalau kau adalah adik kesayanganku !”

Yeri tersenyum mendengarnya, lebih baik dia balas pelukan hangat Mino itu, karena sebenarnya dia juga merindukan sosok yang satu ini. Pria yang selalu bisa diandalkannya setelah Jinwoo, kakaknya.

@@@

Di aula, Wendy, Irene dan Joy berkumpul untuk pulang bersama bersama Jinwoo yang membawakan tas Mino.

“hei !” seru Mino dari jauh melambaikan tangannya pada mereka semua

“annyeong !” sapa mereka pada Mino dan Yeri yang datang bersamaan

“Yeri annyeong ..” sapa Irene paling hangat. Itu menarik perhatian Jinwoo yang langsung tersenyum melihatnya.

“annyeong eonni” balas Yeri manis

“itu dia !” seru Joy tiba-tiba berhasil menarik perhatian semuanya.

“nugu?” bingung Mino yang belum mendengar ceritanya

Joy langsung menghampiri Seunghoon yang sedang berjalan menuju aula bersama dengan Seungyoon. Tanpa basa-basi, Joy langsung menampar wajah Seunghoon di depan semua orang.

Seungyoon yang berdiri di samping Seunghoon terkejut bukan main. Begitu juga dengan yang lain, yang melihat kelakukan Joy dari belakang.

“neo !!!” bentak Seunghoon yang terdengar sangat marah, matanya tajam menatap Joy yang tak kalah tajam menatap Seunghoon

“kau boleh menggretakku, tapi hanya diruangan itu, dan tanpa seragam ini. Tapi di luar itu, aku tidak punya kewajiban menghormatimu !” tegas Joy

Tangan Seunghoon ingin segera membalas tamparan itu, tapi tangannya langsung diraih Taehyun yang sejak tadi berdiri tidak jauh dari Seunghoon.

“dia perempuan hyung” bisik Taehyun menenangkan Seunghoon. Seunghoon menoleh pada Taehyun. Dengan yakin taehyun menggelengkan kepalanya memberi petunjuk pada Seunghoon untuk bisa meredamkan emosinya. Kini mata Taehyun mengarah pada Joy yang balik menatapnya.

“lakukan apapun yang hyung suka nanti diruangan itu, dan tanpa seragam ini” dingin Taehyun dengan senyuman dingin yang ambigu.

Joy menelan ludahnya setelah mendengar kata-kata Taehyun. Taehyun menarik tangan Seunghoon pergi dari tempat itu. Tapi mata Seunghoon masih lurus tajam kearah Joy.

“tunggu !!” Mino mehentikan langkah keduanya. Keduanya menoleh pada Mino.

“aku Mino, kelas 3, kita seumuran. Dia adikku, kelas 2, aku minta maaf atas namanya” ucap Mino pada Seunghoon

“Mino oppa !!” seru Joy marah tak terima Mino melakukan itu

“kau salah, aku bukan yang orang bisa semudah itu memaafkan seseorang” tegas Seunghoon

“tapi dia perempuan”

“jadi kau ingin dia membalaskannya padamu?” sahut Taehyun tiba-tiba

“mwo?”

“kau tau maksudku”

“bukan, bukan begitu … tapi..”

“kalau begitu tidak usah minta maaf, tidak berguna” dingin Taehyun dengan tatapan tajam

“aku minta maaf padanya bukan padamu !” gretak Mino pada Taehyun

“dia hyungku, sakit dia sakitku juga. kalau dia adikmu, seharusnya sakitnya juga sakitmu. Gantikan dia untuk ditampar balik” Taehyun semakin menjadi

Mino mulai menatap tajam pada Taehyun, niat baiknya tak disangka dibalas sedingin ini oleh orang yang baru pertama kalinya ditemuinya. Matanya tajam menatap Taehyun. Taehyunpun tak kalah tajam menatap Mino. Mereka seolah melupakan siapa yang sebenarnya memiliki masalah disini.

@@@

“tak seharusnya kau seperti itu Joy” ucap Wendy samb il tetap menyetir mobilnya dalam perjalan pulang mereka.

“mwo mwo?” seru kesal Joy yang duduk di belakang

“wendy benar, bagaimanapun juga dia kan kelas 3” sahut Irene yang duduk di sebelah Wendy.

“kalian tau kan apa yang paling aku benci di dunia ini?”

Irene dan Wendy saling menoleh, menghela nafas mereka dan memilih untuk diam.

“diremehkan ! oleh siapapun itu” jelas Joy dengan tegas.

Mata Joy masih terlihat sangat marah. Tamparan tadi belum cukup sepertinya untuk membayar rasa sakitnya di remehkan oleh Seunghoon. Dan semakin memuncak amarahnya saat mendengar kata-kata dingin Taehyun. Belum lagi Mino yang meminta maaf atas dirinya. Dia benci semua itu. Diremehkan dan meminta maaf. Itu bukan Joy.  Wajah Joy benar-benar memerah penuh kemarahan. Lee Seung Hoon. Nama itu sudah masuk list merah dalam daftar orang-orang yang harus dibenci Joy.

to be countinue ……

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet