Dongsaeng

Seunghyun(s) [Indonesian Version]
Please Subscribe to read the full chapter

Main casts: Lee Seunghyun a.k.a Seungri Big Bang, Kwon Jiyong, and Choi Seunghyun.

Support casts: Find by yourself.

Warning: AT, typo(s), wrong translating, body swap and manymore.

Genre: Parody, and a lil' romance.

 

Storyline by Ruinwyn

.

.

Translates by youngdinna

 

Enjoy it!

 

What the hell? Siapa sangka kalau rapping itu sangat sulit? Seungri pikir rapping hanyalah berbicara dengan sangat cepat, tapi nyatanya tidak, rapping membutuhkan teknik. Dan Seungri gagal menguasainya.

Mereka berlima kini tengah duduk setengah melingkar, mengitari pelatih mereka, menyanyikan setiap bagian lagu masing-masing. dan sekarang semua orang terlihat menatap Seungri dengan pandangan meragukan.

Young Bae mengernyitkan kedua alisnya bersamaan, "Kau terdengar seperti mesin penggiling daging, tapi mesin yang rusak." Seungri mendengus. Sialan.

Jiyong mendekatinya, menyentuh pelan keningnya, "Apa kau merasa tak enak badan? Apa tenggorokanmu sakit?"

Seunghyun duduk sedikit jauh dari mereka, menatap Seungri dengan tatapan yang entahlah.. kelihatannya ia merasa malu juga putus asa karena ulah Seungri. 

Seungri merengut. Ia merasa apa yang ia lakukan tidak seburuk itu. "Maaf, tapi bukankah biasanya aku terdengar seperti itu? Kupikir aku hanya perlu menggeram dan mengucapkan 'yeah'."

Dia tersenyum, namun tak ada satu pun orang tertawa mendengar gurauannya. Well, Daesung terlihat tersenyum, tapi itu tidak bisa masuk hitungan karena Daesung memang selalu tersenyum. Seunghyun terlihat menatapnya tak tertarik.

Pelatih mereka kemudian menghela napas keras, ia lalu mengambil beberapa kertas lain di meja, "Baiklah, kita ganti part yang lain."

Di tengah latihan, Seungri pikir dengan melakukan rapping beberapa menit akan membuatnya menguasai hal tersebut, setidaknya Seungri sudah puas dengan hasil usahanya. Tiba saat Seunghyun menyanyikan bagian Seungri, dia terdengar seperti meratap, nadanya terdengar sangat buruk, matanya memejam seakan berusaha mendalami lagunya. Pelatih mereka segera menghentikannya, dan nyanyian Seunghyun, benar-benar buruk.

"Aku sudah berlatih." ujar Seunghyun santai.

"Ya." Young Bae memukul pelan kepala Seunghyun, "Kau harus melakukannya dengan serius."

Seunghyun hanya tersenyum menanggapi amarah kecil Young Bae, ia mengangkat bahu acuh dan menatap Young Bae tanpa dosa, "Aku sudah mencoba yang terbaik. Mungkin aku memang tidak berbakat dalam bernyanyi."

Seungri merengut, ia ingin mencoba membela eksistensinya namun Jiyong menginterupsi, "Ya, tapi kau tidak seburuk itu biasanya."

Seungri segera menatap Jiyong tak percaya, merasa di khianati. Seunghyun berusaha keras menahan tawanya, "Atau mungkin kami mengalami masalah yang sama saat ini." ujar Seungri pada akhirnya.

Seunghyun mengerjap beberapa kali, Ia lalu tersenyum lebar, "Aniyo, aku merasa baik-baik saja."

Seungri menyenderkan punggungnya dengan kesal.

 

***

 

Akhirnya sesi latihan berakhir. Seungri kembali mengenakan mantel tebal yang milik Seunghyun ketika member lain membicarakan menu makan malam apa yang akan mereka makan. Tak biasanya seperti itu, biasanya mereka akan menuruti keinginan Jiyong.

Dan, tentu saja, Jiyong pun menyarankan sebuah restoran yang tidak begitu jauh dari tempat latihan, hanya beberapa blok dari sini. Mereka memutuskan untuk berjalan saja mengingat jaraknya tidak jauh. Seunghyun berjalan beriringan dengan Jiyong, namun Jiyong segera berhenti, menunggu Seungri sampai benar-benar dekat dengannya.

Oh. Jiyong menunggunya.

Jiyong menyalakan kembali rokoknya. Di luar udaranya sangat dingin sampai kau bisa melihat napasmu berubah menjadi kepul putih. Seungri tak yakin, itu tadi asap rokok atau uap napas yang kedinginan.

"Mau?" Jiyong kembali menawari rokok padanya. Sial, Seungri benar-benar menginginkannya. Ia pernah berjanji kalau ia tidak akan pernah tergantung dengan benda seperti rokok tapi tubuh Seunghyun menginginkannya.

"Tentu." Seungri mengambil salah satu rokok Jiyong.

Seunghyun menatapnya, tapi ia tidak meminta satu rokok, ia malah mengucapkan sesuatu pada Jiyong. "When are you gonna start smoking real ciggarattes?"

"I like them." jawab Jiyong.

Seunghyun tertawa pelan, "Lucu rasanya. You smoke Lights?"

Jiyong tersenyum, ada pandangan penasaran di matanya, "Apa yang kau tahu? Kau bahkan tidak merokok. Apa kau mengobrol banyak dengan hyung?" Jiyong lalu menatap Seungri, Seungri hanya mengangkat bahunya.

Percobaan kedua kali ini terasa lebih mudah, Seungri bisa merokok dengan baik tanpa harus terbatuk seperti tadi. Jiyong tersenyum kecil dan menyentuh pelan pundaknya. Ia lalu melihat Young Bae yang tengah memeluk pundak Seunghyun dan mengacak rambutnya pelan, "Ada apa denganmu? Kau lebih banyak diam hari ini."

"Tidak ada." jawab Seunghyun, "Hanya pubertas."

Semua orang tertawa, kecuali Seungri. Sungguh, sepertinya sekarang Seungri perlu melakukan gencatan senjata dengan Seunghyun.

 

***

 

Ketika mereka sudah sampai di restoran, Jiyong duduk di samping Seungri, dan ia kembali merasa betapa kerennya menjadi yang tertua. Setiap kali Seungri mencoba mengambil makanan untuk dirinya sendiri, Jiyong terus mencegah dan mengambilkan makanan itu untuknya, Jiyong dengan santai menepuk pundaknya, "Aku ambilkan." ujarnya, dan ia selalu memberikan porsi terbaik untuk Seungri.

Akhirnya, Seungri membiarkannya, dia hanya menunjuk apa yang ingin ia makan dan dengan senang hati Jiyong mengambilkannya tanpa mengeluh, Jiyong bahkan memberikan sepotong udang ke dalam porsi Seungri sebelum ia memakan makanannya sendiri. Seungri memang sudah sering melihat Jiyong melakukan hal seperti ini pada Seunghyun. Dia teringat cerita dari Jiyong dan Young Bae, betapa mengerikannya se7en. Dan semenjak itu juga, tata krama begitu tertanam dalam kepala Jiyong. Apapun alasannya, Seungri harus mampu membiasakan diri, ini lebih baik daripada Seungri harus menghadapi sikap Jiyong yang menganggu atau mem-bullynya, seperti saat ia mengambilkan air minum yang sama sekali tidak di sentuh Jiyong waktu itu.

Akan tetapi ketika Seungri ingin minum untuk menghilangkan sisa udang di mulutnya, Jiyong kembali memberikan air padanya. Seungri sempat menangkap Seunghyun yang menatap interaksi mereka dengan pandangan aneh, namun begitu menyadari Seungri melihatnya, Seunghyun segera mengalihkan pandangannya dan memilih menyibukkan diri dengan makan.

 

***

 

Sial, cuacanya dingin sekali. Seharusnya mereka menelepon jemputan, tapi manajer mereka tidak mau merepotkan orang lain karena jaraknya tidak jauh, jadi Seungri berusaha merapatkan mantelnya agar ia tetap hangat. Seungri memasukkan tangannya ke dalam saku mantel, matanya melebar senang saat ia menemukan sepasang sarung tangan di dalam saku mantel. Seungri segera mengambilnya.

"Dingin?" Seungri mendengar suaranya sendiri bertanya. ia baru saja ingin menoleh untuk menjawab Seunghyun, namun ia melihat pertanyaan itu bukan di tujukan kepadanya.

Jiyong terlihat memeluk dirinya sendiri, giginya bergemeretak, Seunghyun mengernyit melihatnya, "Aku akan baik-baik saja." Jiyong tertawa, berusaha menutupi suaranya yang gemetar.

Seunghyun terlihat semakin mengerutkan keningnya dalam, ia lalu segera merebut sarung tangan dari tangan Seungri dan memberikannya pada Jiyong, "Ini. Pakai ini."

Seungri terkejut dan marah, "Tapi, itu milikku!"

Jiyong ragu menerimanya, ia lalu bertanya, "Kau mau sarung tangan ini?"

Seungri hampir saja menjawab iya, dan meminta sarung tangan itu kembali, namun Seunghyun segera memelototinya dan dengan santai berkata pada Jiyong, "Tidak. Pakai saja."

Jiyong lalu memberinya senyuman yang cerah, dan Seungri berpikir betapa beruntungnya Jiyong mendapatkan benda itu.

Ketika mereka sampai ke dorm, mereka segera melepas sepatu dan mantel mereka. Jiyong segera melepas sarung tangan yang ia pakai dan memberikannya pada Seungri. Senyuman cerah masih terlukis di wajahnya. "Terima kasih sudah membiarkanku memakainya."

Tangan mereka bersentuhan, dan Jiyong terkejut saat merasakan permukaan kulit Seungri.

"Oh!" Jiyong segera meraih tangan Seungri, "Tanganmu sedingin es."

Seungri merespon dingin, "Well, seseorang telah mencuri sarung tanganku tadi."

Jiyong tertawa kecil, ia lalu mendekatkan kedua tangan Seungri dan meniup pelan keduanya, berusaha membuatnya hangat. "Aku tahu ini salahku. Tapi, aku bisa menghangatkannya, kan?" Jiyong menatapnya lembut sambil terus meniup kedua tangan Seungri.

"Uh.. ya.." Seungri segera menarik kedua tangannya. "Itu tidak perlu." Wow, Young Bae dan Jiyong sepertinya memang tidak bercanda soal se7en, dia pasti memberikan begitu banyak pengaruh besar pada Jiyong.

"Hyung."

Seungri menoleh demi mendengar panggilan itu. Ia melihat sosok Seunghyun yang berdiri tak jauh darinya. menatap dengan ekspresi suram, "Kita perlu membicarakan itu, ingat?"

Ada nada penekanan dalam suara Seunghyun, atau suara Seungri? Tapi, Seungri mengerti apa yang di maksud Seunghyun. Mungkin dia ingin segera kembali ke tubuhnya seperti semula, mereka sudah sepakat akan menyelesaikan masalah ini begitu sampai di rumah dan Seungri sudah mengiyakan mereka akan menyelesaikan masalah ini.

"Oh, benar. Tentang itu."

"Itu apa?" Jiyong bertanya. Baik Seungri maupun Seunghyun terdiam, berpikir sejenak.

Seungri merangkul pundak Seunghyun, "Memberitahunya soal itu."

Seunghyun menatap Seungri skeptis sebelum menatap Jiyong, "Pubertas." ujarnya, dan ingin rasanya Seungri membenturkan mukanya ke tembok begitu ia mendengar penuturan Seunghyun. Apa hanya alasan itu yang bisa Seunghyun katakan? Astaga.

Seunghyun kembali tersenyum lebar, dan berusaha menjelaskan, "Ya. Uh, tubuhku mengalami banyak.. uh, perubahan? Kupiki

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Jihyun1804 #1
Chapter 3: Ka ini udah ga dilanjut yahh?????
mizz_gaul #2
Chapter 3: Menarik banget ceritanya. Ga sabar nunggu lanjutannya...lanjutkan yaa
santkyu #3
Chapter 3: Aq suka bgt sama ceritax, g sabar nunggu seunghyun beneran balik lg k badanx ...keep writing authornim
:)