Chapter One

Different Time

 

 

 

Samar-samar ada suara yang masuk ke jangkauan telinganya, ia tidak tau suara apa dan darimana asal suara tersebut. Ia berusaha berkonsentrasi menajamkan indra pendengarannya yang sudah entah kapan terakhir kali ia gunakan. Ada suara yang sepertinya berada tak jauh darinya berbunyi cukup kuat dan berulang secara teratur. Ia menikmati suara yang masuk ke telinganya tersebut kemudian lebih menajamkan lagi pendengarannya. Ia menangkap adanya suara lain yang lebih kecil dari suara yang pertama ia tangkap, seperti suara orang yang sedang saling berbicara, tapi ia tidak mengerti apa yang dibicarakan karena tidak terdengar dengan jelas. Ia terus mendengarkan suara-suara itu hingga suara itu perlahan mengantarnya kembali ke dalam alam bawah sadar.  

 

Ia kembali mendengar suara yang berbunyi teratur namun sekarang ia tidak mendengar suara lain. Kali ini ia mencoba bertahan untuk mendengar lebih lama.  Tiba-tiba ia merasakan sesuatu. Sesuatu yang hangat di sekitar wajahnya dan dengan perlahan menyapu wajahny dengan lembut. Tidak hanya di wajahnya, ia juga merasakannya dikedua tangannya secara bergantian dan kemudian seluruh badannya.

“Kenapa dia belum sadar juga”

Ia mendengar suara seseorang sangat jelas. Ia sadar ia tidak sendiri, ada orang lain didekatnya dan ia ingin sekali melihatnya. Ia mencoba membuka matanya tetapi sangat sulit. Ia bisa merasakan orang itu pergi menjauh darinya dan terdengar suara pintu yang dibuka kemudian ditutup kembali. ‘Tidak… tidak... jangan pergi… kumohon…’ pikirnya. Sekuat tenaga ia mencoba membuka matanya.

Perlahan ia mulai bisa membuka matanya dan dengan sangat lemah kelopak matanya perlahan terbuka sebagian. Belum terbiasa dengan keadaan, matanya kembali menutup dan ia berusaha membuka matanya kembali. Ia mencoba membiasakan matanya dengan banyaknya cahaya yang diterima oleh matanya, walaupun beberapa kali matanya kembali menutup.

Ingat dengan suara yang tadi didengarnya, ia melihat kesekitarnya. Ternyata ia ada di sebuah ruangan. Tempat apa ini pikirnya, aneh sekali kenapa ia bisa berada di tempat seperti ini. Ia mencoba menggerakkan badannya berusaha untuk bangun, tapi tidak bisa. Beberapa kalipun ia mencoba menggerakkan tangannya maupun anggota tubuhnya yang lain tetap sangat sulit. Badannya terasa sangat berat dan ia tidak punya cukup tenaga untuk sekedar menggerakkan jarinya sendiri. Tubuhnya seakan lupa bagaimana caranya bergerak. Ingin tahu kenapa dirinya bisa sampai seperti ini ia pun mencoba meminta bantuan tapi tenggorokannya sakit saat ia mencoba mengeluarkan suara. Dan setelah lama menunggu namun tidak ada seorangpun yang datang kembali, lama kelamaan ia akhirnya kembali memejamkan matanya.

 

Perlahan ia kembali terbangun, kali ini ia merasa sesuatu yang basah dan bergerak diwajahnya. Seketika ia membuka matanya dan betapa kagetnya ia melihat sesuatu berada diatas badannya dan sedang menjilati wajahnya. Ia belum sempat mengetahui makhluk apa yang berada di atas badannya karena ia reflek langsung menutup matanya lagi. Ketika melihat ada pergerakan makhluk itu menggonggong dan baru saat itu ia kembali membuka mata. Ia mencoba menghindari jilatan anjing yang ternyata berukuran kecil itu dengan menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Hal itu membuat anjing itu kembali menggonggong setiap ia menolehkan kepalanya.

Tidak lama ia mendengar seseorang datang.

“Oh My GOD!! Bugsy berhenti..!!!”  ia merasakan jilatan diwajahnya berhenti

Ia membuka matanya melihat seseorang memegang anjing kecil itu didepan wajahnya dengan mata melotot.

“Anjing nakal, bagaimana kau bisa sampai disini hemm??” orang itu kemudian mengalihkan pandangannya ke bawah dan sadar dari tadi seseorang terus melihatnya.

“Kau sudah sadar?” Si pemilik anjing meletakkan anak anjingnya kemudian fokus pada orang yang dari tadi memandangnya.

“Kau bisa melihatku kan?” Tanya si pemilik anjing dan hanya dijawab dengan anggukan kecil.

Anak anjing itu kembali mendekati wajahnya dan kembali menjilatinya.

“Bugsy NO, Stop!!” Si pemilik anjing kali ini mengambil anak anjing dan mengurungnya dalam gendongannya.

“Siapa namamu? Apa yang kau rasakan sekarang?” Si pemilik anjing menunggu jawaban namun tidak ada jawaban hanya bibirnya yang bergerak tidak ada suara yang keluar.

“Kau mengerti apa yang ku ucapkan?” Si pemilik anjing kembali bertanya karena tidak mendapat jawaban namun kembali mendapat anggukan.

 “Maaf,, tapi.. a.. apa kau bisa bicara?” Si pemilik anjing ragu, takut pertanyaannya tidak sopan. Kemudian orang itu kembali menganggukan kepalanya.

“Kalau begitu jawab aku, jangan hanya mengangguk” Ia berusaha mengeluarkan suaranya namun tenggorokkannya terasa sakit.

Ia mencoba mengabaikan rasa sakit itu dan terus mencoba mengeluarkan suara namun tetap  tidak ada suara yang keluar hanya bibirnya yang bergerak seperti mengucapkan sesuatu.

Si pemilik anjing kemudian mengambil sesuatu dari saku celananya dan berbicara dengan seseoran sambil terus memperhatikannya. 

Tidak lama seseorang datang dan memeriksa seluruh badannya dengan alat-alat aneh.

Setelah mengantar dokter yang memeriksa pemuda itu pergi, pemilik anjing kembali ke dalam kamar.

“Dokter bilang suaramu akan kembali dalam beberapa hari dan kau harus mulai minum obat karena sekarang kau sudah sadar” jelas si pemilik anjing padanya.

“Setelah suaramu kembali banyak yang harus kau jelaskan dan sampai saat itu terjadi kau  harus turuti semua perkataanku” kata pemilik anjing tegas dan pemuda itu hanya bisa kembali mengangguk.

Pemuda itu juga sudah tidak sabar dan jengkel karena tidak bisa bicara. Dia ingin secepatnya suaranya bisa kembali karena banyak yang ingin dia tanyakan. Dia ingin tahu dimana dia berada saat ini karena tempat ini sangat asing, berbeda sekali dengan tempat dimana dia berasal. Tidak pernah menyangka ada tempat seperti ini. Banyak hal baru yang dia lihat di sapanjang hidupnya, bahkan hal yang tidak pernah terlintas dalam imajinasinya yang paling liar sekalipun.

“Mulai sekarang kau juga harus melatih badanmu agar bisa kembali bergerak, dokter bilang mulai besok akan ada orang yang membantumu.” Pemuda itu mengangguk dan menggerakkan bibirnya mengucapkan kata ‘terimakasih’. Dan dibalas dengan senyuman si pemilik anjing.

Pemuda itu terpana diberi senyuman yang begitu menawan dari pemilik anjing, ia merasakan darah mengalir ke wajahnya dan membuat wajahnya terasa panas.

Si pemilik anjing mengarahkan tangannya pada kening pemuda itu dan tangan satunya pada keningnya sendiri kemudian menarik tangannya kembali dan menghela nafas.

“Tidak demam” ucap si pemilik anjing pelan tapi tetap bisa terdengar oleh pemuda itu membuat pemuda itu mengalihkan pandangan ke arah lain dan mencoba menenangkan diri.

Ia tidak berani melihat kearah Pemilik anjing yang sekarang malah duduk dikursi yang tadi digunakan orang yang memeriksanya. Sibuk menenangkan dirinya hingga ia tidak sadar dari tadi menahan nafasnya hingga mendengar pintu ruangan diketuk, kemudian muncul seorang wanita.

 

 

 

 

tbc...

 

 

ini dia chapter 1 nya..... 

Gimana????? ada yang penasaran siapa pemilik anjing dan siapa pemuda itu????

Nantikan kelajutan ceritanya di chapter berikutnya nyahahahaha #evillaugh

ThanKYU para subcriber yang udah mensubscribe dan komenter yang udah mengomen(?) cerita yang tidak seberapa ini #90degreebow

See youuuuuuu....... 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Wonmincho #1
Chapter 2: Lanjut dong nanggung banget... Semangat
chookyuu
#2
Chapter 2: haaaa ,, harus di lanjutttt
chookyuu
#3
Chapter 1: siapa yang ada di kegelapan ? next
tarrysmeot #4
Chapter 2: bugsy siwon tuh si dewa penolong
trus kyu kenapa terjebak di lorong waktu
tarrysmeot #5
Chapter 1: penazaran
injut ahhh
NaraKim #6
Chapter 2: Kyu berasal dari mana?
bikin penasaran ceritanya..
titikoma #7
Chapter 2: Apakah kyu berasal dari jaman dulu? Dan tiba-tiba dia terhisap ke dalam sebuah pusaran yang membawanya ke sebuah tempat, yaitu tempatnya siwon yang ternyata berbeda ja--- #dor
Ehehehe, pokoknya mah abdi teh oh im so curious, yeah~
andganis #8
Chapter 2: wahh penasaran eonni... lanjutttt yahhh
NanyKyu #9
Chapter 2: Sepertinya wonkyu beda jaman deh..author pinter bikin penasaran nih..lanjuuut..
Ginran #10
Chapter 2: satu kata penasarannnnnnn