growing up

growing up

  Gadis itu terbangun dari tidur lelap nya, saat membuka mata dan langsung duduk tetlihat dia beberapa kali mengerjapkan mata nya karena kepalanya terasa berat dan ia merasa sekelilingnya berputar. Ia memijat dahi nya yang juga terasa sakit. Ia merasa kepalanya di pukul-pukul oleh bantal keras yang besar berulang kali. Ia menghela nafas panjang.

Kemudian kepala nya bermutar, mata nya memandang ke cermin yang ada di lemari besar, ia berjalan gontai ke lemari. Saat mendekat, tangannya menyentuh pantulan diri nya di cermin. Ia sadar banyak yang berubah dari nya, dia merasa lebih berantakan 20 bulan terakhir ini. Ya, 20 bulan. 

 "aku lelah berpura-pura bertahan dengan mu, kau egois. Aku bisa mendapatkan gadis yang lebih baik dari mu."

Kata-kata itu di ucapkan 20 bulan yang lalu, tapi luka nya masih membekas sampai detik ini. Hubungannya dengan sehun gugur begitu saja. Seperti dahan pohon yang patah terkena angin sepoi-sepoi. Hanya masalah sepele tapi kemudian membawa ke pahitan berkepanjangan. 4 tahun bersama seakan tak berarti apapun.

 

...

Kyuri duduk di meja makan untuk sarapan bersama keluarganya. Kyuri memang hancur, tapi itu hati dan jiwa nya. Dia merasa begitu rendah dan bodoh karena ke egoisan yang sehun sebut-sebut. Tapi dia selalu berusaha baik didepan ibu nya. Eomma melihat lingkaran hitam di mata gadis imut nya.

"apa kau baca novel lagi semalaman?" tanya Eomma. Kyung soo melirik keadaan adik nya yang lemas. Tentu Kyung soo tahu alasan sebenar nya. Kyuri tak se ramah dulu, tak se periang dulu. Dia dingin, menilai segala hal dengan sebelah mata, pesimis.

 "iya eomma, aku penasaran sekali dengan cerita itu, makanya aku lanjut kan saja hehe." senyuman di wajah Kyuri terlihat sangat terpaksa. Eomma beranggapan bahwa anak gadis itu hanya terlalu lelah karena membaca novel semalaman. Mendengar tawa palsu adik nya itu dengan sengaja Kyung soo berdehem. Tapi Kyuri tak peduli dan langsung kembali melanjutkan makannya.

 

...

Kyuri selalu menyiapakan diri untuk semakin tegar setiap hari nya saat hendak pergi kekampus. Karena saat ada di kampus Kyuri akan menemukan banyak kejutan dan hal yang tak terduga yang bisa menguji kesabarannya. Dan pagi ini, baru saja ia melangkah ke pelataran kampus dia sudah melihat pemandangan yang memukakan. Ia melihat orang yang 'lebih baik' dari nya. Ia melihat sehun berjalan berdua dengan gadis itu, park chorong. Sehun berjalan seolah-olah ini bukan di kampus, dia melingkarkan tangan kiri nya di pinggang Chorong dan berjalan santai. Tentu Sehun tak pernah lagi mau melihat Kyuri. Itu yang memang membuat semuanya terasa lebih menyesakkan, berpisah dan bermusuhan. Kyuri sebenarnya tak pernah mau larut dalam kesedihannya ini. Tapi bagaimana pun semuanya terasa sakit begitu saja.

"senyum lah yang manis Kyuri," kata suzy menyemangati sahabat nya itu. Kyuri pun tersenyum kecil, ia juga berharap senyum nya tak terlihat terpaksa. Suzy pun memeluk Kyuri dari samping sambil tertawa mencoba menghibur gadis itu. Suzy dan Kyuri memang berteman baik, dan Suzy benar-benar tahu sejauh apa rasa sakit yang terus menggerogoti semangat hidup Kyuri itu. Sebesar apa cinta Kyuri pada Sehun sampai detik ini.

"hey Kyuri. Selamat pagi," Kyuri menenggakan kepala nya dan berpaling dari buku nya saat dia mendengar sapaan dari suara yang begitu familiar di telinganya. Dia pun menarik sudut bibir nya mencoba tersenyum. Namja yang duduk di hadapan Kyuri terlihat senang Kyuri tersenyum meskipun terlihat terpaksa. Karena dia tahu, meskipun terlihat terpaksa sebenarnya kyuri sudah mencoba untuk tidak terpaksa.

"Hay oppa, apa kau tidak ada jam kuliah?" Tanya Kyuri mencoba untuk mencairkan suasana yang di rasa nya canggung. 

"tidak hehe. Kenapa kau sendiri, kemana Suzy?" lelaki itu terlihat mengangkat kepala nya mencoba melihat Suzy yang mungkin ada di sekitar sana.

"kau menyapa aku untuk mencari nya yah," kata Kyuri mencoba menggoda lelaki itu lelaki itu pun langsung membulatkan matanya begitu mendengar pernyataan Kyuri.

"ahahha, tidak-tidak. Aku kesini untuk menemani mu, kau baca buku apa?" dia mengangkat buku yang dibaca Kyuri, "ohh novel, bukannya sudah mau ujian kenapa masih membaca novel." kata kelaki yang kini sudah ada di tingkat akhir itu. Kyuri tak menjawab kata-kata lelaki itu, dia hanya memandang seseorang yang datang mendekat dengan wajah sebal. Seperti ibu menemukan anak nya yang masih saja bermain meski sudah larut.

"Yak Kim jong in. Kau juga sudah mau lulus kenapa berniat bolos!" Kyung soo menarik kerah kemeja baju Jong in yang membuat Jong in tercekik. Kyuri terlihat tertawa melihat tingkah kakaknya dan sahabat dekat kakak nya itu.

"aw Kyung soo-ahh. Hyung, lepas-lepas aku akan jalan. Kyuri!!!" teriak Jong in yang masih di tarik oleh Kyung soo, Jong in melambaikan tangannya pada Kyuri dengan nada riang dan lsetengah berteriak. Hal itu membuat beberapa orang menoleh dan memandang Jong in dan Kyuri bergantian. Kyuri hanya tertawa, saat itu sekilas dia melihat sehun yang di lewati oleh Kyung soo dan Jong in. Sehun kelihatan memandang Jong in dengan sarat kebencian, kemudian memandang kearah Kyuri tanpa ekspresi sekilas kemudian langsung melengos.

Tapi meski sudah melihat jelas sikap Sehun pada nya, meski pun saat itu ada rasa perih dan sedih yang mendominasi hati tapi perasaan hangat setiap melihat wajah itu tak pernah hilang.

...

Kyuri duduk di ruang tengah saat mendengar suara berisik dari kamar kakaknya. Yang  ia yakini pasti itu ulah Jong in yang selalu buat ulah dan berisik. Kyuri hanya menaika. Bahu nya sambil kembali melanjutkan membaca majalah fashion yang ada di tangannya. 

"Yak! Kyung soo ah!" teriakan Jong in begitu menggelegar saat Kyung soo yang tiba-tiba saja lari keluar dari kamar nya. 

"hay uri Dongsaeng kau jangan bersedih terus yah!!" Kyuri memandang bingung kakak nya yang sedang berlari menuruni tangga, di susul oleh Jong in di belakangnya 

"Masih ada Jong in yang selalu menjaga mu selain aku. Terima saja cinta nya," kata Kyung soo sambil lalu duduk disamping Kyuri yang hanya memandang Kyung soo dan Jong in bergantian. Kemudian tertawa mendesis. Melihat itu jong in juga duduk disalah satu sofa di ruangan itu sambil terengah-engah.

Kyuri tak terkejut lagi dengan pernyataan itu. Jong in memang tidak pernah mengklarifikasi kebenarannya. Tapi Kyung soo sering sekali bicara dan Jong in juga bersikap sangat baik padanya. Tapi Kyuri tak sama sekali tersentuh dengan hal itu, hati nya seakan sudah membatu.

"kalian sudah mau jadi sarjana saja masih sering bertingkah kekanak-kanakan." kata Kyuri masih sambil membaca majalah nya. Kyung soo yang duduk di samping Kyuri langsung menoyor kepala adik nya itu dan membuat Kyuri langsung mengusap kepalanya.

"yak berani-berani nya kau bicara seperti itu pada oppa mu!" sedetik kemudian terdengar perdebatan kecil antara Kyung soo dan Kyuri yang membuat kehadiran Jong in terabaikan begitu saja. 

Tapi saat itu Jong in dengan santai menyandarkan kepala nya di sofa sambil memandang Kyuri. Dia tidak tahu sejak kapan perasaannya terus mengikuti perasaan Kyuri. Saat ia melihat Kyuri bersedih hati nya tak rela dan ikut bersedih. Saat ia melihat Kyuri tertawa bahagia, kehangatan seakan menjulur keseluruh tubuh nya dan ikut bahagia. Tapi Kyuri terlihat tak begitu menganggap serius dengan apa yang sudah ia dengar dari Kyung soo. Hal itu juga membuat nya enggan untuk mengklarifikasi semua nya.

"hey lihat dia sedang memandang mu," kata Kyung soo yang sudah berjalan menuju pantry, Kyuri yang sedang menghadap kearah Kyung soo langsung menoleh, Jong in tersadar dia pun malah melempar bantal sofa kearah Kyung soo. Kyuri hanya tertawa kecil melihat itu.

...

Jong in naik ke tangga atap rumah Kyung soo, Jong in memang sering bermalam di rumah Kyung soo karena dia selalu merasa kesepian kalau diam di apartemen sendiri. Saat dia naik dia baru sadar kalau ada seseorang yang ia yakini itu pasti Kyuri. Kyuri duduk meringkuk sambil memeluk lutut nya. Belum sempat mendekat lagi Jong in sudah melihat bahu Kyuri yang bergetar. Saat itu juga ia merasa dada nya sesak, tak lama Kyuri terdengar sesenggukan dan dia semakin menenggelamkan wajah nya diantara kedua lutut nya. Ini bukan pertama kalinya Jong in melihat Kyuri menangis. Seringkali, tapi Jong in tak pernah mau mendekatinya. Saat itu pun Jong in mencoba mendekat, Jong in melepas jaketnya dan menyampirkannya di bahu Kyuri. Kyuri sadar akan hal itu, tapi dia masih menangis. Dia juga enggan menoleh karena malu. Jong in duduk di samping Kyuri sambil memeluk lutut nya dan memandang bintang-bintang. Kyuri terdengar mencoba menghentikan tangisnya. Ia merasa malu karena dia bukan anak kecil lagi yang menangis tersedu-sedu sambil sembunyi.

"jangan paksa kan Kyuri,"kali ini Jong in memandang Kyuri. Kyuri mengangkat wajah nya sambil menghapus air mata nya. Ia melihat kearah Jong in. Jong in tertawa kecil melihat ekspresi lucu Kyuri setelah menangis.

"kenapa kau datang, mengganggu saja."

"untuk apa kau menangis?" Jong in memandang gadis itu lekat, tangan nya bergerak menghapus sisa air mata di pipi Kyuri. Kyuri hanya menghela nafas, tak ada rasa berdebar atau apapun.

"kenapa kau tak bisa melupakan nya sedikit pun Kyuri." kata Jong in lirih sambik menatap mata Kyuri lekat. Tapi Kyuri menatap jempol-jempol kaki nya, dia memainkan jempol-jempol kaki itu menghindari tatapan Jong in. Kalian tahu, orang yang sedang menangis atau bersedih akan tambah menangis saat dikasihani.

"aku duduk di sini untuk pertanyaan yang sama, kenapa aku tak juga bisa melupakan sehun. Sehun menyakiti ku dengan tatapannya, dengan kata-kata nya waktu itu. Tapi kenapa aku masih saja merasa selalu masih membutuhkan nya. Saat sendiri aku selalu mengingat kebersamaan ku dengan nya. Saat dia datang dan akan menghibur ku. Hiks." Kyuri kembali menenggelam kan wajah nya di antara kedua lutut nya. 

Melihat itu membuat Jong in ingin sekali rasa nya memeluk Kyuri. Ingin menunjukan bahwa ada diri nya yang akan selalu berada di sampingnya. Jong in bersedia menunggu sampai Kyuri berhasil melupakan Sehun. Tapi akhir nya Jong in hanya mengusap puncak kepala Kyuri dengan sayang, dia tak ingin Kyuri merasakan sakit dan debaran berkecambuk didada nya.

"uljima Kyuri-ah," malam itu Jong in menemani Kyuri menangis sampai hampir tengah malam. 

_______________

Hay reader, maaf yah ff nya gak jelas karena bikin nya juga iseng pengen nyobain bikin oneshoot. Di mohon komen yah tentang fic aku ini. Gomawoo ^_^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet