Chapter 3

Dirty Little Secret
Please Subscribe to read the full chapter

The way she feels inside

Those thoughts I can’t deny

These sleeping thoughts won’t lie

 

Kris Pov

 

 Entah sudah berapa lama Kris memandangi layar ponselnya yang memampangkan nomor ponsel Amber, yang dia dapatkan setelah meneror seorang laki-laki yang dia kenal waktu kuliah dan tidak sengaja ketemu lagi, yang seseorang, yang kebetulan mengenal Amber. God,laki-laki itu pasti mengira dia orang paling aneh sedunia dengan aksi terornya untukmendapatkan nomor telepon Amber, but who cares, yang penting sekarang dia bisa menelepon Amber. Selama bertahun-tahun dia sudah mencoba banyak cara untuk mencari perempuan itu. Mulai dari mengirimkan berpuluh-puluh e-mail yang nggak pernah dibalas, menguntit Yuri, mantan teman sekamar Amber, selama berbulan-bulan sampai cewek itu mengancam akan ke polisi untuk minta restraining order, hingga mengaduk-aduk friendster,facebook,linkedin, dan myspace, tapi semuanya berakhir nol besar.

 Dia juga mencoba meng-google nama “Amber Joshpine Liu”, tapi nama itu pun tidak keluar di mana pun. Akhirnya dia harus menyerah. Pada saat itu, dia baru menyadari betapa sedikit informasi yang dia tahu tentang Amber. Dia bahkan tidak tahu nama kedua orangtuanya atau apa pekerjaan mereka. Selama waktu yang singkat dulu, Amber hanya bercerita tentang betapa strict orangtuanya, itu saja. Dan Kris belum segitu gilanya atau kayanya sampai mau menyewa tenaga professional untuk mencari Amber. Amber memang selalu lebih tertutup dari pada dirinya, dan selama mereka pacaran, dia tidak pernah bertanya terlalu banyak, takut membuat Amber merasa tidak nyaman. Suatu fakta yang membuatnya ingin menendang dirinya sendiri ketika Amber menghilang tanpa jejak. Melihat ponsel di genggamannya membuatnya kembali lagi ke delapan tahun yang lalu, seminggu setelah Amber kabur dari apartemennya.

 

Flashback on

 

 Entah berapa kali dia menelepon nomor kamar Amber di Eaton Hall sehingga membuat Yuri kedengaran sudah siap membunuhnya.

“She is not here!!!”

Mendengar nada Yuri yang mendekati bentakan, membuat persepsi Kris tentang cewek-cewek Jepang yang lemah lembut dan penuh senyum berubah 180 derajat. Tanpa menghiraukan nada bicara Yuri, Kris bertanya, “Do you know where she is?” untuk lebih menyakinkan dia menambahkan,

”I really REALLY need to talk to her.”

Kris tahu dia kedengaran merengek, tapi dia tidak perlu. Selama dua hari setelah pertengkaran mereka, pikirannya campur aduk. Dia sama sekali nggak bisa mikir, padahal dia seharusnya belajar untuk ujian akhir semester minggu depan. Awalnya dia masih dalamtahap shock dan yang terlintas dalam pikirannya adalah bahwa semua ini hanya mimpi buruk, bahwa sebentar lagi dia akan bangun dan mendapati dirinya hanya sebagai anakkuliahan yang masalah terbesarnya adalah untuk me-maintain IPK-nya agar tetap dia atas 3,5. Ketika sadar bahwa ini bukanlah mimpi, tapi kenyataan, kemarahan datang.

 Segala tuduhan dan sumpah serapah keluar dari mulutnya. Dia yakin Amber sengaja membuat dirinya hamil. Bahwa Amber sudah merencanakan malam itu, dan dia, sebagai cowok blo’on, tidak tahu sama sekali dirinya sedang dijebak. Mereka memang sudah berhubungan intim beberapa kali dengan mengenakan kondom, karena Amber tidak mau minum pil birth control. Tapi kemudian mereka mulai lebih berani dengan berhubungan seks tanpa mengenakan kondom kalau tubuh Amber sedang tidak fertil. Dan minggu itu adalah salah satu minggu tidakfertilnya. , dia seharusnya tidak pernah percaya kata-kata yang keluar dari makhluk yang masih bisa hidup setelah mengalami pendarahan selama lima hari. Oleh karena itu, diamenolak menelepon Amber duluan. Prinsipnya mengatakan pihak yang salahlah yang harus meminta maaf duluan, dan menurutnya itu adalah Amber.

 Tapi setelah semua kemarahannya reda, rasa bersalah datang. Dia seharusnya tidak blow-up seperti itu di hadapan Amber. Dia lebih tua dari Amber dan lebih berpengalaman, tapi yang lebih penting lagi, dia seorang laki-laki, jadi seharusnya lebih analitis dan berkepala dingin dalammenhadapi krisis. Setelah dia pikir-pikir lagi, ada banyak solusi lain yang bisa mereka pertimbangkan selain aborsi. Ya tuhan, dia sudah meminta Amber membunuh anak mereka.Dan dengan rasa bersalah, kekhawatiran pun muncul. Apakah Amber sudah menggugurkankandungannya? Apa Amber betul-betul serius ketika dia berkata mereka putus? Apa dia baik-baik saja?

“Just like the last time I told you, I don’t know where she is. I’m not the boyfriend who she has been spending so much time with.”

 Kata-kata Yuri kali ini membuat Kris bertanya-tanya apa jangan-jangan Amber meminta Yuri untuk tidak memberitahukan keberadaannya kepada Kris. Bahwa Amber ada di dalam kamar ketika dia menelepon, atau bahkan duduk di samping Yuri, mendengarkan percakapanmereka. Tapi itu tidak mungkin, karena meskipun Yuri teman sekamar Amber selama tahun pertamanya di lowa state, Yuri bukanlah teman baik yang bisa diajak bersengkongkol untukmelakukan hal seperti ini. Mereka bahkan nggak pernah hangout bareng. Mereka hanya teman sekamar, titik.

Tapi, apa ada kemungkinan dia salah menilai situasi ini? Mungkin karena desperate dan tidak memiliki orang lain lagi yang bisa diajak bicara, Amber menceritakan kejadian di antara mereka kepada Yuri. Dan sebagai cewek, Yuri merasa tersinggung juga atas kelakuan Krisdan setuju menjauhkannya dari Amber.

“Just tell me the truth. Is she with you right now?”

“I already told you. She’s not here!!!” teriak Yuri, sebelum mulai ngedumel dalam bahasa Jepang yang Kris yakin berisi makian tentangnya.Dia tidak punya waktu untuk mendengar Yuri ngedumel dan memotong, “Did she tell you where she’s going?”

“No!!! and even if she did, I won’t tell you,” kata Yuri dan langsung menutup telepon.

“Hello… Hello… Goddamn it!!!” teriak Kris frustasi

 Buru-buru dia mengambil kunci dan lari keluar menuju mobil. Dia harus segera ke Eaton. Hell, dia yakin Amber sekarang ada di kamarnya. Sepanjang perjalanan dia mengomeli dirinya sendiri. Bagaimana dia bisa sebegini butanya selama beberapa hari ini? Kenapa dia bahkan tidak menyangka sampai beberapa detik yang lalu bahwa Yuri sudah berbohong padanya? Kenapa dia tidak punya inisiatif untuk mencegat Amber di kelas-kelasnya, toh, dia tahujadwalnya? Atau lebih baik lagi, tongkrongin Eaton Hall sampai Amber muncul, toh cepat atau lambat dia harus pulang juga.

 Sepuluh menit kemudian dia sampai di Eaton Hall. Di parkir di tempat pertama dilihatnya, yang ternyata tempat parker penyandang cacat, tapi dia tidak peduli. Ketika sampai di depan pintu gedung dan sedang memikirkan cara masuk padahal tidak memiliki karturesidensi, dia melihat serombongan cewek baru akan keluar. Tanpa peringatan, dia langsung menerobos rombongan itu dengan paksa dan berlari menuju kamar Amber. Dia mendengar beberapa dari mereka meneriakkan sumpah serapah padanya, yang dia biarkan tidak terjawab.

 Dia baru saja memasuki lorong tempat kamar Amber terletak ketika dia melihat Yuri dan… noing way, Amber, sedang berjalan ke arahnya. Dua cewek itu membawa ransel yang kelihatan cukup berat, kemungkinan dalam perjalanan menuju perpustakaan untuk belajar. Tentu saja Amber, cewek paling pintar yang pernah dia pacari, siap menghadapi ujian akhir semester, tidak peduli bencana apa yang sedang dia hadapi dalam kehidupannya.Sedangkan Kris sudah kalang kabut nggak karuan.

 Dan sebelum menyadari apa yang dia lakukan, dia sudah menyeruakan nama Amber. Kris mendengar Amber terkesiap. Satu detik Amber menatapnya dengan mata melebar, terkejut melihatnya, dan detik selanjutnya dia sudah lari seakan bokongnya kebakaran menuju kamarnya di ujung lorong. Kris membutuhkan beberapa detik untuk menyadari bahwa Amber lari darinya, kemungkinan akan mengunci diri di dalam kamar dan menolak berbicara dengannya. Buru-buru dia lari mengejarnya, tapi terlambat, karena Amber sudah menghilang ke dalam kamar dan buru-buru menutup pintu dengan bantingan yang cukup keras. Ketika Kris sampai di depan pintu, dia langsung mencoba memutar gagang, tapi tidak berhasil.Seperti dugaannya, Amber sudah mengunci pintu itu.

“Amber, tolong buka pintunya. Aku perlu ngomong sama kamu,” ucap Kris sambil mengetuk pintu itu dengan cukup keras.

Sunyi. “Am, please… just talk to me, okay,” pintanya lagi.

“Dude, she doesn’t want to talk to you. Just leave her alone,” ucap Yuri yang tanpa disangka-sangka sudah berdiri sambil bertolak pinggang di samping Kris.

Cewek satu ini kemungkinan keturunan Ninja karena bisa bergerak tanpa sepengetahuannya. Well, keturunan Ninja atau bukan, dia akan mencekiknya kalau cewek ini mencoba mencampuri urusannya.

“This is between her and me. Just stay the hell out of this, okay” bentak Kris.Yuri kelihatan tersinggung karena dibentak, tapi dia tidak berkata-kata lagi.

“Amber, open the door,” pinta Kris.

“Go away, Kris.”

 Mendengar suara Amber untuk pertama kali setelah seminggu ini, membuat lutut Kris lemas dan untuk beberapa detik dia lupa tujuannya datang ke sini, tapi kemudian dia dapat mengontrol reaksi tubuhnya dan berkata, “Nggak, aku nggak akan pergi sampe kamu ngomong sama aku, goddamnit.” Setelah lima detik dan pintu masih tertutup, Kris menggedor pintu itu sekencang-kencangnya sambil berteriak, “Open the damn door!”

“No!” balas Amber tegas.

Pintu-pintu kamar di sepanjang lorong mulai terbuka satu per satu dan beberapa kepala melongok ke luar untuk melihat keributan apa yang terjadi pada selasa malam begini. “Buka pintunya, Amber. Sumpah mati aku akan dobrak pintu ini kalo kamu nggak buka pintu. Keluar sini dan ngomong sama aku.”Kesunyian membalasnya, dan Kris betul-betul tidak tahu apalagi yang harus dia lakukan sekarang. God, dia tahu dia menjadi laki-laki brengsek, tapi apa dia sebegitu tidak berharga sampai Amber bahkan tidak mau bertatap muka dengannya? Dengan penuh kesal dan sesal, dia meninju pintu kamar Amber dua kali hingga retak. “OPEN THE DOOR,” teriaknya.

 Dia mendengar beberapa tetangga Amber yang memang cewek semua, berteriak kaget melihat keganasannya. Sejujurnya, dia sendiri kaget. Lalu salah satu dari mereka berteriak, “Somebody call campus security!” !!! Dia hanya memiliki beberapa menit sebelum polisi kampus muncul dan mendendanya karena masuk ke property orang tanpa diundang atau lebih parah lagi,melemparkannya ke penjara karena merusak property kampus.

“Fine. Kamu nggak mau ngomong sama aku, fine. Kamu mau putus sama aku, itu juga nggak pa-pa. aku Cuma mau tahu apa yang udah kamu lakukan dengan bayi kita.”

Tidak ada respons sama sekali dari balik pintu, dan Kris mendesah panjang. Dia baru saja akan mengucapkan kalimat selanjutnya ketika dari sudut mata dia melihat polisi kampus muncul di ujung lorong. , , !!! Dia buru-buru ngacir menuju pintu darurat di sebelah kanan dan lari secepatnya menuju mobil, tidak menghiraukan teriakan orang-orang yang memmintanya berhenti.

Flashback off~

 Semua memori itu tiba-tiba membuat Kris kehabisan napas setiap kali Amber terlintas di kepalanya, inilah reaksi yang dia da

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Stefyasan
#1
Chapter 7: Chapter 7 : Lanjutin lagi dong thor.... Sumpahnya ini cerita bagus sekali
LapisLegit #2
Chapter 7: Update vleaaeeee
ajol_fxonee
#3
TT.TT
Mongmong27 #4
Chapter 7: Author please lanjut dong, please, jeballlll, greget banget. Ini pertama kalinya aku komen diantara ribuan fanfic yang aku baca... Please thor... ????
ajol_fxonee
#5
Chapter 7: Lanjutan donk...
Ini udah kelamaan... Kangen n penasaran banget nih..
youngii_25 #6
Chapter 7: Mana lanjutannya T.T
_llamace97 #7
Chapter 7: Update plsss! Ini ASDFGHJKLL sekali. Gue sukaaaa <3 <3
yunida #8
Chapter 7: Update thor update
ratih_ps #9
Chapter 7: update update :D
liuliuyifan #10
Chapter 7: byun baekhyun siapa?? bb singkatan apa? yang lucu apa???