But She Never More Complained of His Growing

The Trees They Grow So High
Please Subscribe to read the full chapter

garis miring dan bold di setiap bagian adalah lirik dari lagu The Trees They Grow So High versi 1.

The trees they grow high,
the leaves they do grow green

Luhan pertama kali melihat Oh Sehun ketika saat itu tiba-tiba saja anak lelaki itu tinggal di rumahnya. Ayahnya berkata bahwa Sehun adalah anak dari salah satu rekan bisnis ayahnya di Korea. Ayahnya berkata bahwa Sehun datang ke China untuk belajar.

Sebenarnya Luhan tidak pernah bertemu langsung dengan Oh Sehun.

Luhan adalah seorang freelance editor yang kesehariannya sangat sibuk, hampir ia jarang berada di rumah, ketika di rumah pun ia tidak pernah keluar dari kamar, sibuk berhadapan dengan laptop dan tumpukkan kertas yang berisi corat-coret tangannya di hampir seluruh bagian isi dari kertas-kertas tersebut.

Many is the time my true love I've seen
Many an hour I have watched him all alone

Walaupun tidak pernah bertemu langsung dengan Oh Sehun, Luhan sering melihat anak lelaki itu bermain bola sendirian di halaman belakang rumahnya tetapi hanya sebatas melihat dari jendela kamarnya. Tidak lebih.

Sebenarnya kalau Luhan jujur, Oh Sehun itu benar-benar tampan. Entahlah, wajahnya mungkin tidak setampan dan semenggoda Park Chanyeol, rapper Korea kesukaannya, tetapi Sehun memiliki sesuatu yang mungkin semua wanita akan bertekuk lutut padanya. 

He's young,
but he's daily growing

Rumor yang beredar dikalangan asisten rumah tangga, bahwa Oh Sehun sebenarnya lebih muda daripada penampilannya. Luhan tidak mengerti apa yang menjadikan itu sebagai masalah. Maksudnya, sekarang banyak sekali anak-anak remaja yang terlihat lebih tua dari umurnya. Tetapi, melihat dari dalam jendelanya, Luhan beranggapan bahwa mungkin Oh Sehun adalah pelajar SMA. Dan ya, itu bukan urusan Luhan karena remaja itu hanya menumpang di rumahnya. Tetapi, beberapa asisten rumah tangga tetap membicarakan itu sampai ketika salah satu pelayan mudanya bernama Gayoung ikut berkata demikian. Sambil membereskan kertas-kertas yang ia sudah selesaikan, matanya menatap Gayoung yang juga membantunya membereskan kertas-kertas itu dengan tawa, "Mungkin Oh Sehun masih seorang pelajar SMA.Oh Sehun juga kelihatan tampan, kenapa tidak?"

Father, dear father,
you've done me great wrong
You have married me to a boy who is too young

Ayahnya sudah pasti gila.

Ya, gila. Dengan santainya lelaki paruh baya itu menghirup teh Earl Grey di hadapannya sambil berkata bahwa dia akan menikah dengan Oh Sehun minggu depan.

Apalagi ayahnya berkata bahwa Oh Sehun masih berumur 14 tahun. 

Luhan langsung menyemburkan teh yang berada dalam mulutnya. Dia memang mengira Oh Sehun lebih muda darinya, tetapi tidak semuda itu.

"Ah, jangan ulangi kelakuanmu Luhan, tidak sopan menyemburkan air ke hadapan orang tua." ujar ayahnya sambil mengelap bajunya dengan tisu. Nada suaranya menandakan bahwa pria tua itu sudah memperkirakan ini.

"Oh Sehun sudah tahu dari awal dia datang kesini sementara aku baru tahu seminggu sebelum pernikahan itu berlangsung?" tanya Luhan tidak percaya. Berarti hanya dia yang tidak tahu maksud awal mengapa Oh Sehun tinggal di rumahnya. Hanya dirinya seorang, Lu Han?

"Kalau Ibu masih ada mungkin Ibu akan memukul kepalamu, yah...." ucap Luhan lirih. Kalau ibunya masih hidup mungkin ibunya juga menentang pernikahan ini. Tidak masuk akal, memangnya ini zaman apa? Perjodohan bukanlah suatu keharusan!

Ayahnya menghela napas, "Ibumu pasti tidak akan menolak Luhan, dia tahu keluarga Oh seperti apa..."

Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu, ayah Luhan langsung mempersilahkan orang itu masuk.

Dan orang itu adalah Oh Sehun. 

Pertama kali dalam hidupnya, Luhan melihat Oh Sehun secara langsung di depannya. Dan memang Oh Sehun lebih tampan dari apa yang ia kira. Tubuhnya tinggi dan kurus, tetapi walaupun demikian bahunya lebar membuat Luhan meragukan umur lelaki muda itu.

Oh Sehun duduk di kursi yang berada di antara Luhan dan ayahnya. Ekspresi wajah anak lelaki itu benar-benar tenang, dan datar. Sejujurnya Sehun tidak seperti bocah 14 tahun, Sehun seperti dewasa sebelum waktunya, dirinya mengira Oh Sehun berumur sekitar 17 sampai 19 tahun. Tetapi 14 tahun?! Ini gila.

I'm twice twelve and he is but fourteen

Luhan hanya membuka dan menutup mulutnya kembali, tidak bisa berkata apa-apa melihat ayahnya berinteraksi dengan Oh Sehun.

"A-Ayah pasti sudah gila...." Luhan berbisik, "Demi Tuhan dia 14 tahun dan aku 24 tahun, ayah! Kau gila? Kau mau menikahkanku dengan bocah?!"

He's young,
but he's daily growing.

Ayahnya menghembuskan napas. Oh Sehun hanya menatapnya datar.

 

Daughter, dear daughter,
I've done you no wrong
I have married you to a great lord's son

"Luhan." panggil ayahnya, "Sehun mungkin masih sangat muda, tetapi dia sudah bisa bertanggung jawab. Perusahaan ayahnya di China ia pegang langsung, benar kan begitu, Sehun?"

Oh Sehun hanya mengangguk sopan.

He'll be a man for you when I am dead and gone

"Sehun disini akan menggantikanku untuk menjagamu ketika aku sudah tidak mampu lagi menjagamu, ketika aku sudah tidak ada." ujar ayahnya sambil menaruh cangkir tehnya.

Luhan terdiam sejenak, "Tetapi...."

"Tidak ada tapi-tapian, Luhan." potong ayahnya, "Tanggalnya sudah ditetapkan sabtu depan, aku harap kau mempersiapkan dirimu." ayahnya lalu bangkit, "Ku berikan waktu kau berbicara dengan Sehun. Aku permisi dulu." dengan begitu ayahnya keluar dari ruangan.

Kini tinggal dirinya dan Oh Sehun berada di ruangan itu. Keduanya terdiam, sama-sama meresapi apa yang ayah Luhan sampaikan.

"Aku pikir kau kesini hanya untuk melanjutkan sekolahmu." Luhan berkata pelan, mencairkan suasana.

Oh Sehun hanya menghela napas.

"Ku tebak, pasti kau menyetujuinya kan?" sembur Luhan, "Kenapa? Kenapa kau menyetujuinya? Kau masih punya banyak kesempatan, hidupmu masih sangat panjang, kau pasti punya cita-cita kan? Kejar dulu cita-citamu. Lagipula kau masih bisa mencari wanita yang seumuranmu nanti saat kau sudah dewasa. Mengapa kau—"

"Luhan." 

"—menerima ini semua? Kau masih sangat muda. Masih waktunya memikirkan bermain, bukan menikah. Ya Tuhan kenapa—"

"Luhan."

"—hal ini harus terjadi? Bagaimana dengan teman-temanmu nanti menganggapmu? Apa yang akan teman-temanku katakan? Apa aku termasuk pedofilia? Aku tidak mau jadi pedofilia—"

"LUHAN."

Luhan akhirnya berhenti. Ia menatap Sehun tidak percaya. Seseorang yang 10 tahun lebih muda darinya berani menyuruhnya untuk diam hanya dengan memanggil namanya?

Dan Ya Tuhan, mengapa namanya terdengar bagus ketika Oh Sehun mengucapkannya?

"Aku mengira umurmu masih 17 tahun saat aku pertama kali melihatmu." Oh Sehun mulai berbicara, "Jadi aku pikir tidak masalah. Dan tak lama kemudian ayahmu berkata padaku bahwa umurmu lebih tua 6 tahun dari 17 tahun."

Luhan menggumam, aku lah yang mengira umurmu sudah 17 tahun.

"Awalnya aku tidak percaya, sampai akhirnya aku menemukan buku tahunan SMA-mu di perpustakaan rumah." Oh Sehun terdiam sejenak, "Tetapi, itu tidak penting, menurutku umur tidak penting."

Luhan ingin menangis, mengapa hal ini harus terjadi padanya? Kenapa Oh Sehun menyetujui pernikahan ini? Apa yang anak kecil ini pikirkan?

"Kenapa?" tanya Luhan dengan air mata yang sudah berkumpul di pelupuk matanya. Ia bisa saja langsung menangis jika ia kembali memikirkan bahwa hidupnya sebagai manusia bebas akan berakhir dalam seminggu kedepan.

Oh Sehun hanya menunduk, Luhan sudah siap meratapi hidupnya sampai akhirnya Sehun berkata pelan,

"Aku tidak akan mau kalau aku tidak menyukaimu." 

Luhan terhenti dari pikirannya, matanya menatap Oh Sehun dengan dahi berkerut, "Apa?" Ia tidak salah dengar, kan?

Oh Sehun memajukan dirinya dan menggapai salah satu tangan Luhan, "Luhan, mungkin kau tidak menyadari keberadaanku tetapi aku menyadari keberadaanmu, aku tahu dirimu, aku sudah sekian kali melihatmu tetapi aku tidak mempunyai keberanian untuk berbicara padamu karena aku tidak tahu harus berbicara apa."

Luhan menatap tangan Oh Sehun yang berada diatas tangannya, sejak kapan tangan seorang 14 tahun lebih besar daripada tangannya? Dan mengapa rasanya tangan milik Oh Sehun pas sekali dengan tangannya, seolah-olah memang tercipta untuknya?

"Aku setuju karena kemauanku sendiri, aku mungkin masih sangat muda tetapi aku tahu apa yang aku lakukan. Aku melakukan ini bukan karena aku sekedar ingin menuruti mau ayahku dan ayahmu tetapi aku melakukan ini karena aku serius." 

Setetes air mata jatuh di pipi Luhan.

"Luhan." panggil Sehun lagi, kedua tangan Sehun memegang pipi Luhan sekaligus menghapus air matanya. Luhan memandang bola mata hitam Sehun yang tajam menatapnya, "Aku tidak ingin menikah tanpa melamarmu, jadi, Lu Han, apakah kau bersedia menikah denganku?"

Luhan baru menyadari wajah Oh Sehun dari dekat terlihat lebih sempurna dibandingkan apapun yang pernah ia lihat. Bola matanya benar-benar hitam dan garis wajahnya benar-benar tajam, membuat Luhan berani bersumpah kali ini bahwa ketampanan Park Chanyeol berada jauh dibawah Oh Sehun. Dan tangannya yang memegang kedua pipi Luhan, dan wajahnya yang berada dekat sekali dengan Luhan sampai Luhan bisa mencium aroma musky dan mint yang menguar dari diri Oh Sehun membuat Luhan pipi Luhan merona seperti gadis sekolahan.

Apa yang anak kecil ini lakukan?

Mengapa wajahku memerah?

Apa dia menyadari wajahku yang memerah ini?

Sekarang aku harus bagaimana?

Sial, wajahnya benar-benar serius?

Kok dia tampan sekali ya.

Hm. Coba bayangkan dia jadi pasanganku hm...

Luhan, kau yang dewasa disini. Berhentilah berpikir dan jawab sekarang.

Tapi..., apa aku harus menerimanya?

Dia serius.

Ini gila.

Aku gila.

Apa aku akan menyesali ini?

Luhan mencoba menghapus pemikiran dalam otaknya. Ucapan Sehun terdengar tulus membuat Luhan tak berdaya, sampai akhirnya ia memberi sebuah anggukan kecil sebagai jawaban dari pertanyaan Sehun.

Tak lama kemudian, bibir Sehun mendarat diatas bibir Luhan.

He's young, but he's daily growing.

Ø

 

Pernikahan itu telah berlangsung. Dengan hanya mengundang beberapa orang saja akhirnya Oh Sehun menikahi Luhan. Tidak ada pesta-pesta meriah layaknya orang pada umumnya, hanya ada keluarga, kerabat terdekat dan altar saja yang menjadi saksi pernikahan Oh Sehun dengan Luhan.

Father, dear father, if you see fit
We'll send him to college for another year yet

Ø


I'll tie blue ribbons all around his head

"Sehun."

Sehun yang saat itu sedang duduk di meja belajar, membelakangi pintu langsung menaruh pulpennya dan berbalik,

"Hey."

Sehun langsung membawa Luhan ke dalam pelukannya dan menciumi kening Luhan,

"Bagaimana pekerjaanmu hari ini?"

Luhan menaruh kepalanya di dada Sehun sambil memeluk Sehun, "Melelahkan, bosku marah-marah pada tim kami karena deadline sudah dekat tetapi kami baru menyelesaikan setengah dari novel yang diedit."

"Kenapa bisa begitu? Bukannya kau kemarin bilang bahwa novel yang kau edit sudah mau selesai?" tanya Sehun lagi sambil menaruh dagunya diatas kepala Luhan,

"Itu bagianku! Kalau bagian yang lain belum semua selesai. Padahal sudah kukatakan berkali-kali pada mereka untuk lebih cepat menyelesaikannya tetapi mereka itu lamban sekali sampai membuatku ingin melempar mereka dengan laptopku." gerutu Luhan sambil tetap memeluk Sehun

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
noonafujo #1
aaaaaaakkk bagus
parkHyunIn #2
Chapter 1: Ini apaaaaaa????? Sehun mati gt aja!
Btuh epiloggggg~~~juseyoo/bow
SheilandaK #3
Chapter 2: Mau yg dari sudut pandang sehun nya. Plis... T.T
icecrystalblize #4
Chapter 1: ceritanya seru
autumndeer
#5
Chapter 2: Yes.. epiloque from sehun
autumndeer
#6
Chapter 1: Damn.... this is so sad...
pxnkautumnxx #7
Chapter 1: epilognya plizzzzz :3
skytree #8
Chapter 1: Akhhh!
Sialan! Sedih banget! Apalagi sambil denger lagunya.
Epilog dong? Kasih tau sehun sebenarnya kenapa? Please, jaebal?
Lu7deer #9
Chapter 1: Hah??? Serius ini??? Sehun meninggal?????
Ya ampunnn kasian banget donk Luhan dan haowen.....uuuuu

Pdhl luhan udah dpt menerima dan mencintai sehun.... Sehun sakit jantung ya??????

Nih os bikin nangissss...... T.T
syidah
#10
Chapter 1: Sebenarnya Sehun sakit apa??
poor luhan and haowen
please make a sequel??