Part 3

Unconditionally Love
Please Subscribe to read the full chapter

Main casts: Kwon Jiyong, and Choi Seunghyun.

Support casts: Find by yourself.

Warning: AU, typo(s), pasaran, and manymore.

Genre: Family, and Drama.

 

youngdinna present

.

.

Enjoy it!

Part 3 "Appa, mianhaeyo"

 

"Umma, di mana abeoji? Aku juga ingin mengenalkan Jiyong padanya."

Jiyong menghela napas sambil membenahi pakaian yang ia bawa selama tinggal di rumah Seunghyun. Hari ini Jiyong bertolak ke rumah calon suaminya, dan hal yang di harapkan Jiyong tidaklah banyak, mendapat sambutan senyuman samar saja ia cukup senang.

"Seunghyun, pelankan suaramu.."

Nyonya Choi adalah wanita yang lembut, ibu impian dari semua anak yang belum merasakan belaian seorang ibu, seperti Jiyong. Jiyong sangat tersentuh saat ibu Seunghyun -dengan tangan terbuka- menerima Jiyong sebagai calon menantunya.

"Umma, abeoji sudah mempermalukan dirinya sendiri di depan Jiyong."

"Seunghyun, jangan terlalu keras. Bagaimana kalau Jiyong mendengar? Ini akan membuatnya sakit hati."

Jiyong menghela napas lagi, ia lalu bergumam pelan, "Aku sudah mendengarnya, omonim."

Tidak seperti nyonya Choi yang menyambutnya dengan sukacita, tuan Choi bahkan tidak hadir dalam jamuan keluarga pagi tadi. Jiyong tentu merasa sakit hati, terhina, tapi apa yang bisa ia lakukan?

"Hei.." Jiyong tersadar dari lamunannya saat Seunghyun memasuki kamar mereka, pria itu tersenyum kecil, "Mau jalan-jalan sebentar?"

"Tidak. Aku ingin mandi dan tidur saja." Jiyong tersenyum, pemuda itu lalu beranjak meraih handuk dan pakaian bersih yang sudah ia siapkan. Jiyong tersentak saat Seunghyun tiba-tiba memeluknya dari belakang.

"Seunghyun.."

"Maafkan ayahku, tolong maafkan beliau." Jiyong memejamkan mata sambil menggenggam tangan Seunghyun, "Beliau hanya-"

"Gwenchana." Jiyong berbalik menghadap Seunghyun, ia lalu meraih kedua sisi wajah kekasihnya itu sembari tersenyum lembut, "Beliau butuh waktu untuk menerimaku, kan? Aku akan menunggu sampai saat itu datang."

Seunghyun tersenyum kecil, ia lalu merengkuh tubuh Jiyong dalam pelukan hangat, "Aku sangat beruntung memilikimu."

"Kau mulai berlebihan lagi." Jiyong tertawa, ia mengernyit saat merasakan Seunghyun merintih pelan saat Jiyong menyentuh pinggangnya, "Waeyo?"

"Aniyo.. Beberapa hari ini aku lelah sekali, pinggangku sakit." Seunghyun tersenyum lemah.

"Mengapa baru bilang sekarang? Aigoo.." Jiyong melepas pelukan Seunghyun dan bergegas mencari krim pereda rasa sakit, "Lepaskan bajumu, aku akan mengobati nyerinya."

"Such a good wife, uh?" goda Seunghyun. Jiyong mencubit pelan lengan Seunghyun.

Dengan telaten, Jiyong mengoleskan krim tadi ke pinggang Seunghyun, sedikit memijatnya pelan.

"Kau tahu hal lain yang membuatku tergila-gila padamu, Jiyongie?" tanya Seunghyun memecah keterdiaman mereka. Jiyong tertawa pelan.

"Molla. Kupikir mungkin karena  aku tampan?" jawab Jiyong sekenanya, "Memangnya apa?"

"Karena kau mirip ibuku."

"Mwo?"

"Ya." Seunghyun tersenyum, ia lalu berbalik sambil memakai kembali kemejanya, "Dan caramu menyayangi Aster dan Aden, entah kenapa.. aku justru merasa kau semakin mempesona."

"Stop it, cheesy." Jiyong tersenyum sambil menutupi rasa malunya, "Ah, membicarakan soal mereka. Aku jadi rindu dengan Aster dan Aden."

"Hei, kita hanya menginap empat hari. Kau sudah rindu?" tanya Seunghyun.

"Empat hari serasa seperti empat tahun." Jiyong memandang keluar jendela kamar. Seunghyun merasa iba dengan Jiyong.

"Bagaimana kalau besok kita jemput mereka dari sekolah? Kita bawa mereka kemari?"

"Apa tidak apa-apa?"

"Gwenchana. Mereka juga anakku sekarang." ujar Seunghyun tulus, pria itu mengerang kaget saat Jiyong tiba-tiba memeluknya erat.

"I love you.." Seunghyun tertawa dan membalas pelukan erat Jiyong.

"I love you too.."

 

***

 

Malam itu, akhirnya tuan Choi mau makan malam bersama Jiyong dan yang lainnya.

"Yeobo, semua makanan ini adalah hasil masakan Jiyong, bagaimana menurutmu?" tanya nyonya Choi pada suaminya. Tuan Choi nampak berhenti mengunyah, Jiyong langsung menegang seketika.

"Apa kau terbiasa tinggal sendirian?" Jiyong merinding, untuk pertama kalinya ia mendengar suara ayah Seunghyun.

"Benar. Aku tinggal bersama kedua anakku, Aster dan Aden. Mungkin karena terbiasa sendirian, kemampuan memasakku jadi terasah." jelas Jiyong. Tuan Choi nampak terkejut.

"Kau memiliki dua anak? Apa kau pernah menikah sebelumnya?" tanya tuan Choi.

"Belum.. Mereka adalah anak yang kehadirannya tidak di duga Jiyong, abeoji." jelas Seunghyun, "Mereka jugalah yang membuatku terjebak dalam pesona Jiyong."

Jiyong harus menginjak kaki Seunghyun untuk kalimat terakhir yang ia ucapkan. Dasar. Nyonya Choi tersenyum mendengar ucapan putranya.

"Ceritakan tentang dirimu." tuan Choi berujar pelan, "Ayo, ikut aku, Jiyong."

"Nde? Ah, baiklah uhm.."

"Panggil aku abeoji.."

Jiyong terhenyak, namun hatinya tersentuh seiring dengan ucapan ayah Seunghyun yang mengalir keluar dengan mudah.

Seunghyun memberinya kecupan penyemangat di dahi sebelum Jiyong mengikuti ayah Seunghyun menuju perpustakaan rumah.

Jiyong mengikuti ayah Seunghyun dengan tenang. Dia bukan orang jahat, ia yakin ia mampu menjawab semua pertanyaan dalam kepala ayah Seunghyun.

"Duduklah."

Jiyong membungkuk sopan sebelum menuruti permintaan ayah Seunghyun itu.

"Maaf, aku tidak menemuimu pagi ini." ujar tuan Choi.

"Animnida, abeoji. Aku mengerti anda membutuhkan waktu untuk menerimaku." Jiyong menunduk sopan.

"Kau anak yang baik."

"Kansahamnida."

"Bagaimana bisa kau mendapatkan dua anak itu? Kau bilang, kau belum pernah menikah sebelumnya." ujar tuan Choi. Jiyong tersenyum.

"Aku memang belum pernah menikah, abeoji." jelas Jiyong, "Aster dan Aden adalah dua anak yang kutemukan sewaktu mereka bayi."

"Kau temukan?"

"Benar. Mereka bukanlah anak kandungku, mereka juga menyadari hal itu seiring umur mereka bertambah." Jiyong tersenyum, ia lalu menyentuh jantungnya yang berdegup kencang, "Pernahkah abeoji merasakan perasaan di mana abeoji mencintai sesuatu dengan tulus tanpa suatu alasan logis?"

"Maksudmu seperti memiliki seorang anak?" tanya tuan Choi.

"Benar." Jiyong tersenyum, "Ibuku meninggal saat melahirkanku ke dunia ini, ayahku pergi dan sampai sekarang ia tak kembali, abeoji.."

"Aku dan kakak perempuanku tumbuh menjadi pribadi yang mandiri. Bekerja keras sambil saling membantu, sampai saat ini.."

"Suatu waktu ingin rasanya aku menyerah, aku hampir mengakhiri hidupku waktu itu. Namun, tak berselang lama aku bertemu Aster dan Aden." jelas Jiyong sambil tersenyum mengenang kenangan itu, "Sejak saat itu, aku mulai sadar dan berusaha bangkit kembali. Aster dan Aden membawa pengaruh besar dalam kehidupanku, mereka seperti kekuatan baru yang membantu semua masalahku, abeoji. Lalu, tanpa sadar.. perasaan ini tumbuh, aku merasa rela melakukan apapun demi Aster dan Aden, perasaan layaknya orang tua dengan anaknya."

Tuan Choi terdiam, namun tak dapat di pungkiri hatinya mencelos, mendengar semua cerita Jiyong.

"Abeoji.."

Tuan Choi lalu memandang Jiyong, pemuda itu tengah tersenyum ke arahnya.

"Abeoji pasti sangat menyayangi Seunghyun. Itulah, mengapa abeoji khawatir Seunghyun salah memilih pendamping, kan?" tanya Jiyong.

Tuan Choi tersenyum tipis, "Anak itu.. Ia selalu menyalah artikan apa yang kulakukan selama ini. Mungkin.. karena aku juga terlalu menyepelekannya."

"Aku bisa mengerti ba

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Eveningdoggy
#1
Chapter 3: Seriously, I hate writers who don't complete their obligations. I will wait for this story. Oh God, it's been around since 2015...
GDTABI #2
Chapter 3: this is so sad authornim T_T
fluffy-mallow #3
O____________O
_gtop_
#4
Chapter 1: Update gece miiinnnn akkkk gasabar denger ceritanya jidi kkk