Wake Up, Baby...
Wu's FamilyAduh maaf yah lama banget apdetnya… ngerasa ga nyangka aja baru judul dan tag castnya udah ada yang mau komen n subscribe. terima kasih kasih yah…...ini bukti fanxing shipper ga ada matinyah…heheh…
Enjoy yah^^
.
.
.
“Yang…Yang….bangun udah siang nih….”
Tepukan tangan raksasa diperutku membuatku gelagapan dan terbangun dari tidur indahku. Dengan malas-malas aku merubah posisi menjadi duduk mengerjapkan mata sebentar untuk mengumpulkan nyawa. Kutatap kesal pria yang tertidur kembali setelah berhasil membangunkanku dengan tidak elitnya. Yah seperti itulah caranya membangunkanku setiap paginya, gak akan ada belaian mesra, ciuman mesra, sapaan mesra dan sejenisnya. Entahlah sudah lama sekali aku tidak merasakan hal-hal seperti itu dan gak akan pernah berharap juga karena semakin bertambahnya usia pernikahan semakin berbeda pula perlakuan suami, gak akan pernah lagi sama seperti awal-awal pernikahan yang akan memperlakukan istri seperti ratu.. Mungkin gak semua terjadi dalam rumah tangga yang lain tetapi ini yang terjadi padaku. Meskipun malamnya aku teramat kelelahan meladeni hasrat lelakinya yang sama sekali belum pudar, paginya tetap saja begini, dia selalu terbangun terlebih dulu tetapi hanya untuk mebangunkanku. Aku bersama Wu Yifan pria yang bersetatus sebagai suamiku sudah hampir 18 tahun menikah dan sebelumnya melewati 7 tahun masa pacaran. Untuk melewatinya hingga tahap ini tidaklah mudah asal tahu saja, nanti author yang akan menjelaskan satu-persatu. Salah satu yang masih tersisa dari suamiku yang dulu adalah kebiasaannya memanggil ‘Yang’ tanpa sadar aku menghela nafas.. Seorang Wu Yifan akan terus merasa dirinya muda. Sikap narsisnya sama sekali belum luntur meski dimakan usia.
“Daddy juga bangun yah…” kupencet hidung mancungnya sedikit keras.
“arghh….iya mommy…. 10 menit lagi…”
Erangnya sambil mengusap-usap hidungnya. Aku hanya menghela nafas melihatnya yang malah tidur tengkurap, kemudian aku mengikat rambut panjangku. Kulirik jam dinding, jam 6 pikirku sudah terlalu siang untuk melakukan aktivitasku sebagai ibu rumah tangga. Buru-buru kaki-kakiku melangkah ke lantai dua dimana letak kamar putra-putraku berada dan segera memastikan bahwa mereka sudah bangun.
“Cowo kembar ayo bangun…” kubuka kamar pertama.
“Sehun udah bangun mom…” teriak Sehun dari kamar mandinya.
“Good Boy…” teriakku disertai senyumku yang mengembang lantas kubuka kamar sebelahnya.
Benar saja dugaanku Jongin masih telentang dengan mata tertutup rapat juga mulut menganga. Aku mendkatinya naik ke ranjangnya lalu kutepuk pelan kedua pipinya. Karena hanya dengan teriakan dia tidak akan terbangun.
“Jongin sayang ayo bangun….”
“Eunghhh.. 10 menit lagi yah Mom….” lenguhnya yang malah melingkarkan kedua tangannya memeluk perutku menenggelamkan wajahnya disana dan melanjutkan tidur manjanya. Lihat seperti siapa sikapnya yang seperti ini? Aku tersenyum dan menyisir rambutnya dengan tanganku. Kedua putra kembarku ini lahir dari rahimku tetapi kenapa semua watak dan sikapnya dominan ke Daddynya? sama-sama menyebalkan tetapi bikin sayang. Mereka paling susah makan sayur seperti daddynya dan membuatku harus pintar-pintar mengolah sayur agar mereka tetap bisa memakannya. Mereka memiliki dasar sifat yang manja itu jelas menurun dari daddynya. Dan jika ketiganya berada di rumah kalian bisa mendengar dan menghitung berapa kali mereka akan berteriak memanggilku hingga membuatku pusing. Sewaktu masih kanak-kanak dulu mereka akan berebut dengan Daddynya untuk memelukku saat tiba waktunya tidur. Jongin dan Sehun kedua putraku itu memang kembar hanya selisih 10 menit dan Jongin lahir terlebih dahulu, tetapi sama sekali tidak sama persis, lihat saja dari segi fisik saja teramat berbeda, meski tingginya tidak jauh berbeda, mereka sungguh tinggi padahal baru memasuki tahun pertama di sekolah menengah dan tingginya sudah melewatiku, mungkin akan sama tingginya dengan daddynya nantinya karena saat ini mereka masih dalam masa pertumbuhan. Kulit yang sedikit gelap milik Jongin sangat kontras dengan kulit putihnya Sehun.
Dan beberapa bulan lalu mereka mendapatkan kamarnya masing-masing. Penyebabnya, Jongin ini tidak tahan panas dan Sehun tidak tahan dingin,dan setiap malam mereka meributkan penghangat ruangan di kamar mereka. Setiap harinya mereka menggerutu membuat daddynya tidak tahan dan mengeluarkan biaya untuk mendekor kamar yang nyaman sesuai keiginan mereka. Kalau diingat-ingat dulu mereka tidak pernah mau dipisah. Tidur di kamar yang sama, satu sekolah di dalam kelas yang sama, kemana-mana selalu bersama. Dan setelah memasuki usia remaja perbedaan-perbedaan kepribadian mereka mulai terlhat, dan semakin menyusahkan. Dulu sewaktu mereka masih kecil jika berantem dan menangis tinggal diberi permen pasti akan diam dan berbaikan lagi. Kalau sudah mulai besar seperti ini jika mereka mulai berselisih pendapat tidak akan selesai kalau hanya diberikan permen. Jika ada yang bilang dan berharap supaya anak-anaknya cepat besar agar beban semakin ringan itu salah besar karena semakin besar akan semakin besar pula tanggung jawab sebagai orangtua untuk mendidiknya juga biaya yang dikeluarkan akan semakin meningkat. Ayolah beberapa hari ini Sehun dan Jongin sudah mulai menyindir-nyindir daddynya untuk mengganti scoopy mereka dengan mobil atau setidaknya motor yang lebih manly dan membuatku terkikik geli. Sepertinya Yifan akan berkerja lebih keras lagi.
Sekarang mereka masih berada di sekolah menengah yang sama tetapi hanya akan bertemu pada saat jam ekstrakulikuler dance. Selalin sama-sama menyukai susu cokelat mereka juga menyukai dance. Sehun mengambil kelas IPA sementara Jongin masuk jurusan bahasa. Nah itu perbedaan mereka yang lain, Jongin tidak bersahabat dengan yang namanya hitung menghitung dan lebih jago dalam bidang menggombal, itu julukan dari Sehun sebenarnya. Dan mereka akan mulai berdebat dan berakhir Jongin yang meminta bala bantuan kepadaku untuk membelanya. Sehun ini terkadang mulutnya tajam entahlah mungkin turunan dari eyangnya. Jongin ini hanya bersikap selayaknya kakak sebenarnya, yang sebisa mungkin mengalah pada adiknya. Aku selalu mensyukuri akan hal itu, tentang mereka yang saling menyayangi satu sama lain.
“”
Siang itu Yixing yang masih mengenakan apron ungu di dapurnya tercekat mendapati Sehun berada dalam gendongan Jongin dengan luka di lututnya dan matanya terlihat sembab serta isaka
Comments