--2

Trust
Please Subscribe to read the full chapter

Keesokan pagi nya, aku berangkat sekolah lebih pagi dari biasanya. Sooyeon berkata ada hal yang penting, yang harus ia lakukan pagi ini. Jadi, disinilah aku, di depan koridor kelasku. Menyenderkan tubuh ke dinding, sembari mendengarkan musik yang mengalun lewat headphone ku. Suasana koridor cukup sepi dan sunyi. Aku sangat membenci suasana seperti itu. Jadi aku terus memutar musik. Musik itu pelan-pelan mengalun memenuhi rongga-rongga telinga ku. Mataku mulai terpejam sembari mendengarkan lagu-lagu random dari smartphone ku.

Tak lama aku mendengar sebuah langkah derap kaki, menuju ke arahku. Mungkin saja itu anak grade A. Aku terus memejamkan mata dan berusaha tidak perduli siapapun itu. Beberapa detik kemudian suara derap kaki itu berhenti. Butuh waktu sekitar beberapa menit, baru aku mendengar suara bunyi pintu dibuka dan ditutup. Dia memang anak grade A. Aku membuka mataku sejenak. Apa sebaiknya aku menunggu di perpustakaan saja ya? Setidaknya Mrs. Jang pasti sudah datang. Aku tidak akan terlalu merasa kesepian. Dan yang penting, aku bisa menunggu kedatangan Sehun juga. Baiklah, sepertinya itu bukan ide yang buruk juga.

Aku mulai melangkahkan kaki ku, sembari sedikit membenahi rambutku. Aku harus terlihat cantik saat bertemu Sehun. Setidaknya, rambutku harus terlihat rapi. Astaga, aku tidak sabar bertemu pria itu! Dengan begini, bukankah aku tidak perlu menunggu hari Minggu untuk bertemu dengannya? Aku mulai tersenyum.

Dengan segera aku memilih tempat duduk yang menurutku nyaman, dan memasang headphone yang sempat ku lepaskan. Tentu saja, agar tidak terlalu merasa bosan. Apa aku harus membaca buku? Tapi sepertinya tidak usah. Disini juga tidak ada novel yang biasa aku baca. Aku kembali memejamkan mataku sembari menikmati alunan musik.

Saat aku membuka mataku, aku merasa sedikit berat di kepalaku. Lalu saat aku melihat ke depan meja, aku melihat sesosok pria, dengan headphone, sedang membaca sebuah buku di perpustakaan. Aku membulatkan mataku, terkejut. Pria ini, benarkah?

“Hei, kalian berdua mau disini atau masuk ke kelas? Bel sudah dibunyikan, lepaskan headphone itu.” Ujar Mrs. Jang pada ku –lebih tepatnya kami-. Sehun kemudian mengambil buku itu dan pergi. Aku tersenyum dan mengikuti pria itu. Bukan mengikuti, lebih tepatnya pergi ke kelasku juga.

Saat tiba di depan ruang kelasku, aku tersenyum ke arah Sehun yang mulai memasuki kelas nya, dan membisikkan kata-kata, “Fighting.” Aku tersenyum lebar sembari membuka ruang kelasku.

-oo-

Lagi-lagi kejadian itu aku lakukan berulang kali. Tapi sudah beberapa hari ini aku berpura-pura tidur, dan mencoba meliriknya. Walau berujung ketiduran, tapi setidaknya aku bisa melihatnya sedikit lebih lama. Dia benar-benar ampuh membuat mood ku naik. Tentu saja sahabat-sahabatku selalu bertanya padaku, tapi aku berpura-pura berkata jika itu semua karena gambar pria itu. Aku belum bisa jujur pada mereka, karena mereka selalu heboh dimana pun, dan itu membuatku tidak nyaman. Hanya Choi yang mengerti masalah ini, aku percaya pada gadis itu karena ia sangat amat pintar menjaga rahasia.

“Jadi, kau masih terus melakukan kegiatan itu, Jung?” Tanya Choi pagi itu. Aku tidak jadi ke perpustakaan, karena tiba-tiba saja Choi datang lebih pagi. Karena ia ingin menemaniku, katanya. Padahal setiap pagi aku sudah ditemani pria itu. Aku tersenyum sendiri memikirkan hal itu.

“Tentu saja. Melihat wajahnya dari jarak dekat adalah kepuasan tersendiri.” Ujarku.

Choi mengangguk mengerti. “Baiklah, kalau begitu istirahat nanti, ayo ke perpustakaan. Kau ingat tugas fisika kan?” Aku tersenyum lebar, menunjukan senyum bahagiaku kepada Choi. Astaga, dia memang gadis paling pengertian ketiga, setelah mom dan Sooyeon.

“Choi,” dia menolehkan wajahnya kepadaku. “I love you!” Lalu aku memeluknya penuh kasih.

“Yes, I know it already, Jung. I love you too.”

-oo-

Saat bel istirahat dibunyikan, dengan segera aku melangkahkan kaki ku, menyeret Choi, dan langsung menuju ke perpustakaan. Astaga, aku akan bertemu dengan Oh Sehun. Apa aku terlihat seperti fangirl nya sekarang? Tapi kalaupun iya, I don’t care. Karena faktanya aku menyukainya, dan aku tidak perduli perkataan orang.

“Kau duduk saja, aku akan memilih buku yang akan kita kerjakan.” Ucap Choi dan aku mengangguk mengerti. Sembari membuka laptop miliknya, aku mulai mengetik beberapa kata pertama sebagai pembuka. Saat Choi datang, dengan segera aku membaca dan memindai beberapa kata di buku itu dan mengetiknya dengan cepat.

“Hei, biarkan aku mengetiknya. Kita kan berkelompok, Jung. Jangan biarkan aku menganggur seperti ini.” Terdengar suara protes Choi yang kusambut dengan senyuman kecil. Aku langsung menggeser laptop dan beberapa buku untuk ia kerjakan. Saat itulah manik ku bersinggungan dengan Sehun. Astaga, kapan ia datang? Kenapa aku sama sekali tidak menyadari nya? Ya ampun, aku terlalu asik mengerjakan tugas, sehingga lupa sekitarku. Apa dia sudah lama disitu? Tapi kenapa pria itu hanya diam saja?

2 menit kemudian bel berbunyi, tanda istirahat telah selesai. Aku mengerang kesal. Bahkan aku baru sedikit melihat wajahnya, kenapa sudah masuk saja?! Aku melihat ke arah Choi yang mulai mengemasi laptop.

“Bukannya belum selesai?” Tanyaku pada Choi di sela-sela kegiatannya.

Gadis itu mengangguk. “Nanti pulang kita lanjutkan lagi.”

Aku mengangguk senang. Lalu aku melirik pria itu sebentar, tampak ia sudah mulai melangkah pergi dari tempat duduknya. Aku tersenyum sembar

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Youklee #1
Chapter 2: Wow... Penantian yg gak sia2. Andai aja...... Andai hahahaha
arakim19_ #2
Chapter 2: ohmygosh! ini manis banget thor TT__TT #diabetes_kambuh
aihh aku gk kuat > . < kyaa sestal <3
meimeipai #3
Chapter 2: SESTAL MANIS SEKALI..
Valklight
#4
Chapter 2: manis banget.ini. akhirnyaa sehun ngaku juga hihi
minthygb #5
Chapter 2: Saya suka ceritanya thor. Sestal cute
Illeneroset #6
Chapter 1: Chapter 1 : bagus thor, ditunggu part 2 nya ~~
athnisaa_ #7
Chapter 1: Ditunggu next nyaaaaa