First Time I Meet You

20 Years Waiting For You

 "How Did I Fall In Love With You?"

Remember when, we never needed each other

The best of friends like, Sister and Brother

We understood, we'd never be, alone

Those days are gone, and I want you so much

The night is long and I need your touch

Don't know what to say, I never meant to feel this way

Don't want to be alone tonight

I hear your voice, And I start to tremble

Brings back the child that, I resemble

I cannot pretend, that we can still be friends

Don't want to be, alone tonight,

I want to say this right and it has to be tonight

Just need you to know

I don't want to live this life, I don't want to say goodbye

With you I wanna spend the rest of my life

How did I fall in love with you?

What can I do, to make you mine

Falling so hard so fast this time

Everything's changed, we never knew

How did I fall,in love , with you?

“Ma, Eun Win ingin ikut mama pulang ke Korea. Eun Win tidak mau ditinggal disini. Lagi pula Eun Rin, ikut mama pulang. Please, ma”pintaku dengan mata berair. Saat mama dan Eun Rin akan berangkat. Mama terlihat bingung.

“Eun Jae, bawa saja Eun Win ke Korea. Dia ingin bersamamu. Disana juga ada sekolah yang bagus. Sekolahkan saja dia disana. Kau bawa adiknya, tapi kau tinggalkan dia. Kasihan”ujar Nana kepada mama.

“Baiklah, lekas berkemas. Kita akan segera berangkat”ujar mama. Aku pun segera melesat mengemasi beberapa pakaianku.

Akhirnya aku kembali ke Korea, setelah 2 tahun lebih aku di Tokyo bersama Nana dan bibi Risa. Aku segera masuk kesekolah dasar yang letaknya tidak jauh dari rumah keluarga kami. Aku segera berkenalan dengan teman-teman baru.

Teman pertamaku adalah Yuri yang kurus dan tinggi. Judes dan suka sekali mengejekku. Karena aku seorang murid baru, juga karena aku dengan cepat akrab dengan Siwon yang tampan dan baik hati. Lalu ada Young Woon, anak laki-laki berkulit pucat dan pendiam. Donhae dan Jong Woon yang sangat nakal  tapi juga sangat lucu.

Hari pertamaku masuk kesekolah Korea ini. Sebagai seorang murid baru, aku harus memperkenalkan diri di hadapan seluruh siswa dikelas.

“Annyeonghaseo, Lee Eun Win imnida. Saya murid pindahan dari Tokyo. Semoga kita bisa berteman dengan baik”ujarku seraya membungkuk. Oleh pak guru Min, aku lalu di dudukkan di samping seorang anak laki-laki yang tampan dan terlihat baik hati.

“Annyeonghaseo, Choi Siwon imnida”sapanya tersenyum seraya mengulurkan tangannya. Kusambut jabatan tangannya seraya tersenyum.

“Aku Kim Young Woon”sambung seorang anak laki-laki yang duduk di depan kami. Kuanggukkan kepalaku kepadanya.

“Kwon Yuri”ujar seorang anak perempuan yang duduk di samping Young Woon, dengan ketus.

“Annyeonghaseo, Yuri-ssi”jawabku tersenyum. Sementara dia memandang sinis kepadaku. Aku diam saja melihatnya seperti itu. Saat mengedarkan pandangan keseluruh penjuru kelas, aku melihat seorang anak laki-laki yang duduk tidak jauh dariku sedang mengamatiku.

Kuanggukkan kepalaku kearahnya. Dia tersenyum manis kearahku. Jantungku, mendadak terasa berhenti sejenak. Wajahku memerah, dengan cepat aku kembali memandang kearah depan kelas. Terdengar suara tawa dari arah anak laki-laki itu. Aku berusaha memusatkan perhatianku pada pelajaran yang diberikan olek pak guru Min.

Saat istirahat, anak laki-laki itu bersama dua temannya berjalan mendekatiku. Dia langsung duduk di kursi Siwon-ssi. Sementara kedua temannya duduk di kursi Young Woon-ssi dan Yuri-ssi.

“Eun Win. Kim Jong Woon imnida. Panggil saja aku Jong Woon”ujarnya kepadaku seraya tersenyum. Spontan kubalas senyumnya.

“Annyeong, Jong Woon”ujarku tersenyum. Dia mengangguk.

“Eun Win-ssi, Lee Donhae imnida”sapa temannya seraya mengulurkan tangannya. Tapi, dengan segera dia menarik kembali tangannya sebelum aku bisa menjabatnya. Donghae-ssi langsung menggaruk kepalanya. Kulihat Jong Woon menatap tajam kearah Donghae-ssi.

“Kalau aku Lee Hyukjae”sapa temannya yang lain. Seraya mengangguk. Aku mengangguk juga kepadanya.

“Eun Win, kenapa kau dikelas saja?”ujar Yuri-ssi yang tiba-tiba sudah berdiri di sisiku. Aku terkejut, mendengar Yuri-ssi, tiba-tiba ramah kepadaku.

“Eh? Iya. Aku tadi sudah sarapan dirumah. Jadi aku menunggu saja di dalam kelas”jawabku tersenyum. Yuri-ssi lalu menarik tanganku. Membawaku keluar dari kelas. Terpaksa kuikuti dia menuju kantin.

“Kau tidak boleh mendekati Jong Woon”ujarnya keras kepadaku. Setelah dia tiba-tiba berhenti di tengah lorong, dan mendorongku kedinding.

“Baik, aku tidak akan mendekati Jong Woon-ssi”jawabku kepadanya. Lalu dia meninggalkanku begitu saja. Dengan lega aku menarik nafas, yang sempat terhenti karena terhempas ke dinding.

“Eun Win-ssi, kau kenapa”tanya Siwon-ssi yang berjalan mendekat dari arah tangga. Dia bersama Young Woon-ssi. Aku menggelengkan kepalaku.

“Ani, gwaenchana”ujarku tersenyum kepadanya. Dia menangguk.

“Gwaenchana,  jinja?”tanya Young Woon-ssi kepadaku. Aku mengangguk.

“Sudah, ayo kita kembali kekelas. Sebentar lagi pelajaran akan dimulai”ujar Siwon-ssi seraya berjalan menuju kelas. Bersama Young Woon -ssi, aku lalu menyusulnya.

Di kelas aku merasakan Jong Woon masih mengamatiku. Aku berusaha tidak melihat kearahnya. Aku tidak mau bermasalah dihari pertamaku masuk sekolah dengan orang lain. Kulewati hari itu dengan lumayan tenang.

Sahabat jadi cinta

Bulan terperangkap di pelataran hati yang temaram

Mataku juga menatap matamu ada hasrat yang mungkin terlarang

Satu kata yang sulit terucap hingga batinku tersiksa tuhan tolong aku jelaskanlah

Perasaanku berubah jadi cinta

Tak bisa hatiku menafikan cinta karna cinta tersirat bukan tersurat

Meski bibirku terus berkata tidak mataku trus pancarkan sinarnya

Kudapati diri makin tersesat saat kita bersama

Desah nafas yang tak bisa dusta

Persahabatan  berubah jadi cinta

Satu kata yang sulit terucap hingga batinku tersiksa tuhan tolong aku jelaskanlah

Perasaanku berubah jadi cinta

Tak bisa hatiku menafikan cinta karna cinta tersirat bukan tersurat

Meski bibirku terus berkata tidak mataku trus pancarkan sinarnya

Apa yang kita kini tengah rasakan mengapa tak kita coba tuk satukan

Mungkin cobaan untuk persahabatan atau mungkin sebuah takdir tuhan

 

Saat aku berjalan pulang, Jong Woon, Donghae-ssi, Hyukjae-ssi dan beberapa orang anak laki-laki lain terlihat berjalan dibelakangku. Di belakang mereka Young Woon-ssi berjalan perlahan sendirian sambil sesekali melihat kearahku. Lalu Yuri-ssi yang juga berjalan bersama beberapa temannya. Begitu aku memasuki pekarangan rumah, Jong Woon, Donghae-ssi dan Hyukjae-ssi segera berbalik dan berjalan pergi. Sementara Young Woon-ssi dan Yuri-ssi memasuki halaman rumah disebelah rumahku.

Keesokan paginya saat aku akan berangkat kesekolah, seorang anak laki-laki terlihat menungguiku di depan gerbang halaman rumahku.

“Annyeong, Eun Win-ssi. Shin Dong Hae imnida. Aku teman sekelasmu”sapanya kepadaku.

“Hai, Shindong-ssi”balasku.

“Ayo, sama-sama berangkat”ujarnya kepadaku. Ternyata Shindong-ssi tidak sendirian. Dia bersama beberapa temannya. Ada Lee Sungmin dan Kim Ryeowook. Young Woon-ssi, ternyata juga akan berangkat kesekolah. Jadi kami berlima bersama-sama berangkat kesekolah.

Disekolah, Jong Woon ternyata sudah hadir. Dan dia bersama Donghae-ssi dan Hyukjae-ssi duduk bersama dengan Siwon-ssi di kursiku, Young Woon-ssi dan Yuri-ssi. Saat melihatku, Jong Woon segera pindah dari kursiku. Dia kemudian duduk di mejaku. Setelah kuletakkan tasku, aku segera berjalan keluar dari kelas.

Tapi belum juga jalan beberapa langkah, rambutku ditarik oleh Jong Woon dengan keras. Tanpa kusadari aku berteriak dengan keras. Karena rasanya sakit sekali. Mataku sampai berair. Lalu spontan aku meninju perutnya. Dia sampai terbungkuk karena menahan sakit.

“Mianhe”ujarku dengan cepat. Dia hanya mengangguk. Aku lalu segera keluar dari kelas. Aku lalu duduk di kursi panjang yang ada dikoridor depan kelas. Jong Woon lalu duduk di sampingku.

“Mian, aku menarik rambutmu dengan keras”ujarnya lirih. Aku mengangguk.

“Sebenarnya, aku mau bertanya. Kenapa kau menjauhiku?”tanyanya.

“Yuri-ssi, memintaku untuk menjauhimu” jawabku. Wajahnya terlihat terkejut.

“Kenapa?”tanyanya lagi. Aku hanya mengangkat bahu. Dia lalu meninggalkan aku sendirian di lorong. Tidak lama kemudian, bel masuk pun terdengar. Aku segera masuk ke kelas. Yuri-ssi kembali menatapku sinis. Aku hanya diam saja, kuabaikan dia.

Aku terus saja di ganggu oleh Jong Woon dan Donhae. Shindong-ssi, Sungmin-ssi dan Ryeowook, terus saja menjemput dan mengantarkanku pulang. Siwon dan Young Woon selalu membantuku dalam hal pelajaran. Sementara Yuri lama kelamaan, akhirnya bisa juga berteman denganku. Bahkan dia mengenalkan teman-temannya yang lain kepadaku.

Bersama mereka aku memulai tahun ketigaku di sekolah dasar di desa kami di Korea. Banyak hal yang terjadi di sekolah. Mulai aku pulang tanpa permisi dari sekolah, bertengkar dengan teman sekelas saat guru masih berada di dalam ruang kelas, menjodohkan teman sekelas yang saling suka, bahkan menolong teman sekolah yang di taksir oleh teman yang lain. Tapi dia tidak menyukai dengan teman itu, hingga dia terus menghindar. Lalu aku yang menyukai Jong Woon mulai dari awal aku bertemu dengannya.

Pada tahun keduaku di sekolah itu, tahun keempatku di sekolah dasar. Ada seorang anak laki-laki yang sangat menyebalkan. Selalu mengejekku, selalu menghinaku, selalu saja membuatku malu dan kesal. Kalau hanya aku yang di ejek atau di hina, aku akan diam saja. Tapi jangan harap aku akan diam saja jika keluargaku yang di ejek atau di hina.

Anak laki-laki ini bernama Jun Hee. Hari itu, aku bersama Jong Woon, Donhae, Young Woon dan teman-teman yang lain sedang belajar di dalam kelas. Aku bersama Jong Woon, Donhae, Young Woon dan beberapa teman lain berada dalam satu kelompok. Sementara Jun Hee berada dalam kelompok lain yang berada di dekat kelompok kami.

Dia mulai mengejek dan menghinaku seperti biasanya. Aku hanya diam dan terus mengerjakan tugas bersama kelompokku. Lalu dia mulai mengejek mama, Eun Rin, Sing Eun dan Jong Ming. Menyebarkan fitnah yang sangat tidak mengenakkan. Dia menuduh mama pacaran dengan orang lain, dan adikku Sing eun adalah anak dari pacar mama itu.

Rasa marahku saat itu, berusaha kutahan sekuat tenaga. Teman-teman sekelompokku mengetahui keadaanku saat itu. Song Min bahkan memegangi tanganku. Berusaha menenangkanku.

“Jun Hee, jangan menyebarkan fitnah. Kalau tidak tahu kejadian sebenarnya”ujarku dengan suara ramah. Padahal wajahku sudah pucat karena menahan marah.

“Kau saja yang bodoh. Kau saja yang tidak tahu apa yang udah di lakukan oleh mamamu. Semua orang sudah tahu kalau adikmu Sing eun itu bukan anak kandung papamu” ujarnya lagi.

“Jun Hee, jangan begitu. Jangan menuduh seenakmu saja”ujarku dengan suara tajam. Aku sudah tidak bisa lagi menahan amarahku.

“Aku bukan hanya asal tuduh. Banyak saksinya”ujarnya masih tidak menyadari bahaya yang akan terjadi.

Aku langsung berbalik dan menarik baju Jun Hee dan langsung memukulnya dengan sangat keras. Jun Hee terkejut mendapatkan tinjuku yang keras diwajahnya dengan telak. Kemudian kuterjang dia hingga dia terjatuh. Aku lalu duduk diatas badannya sambil memukulinya.

 Hingga aku ditarik oleh Jong Woon, Young Woon dan Donhae. Mereka segera memegangiku dengan erat. Jong Woon bahkan memeluk pinggangku dengan erat. Menjauhkan aku dari Jun Hee. Saat itu barulah aku tersadar, kalau Jun Hee sudah babak belur karena kupukuli.

Ada juga kejadian yang sedikit merubahku. Pada tahun ketigaku di sekolah itu, tahun kelimaku di sekolah dasar. Saat itu aku sedang bermain dengan Yuri bersama teman-teman yang lain. Paman Yuri yang tinggal di rumahnya tiba-tiba mengajakku menjauh dari Yuri dan teman-teman yang lain. Setelah jauh, dia memelukku dengan erat membuatku tidak bisa bergerak. Aku terkejut saat tangannya merabai tubuhku. Aku segera berontak dan berlari pergi. Aku bingung kenapa paman Lin Jun berbuat seperti itu kepadaku.

Sejak itu, setiap aku bermain di rumah Yuri, paman Lin Jun berbuat seperti itu kepadaku. Hingga suatu hari, perbuatan paman Lin Jun menjadi semakin terasa mengganggu dan aneh. Tangannya merabaiku dari dalam pakaianku. Setelah itu aku tidak ingat kejadian selanjutnya. Yang kuingat beberapa saat setelah itu, aku sedang berlari pulang kerumah. Aku tidak bisa mengatakan apapun kepada mama ataupun orang lain.

Sejak itu aku selalu menjauhi rumah Yuri. Tidak mau lagi bermain di rumahnya. Aku pun juga berusaha menjauhi Yuri. Terutama kepada paman Lin Jun.  Aku jadi berubah, setiap aku bertemu dengan anak laki-laki, aku selalu menjauh. Selalu waspada secara berlebihan. Bahkan tidak jarang aku kasar kepada mereka. Hanya kepada Donhae, Young Woon, Siwon, Jong Woon dan teman-teman yang memang sudah kukenal saja, aku tidak seperti itu.

Tahun ke empat di sekolah itu, tahun keenam aku di sekolah dasar. Jong Woon semakin terlihat tampan. Dan dewasa. Suaranya yang selama ini sudah terdengar berat, semakin berat saja terdengar di telingaku.(y). Jong Woon terus saja sering mengganguku. Dia pernah mengangkat rokku hingga berkibar. Menampakkan celana dalamku. Membuatku menjerit dan menangis karena malu. Oleh Mr Shin, wali kelas kami, Jong Woon di hukum. Membuatku sangat menyesal karena menangis. Ingin aku meminta maaf padanya. Tapi, aku tidak dapat menemukan waktu yang tepat. Hingga akhirnya kami lulus dari sekolah dasar. Membuatku terus merasa bersalah kepadanya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet