Chapter 6

Gloomy Winter Wish

Cuaca yang cerah untuk memulai hari. Seperti biasa, Kim sendirian di rumah. Bersantai di depan televisi—atau televisi yang menonton dia bermain ponsel. Menonton TV di hari Sabtu membuatnya ketagihan sejak minggu lalu Yoongi mengajaknya kencan lewat sebuah acara televisi.

Tapi variety show itu sekarang menampilkan artis lain. Yoongi bilang hari ini ia tidak ada jadwal di TV. Entah, tiba-tiba Kim menyukai acara itu. Tidak membosankan dengan pembawa acara yang menyenangkan. Ketika Kim sibuk mengecat kukunya, acara berita sekilas lewat.

“Ah, kenapa harus berita?!” Protes Kim entah kepada siapa. Tidak peduli, Kim terus mengecat kukunya tanpa bergeming. Acara itu monoton, Kim sungguh tidak suka berita pembunuhan dan kecelakaan. Lalu ia mengambil remot, hendak mengganti channel sebelum—

Tersangka yang menabrak mobil mantan direktur Korean Bank, Kim Seok Jin, telah ditemukan. Pelaku yang melarikan diri dengan mobil hitam saat kecelakaan beberapa waktu silam diketahui berinisial KTS. Namun hal yang lebih mengejutkan adalah, KTS mengungkapkan bahwa ia tidak melakukan pembunuhan berencana ini sendirian. Ia mengaku merencakan kecelakaan maut itu dengan adiknya yang diketahui bekerja sebagai Dokter Kim—dokter bedah sebuah rumah sakit di Seoul…..”

Remot yang dipegang Kim jatuh begitu saja di karpet. Kakinya yang tadi lurus di atas meja kini tertekuk dan mengambil posisi orang duduk. Mata Kim berkaca-kaca. Tubuhnya gemetar. Pikirannya kosong tiba-tiba. Suara televisi mengabur, telinganya berdengung.

Tiba-tiba pintu terbuka. Shin Yui berjalan dengan gontai menghampiri Kim yang masih mematung di depan televisi. Benda lebar itu masih menampilkan berita tentang pembunuh Kim Seok Jin. Tanpa alasan yang jelas, Yui memungut remot dan menekan tombol off. Ia bergegas duduk dan mengelus pelan punggung Kim—dengan wajah was-was dan khawatir.

“Yui,” Panggil Kim dengan suara bergetar.

Yang dipanggil hanya diam.

“Dokter bedah di sebuah rumah sakit… Dokter Kim… apa mungkin….”

Yui memeluk sahabatnya yang sedang down berat itu. Sial, kenapa berita itu menayangkannya hari ini di saat Kim tidak sibuk? Yui benar-benar akan merutuki stasitun televisi itu—kalau mampu dan berani. “Sshh, sudahlah. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Mereka hanya mencari berita untuk mendapatkan uang.” Ujar Yui meyakinkan Kim.

“Shin Yui,”

“Hmm?”

“Ayo bertemu Taehyung.”

*

Rumah sakit itu ramai—ramai yang berbeda dengan hari-hari biasa. Halamannya di penuhi kamera yan berjajar—seperti pameran saja. Kimberly baru saja turun dari mobil bersama Yui, dengan sigap secepat kilat, wartawan yang bertanggung jawab atas kamera-kamera tadi mengambur kea rah mereka, lalu menyerbu mereka dengan berbagai pertanyaan.

Keduanya bingung. Ingin terus berjalan tapi tersendat karena wartawan itu memblokir jalan mereka. Kim yang masih dilanda depresi tingkat bawah memandang sekelilingnya.

“Apakah Anda istri dari mendiang Direktur Kim Seok Jin?”

“Apakah benar Direktrur Kim dibunuh dengan sengaja?”

“Apakah benar pembunuhan itu direncanakan?”

“Apa benar Dokter Kim terlibat?”

“Nona Shin, apa benar Anda kekasih Dokter Kim? Apa kalian berdua yang merencakan kecelakaan maut itu?”

Kepala Kim berdenyut, tangannya semakin erat menggenggam jemari Yui. Tidak peduli pertanyaan terakhir yang telinganya terima menyangkut Yui. Pertanyaan itu terdengar sangat miring, tapi patut untuk diselidiki, pikir Kim.

Mereka masih tidak bisa berkutik. Kedua pasang kaki itu membeku di tempat. Sampai semua wartawan diam dan memberi jalan, saat itu seorang pria dengan topi wol coklat datang sambil meneriakkan sesuatu yang masih terdengar samar di telinga Kim.

“Min Yoongi!”

“Itu Min Yoongi!”

Seketika semua kamera mengarah pada pria itu. Tapi sang selebritis itu tidak memedulikan blitz yang berlomba menangkap gambarnya, serta pertanyaan para wartawan yang bergulir seperti kelereng di jalan turun.

“Penulis Choi, Shin seonsangnim, lewat sini.” Ucap Yoongi seraya mempersilahkan mereka berjalan. Wartawan tidak lagi memblokir jalan, hingga ketiga objek itu bisa berjalan dengan mudah meski para kuli tinta itu masih mengekor.

Ketiganya berhasil masuk rumah sakit dengan selamat tanpa diganggu wartawan yang terkunci di luar rumah sakit. Yoongi masih menemani mereka tanpa banyak bicara.

Mereka sampai di tempat tujuan. Tak diduga seperti sebelumnya, ruangan itu penuh. Mata Yui terbelalak melihat kekasihnya dikawal dua polisi. Kepala Taehyung yang semula menunduk kini mendongak saat melihat Yui berdiri di depannya. Mereka hanya bertatapan dalam diam.

Yui menelan salivanya. “Boleh aku ikut bersamanya?” Kalimat itu meluncur begitu saja dari mulut mungilnya.

“Shin Yui…” Racau Taehyung dengan suara parau.

“Wartawan bilang aku terlibat dalam kasus ini. Kalian tidak mau memeriksaku juga?”

Dengan cepat, Kim menoleh pada Yui.

“Aku bersedia diperiksa, dan dihukum jika memang aku bersalah.”

Hening. Diantara semua polisi di situ, hanya Kim Namjoon yang terlihat paling frustrasi. Namun akhirnya, “Baiklah, kau ditangkap secara tidak resmi, nona Shin.”

Mereka membawa Taehyung dan Yui menuju mobil polisi yang diparkir di depan rumah sakit. Meninggalkan Kimberly dan Min Yoongi yang masih mematung, tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka lihat. Bahkan Yoongi yang tidak ada hubungannya dengan mereka pun ikut heran.

Tubuh Kim terasa lemas. Kakinya yang kecil tidak lagi mampu menopang beban tubuhnya. Ia ingin cepat keluar dari rumah sakit ini, tapi masih banyak wartawan yang menuntut penjelasan darinya. Tiba-tiba Kim jatuh tersungkur. Dadanya terasa sesak walau hanya untuk bernapas. Yoongi—satu-satunya orang yang ada dan mengenalnya terkejut. Ia tidak berkata apa pun selain membantu Kim berdiri. Sadar gadis itu masih tidak mampu melangkah, ia membopong tubuh kecil itu yang terasa berat karena lemas.

Tidak perlu khawatir dengan wartawan, Yoongi cukup pintar untuk lewat pintu lain di rumah sakit itu. Mereka sampai di mobil Yoongi dengan selamat. Kim masih shock dengan peristiwa tadi. Matanya berkedip sepuluh detik sekali. Pandangannya kosong—seperti orang kerasukan.

“Kimberly.” Panggil Yoongi.

Gadis itu masih diam. Tidak bergerak sama sekali. Bernafas atau tidak pun tidak tahu. Tanpa berkata-kata lagi, Yoongi menancap gas. Mereka melaju perlahan meninggalkan harapan palsu pada para kuli tinta yang masih setia menunggu.

Sepuluh menit kemudian, mobil Yoongi berhenti. Ia keluar lebih dulu untuk membukakan pintu Kim.

“Keluarlah.”

Lamunan Kim menyadar. Ia menatap Yoongi yang tersenyum manis kepadanya. Perlahan, kakinya kembali memijak bumi. Ia mendongak, terkejut melihat sekelilingnya. Berjuta kelopak sakura  merekah indah di sekitarnya. Pohon dengan bunga berwarna merah jambu yang  bergerumun itu membentuk jajaran lurus dengan apik seperti pengawal yang menyambut raja dan ratu mereka.

Kaki Kim melangkah kecil. Menyusuri jalanan sepi di depannya. Dengan tangan di saku, Yoongi mengikuti Kim di belakangnya.

“Ini Yeouido.” Kata Yoongi. “Selalu indah saat musim semi.”

“Aku tidak tahu ada tempat seindah ini di Korea Selatan.”

Yoongi tertawa kecil. “Kau terlalu sibuk menulis.”

“Dari mana kau tahu?”

Yoongi mengangkat bahu. “Hanya menebak.”

Hening. Mereka berhenti sejenak di depan sebuah pohon yang rantingnya menjulur ke bawah. Yoongi memetik satu bunga sakura, lalu melepas kelima mahkotanya. “Lihat,” ucapnya tanpa memandang orang yang diajak bicara. “Kelopak ini berbentuk hati.” Kim menerima satu kelopak sakura yang Yoongi berikan. Makhluk hidup kecil itu terlihat lucu.

Tiba-tiba ponsel Yoongi berdering. “Sebentar,” Ucapnya.

Entah, tiba-tiba Kim merasa flashback. Momen indah seperti ini, ponsel yang berdering, dan kata sebentar. Semua itu berputar seperti kepingan lingkaran tipis dalam DVD. Dadanya berdebar kencang. Pria itu belum kembali. Katanya, sebentar.

*

Yoongi baru saja akan merutuki siapa pun yang menelponnya kalau tidak melihat nama yang terpampang di layar ponselnya.

“Halo, Nyonya.”

Min Yoongi-ssi,” Suara seorang wanita di sebrang.

“Ada apa menelpon Saya?”

Kau melihat televisi?”

“Tidak, kenapa?”

Ehm, aku hanya khawatir dengan Kimberly.”

Yoongi diam sejenak. “Ah, berita itu… aku bersamanya sekarang. Dia sedang berdiri di depan pohon sakura.”

Kimberly bersamamu?”

“Ya.”

Syukurlah. Aku takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.”

Yoongi tersenyum. “Dia baik-baik saja, Anda tidak perlu khawatir.”

*

Dia baik-baik saja, Anda tidak perlu khawatir. Sesaat Yoongi menyesali kata-kata itu setelah menemukan Kim meringkuk di sebuah bangku. Langkahnya cepat menghampiri gadis yang terlihat menyedihkan itu.

“Kim?”

Gadis itu tetap diam.

“Kimberly?” Kimberly?!”

Sedikit lega melihat Kim mendongak perlahan sambil membuka matanya. Tiba-tiba saja ia bangkit dan memeluk Yoongi erat. Yoongi bisa merasakan isakan gadis yang tenggelam dalam dekapannya itu.

“Kimberly….”

“Yoongi­-ssi… kau kembali….” Racau Kim. “Kau kembali… Kau tidak pergi….”

Kening Yoongi mengeriyit. “Aku tidak akan meninggalkanmu di sini, tenanglah.” Ia berusaha menenangkan Kim meski masih bingung dengan situasinya.

Kim melepaskan pelukannya. Sambil menyeka air mata, ia berkata, “Jangan menerima telepon dan mengatakan sebentar saat kau bersamaku.”

“Apa?”

“Ah, kenapa aku jadi cengeng.” Kim membersihkan sisa-sisa air mata di pipinya. “Hei, aku mendapat kelopak yang berbentuk hati lagi. Ayo jalan-jalan.”

Dada Yoongi berdebar melihat Kim yang tersenyum lebar di depannya. Sejenak, ia merasa dunia menjadi sangat lambat. Seperti adegan slow motion di film.

*

Alih suasana yang semakin panas di kantor polisi. Kim Taehyung dan Shin Yui duduk bersebelahan di depan Detektif Kim Namjoon dan Polisi Kim Jongdae. Mereka merasa aneh karena ada tiga orang dengan marga Kim. Tidak nyaman rasanya ketika Namjoon atau Jongdae memanggil Taehyung dengan sebutan Tuan Kim, karena mereka sendiri juga Tuan Kim.

“Panggil saja Taehyung. Kalian sudah mengenalku dengan baik, bukan?” Ujar Taehyung dengan suara lemah.

“Baiklah, Taehyung-ssi.”

“Kita mulai. Pemeriksaan ini akan direkam, Anda berdua harus menjawab semua pertanyaan kami dengan jujur, tanpa menyembnyikan apapun demi kebenaran yang akan terungkap. Apa Anda berdua setuju?” Tanya Jongdae.

Mereka mengangguk. “Tapi… kenapa Kim Tae Soo tidak ikut diperiksa bersama kami?” Sela Yui.

“Dia sudah diperiksa kemarin, tapi menolak bertemu kalian untuk kali ini.” Jelas Namjoon.

Yui mengangguk-angguk mengerti sebagai balasan.

“Hari dimana mendiang Direktur Kim kecelakaan, Anda baru saja pulang dari Jeju setelah perjalanan bisnis. Benar, Taehyung-ssi?”

“Ya.”

“Anda mengendari mobil hitam dengan plat nomor ini,” Namjoon mengeluarkan sebuah plat mobil yang sudah setengah hancur. “Benar, Taehyung-ssi?”

Mata Taehyung terbelalak. “Benar. Ini plat mobilku.”

“Saat itu Anda menyetir dengan kecepatan tinggi karena takut terlambat menghadiri pernikahan mendiang Direktur Kim dan Nona Choi. Benar, Taehyung-ssi?”

“Ya. Nona Choi adalah teman baik kekasihku, aku tidak mungkin terlambat hanya karena perjalanan yang terlalu jauh.” Jelas Taehyung.

Namjoon beralih menatap Yui. “Nona Shin, hari dimana mendiang Direktur Kim kecelakaan, Anda menghadiri pesta pernikahannya dengan Nona Choi, benar?”

“Ya.” Jawab Yui santai.

“Saat itu mendiang direktur mendapat telepon dari bank. Berdasarkan catatan panggilan Taehyung, Anda langsung menghubunginya dan mengatakan untuk cepat datang. Benar?”

“Ya. Karena aku sudah menunggu lama. Dia melewatkan janji suci mereka.”

“Kim Taehyung-ssi, Anda mengikuti mobil mendiang Direktur Kim dengan mobil hitam dan plat nomor tersebut, hingga Anda menabraknya dan melarikan diri. Direktur Kim meninggal, dan Sekretaris Jung luka parah karenanya. Benar?”

Hening. Sebenarnya Taehyung tidak perlu berpikir dua kali untuk menjawab pertanyaan tersebut. Karena toh, ia sendiri pasti sudah tahu jawaban yang benar.

“Tidak.”

Sontak saja jawaban mengejutkan yang Taehyung berikan membuat kedua pria di depannya itu terkejut.

“Kim Taehyung-ssi, apa Anda mengenal saudara Kim Tae Soo?”

“Tidak.”

“Nona Shin?”

“Tidak. Bahkan mendengar namanya sebelum kasus ini diangkat pun belum pernah.”

-

To be continued!
Makasih ya sudah baca, leave a comment please ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
keyhobbs
#1
Chapter 7: wah ini udah berarhir aja...tapi lumayan gk nyangka lho tiba-tiba aja myungsoo muncul and jdi tersangka...dan satu lg aku gk pernah tau lho klo yoongi itu first lovenya kim^^ nice job authornim,,
luvelydream #2
Chapter 6: waaahh jadi siapa ini yang ngebunuhnyaaa >< kepo sama pembunuhnya nih author-nim >< haha
keyhobbs
#3
Chapter 6: Ahh....kok taehyung bisa ikut terlibat sih?? Dia cuman d fitnah aja kan ? :(
keyhobbs
#4
Chapter 4: Aku suka cara yoon gi manggil kim dengan sebutan "gadis prancis" hihi :)
hooneymoon #5
I think I'm going to enjoy this story. It looks well written and is great!
luvelydream #6
Chapter 3: wow penuh misteri banget ini ceritanya xD kirain ceritanya bakal terus mellow, soalnya dari awal nyesek banget T_T tapi ternyata ngga haha lanjutkan author-nim! ^^