Segerombolan orang lewat di jalan utama taman dengan pakaian hitam-hitam mereka. Tak heran, setiap hari akan ada banyak orang meninggal di suatu rumah sakit. Tapi yang membuatku heran adalah, foto orang meninggal yang dibawa oleh seseorang bermata sendu itu aku pernah menemuinya. Bukankah itu, nenek di lift?

“Kenapa? Ada apa?” tanya Bobby di sebelahku.

Aku menahan debaran jantungku yang sangat langka terjadi. Aku baru saja mengalami peristiwa astral macam ini. sebelumnya aku sama sekali tak percaya dengan roh-roh ataupun nyawa gentayangan, tapi setelah aku mengalaminya sendiri, mana mungkin untuk tidak percaya.

“Aku mengenal nenek itu tadi pagi,” kataku lalu mengeratkan genggaman tanganku pada tangan Bobby, “dia terlalu sehat untuk meninggal secepat itu dan—, ya Tuhan aku kasihan padanya.”

Aku merasakan tubuhku yang direngkuh Bobby. Tubuh Bobby yang jauh lebih tinggi dan kekar dariku seolah membungkusku. Dan kehangatan tubuh itu menghilangkan rasa takutku untuk sejenak. Aku memang tak pernah percaya dengan tahayul itu, tapi bukan berarti aku tidak takut dengan hal-hal seperti itu.

“Kita kunjungi Mino Hyung lain kali, okay? Kau tampak perlu istirahat banyak,” bisik Bobby sambil mengelus puncak kepalaku.

Dan suara ponsel yang bergetar di saku jaketku mengagetkanku. Untung aku tak memiliki penyakit serangan jantung atau jantung koroner, jika aku punya mungkin aku mati seketika. Itu ponsel Bobby yang sengaja kubawa. Nama Krystal