Chapter 02

Bobby and Me
Please Subscribe to read the full chapter

Ini hari ke enam sejak kejadian itu dan itu untuk pertama kalinya aku melihat Bobby sangat romantis. Orang kaku macam Bobby memang takkan pernah romantis, tapi kemarin fakta itu terbantahkan sudah. Dan hari ini aku siap pergi on air.

Kupasang kaus hijau dan jaket Richard Burn usangku juga sebuah celana jeans longgar panjang. Ibu berkutat dengan meja makan dan juga dapur. Seseorang yang duduk di salah satu bangku itu membuatku berdecak malas. Kuturuni tangga rumahku dengan langkah gontai. Ini masih jam 8 dan orang itu sudah berkeliaran di depan mataku.

“Kenapa tiap hari kau mengemis makanan pada Eomma, hah?” ucapku lalu melempar tas selempangku ke arahnya dengan malas.

Bobby menangkapnya lalu bangkit dari duduknya. Ia menarikku dalam pelukan dan berakhir kecupan ringan di keningku. “Hari ini rumah makan Eomma akan buka, bagaimana aku tak datang untuk menjadi pengunjung pertama? Lagi pula aku kesini juga datang untuk mengunjungi pacarku. Mau kemana kau hari ini?”

Aku menggaruk rambutku kasar dan duduk di kursi lainnya. “On air lah, memang kemana lagi?” jawabku asal, “oh, bagaimana bisa kau memanggil Eomma ku seperti kau memanggil Eomma mu sendiri, hah?”

Ibu datang dari dapur sambil melepas apronnya, “Jiyoung, hentikan celotehmu itu, mari kita sarapan. Bobby, kau bisa memanggilku Eomma sesuka hatimu. Nikmati makanmu, nak.”

‘Ya! Eomma!”

Ibu menyentil telingaku dan mengambil piringku, “tumben sekali kau merengek dengan hal sepele macam ini? Pastikan sepulang dari radio kau pulang, arraseo?” Ia mengambilkanku semangkuk nasi dan kari sebagai teman makan nasi pagi ini. Di meja makan ada udang lobster, tapi karena aku alergi dengan seafood, aku tak bisa memakannya, hiks.

“Dengarkan Eomma mu, jangan gila lagi seperti kemarin,” orang di depanku ada di kubu ibu. Ia menyerahkan piringnya padaku, “ambilkan aku makanan!” perintahnya sambil tersenyum jahil.

Aku ingin menginjak perutnya lewat bawah meja, tapi karena ada ibu, aku mengurungkan niat buruk tadi. “Kau mau lobster?”

Ia melepas jasnya lalu menjatuhkannya di punggung kursi meja makan. “Tentu saja aku mau. Eomma memasakkannya khusus untukku.”

“Kau menyebalkan, tahu tidak?” aku menyodorkan makanannya dan menyuapkan sesuap kari ke dalam mulutku.

Ia tertawa kecil kemudian menerima sodoran makanan dariku. “Gomawo, yeobo!”

“Aigoo, kenapa kalian selalu seperti ini tiap bertemu? Ck, jangan sampai kalian mengacaukan grand opening restoran Eomma.”

Aku mengangguk-anggukan kepalaku sampai sesuatu yang halus menggelitiki kakiku yang belum kualasi dengan sepatu. “Ya!”

“Jiyoung, mengapa kau berteriak lagi? Apa sebenarnya yang salah dari dirimu?” tanya ibu dengan tatapan anehnya.

“Ck, berhenti menggelitiki kakiku, Bob!” teriakku menatap wajah Bobby yang terlihat fokus pada makanannya.

Ia menengadahkan wajahnya menatap ibu, “Eomma, aku tak melakukan apa-apa. Apa, sih, maksudmu?”

Aku beranjak dari dudukku dan mengambil makananku bersamaku. “Aku makan di depan tv saja.”

“Aku juga!”

Aku duduk di atas karpet di depan sofa. Makananku kuletakkan di atas meja rendah dan aku mulai menyuapkan makanan ke dalam mulutku. Remote yang ada di genggaman tanganku itu mulai ketekan-tekan. Sebuah acara MTV Music Asia kupilih sebagai penghibur kekesalanku pada orang yang duduk di atas sofa. Tapi pada akhirnya Bobby ikut duduk di atas karpet, di sebelahku. Dan sebuah Music Video Boy Group faforit ku muncul, Big Bang dengan lagunya Tonight.

“Aku bingung dengan mereka. Mereka hanya sekumpulan orang yang bernyanyi tapi mengapa gadisku begitu menyukai mereka? Bahkan foto mereka ada di kamarnya, fotoku saja tak ada,” gumam Bobby.

Aku menyuapkan daging ke mulutku, “itu karena TOP Oppa lebih keren dari pacarku. Kau tahu tidak apa yang membuat Big Bang terkenal seperti sekarang ini?” tanyaku yang tentunya direspon geleng-geleng oleh Bobby. “Karisma mereka. Mereka tersenyum saja membuatku melayang. Ya Tuhan, makhluk macam apa mereka ini?”

Bobby menarikku mendekat ke tubuhnya. Ia maju dan kepalanya menutupi penglihatanku. Kepalanya menoleh dan mencium bibirku. Aku membelalak kaget. Dia menekannya, aku terlalu kaget untuk membalasnya. Bahkan sumpit di tanganku terjatuh.

“Aish, kalian anak muda yang membuatku seperti pengganggu!”

Aku mendorong tubuh Bobby kesamping saat mendengar suara ibu di sekitarku. Bobby mengusap bibirnya sambil tertawa renyah. “Ini baru yang namanya makan empat sehat lima sempurna.”

“Ya! Kenapa kau menciumku? Di depan Eomma?!”

Ia tersenyum dan mengusap rambutku d

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
itszigz
#1
Chapter 4: hanbin suka jiyoung juga....?
keyhobbs
#2
yeyy,,chapter pertama.well,menurutku gak ngebosenin kok,tapi entah mengapa pikiranku jadi ngeres pas baca scene yg bobby nya itu ngangkat jiyong terus dia turunin d ranjang:D haha and semangat buat UTS nya authornim^^ moga lancar dan dapet nilai yg bagus yah^^