Sophia kecil menangis tersedu. Ia mengusap lutut kecilnya yang berdarah. Seseorang yang duduk tak jauh dari sana segera berdiri menghampiri gadir bermata besar itu dengan tatapan kasih.

“ kau baik-baik saja gadis manis?” Tanya suara lembut wanita bersurai coklat ke gadis cantik yang terluka itu. Sedangkan gadis yang lebih kecil itu tidak menjawab hanya menganggukan kepalanya. Ia seperti merasa sembuh hanya dengan mendengar suara wanita yang bahkan tak dikenalnya itu memberikan perhatian lebih kepadanya.

“ baiklah, sekarang hapus air matamu dan berdirilah tegak. Gadis cantik sepertimu tidak cocok dengan tangisan. Jalani harimu dengan senyuman agar kelak kau menjadi wanita yang tegar!” pesan wanita itu pada Sophia, gadis bermata malaikat.

Sophia menghabiskan makanan yang ada di hadapannya. Bibi pengasuhnya sudah berpesan agar ia menghabiskan makanannya atau daddy nya tidak akan menjemput Sophia selama liburan musim semi ini.

“ Habisss!!!” Sophia menyodorkan piringnya yang bersih tak bersisa kepada bibi Li.

“ Sekarang kau ikut aku ke ruangan kepala sekolah. Daddy mu sudah menunggu di sana” ujar bibi Li lagi

“yayyyyyy” teriak Sophia kegirangan mengetahui bahwa sang ayah yang tampan dan baik hati itu akan berssama dengannya selama lebih dari sebulan.

Lelaki berperawakan jangkung itu sedang duduk menatap halaman asrama ketika pintu ruangan yang ia tempati diketuk seseorang. Ia menoleh dan mendapati anak gadis kesayangannya berlari berhamburan ke arahnya. Ia lantas mengangkat gadis mungil itu kedalam pelukannya, melepas rindu yang tak terbantahkan. Ia mengacak-acak rambut Sophia yang semakin memanjang, kemudian menciumi pipi bak bakpao Sophia.

“ long time no see, sweetheart~” ucap lelaki tadi dengan hangat

“ miss you, daddyyyyy” Sophia hampir menjerit senang karena ia bisa merasakan dekapan hangat sang ayah lagi. “ berjanjilah kau tak akan membuangku lagi, dad” seringai Sophia yang disambut dengan sentilan ringan di telinga Sophia.