First Meet

Our Memory

Tes.. tes.. tes.. Hujan turun dengan deras begitu Jiayi meninggalkan Luhan sendiri. Ia ingin menangis saat ini juga. Ia sendirian disaat yang paling dibencinya, sedangkan seseorang tempatnya bergantung kini sedang membutuhkan perhatiannya. ‘Lu ge, tolong aku’ bisik Jiayi sambil terus berlari.

 

Braaaak!! Jiayi merintih kesakitan ketika punggungnya ditabrak sesuatu dari belakang. Ia jatuh terduduk tepat dikubangan air. ‘t’ umpat Jiayi kesal.

Tiba2 saja sepasang tangan kekakr terulur kearah Jiayi. “maaf, mari kubantu berdiri” ujar seseorang dengan suara berat.

Jiayi menerima uluran tangan lelaki yang ternyata tinggi badannya hampir 2 kali lipat tinggi Jiayi. Dan hampir saja Jiayi kehilangan keseimbangannya jika saja lelaki yang menabraknya tadi tidak cepat2 memeluk tubuh ramping Jiayi.

 

“maafkan aku sekali lagi,nona`” sosok tinggi itu kembali meminta maaf kepada Jiayi dan membuat Jiayi terkekeh.  Ia begitu geli dengan kelakuan polos lelaki yang ukuran badannya bisa dikatakan tidak normal itu.

“kau tak perlu meminta maaf berkali2, tuan. Ini bukan salahmu kalau aku jatuh. Hhihihi” Jiayi masih menahan tawanya

“baiklah, sebagai permintaan maafku, bagaimana jika kau kutraktir es krim” ujarnya lagi yang makin membuat Jiayi makin melebarkan tawanya.

“nee, apa ada yg salah dengan permintaan maafku??” Tanya lelaki yang menabraknya tadi

“kauu! Yang salah adalah kau! Kau mengapa begitu polos sekali padahal aku tau kau sudah tak muda lagi” Jiayi benar2 tidak habis pikir dengan lawan bicaranya kali ini. Ia menawarkan makanan kesukaan Jiayi dihari pertama mereka bertemu, bahkan Luhan tidak akan pernah membelikannya es krim jika tidak ada paksaan dari Jiayi.

Omo Luhan! Jiayi teringat akan Luhan yang ditinggalkannya. Bagaimana mungkin Jiayi bisa lupa dengan kakak kesayangannya yang sedang sakit dan malah asyik mengobrol dengan pria asing yang aneh.

“maafkan aku tuan, tapi sepertinya aku tak bisa memenuhi tawaran mernarikmu kali ini. Aku harus pergi, seseorang sedang menungguku.” Jiayi berteriak sambil berlari menjauhi laki2 tadi.

‘gadis yang ceria. Sepertinya aku menyukainya’  gumam lelaki tadi.

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet