Chapter 2
Hater Service[ Kris Lipsync Wu yang selalu Lipsync! ]
Annyeong para pembenci Kris Wu tercinta dan kalian penggemar Kris yang suka mengintip di sini. Well, well, well.. Mengaku penyanyi tetapi setiap tampil melakukan lipsync? Ewh. Lebih baik Kris Wu pergi saja ke kamar mandi dan bernyanyi di sana, lalu nikmati sendiri betapa mengerikannya suara sumbangnya itu. Kau tahu Kris, aku sudah pernah menulis mengenai suaramu yang sengau, fals, dan aneh itu dalam beberapa artikel sebelumnya. Tetapi yah dasarnya kau itu tidak tahu diri dan terlalu narsis, dan juga pengaruh penyakit sama yang kau tularkan pada sutradara Kim (Baca berita selengkapnya di sini), kau tidak mendengarkan nasehat dari pembenci tercintamu ini, ckck. Kau seharusnya merasa kasihan pada mereka yang bekerja keras agar membuat suaramu yang seperti kotek ayam menjadi layak didengarkan. Dan harus kau tahu berapa banyak jenis saringan audio untuk mengubah suaramu itu. Mungkin saringan tepung salah satunya, sisanya kau tebak saja sendiri supaya kau menjadi belajar.
Jadi menurutmu, menyetorkan mukamu -yang sejujurnya tidak terlalu tampan- saja dalam sebuah acara sudah cukup dan memuaskan untuk penggemarmu, lantas kau merasa begitu berhak melakukan lipsync? Kasihan benar mereka yang tertipu oleh kepopuleranmu, wajah tampan karena make up mu tidak bisa menutupi betapa jeleknya suaramu. Kau seharusnya malu pada penyanyi sebenarnya yang terus berlatih agar suara mereka tetap bagus, sementara kau hanya berkomat-kamit saja seperti orang merapal mantra diiringi oleh jeng jeng jeng maksudku audio lagumu sendiri. Kau melakukan lipsync lagi, lagi, dan lagi dan lagi lagi. Membuat penggemarmu kecewa, kalau aku sih senang karena bisa mengolokmu tetapi harus diakui kau memang bikin mual karena suaramu. Ingat, aku peringatkanmu dengan serius, jangan coba-coba membuat konser keliling dunia dengan suara burukmu itu. Tetapi aku tidak keberatan kalau misal kau mau Konser Keliling Toilet Dunia, pasti para closet akan senang sekali. Pikirkan baik-baik ideku ini Kris.
Nb : Jangan lupa untuk para penggemar Kris yang berubah haluan bisa mendaftar menjadi Tim Krishireo. Fighting!
Salam suara kebencian tak tertahan
Alseuphineu.
Amber menaruh ponselnya ke dalam saku celana sambil nyengir sendiri. Dia baru saja menulis artikel baru mengenai Kris Wu dan keburukannya. Hari yang indah sekali. Dia semakin sumringah ketika langkahnya mendekat pada kerumunan di dekat sebuah kafe. Banyak gadis-gadis berkumpul di sana sambil bergumam kekaguman.
" Aku datang, Minho oppa!" gadis tomboy itu bergumam lalu mengambil sesuatu di dalam tas gendongnya.
Pemuda tampan berambut hitam pekat yang dipotong rapi dengan poni kedepan menutupi keningnya selalu tersenyum sumringah. Matanya yang besar berbinar mengagumkan membuat gadis-gadis yang menghampirinya tersipu. Tangannya yang memegang pulpen mengayun di setiap kertas yang tertuju padanya.
" Terima kasih sudah mendukungku." katanya dengan suara besar yang kedengaran seksi. Pemuda itu menatap dan mengurai senyum lagi, seolah-olah dirinya memang terlahir untuk selalu tersenyum kepada dunia. Sebagai jawaban, para gadis penggemar akan mengutarakan pujian dan kalimat cinta yang begitu cepat dan kadang-kadang tidak kedengaran jelas.
Setelah ikut mengantri lama, akhirnya tiba giliran Amber. Gadis tomboy itu bersikap manis, tersenyum gugup menghadapi idolanya dan gemetar tangannya tak bisa ia hindarkan saat menunjukan sebuah buku terbuka dengan halaman hampir dipenuhi sketsa wajah pemuda itu. Dengan wajah mirip namun gaya rambut berbeda dan pinggirnya tertulis Choi Minho menggunakan huruf hangeul.
" oh, bagus sekali. Apa kau yang menggambar?" Minho mendongak dan bertanya pada Amber yang tersenyum malu sambil mengangguk.
" Gambarmu lebih tampan daripada aslinya." Min ho tersenyum.
" Tidak, oppa yang asli jauh lebih tampan." Kata Amber tersenyum malu-malu.
Min ho beralih pada buku dan membubuhkan tanda tangannya pada sisi yang kosong.
" Aku akan selalu mendukungmu, fighting!" kata Amber saat Min ho selesai menanda tangani bukunya.
" Terima kasih." balas Min ho tak lupa tersenyum lagi.
Amber mengangguk kemudian keluar dari antrian. Dia segera menjauh dan sesampainya di sebuah kursi dekat jalan, dirinya lompat-lompat kegirangan. Berputar-putar memeluk bukunya erat ke dadanya. Matanya terpejam menikmati kebahagiaan yang tersisa atas pertemuannya dengan Min ho barusan. Dia kemudian berbaring di kursi panjang di belakangnya masih memeluk buku dan matanya terpejam. Dia tertawa bahagia sambil berguling-guling kecil ke kanan dan ke kiri dan kakinya tertekuk menendang-nendang ke udara. Dia tidak sadar aksinya di lihat oleh penumpang Bus yang sedang melewatinya. Para penumpang yang duduk di dekat jendela kompak melihat ke luar untuk melihat Amber. Mereka menatap penuh keheranan dan bergumam dia gila sambil menunjuk ke luar jendela.
Ponsel Amber berbunyi membuat aksi kebahagiaannya terusik. Gadis itu merogoh sakunya dan mengangkat sebuah panggilan.
" Halo, dengan siapa ya?" tanya Amber dengan nada manis seperti ketika berbicara pada Min ho.
" Hei ini aku bodoh! Dan ada apa dengan suaramu?" suara tegas di se
Comments