Chapter 3

Pulang

"Ehmmm.... Apa alasanmu ingin keluar dari grup?”

Mata Hongbin terbuka lebar menandakan bahwa ia terkejut. Hakyeon menanyakan itu di depan semua member? Gila, pikirnya. Hongbin tidak kaget mengapa Hakyeon tahu ia ingin keluar grup. Karena sebenarnya ia juga cerita kepada Hakyeon.  Tetapi ia kaget karena Hakyeon sudah tahu jawabannya dan menanyakan itu di depan member lain.

"Maksudmu, hyung? Aku tidak mengerti." Hongbin menjawab dengan lemas.

"Aku ingin tahu mengapa kau ingin mengundurkan diri?"

Hongbin menatap Hakyeon seolah memberi kode. Tapi Hakyeon seolah tidak sadar, ia hanya menatap Hongbin dengan tatapan kosong. Hongbin menoleh ke kanan dan ke kirinya. Semua mata tertuju padanya dan itu membuatnya mual.

"Kau.. ingin keluar dari grup?" Jaehwan bertanya dengan suara yang amat pelan.

Ia melihat Wonshik yang menatap Hakyeon dan dirinya secara bergantian. Terkejut mendengat pertanyaan yang dikeluarkan Hakyeon.

Hongbin terdiam. Perutnya mual dan pandangannya berputar. Sebisa mungkin ia bangkit dari kursinya dan berlari menuju toilet.

Sanghyuk yang di sampingnya berniat untuk menyusulnya, tetapi dicegah oleh Wonshik.

"Biar aku saja," ujarnya dan kemudian menyusul Hongbin.

"Hyung.. Hongbin hyung ingin keluar grup? Benarkah?" Sanghyuk akhirnya bersuara. Pertanyaannya mewakili seluruh member.

Hakyeon tidak menjawabnya.

 

***

 

Di dalam toilet, Hongbin mengeluarkan isi perutnya dan itu membuat kerongkongannya seperti terbakar, panas. Tangannya mencengkram pinggiran westafel dengan kencang karena menahan mual. Kemudian ia menyalakan keran untuk membersihkan westafel dan juga bibirnya. Hampir saja ia mencium lantai kalau tubuhnya tidak ditahan Wonshik yang menyusulnya.

"Astaga," seru Wonshik reflek menahan tubuh Hongbin.

Di tengah rasa sakitnya, Hongbin bisa tahu kalau orang itu adalah Wonshik. Ia mencengkram lengan baju Wonshik dengan kuat ketika kepalanya seperti disengat listrik. Kejadian tadi masih terbayang membuatnya semakin pusing.

"Wonshik.. kepalaku sakit." Wajah Hongbin sudah sangat pucat dan seluruh tubuhnya menggigil.

Tanpa mengatakan apapun Wonshik mengirim pesan ke Taekwoon untuk ke parkiran mobil sekarang dan segera menggendong Hongbin dibelakangnya lalu berlari meninggalkan toilet. Ia tidak kembali ke meja mereka melainkan ke tempat parkir mobil karena takut membuat keributan di dalam.

 

***

 

Mereka memutuskan untuk membawa Hongbin ke dorm terlebih dahulu sebelum dibawa ke rumah sakit. Itu karena mereka harus menunggu keputusan dari sang manajer. Akhirnya Hongbin tidak dibawa ke rumah sakit, melainkan mereka memanggil dokter. Kehidupan seorang idol tidak semudah yang dibayangkan.

Dokter mengatakan kalau Hongbin hanya demam dan kelelahan. Bisa jadi karena ia terlalu banyak pikiran sehingga tubuhnya drop. Belum lagi pola makan dan tidur yang sangat buruk.

"Untuk saat ini, jangan ada yang membahas masalah itu." Wonshik berkata dengan tegas. Terkesan menyindir Hakyeon, tetapi semua tetap menurutinya. Ia memang benar.

"Aku ingin melihat keadaan Hongbin," kata Taekwoon pelan tetapi terdengar seisi ruangan.

Hanya dengan membuka pintu saja, napas Hongbin bisa terdengar. Napas yang dalam tetapi cepat. Taekwoon meringis mendengarnya. Ia berjalan ke arah ranjang Hongbin dan duduk di sebelahnya.

Hongbin terlihat kesakitan. Wajahnya terkadang mengkerut seperti menahan sakit dan tubuhnya tidak berhenti menggigil. Taekwoon tidak yakin kalau Hongbin hanya demam biasa.

Tangan Taekwoon bergerak mengelap keringat salah satu adiknya di grup. Bisa ia rasakan panas tubuh Hongbin yang menyentuh kulitnya. Tubuh Hongbin seperti terbakar.

"Cepatlah sembuh." Taekwoon terdiam dan ia berkata lagi.

"Aku.. ingin mendengar penjelasanmu, Hongbin."

Taekwoon tidak tahu kalau Hongbin mendengarnya.

 

***

 

Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Semua member sudah tertidur kecuali Wonshik. Ia masih memikirkan kejadian di restoran. Hakyeon mengetahui semuanya? Jadi Hongbin sudah menceritakan semuanya pada Hakyeon? Dan Hakyeon dengan tenangnya menanyakan hal itu di depan member lain? Wonshik tidak habis pikir.

Ia berjalan menuju dapur berniat mengambil minum. Baru saja ia membuka kulkas, seseorang memanggilnya.

"Wonshik." Itu Hakyeon.

"Aku tahu kau sangat terkejut atas kejadian tadi," ujar Hakyeon sambil duduk di salah satu kursi.

"Aku tidak akan sangat terkejut jika kau tidak menanyakan itu pada Hongbin di depan semuanya, hyung." Nada bicara Wonshik terdengar dingin.

"Aku hanya ingin Hongbin tidak menutupi masalah ini di belakang semuanya. Mereka berhak tahu," jawab Hakyeon pelan.

Wonshik ingin kembali bicara namun terdahului Hakyeon.

"Tetapi aku pikir aku salah. Aku membuat Hongbin seperti ini. Dan aku menyesal karena berlaku seenaknya. Memang seharusnya Hongbin yang mengatakan sendiri ketika ia siap." Pandangan Hakyeon mengarah ke bawah.

Wonshik hanya menghela napas, tidak tahu ingin bicara apa. Ia sangat kecewa pada Hakyeon saat ini.

Tanpa mereka sadari, pembicaraan mereka telah terdengar oleh seseorang.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Claudy1410 #1
lanjut dong penasaran kenapa Binne mesti keluar grup hehehe
dhydar #2
Chapter 3: Cerita ini bagus sekali! Tolong dilanjutkan writer-nim. Hehe, ditungguuu ♡