Chapter 1

Pulang

Pulanglah... Sekalipun kau menemukan rumah baru

Hongbin menghela napas berat. Kepalanya pusing memikirkan berbagai macam hal yang sedang menjadi masalahnya saat ini. Ya, ia memutuskan untuk hengkang dari grup yang berdiri sejak lima tahun yang lalu. Grup bernama VIXX yang terdiri dari enam orang bernama Cha Hakyeon, Jung Taekwoon, Lee Jaehwan, Kim Wonshik, Lee Hongbin, dan Han Sanghyuk ini terkenal dengan kekompakannya. Namun, karena keputusan salah satu personilnya untuk keluar dari grup, mungkin predikat 'kompak' akan hiang.

Keputusan yang diambil Hongbin ini memang sudah ia pikirkan masak-masak. Tidak mungkin begitu saja ia memutuskan keluar dari grup yang sedang naik daun ini tanpa alasan yang kuat. Kini ia sedang berada di kamarnya mengurus berkas-berkas yang akan dikirim kepada agensi dua minggu lagi.

 

'Tok tok tok'

 

Hongbin menoleh ke arah pintu. Tak lama kemudian, terlihat wajah Wonshik menyembul dari balik pintu. Hongbin yang melihat Wonshik langsung melemparkan senyum lelahnya.

"Hongbin.. Kau yakin dengan keputusanmu?" Wonshik bertanya dengan wajah sendu. Ia masih tidak percaya kalau Hongbin memutuskan untuk keluar dari grup yang dibentuknya bersama-sama. Benar, Wonshik adalah orang terdekat Hongbin di dalam grup. Hanya Wonshik yang mengetahui masalahnya.

"Ya. Aku sudah memikirkan ini dengan matang. Aku rasa ini keputusan yang terbaik." Dengan wajah menunduk Hongbin menjawabnya pelan. Seusungguhnya ia belum yakin benar. Masih terselip rasa ragu atas keputusannya tersebut.

"Tidak bisa kah kau bertahan?" Kali ini Wonshik menatapnya dengan penuh harap. Hongbin masih enggan menatap Wonshik. Sudah berkali-kali ia mendengar kalimat tersebut dari mulut Wonshik. Telinganya sudah kebal. Tetapi tidak dengan hatinya.

"Aku... Tidak bisa." Jawbaban Hongbin membuat Wonshik memejamkan matanya. Sudah berulang kali ia meyakinkan Hongbin, namun jawaban sahabatnya itu teteap sama.

Keheningan menyelimuti mereka. Tidak ada yang mau memecahkan kesunyian itu. Hanya suara detik jarum jam yang terdengar. Seolah soundtrack yang sedang mengiringi.

Sampai akhirnya Hongbin bangkit dari kursinya dan berjalan menuju pintu. Langkahnya terhenti ketika suara Wonshik mengusiiknya.

"Aku masih ingin berjuang bersamamu. Mereka juga." Suara Wonshik terdengar lelah. Bisa Hongbin tebak bahwa Wonshik sedang menahan tangis dan amarahya. Suaranya bergetar, bahkan mampu menggetarkan hati Hongbin. Membuat keputusan untuk keluar dari grup goyah.

'Aku juga' bisik Hongbin dalam hati.

***

Hongbin melangkahkan kakinya menuju dapur. Bisa ia lihat Hakyeon yang sedang memasak makan malam dibantu Taekwoon, Sanghyuk yang sedang bermain PSP, dan Jaehwan yang sedang memperhatikan Sanghyuk bermain game. Terkadang ia berpikir kalau ia begitu kejam terhadap kelima orang teman-temannya. Disaat grup mereka sedang naik daun, ia memilih untuk hengkang hanya karena masalah pribadi.

Ia tidak sadar kalau berdiri di depan pintu dapur lama sekali, sampai suara Sanghyuk menyadarkannya.

"Hyung. Kenapa berdiri di situ?" Rasa penasarannya menghilangkan niatnya untuk mengalahkan score Jaehwan.

Hongbin tersadar dan segera duduk di samping Sanghyuk. Ia berusaha bersikap senormal mungkin. Belum saatnya mereka tahu, pikirnya.

"Kau main apa? Seru sekali," ujar Hongbin sembari mengambil PSP dari tangan Sanghyuk.

"Hei! Aku sedang main!" Hongbin tidak mempedulikan suara Sanghyuk dan ia malah memulai game baru.

"Aku akan mengalahkan score mu, Jaehwan hyung," kata Hongbin membuat Jaehwan memamerkan senyum remehnya.

"Coba saja kalau kau bisa." Seraya melipat kedua tangannya di depan dada, Khas seorang Jaehwan.

Hongbin ingin berteriak dalam hati. Matanya mendadak penuh air mata. Ia pasti akan rindu momen seperti ini ketika ia keluar nanti. Digigitnya bibirnya keras-keras berusaha meredam emosinya. Kata-kata Wonshik sewaktu di kamar tadi terlintas di ingatannya.

 

'Aku masih ingin berjuang bersamamu. Mereka juga'

 

Ia tidak pernah menangis selama ini. Bahkan ketika ia terpilih menjadi member VIXX ataupun VIXX menjadi juara satu di acara musik. Namun kali ini ia ingin menangis. Ingin sekali sampai dadanya terasa ingin meledak. Boleh kah?

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Claudy1410 #1
lanjut dong penasaran kenapa Binne mesti keluar grup hehehe
dhydar #2
Chapter 3: Cerita ini bagus sekali! Tolong dilanjutkan writer-nim. Hehe, ditungguuu ♡