JUST YOUR WAY LU.

Please Subscribe to read further chapters

Description

 Hurt/Comfort, Brothership | Drabbel

standard disclaimer applies

***

Aku selalu percaya pada mu Lu Han

***

“Oh Sehun, apa yang kau lakukan disini,? Kau harus menemui Lu Han segera”! Aku hanya tersenyum pahit mendengar Tao berlari kearah ku panik. Sekali lagi, berita seperti ini menyakiti kami, tetapi kali ini aku merasa lebih sakit dibanding sebelumnya.

“Aku akan disini” Tao menatap ku tajam, ia menyentuh pundak ku.

“Oh Sehun, masih ada waktu untuk membujuknya kembali”

“Waktu tak akan merubah keputusannya…”

“Hanya kau yang akan didengarnya dari dulu, hanya kau alasan yang membuatnya bertahan selama ini, jangan melepasnya Oh Sehun! Atau kau akan menyesal seperti yang telah ku lakukan”

Aku hanya bisa menatap punggung Tao yang menjauhi ku, kenangan menyakitkan tentu menyeruak kembali dihatinya sampai ia berlari menemui ku. Sejak kabar tentang keputusan Lu Han keluar dari EXO keadaan hati semua orang kembali terusik.

Aku bukan membenci keputusan itu, aku percaya Luhan, ketika hati mu sudah tak sanggup lagi dan tubuhmu pun menunjukan ketidak mampuannya, satu-satunya jalan adalah melepaskan semua yang membuat mu lelah. Aku mengerti semua itu, tapi menemuinya sekarang akan meruntuhkan semua ketegaran palsu yang kuciptakan.

“Sehun…” aku pikir aku tak akan mendengar suara itu hari ini. Aku pikir bisa dengan mudah menyembunyikan diri ku dari radar pria itu. Terkadang aku lupa, bahwa ia bisa dengan mudah menemukan aku. Dimanapun keberadaan ku.

“Hai hyung, kau disini” aku hanya berusaha terlihat tenang, terlihat kuat, mukanya kusut, wajahnya pilu. Aku tak ingin menatapnya lebih lama, tetapi tubuhnya yang mengambil alih tempat kosong disamping ku dan seluruh keharuman yang ku hapal dengan baik dalam memori otak ku, membuat kekuatan palsu ku bergetar.

“Aku berangkat besok, mungkin sedikit lebih siang”

“Ohh…hati-hati dan salam untuk bibi”

“Sehun…” aku tak ingin menjawab panggilan itu. Aku akan menangis beberapa detik lagi, tidakkah waktu begitu kejam memperlakukan perasaan ku.

“Sehun, maaf karena tidak bisa menepati janji ku untuk terus menjaga mu…” suaranya bergetar dan itu membuat ku takut. Aku tidak ingin melihatnya lebih rapuh dari ini. Bagaimanapun juga, dengan ketegaran palsu yang tersisa aku meraihnya kedalam pelukan ku, dan titik air itu tumpah juga.

“Kita sudah bicara sebelumnya Lu, aku sudah mempersiapkan diri ku untuk melepaskan keberadaan mu, tolong jangan lagi menangis didepan ku” ku tepuk punggungnya pelan dengan suara yang terisak, bagaimana bisa aku sanggup melepas pria yang tumbuh dewasa bersama ku semudah ini.?

“Aku mencintai mu, yakinlah meskipun keberadaan ku tak lagi ada disamping mu seperti dulu rasa yang telah tercipta tak akan berubah sedikitpun” aku menyetujui ucapan itu, karena aku pun akan melakukan hal yang sama.

“Jaga dirimu Lu, beristirahatlah yang cukup dan jangan lupa untuk menghubungi ku” dia tersenyum pahit pada ku.

“Satu-satunya yang membuat hati ku berat melakukan hal ini adalah diri mu,  kenyataan bahwa aku tak bisa lagi sebebas dulu menemui mu, memandangi senyum mu, dan memeluk mu”

“Aku selalu percaya pada mu Lu, kita memiliki hubungan yang sangat erat dan tak akan semudah itu untuk dilupakan, meskipun waktu perlahan-lahan meninggalkan kita” dia mengangguk pelan, menghapus air mata yang basah membanjiri pipi ku. sentuhan terakhir dari tangan lembutnya yang masih bisa ku nikmati Cuma-Cuma.

Kemudian, langit seolah berusaha mengatakan kepada ku tentang apa yang akan terjadi lagi hari ini. Aku sungguh merasa cemas ketika waktu itu datang, hanya kau Lu, hanya kau yang bisa menenangkan diri ku. Dalam sosok yang mulai menjauh meninggalkan ku itu, dalam punggung rapuh yang kini mulai membelakangi ku, ketakutan ku tersimpan. Jangan pernah sekalipun mencoba melupakan ku Lu, apapun yang terjadi diantara kita.

“Sehun, tidak apa-apakan jika Lu Han tidak ada.”?

Sebuah pertanyaan menyakitkan yang tak ingin ku jawab didepannya dan juga pada perempuan baya yang melahirkan pria bernama Lu Han itu. Aku kemudian berusaha tersenyum, menatap pesan singkat dari mama Lu Han.

Lu, aku suatu hari akan berubah menjadi dewasa. Nanti, jika kita bertemu lagi, aku pastikan kita akan tertawa bersama karena kita adalah sahabat sejati. Jadi, tunggulah saat itu, ketika aku cukup berani untuk menentang dunia dan aku akan menemui mu.

***

Fin

Foreword

“Ketika hati mu sudah tak sanggup lagi dan tubuhmu pun menunjukan ketidak mampuannya, satu-satunya jalan adalah melepaskan semua yang membuat mu lelah”
Dan aku percaya, apapun yang dipilih Lu Han itu adalah yang terbaik untuknya.

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet